Anda di halaman 1dari 6

PROSES PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS (P.M.A) BERIKUT PENGURUSANNYA MENJADI BADAN HUKUM 1.

Ijin dari Badan Koordinasi Penanaman Modan (SK BKPM), adapun dokumen yang diperlukan :

a. Foto copy JVA atau MoU para pendiri. b. Foto copy Pasport dan Power of Attorney (bagi WNA). c. Foto copy KTP dan NPWP (bagi NPWP). d. Foto copy Anggaran Dasar beserta perubahan-perubahannya, NPWP, Domisili, SIUP, dan persetujuan Komisaris/RUPS (bagi badan Hukum PT). e. Surat Kuasa Pengurusan dan Pengambilan SK BKPM. f. Data alamat/domisili PT.PMA yang jelas. g. Mengisi formulir pendaftaran (rangkap 2). h. Maksud dan tujuan PT.PMA (dalam hal ini PT.PMA bergerak dalam bidang pendidikan murni, harus ada rekomendasi dari Dep.Dik.Nas). i. Data kegiatan usaha PT.PMA. j. Susunan Direksi dan Komisaris PT.PMA. k. Susunan pemegang saham PT.PMA. l. Jumlah modal dasar (dalam dollar dan rupiah). m. Nilai nominal saham dan prosentase bagian masing-masing pemegang saham (dalam dollar dan rupiah). n. Jumlah modal pinjaman. o. Jumlah produksi yang dihasilkan per bulan.
p. Nilai benda tidak bergerak (tanah dan bangunan). 2. Cek Nama PT di Dep.Keh melalui SISMINBAKUM. 3. Penandatanganan Akta Pendirian PT.PMA (setelah SK BKPM keluar), dengan menyertakan bukti setor modal. 4. Pengurusan Surat Keterangan Domisili Usaha PT.PMA. 5. Pengurusan NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak). 6. Pengesahan PT. 7. Pengurusan SIUP dan TDP. 8. Pengumuman dalam BNRI.

Bagi Anda yang juga bermaksud mendirikan PT (perseroan terbatas) PMA (Penanaman Modal Asing), kami siap melayani Anda. Yang terpenting bagi kami, syarat PMA pada hakikatnya mengacu kepada Undang-undang Republik tentang Penanaman Modal (UU Tahun 2007-pen). Sedangkan pendirian, tetap mengacu pada UU PT yang baru (UU No. 40/2007-pen). Saran kami, saham asing tetap dibatasi. Yang terpenting, siapapun subyek pihak asing, tetap berpijak pada 2 (dua) hal, pertama, pihak asing perorangan atau bertindak secara pribadi.

Kedua, pihak asing dari Perusahaan Asing. Namun, kedua hal tersebut, harus membuat PT baru dengan tunduk pada hukum positif di Indonesia. Syarat-syaratnya : 1. Passport bagi pihak asing, termasuk visa (izin tinggal), serta penjamin di Indonesia dan alamat tinggal di Indonesia; 2. Mengisi blanko/formulir dari BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal); 3. Mengisi KITAS, dll, di Dinas Tenaga Kerja (pengaturan tersendiri, termasuk biaya yang dikeluarkan Dinas Tenaga Kerja); 3. Legalitas perusahaan asing (jika pihak asing bertindak sebagai wakil perusahaan asing harus Direkturnya); 4. Modal dasar (dalam bentuk mata uang internasional; US $), dan jika rupiah, harus dikonversikan; 5. Selebihnya, sama dengan syarat-syarat untuk pendirian PT, sebagimana artikel saya sebelum ini (terutama untuk pihak Indonesia). Tentang Biaya? Belum ada ketetapan resmi, terutama di kalangan Notaris baik lokal maupun nasional, tentang tarif/biaya pendirian PT PMA. Tapi kami biasanya meminta Rp. 25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah) hingga Rp. 35.000.000,- (tiga puluh lima juta rupiah), sudah termasuk Lembaran Berita Negara. Wah, mahal banget? Apa iya? Coba deh Anda bandingkan, berapa rekan Notaris di Jakarta meminta biaya untuk pendirian PT PMA ini? Jika lebih murah, tolong beritahu saya lengkap dengan data Notaris dan Nomor Teleponnya, untuk konfirmasi. Jika benar, ya, silakan Anda langsung ke Notaris yang bersangkutan.Alasannya, Anda berurusan dengan Notaris tersebut sebelum saya, maka saya tidak boleh mencaploknya, karena terikat Kode Etik Notaris. Bagaimana kalau lebih mahal? Itu terserah Anda. Jika percaya jasa kami, silakan hubung kami, Insya Allah kami bantu Anda hinggal selesai. Yang mesti Anda perhatikan, tentang biaya Notaris, di tiap daerah itu berbeda. Biaya di Jakarta jelas lebih mahal daripada biaya notaris di Padang. Jadi, tentang biaya/tarif Notaris murni wewenang Pengurus Daerah Ikatan Notaris Indonesia (Pengda INI) Kota/Kabupaten masingmasing. Sejauh ini, baru permintaan lokal atau off line (di daerah kami) di Padang, Sumatera Barat. A. Kapan suatu Perusahaan dapat dikatakan sebagai Perusahaan PMA?

Mengacu pada ketentuan yang terdapat dalam UU Penanaman Modal No. 25 Tahun 2007, maka yang disebut sebagai Penanaman Modal Asing, harus memenuhi beberapa unsur berikut (Ps. 1(3)): a. Merupakan kegiatan menanam modal b. Untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia c. Dilakukan oleh penanam modal asing, d. Menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri. Adapun bentuk penanaman modal ini dapat dilakukan melalui beberapa cara, diantaranya (Ps. 5(3)): a. Mengambil bagian saham pada saat pendirian Perseroan Terbatas; b. Membeli saham; dan c. Melakukan cara lain sesuai dengan ketentuan perundang-undangan Berdasarkan pengertian ini, maka dapat disimpulkan bahwa setiap Perusahaan yang didalamnya terdapat Modal Asing, tanpa melihat batasan jumlah modal tersebut dapat dikategorikan sebagai PMA. Sebagai contoh, sebuah perusahaan lokal (PT ABC) menjual 5% sahamnya dalam rangka penambahan modal. Selanjutnya sebuah perusahaan asing (XYZ Co. Ltd) bermaksud membeli saham tersebut. Maka setelah beralihnya saham tersebut kepada XYZ Co. Ltd, PT. ABC akan berubah menjadi PT PMA setelah melalui prosedur yang dijelaskan pada bagian 3. B. Apa-apa saja jenis usaha yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh Perusahaan PMA? Adapun jenis usaha yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh sebuah Perusahaan PMA diatur dalam Perpres No. 76 Tahun 2007 dan Perpres No. 77 Tahun 2007 jo. Perpres No.111 Tahun 2007. Adapun klasifikasi daftar bidang usaha dalam rangka penanaman modal terbagi atas: a. Daftar bidang usaha yang tertutup untuk penanaman modal, seperti Perjudian/Kasino, Peninggalan Sejarah dan Purbakala (candi, keratin, prasasti, pertilasan, bangunan kuno, dll), Museum Pemerintah, Pemukiman/Lingkungan Adat, Monumen, Objek Ziarah, Pemanfaatan Koral Alam serta bidang-bidang usaha lain sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Perpres No.111 Tahun 2007. b. Daftar bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan (Sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Perpres No.111 Tahun 2007): 1. Dicadangkan untuk UMKMK; 2. Kemitraan; 3. Kepemilikan modal; 4. Lokasi Tertentu; 5. Perizinan khusus; 6. Modal dalam negeri 100%; 7. Kepemilikan modal serta lokasi 8. Perizinan khusus dan kepemilikan modal; dan 9. Modal dalam negeri 100% dan perizinan khusus.

C. Bagaimana prosedur pendirian Perusahaan PMA di Indonesia (Peraturan Kepala BKPM No. 12 Tahun 2009 Mulai berlaku 02 Januari 2010) Prosedur pendirian perusahaan PMA dapat dibagi atas 2 bagian, yaitu: a. Pendirian perusahaan baru; b. Penyertaan pada perusahaan dalam negeri yang telah ada. Adapun bentuk perusahaan PMA ini diwajibkan dalam bentuk Perseroan Terbatas (Ps.5(2) UUPM). Terhadap perusahaan PMA ini, dapat berbentuk kantor perwakilan (Representatives Office), Joint Venture ataupun bentuk-bentuk lainnya. Adapun skema umum permohonan izin penanaman modal pada tahap pengajuan di BKPM dapat digambarkan sebagai berikut:

Secara prosedural, pada dasarnya tidak ada perbedaan yang mendasar dalam pengajuan permohonan PMA atas pendirian perusahaan baru maupun penyertaan atas perusahaan PMDN yang telah ada sebelumnya, karena dengan beralihnya suatu PMDN menjadi PMA, maka PMDN tersebut harus meminta persetujuan-persetujuan layaknya mendirikan perusahaan baru. Yang berbeda hanyalah terhadap perusahaan eksisting, tidak perlu melakukan pendaftaran perusahaan (TDP dan NPWP), melainkan hanya memerlukan persetujuan Menteri dalam rangka terjadinya perubahan struktur modal. Berdasarkan ketentuan yang terdapat dalam Pasal 23 Perka BKPM No. 12 Tahun 2009, setiap terjadinya perubahan struktur penanaman modal wajib melakukan pendaftaran penanaman modal ke BKPM. Dalam Perka BKPM ini, perubahan-perubahan dapat mencakup: 1. Perubahan Bidang Usaha atau Produksi 2. Perubahan Investasi 3. Perubahan/Penambahan Tenaga Kerja Asing

4. Perubahan Kepemilikan saham Perusahaan PMA atau PMDN atau Non PMA/PMDN 5. Perpanjangan JWPP 6. Perubahan Status 7. Pembelian Saham Perusahaan PMDN dan Non PMA/PMDN oleh asing atau sebaliknya 8. Penggabungan 9. Perusahaan/Merger Beberapa dokumen yang perlu diperhatikan pada saat mengajukan permohonan untuk mendirikan PMA di Indonesia adalah: 1. Formulir yang dipersyaratkan dalam rangka penanaman modal sebagaimana diatur dalam Perka BKPM No. 12 Tahun 2009; 2. Surat dari Instansi Pemerintah Negara yang bersangkutan atau surat yang dikeluarkan oleh kedutaan besar/kantor perwakilan Negara yang bersangkutan dalam hal pemohon adalah pemerintah Negara lain 3. Paspor dalam hal pemohon adalah perseorangan asing 4. Rekomendasi visa untuk bekerja (dalam hal akan dilakukan pemasukan tenaga kerja asing) 5. KTP dalam hal pemohon adalah warga Negara Indonesia 6. Anggaran dasar dalam hal pemohon adalah badan usaha asing 7. Akta pendirian dan perubahannya beserta pengesahan dari Menteri Hukum dan HAM dalam hal pemohon adalah Badan Usaha Indonesia 8. Proses dan flow chart uraian kegiatan usaha 9. Surat kuasa (bila ada); dan 10. NPWP Setelah diperolehnya persetujuan PMA dari BKPM, maka persetujuan tersebut selanjutnya akan diteruskan kepada Notaris dalam rangka perubahan Anggaran Dasar dan pembuatan Akta Jual beli Saham (bila penanaman modal tersebut dilakukan melalui jual beli saham). Setelah itu, maka proses selanjutnya adalah permohonan penyampaian persetujuan kepada Menteri Hukum dan HAM dengan menyertakan semua dokumen pendukung. Setelah mendapatkan Pengesahan/Persetujuan dari Menteri Hukum dan HAM, maka dilanjutkat dengan permohonan Izin Usaha Tetap melalui BKPM dengan melampirkan semua dokumen yang diperlukan sebagaimana tergambar dalam skema dibawah ini:

Sumber: 1. UU No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal 2. UU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas 3. Perpres No. 76 Tahun 2007 Tentang Kriteria dan Persyaratan Penyusunan Bidang Usaha Yang Tertutup dan Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal. 4. Perpres No. 77 Tahun 2007 Tentang Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup dan Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal 5. Perpres No. 111 Tahun 2007 Tentang Perubahan Atas Perpres No. 77 Tahun 2007 Tentang Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup dan Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal (revisi: sudah diubah dengan Perpres No. 36 Tahun 2010 sebagai Perpres terbaru) 6. Perka BKPM No. 12 Tahun 2009 Tentang Pedoman dan Tata Cara Penanaman Modal

Anda mungkin juga menyukai