Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Jamu adalah sebutan orang Jawa terhadap obat hasil ramuan tumbuh-tumbuhan

asli dari alam yang tidak menggunakan bahan kimia sebagai aditif. Jamu sudah dikenal lama sejak jaman nenek moyang, banyak resep racikan jamu sudah berumur ratusan tahun dan digunakan secara turun temurun sampai saat ini. Tradisi meracik dan meminum jamu sudah membudaya pada periode kerajaan Hindu-Jawa, hingga berkembang di Keraton Yogya dan Solo, yang kemudian menjadi referensi utama hampir semua perusahaan jamu di Indonesia. Jamu sangat popular bagi masyarakat Indonesia, dan dikonsumsi sejak jaman dahulu oleh masyarakat dari berbagai kalangan, golongan menengah kebawah hingga menengah keatas, baik masyarakat yang tinggal di pedesaan hingga kota-kota besar. Saat ini diperkirakan bahwa 80 persen masyarakat Indonesia, lebih dari 100 ribu orang, minum jamu setiap harinya. Jamu dijajakan melalui para pedagang keliling, mbok jamu yang berkeliling dari desa ke desa, hingga perusahaan-perusahaan jamu besar di Jawa. Sebagian besar masyarakat mengkonsumsi jamu untuk menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh, sebagian mengharapkan manfaat kecantikan, dan kesembuhan dari penyakit tertentu dengan meminum jamu. Perbedaan yang paling mencolok antara jamu dengan obat modern terletak dari bahan pembuatnya. Jamu menggunakan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang langsung diambil dari alam. Sedangkan Obat moderen dihasilkan dari senyawa bahan-bahan kimia sintetis. Oleh karena itu, tingkat efek

2 samping jamu relatif sangat minim dibanding dengan obat modern. Jamu merupakan obat alami yang bebas efek samping. Indonesia memiliki keanekaragaman hayati besar yang dapat dimanfaatkan untuk bahan baku pengobatan tradisional meracik jamu. Selain untuk konsumsi nasional, jamu tradisional juga berpotensi untuk diekspor. Industri kecil jamu tradisional di Indonesia mulai berdiri sejak tahun 1970-n dan terus berkembang, pabrik-pabrik jamu besar kemudian mulai berdiri sekitar tahun 1900-an. Asosiasi yang diakui pemerintah sebagai asosiasi bagi pengusaha jamu dan obat bahan alam di Indonesia yaitu Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat bahan alam Indonesia (GP Jamu). Anggota GP Jamu terdiri dari produsen, penyalur dan pengecer jamu. Ketika sadar obat-obatan farmasi selain ampuh menyembuhkan penyakit juga memberikan dampak sampingan, banyak orang beralih ke obat-obatan tradisional berbahan utama tanaman (herbal medicine). Bagi mereka obat nabati, yang populer dengan sebutan jamu, memberi harapan kesembuhan tanpa atau dengan sedikit dampak ikutan. Bagi pengusaha, obat nabati pun menjadi komoditas yang mulai dilirik. Fenomena ini terjadi tidak cuma di Indonesia, tetapi di berbagai negara di dunia, termasuk negara maju.

1.2

Ruang Lingkup Tugas Berdasarkan kondisi tersebut, maka lingkup tugas dibatasi pada hal-hal yang

dapat ditangani melalui pendekatan disiplin ilmu Desain Komunikasi Visual, yaitu membuat materi komunikasi berupa visual Buku Jamu, Tradisi Kecantikan Wanita Indonesia, untuk memberikan informasi tentang jamu, resep-resep jamu untuk wanita

3 yang dapat secara praktis diterapkan sendiri, serta melestarikan tradisi meracik dan meminum jamu yang sudah menjadi ciri sosial dan budaya di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai