Anda di halaman 1dari 5

REFERAT

TONSILITIS

Pembimbing : Dr. Agus S, Sp.THT-KL, M.Kes

Disusun oleh : Julia Mutiarani 030.08.132

Kepaniteraan Klinik Ilmu Telinga Hidung Tenggorok Rumah Sakit TNI Angkatan Laut Dr. Mintohardjo Periode 06 Mei 08 Juni 2013 Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Lembar Pengesahan

Referat yang berjudul Tonsilitis telah diterima dan disetujui pada Maret 2013 oleh pembimbing sebagai salah satu syarat menyelesaikan Kepaniteraan Klinik Ilmu Telinga, Hidung, dan Tenggorok di Rumah Sakit TNI Angkatan Laut Dr. Mintohardjo

Jakarta, Mei 2013

dr. Agus S, SP.THT-KL, M.Kes

Kata Pengantar

Puji syukur kepada Tuhan YME saya panjatkan karena dengan rahmatNya saya dapat menyelesaikan tugas referat Kepaniteraan klinik Ilmu THT RS TNI Angkatan Laut Dr. Mintohardjo dengan judul Tonsilitis ini dengan sebaik-baiknya. Adapun tujuan dari penyusunan referat ini adalah untuk memenuhi tugas kepaniteraan klinik di RS TNI Angkatan Laut Dr. Mintohardjo. Selain itu, penyusunan referat ini juga bertujuan agar penyusun lebih memahami Tonsilitis. Dalam penyusunan referat ini, penyusun banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dr. Agus S, Sp.THT-KL, M.Kes selaku pembimbing atas segala kesabarannya dalam mengarahkan, memberikan bimbingan dan membagi pengalaman yang berharga dalam penyusunan referat ini. Ucapan terima kasih juga saya tujukan kepada rekan-rekan di kepaniteraan klinik ini yang banyak sekali membantu penyusun dalam proses kepaniteraan ini. Akhir kata, penyusun menyadari bahwa referat ini masih jauh dari sempurna, baik dari pemikiran, pengetahuan, penyusunan bahasa, maupun sistematika. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifata membangun dari semua pihak yang membaca referat ini sangat diharapkan guna menjadi pelajaran bagi penyusun dalam menyusun referat di waktu yang akan datang. Dan semoga referat ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Penulis,

Julia Mutiarani 030.08.132

BAB I PENDAHULUAN

Tonsilitis adalah inflamasi atau pembengkakan akut pada tonsil atau amandel. Organisme penyebabnya yang utama meliputi streptococcus atau staphylococcus (Charlene J. Reeves,2001). Tonsil dikenal di masyarakat sebagai penyakit amandel, merupakan penyakit yang sering di jumpai di masyarakat sebagian besar terjadi pada anak-anak. Namun tidak menutup kemungkinan terjadi pada orang dewasa, dan masih banyak masyarakat yang belum mengerti bahkan tidak tahu mengenai gejala-gejala yang timbul dari penyakit ini. Secara umum, penatalaksanaan tonsilitis kronis dibagi dua, yaitu konservatif dan operatif. Terapi konservatif dilakukan untuk mengeliminasi kausa, yaitu infeksi, dan mengatasi keluhan yang mengganggu. Bila tonsil membesar dan menyebabkan sumbatan jalan napas, disfagia berat, gangguan tidur, terbentuk abses, atau tidak berhasil dengan pengobatan konvensional, maka operasi tonsilektomi perlu dilakukan. Jika penyebabnya bakteri, diberikan antibiotik peroral (melalui mulut) selama 10 hari, jika mengalami kesulitan menelan, bisa diberikan dalam bentuk suntikan. Tonsilitis terjadi sebanyak 5 kali atau lebih / tahun dalam kurun waktu 2 tahun. Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotic, sehingga sering dilakukan pengangkatan dari tonsil atau disebut tonsilektomi. Kriteria untuk bisa dilaksanakan tonsilektomi sekarang ini adalah bila terjadi 3 hingga 4 episode tonsiltitis atau faringitis selama satu atau dua tahun. Tonsil perlu diambil 4-6 minggu setelah abses peritonsilar muncul (Charlene J. Reeves,2001).Berdasarkan hasil survey bulan april di ruang Alamanda RSUD Tugurejo Semarang terdapat 15 klien Tonsilitis dari 24 pasien yang rawat inap pada bulan april. Dari data tersebut diketahui bahwa 13 klien dilakukan operasi tonsilektomi. Sedangkan yang terjadi perforasi otitis media akut ada 2 orang. Berdasarkan data tersebut klien yang

menderita tonsil ada 62,5 %, dan 54,2 % telah dilakukan operasi, 8,3 % terjadi komplikasi otitis media akut. Kondisi sebelum operasi dan setelah operasi pada klien dengan tonsilitis mengalami gangguan rasa nyaman nyeri pada saat menelan, menyebabkan asupan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Sehingga perawat memberikan tindakan keperawatan untuk mengatasi nyeri dengan cara mengajarkan tehnik relaksasi dan distraksi. Menginggat banyaknya masalah yang bisa terjadi pada tonsilitis maka perhatian dan perawatan pada tonsilitis tidak boleh di abaikan agar terhindar dari komplikasi, berdasarkan kondisi tersebut maka perawat perlu mengetahui tentang asuhan keperawatan pada tonsilitis agar dapat melakukan asuhan keperawatan dengan baik. Berdasarkan banyaknya masalah di atas maka penulis tertarik untuk melakukan asuhan keperawatan klien dengan tonsilitis, sebagai tugas akhir dengan judul asuhan keperawatan klien dengan tonsilitis.

Anda mungkin juga menyukai