Anda di halaman 1dari 6

TIPE ATAU GAYA KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN

TIPE ATAU GAYA KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN PENDAHULUAN Kepemimpinan merupakan suatu seni, kesanggupan, atau teknik untuk membuat sekelompok orang bawahan dalam organisasi formal atau para pengikut atau simpatisan dalam organisasi informal mengikuti atau menaati segala apa yang dikehendakinya, membuat mereka begitu antusias atau bersemangat untuk mengikutinya, bahkan berkorban untuknya. Suatu organisasi akan berhasil atau gagal itu pada dasarnya ditentukan oleh seorang pemimpin. Suatu ungkapan mulia yang mengatakan pelaksanaan suatu pekerjaan, merupakan ungkapan yang mendudukan posisi pemimpin dalam suatu organisasi pada posisi yang terpenting. Seorang yang dianggap memiliki jiwa pemimpinan adalah orang yang bertanggung jawab, memiliki komitmen dan menjaga hubungan dengan yang dipimpinnya secara bijaksana. Pemimpin yang berkomitmen adalah pemimpin yang mestinya dapat dengan mudah melakukan perubahan perubahan yang dibutuhkan karena seorang pemimpin sungguhan adalah orang yang telah mampu menguasai diri dan karakter terjelek yang dimiliki untuk dirubah menjadi yang terbaik. Seorang pemimpin sejatinya akan sangat memperhatikan seluruh tenaga dipimpimnnya.Dengan kepedulian akan jelas diiketahui secara pasti bagaimana kondisi, n am pengikutnya, kepedulian akan mendorong dan mempercepat para pengikutnya menyimak setiap ide ide seorang pemimpin untuk dilaksanakan tanpa peduli bagaimana pengikut itu mau peduli dengan gagasan.

PEMBAHASAN Tipe atau Gaya Kepemimpinan Pendidikan 1. Gaya kepemimpinan Partisipatif atau Demokratis Merupakan gaya kepemimpinan yang menitik beratkan pada usaha seorang pemimpin dalam melibatkan partisipasi para pengikutnya dalam setiap pengambilan keputusan gaya kepemimpinan paratisipatif adalah pemimpin pendidikan yang melibatkan partisipasi guru, siswa, dan staf administrasi dalam setiap pengambilan keputusan, baik aturan penididikan maupun putusan putusan lain.

a.

b. c.

2.

a. b. c.

3.

Keuntungan - keuntungan yang diperoleh dari gaya kepemimpinan partisipatif adalah: konsultasi kebanwah dapat digunakan dalam rangka meningkatkan kualitas keputusan dengan menarik keahlian yang dimilki oleh para pengikut, sehingga para pengikut akan dapat menerima semua keputusan yang diambil serta dapat menjalankannya. Konsultasi lateral, pemimpin melibatkan serta orang orang dalam berbagai sub unit untuk mengatasi keterbatasan kemampuan yang dimilki pemimpin, Konsultasi ke atas, memungkinkan seorang pemimpin untuk menaruh keahlian seorang atasan yang berkemampuan lebih dari manajer. Pendekatan yang digunakan oleh seorang pemimpin dalam menjalankan fungsi - fungsi kepemimpinan adalah pendekatan holistik atau integralistik. Seorang pemimpin partisipasif akan dsegani bukan ditakuti. Gaya Keepemimpinan Otokratik Kepemimpinan otokratik lebih menitikberatkan pada otoritas pemimpin dengan mengesampingkan partiispasi dan gaya kreatif para pengikutnya. Gaya kepemimpinan pendidikan yang otokratif sangat mengesampingkan peran serta kemampuan guru, siswa, dan staf adminisrtasi dalam setiap kebijakan yang ditempuhnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seorang pemimpin yang bergaya otokratif mempunyai berbagai sikap,diantaranya :[1] Memperlakukan para pengikut sama dengan alat alat lain dalam oraganisasi, sehingga kurang menghargai harkat dan martabat mereka. Mengutamakan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa mengaitkan pelaksanaan tugas tersebut dengan kepentingan dan kebutuhan para pengikut. Mengabaikan peranan para pengikut dalam proses pengambilan keputusan. Kepemimpinan otokratik dengan menggunakan kepemimpinan klasik . Kepetuhan pengikut terhadap pemimpin merupakan corak gaya kepemimpinan otokratik. Para pemimpin dengan gaya otokratik menjadikan tujuan organisasi identik dengan tujuan pribadi. Dilihat dari perspektif kepemimpinannya seorang pemimpin otokratik adalah seseorang yang sangat egois. Dengan egoisme yang demikian besar seorang pemimpin otokratik melihat perannya sebagai sumber segala sesuatu dalam kehidupan organisasianal. Seoerang pemimpin yang otokratik cenderung menganut nilai oraganisasional yang berkisar pada pembenaran segala cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan. Gaya Kepemimpinan Lezess Faire Karakteristik utama pada gaya kepemimpinan Lezess Faire meliputi : persepsi tentang peranan, nilai nilai yang dianut, sikap dengan hubungannya dengan para pengikutnya, perilaku organisasi dan gaya kepemimpinan yang biasa diigunakan. Pemimpin pendidikan yang menggunakan gaya lezess faire akan memberikan kebebasan yang sangat longgar terhadap guru, staf administrasi dalam menjalankan tugas serta mereka dilibatkan dalam pengambilan keputusan.[2] Adapun nilai nilai yang dianut oleh pemimpin gaya lezess faire pada umumnya berpandangan bahwa:

a. b. c. d.

a. b. c. d. e. 4.

a. b. c.

manusia pada dasarnya memiliki rasa solidaritas dalam kehidupan bersama manusia mempunyai kesetiaan pada organisasi dan sesama. Patuh terhadap norma dan peraturan yang telah menjadi komitmen bersama Mempunyai rasa tanggung jawab yang besar terhadap tugas yang telah menjadi tanggung jawabnya. Dengan demikian dapat dismpulkan bahwa ciri ciri utama seorang pemimpin yang bergaya lezess faire adalah: pendelegaian wewenang terjadi secara ekstensif pengambilan keputusan diserahkan kepada pejabat pemimpin yang lebih rendah dan kepada para petugas operasional status Quo organisasi tidak terganggu pertumbuhan dan pengembangan kemampuan berpikir dan bertindak yang inofatif diserahkan kepada anggota organisasi yang bersngkutan selama anggota organisasi menunjukan perilaku dan prestasi kerja yang dinamai intervensi pimpinan dalam perjalanan organisasi berada pada tingkat yang sangat minimum. Gaya Kepemimpinan Transformatif Kepemimpinan transformasional berorientasi kepada proses membangun komitmen menuju sasaran organisasi dan memberikan kepercayaan kepada para pengikut untuk mencapai sasaran sasaran tertentu. Berbagai bentuk gaya kepemimpinan tersebut terimplementasi dalam melakuka semua kebijakan pendidikan yang meliputi antara lain mengakadakan pembinaan terhadap semua personel pendidikan, pelaksanaan program program pendidikan, serta berbagai bentukrealisasi prigram itu sendiri.[3] Didalam gaya kepemimpianan transformatif terdapat beberapa hal, yaitu: Kepemimpinan yang memberi transformasi Orientasi kepemimpinan transaksional Dimensi kepemimpinan transformasional

5. Gaya kepemimpinan Karismatis Pemimpin yang kharismatik[4] adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut.Pada tipe ini mempunyai karakteristik yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang- kadang sangat besar, jelasnya tipe karismatis adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para pengikut tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara nyata mengapa orang tertentu itu sangat dikagumi. Penampilanya bukan merupakan ukuran yang berlaku karena ada pemimpin yang dipandang sebagai pemimpin yang karismatis kalau dilihat dari penampilanya sebenarnya tidak atau kurang mempunyai daya tarik. Ciri- ciri pemimpinan yang karismatis ini ialah: a. Mempunyai daya tarik yang sangat besar. b. Pengikutnya tidak bisa menjelaskan, mereka tertarik pada pemimpin.

c. Seolah olah mempunyai kekuatan gaib( supernatural power). d. Karisma yang dimiliki tidak terpaut oleh umur, kekayaan, kesehatan, ataupun oleh wajah.Tipe ini banyak terdapat di masyarakat yang masih tradisional, umumnya di masyrakat yang agraris. 6. Gaya Kepemimpinan Paternalistis Ciri ciri tipe ini ialah: a. Bersikap mempunyai wawasan yang luas. b. Menutup kesempatan pada bawahan untuk berkreasi dan berfantasi. c. Bersifat terlalu melindungi. d. Menganggap bahwa bawahan tidak dewasa. e. Jarang memberi kesempatan untuk memberikan keputusan. Persepsi seorang pemimpin ini tentang perananya dalam organisasi dapat dikatakan diwarnai oleh harapan para pengikutnya kepadanya. Harapan itu pada umumnya berwujud keinginan agar pemimpin mampu berperan sebagai bapak yang bersifat melindungi dan yang layak dijadikan sebagai tempat bertanya dan untuk memperoleh petunjuk. Seorang pemimpin yang bertipe ini biasanya mengutamakan kebersamaan. Ini terlihat jelas dari slogannya yaitu seluruh anggota organisasi merupakan anggota satu keluarga besar. Berdasarkan nilai kebersamaan itu, dalam organisas iyang dipimpin oleh seorang pemimpin yang paternalistik kepentingan bersama dan perlakuan yang seragam terlihat menonjol pula. Artinya, pemimpin yang bersangkutan berusaha untuk memperlakukan semua orang dan semua satuan kerja terdapat di dalam organisasi seadil dan serata mungkin. Dalam organisasi demikian tidak terdapat penonjolan orang atau kelompok tertentu, kecuali sang pemimpin dengan dominasi keberadaannya. 7. Gaya Kepemimpinan Militeristis Ciri- ciri gaya ini adalah a. Disiplin yang tinggi dan bersikap kaku. b. Menggunakan upacara- upacara untuk berbagai keadaan. c. Formalitas yang berlebih-lebihan. d. Sukar menerima kritik dan saran. e. Senang bergantung pada pada pangkat jabatannya. 8. Gaya Kepemimpinan Visioner Pemimpin fisioner mengartikulasikan kemana kelompok berjalan, tetapi bukan bagaimana cara mencapai tujuanmembebaskan orang yang berinovasi, bereksperimen, dan menghadapi resiko yang sudah diperhitungkan.[5] Adapun ciri ciri pemimpin Visioner,yaitu menggunakan inspirasi bersama dengan tritunggal EI, yaitu kepercayaan diri, kesadaran diri, dan empati, pemimpin fisioner akan mengartikulasikan suatutujuan yang baginya merupakan tujuan sejati dan selaras dengan nilai bersama orang orang yang dipimpinnya.

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

PENUTUP Dari pemaparan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa setiap pemimpin mempunyai tipe atau gaya dalam memimpin sebuah organisasi atau lembaga. Berikut ini macam-macam tipe atau gaya kepemimpinan: Tipe atau gaya otokratis Tipe atau gaya paternalistik Tipe atau gaya karismatik Tipe atau gaya laissez faire Tipe atau gaya demokratik Tipe atao gaya Militeristik Tipe atau gaya Transformatif Tipe atau gaya Visioner Tipe kepimpinan yang paling ideal adalah tipe kepemimpinan demokratis, karena dalam tindakan dan usahanya, ia selalu berpangkal pada kepentingan dan kebutuhan kelompok, dan selalu mempertimbangkan kesanggupan serta kemampuan kelompoknya. Seorang pemimpin yang demokratis dihormati dan disegani dan bukan ditakuti karena perilakunya dalam kehidupan organisasional perilakunya mendorong para bawahannya menumbuhkan dan mengembangkan daya inovasi dan kreatifitas. Dengan sungguh-sungguh ia mendengarkan pendapat, saran, dan kritik orang lain terutama pada bawahannya.

Daftar pustaka DRohmat, 2010. Kepemimpinan pendidikan konsep dan aplikasi. Purwokerto:STAIN press. Goleman, Daniel. Ricard Boyatzis. Annie McKEE, 2004.Primal Leadership. Jakarta :PT Gramedia Pustaka utama. Siagian, Sondang P. 2003. Teori Dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: PT RINEKA CIPTA. Thoha, Miftah. 2010. Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta: Rajawali Pers. Purwanto, M. Ngalim. 2009. Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA.

[1] .Rohmat, kepemimpinan pendidikan konsep dan aplikasi, purwokerto; STAIN

press,2010, hal. 62 [2] .ibid, hal.66 Sondang P.Siagan. teori dan prktik kepemimpinan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Hal37 [3] . Ibid, hal. 56 Sondang P. Siagian ,MPA.prpf .DR. teori dan praktek kepemimpinan, PT Rineka Cipta,Jakarta, 1999. Hal. 31 [4] Karisma adalah bakat kepemimpinan yang luar biasa yang terdapat di dalam diri seseorang sehingga menimbulkan rasa kagum dari orang lain. [5] .Goleman, Daniel. Richart Boyatzis, Annie McKee. Primal Leadership kepemimpinan berdasarkan kecerdasan emosi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta:2004. Hal.67
Diposkan oleh ipank abadi di 20.36

Anda mungkin juga menyukai