Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN TUGAS AKHIR EKSPERIMEN ELEKTRONIKA DASAR POWER SUPPLY AC DC

DISUSUN OLEH: 1. SITI MASUTI SURYANAH 2. ENI SUGIARTI 3. ANIS RIZKIANAWATI 4. BAMBANG SUTIPNYO (4201411027) (4201411048) (4201411075) (4201411115)

JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012

A. TUJUAN Tujuan dari praktikum ini adalah: 1. Mampu membuat Power Supply AC DC 2. Mengetahui aplikasi dan prinsip kerja dari Power Supply AC DC B. RANGKAIAN DAN DAFTAR KOMPONEN

No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 9.

Nama komponen Transformator Dioda Resistor Trimpot Kapasitor LED IC Switch

Type 2 Ampere dengan CT 1N4001 1,5 K 120 1 K 1000F 10 F LM 317 Putar 4 pilihan On/of IC 741

Jumlah(buah) 1 2 4 1 3 1 1 3 1 2 1 1 4 1

10. Soket 11. Band infuse 12. Fuse holder

C. PRINSIP KERJA RANGKAIAN Dioda Dioda merupakan suatu komponen elektronik yang dapat melewatkan arus pada satu arah saja, yaitu dari anoda ke katoda. Dioda memegang peran penting dalam elektronika, diantaranya adalah untuk menghasilkan tegangan searah dari tegangan bolak-balik, untuk mengesan gelombang radio, untuk membuat berbagai bentuk gelombang isyarat, untuk mengatur trgangan searah agar tidak berubah dengan bebean maupun dengan perubahan tegangan jala-jala (PLN) Transformator Transformator adalah komponen yang dapat mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain. Untuk Power Supply AC DC ini digunakan transformator untuk menurunkan tegangan sekunder. Power Supply Power supply diharapkan dapat melakukan fungsi berikut ini : Rectification : konversi input listrik AC menjadi DC Voltage Transformation : memberikan keluaran tegangan / voltage DC yang sesuai dengan yang dibutuhkan Filtering : menghasilkan arus listrik DC yang lebih "bersih", bebas dari ripple ataupun noise listrik yang lain

Regulation : mengendalikan tegangan keluaran agar tetap terjaga, tergantung pada tingkatan yang diinginkan, beban daya, dan perubahan kenaikan temperatur kerja juga toleransi perubahan tegangan daya input

Isolation : memisahkan secara elektrik output yang dihasilkan dari sumber input Protection : mencegah lonjakan tegangan listrik (jika terjadi), sehingga tidak terjadi pada output, biasanya dengan tersedianya sekering untuk auto shutdown jika hal terjadi. Idealnya, sebuah power supply dapat menghasilkan output yang bersih,

dengan tegangan output yang konstan terjaga dengan tingkat toleransi dari tegangan input, beban daya, juga suhu kerja, dengan tingkat konversi efisiensi 100%. Secara sederhana, apa yang terjadi pada power supply adalah sebagai berikut : Input listrik AC 220V via rectifier (diubah ke DC),filter (membersihkan dari noise sumber listrik AC). Kapasitor berkapasitas besar juga digunakan untuk lebih meratakan tegangan. Tegangan jala-jala 220 volt dari listrik PLN diturunkan oleh trafo atau transformator penurun tegangan yang menerapkan perbandingan lilitan. Dimana perbandingan lilitan dari suatu transformator akan mempengaruhi perbandingan tegangan yang dihasilkan. Tegangan yang dihasilkan oleh trafo masih berbentuk gelombang AC dan harus disearahkan dengan menggunakan penyearah. Rangkaian penyearah yang digunakan memanfaatkan 2 buah dioda yang telah dirancang untuk bisa meloloskan kedua siklus gelombang ac menjadi satu arah saja. Gelombang dua arah yang telah diubah menjadi satu arah keluaran dari dioda bridge masih memiliki riak atau masih memiliki amplitude tegangan yang tidak rata. Hal ini dikarenakan dioda hanya menghilangkan siklus negative dan menjadikannya siklus positif tetapi tidak merubah bentuk gelombang sama sekali dimana masih memilki lembah dan bukit. Untuk itu dimanfaatkan kapasitor yang mempunyai kapasitansi yang cukup besar untuk membuat rata gelombang tersebut. Hal ini dikarenakan lamanya proses pelepasan muatan oleh kapasitor sehingga seolah-olah amplitudo dari gelombang tersebut menjadi rata.

D. PROSEDUR PENGUJIAN ALAT a. Mengukur tegangan AC 1. Menyiapkan alat yang akan digunakan 2. Mengkalibrasi osiloskop 3. Menghubungkan power supply dengan listrik 4. Memasang prob chanel 1 pada titik A-CT dan memasang prob chanel 2 pada band infuse dengan saklar menunjuk pada tegangan 0 volt 5. Mengulang langkah no 3 dengan mengubah saklar pada tegangan 6, 9 dan 12 volt. 6. Menggambar gelombang pada kertas transparasi. 7. Setelah selesai mengukur dengan osiloskop, melanjutkan mengukur titik-titik tersebut dengan menggunakan multimeter. 8. Mencatat kedalam tabel pengamatan. b. Mengukur tegangan DC 1. Memasang prob chanel 1 pada titik A-CT dan memasang prob chanel 2 pada titik B-CT 2. Mengulang langkah no 1 tetapi memasang prob chanel 2 pada band infuse pada tegangan 6, 9 dan 12 volt 3. Menggambar gelombang pada kertas transparasi. 4. Setelah selesai mengukur dengan osiloskop, melanjutkan mengukur titik-titik tersebut dengan menggunakan multimeter. 5. Mencatat kedalam tabel pengamatan.

E. DATA PENGUJIAN ALAT a. Tegangan AC Tabel 1. Tegangan keluaran AC No. Titik pengujian Chanel 1 Chanel 2 1. A-CT 0 2. A-CT 6 3. A-CT 9 4. A-CT 12 b. Tegangan DC Tabel 1. Tegangan keluaran DC No. Titik pengujian Chanel 1 Chanel 2 1. A-CT B-CT 2. A-CT 6 3. A-CT 9 4. A-CT 12 Osiloskop V CH1(volt) 15 15 15 15 V CH2 (volt) 0 0 0 0,15 Multimeter Vi(volt) Vo(volt) 11,23 14,43 11,24 6,06 11,25 9,10 11,29 11,59 Osiloskop V CH1(volt) 15 15 15 15 V CH2 (volt) 0,05 7,5 3 6,25 Multimeter Vi(volt) Vo(volt) 11,5 0,015 11,27 5,59 11,25 8,48 11,24 11,24

F. ANALISIS HASIL PENGUJIAN ALAT a. Tegangan AC 1. Chanel 1 (titik A-CT) V= h x skala volt/div =6 x 5 volt/div =30 Vpp = 15 Volt T= x skala time/div =2 x 10 ms T= 2 x 10-2 s Chanel 2 (V0 = 0 volt) V= h x skala volt/div =1 x 0,1 volt/div =0,1 Vpp = 0,05 Volt T= x skala time/div =2 x 10 ms T= 2 x 10-2 s

2. Chanel 1 (titik A-CT) V= h x skala volt/div =6 x 5 volt/div =30 Vpp = 15 Volt T= x skala time/div =2 x 10 ms

Chanel 2(V0 = 6 volt) V= h x skala volt/div =3 x 5 volt/div =15 Vpp = 7,5 Volt T= x skala time/div =2 x 10 ms

T= 2 x 10-2 s

T= 2 x 10-2 s

3. Chanel 1 (titik A-CT) V= h x skala volt/div =6 x 5 volt/div =30 Vpp = 15 Volt T= x skala time/div =2 x 10 ms T= 2 x 10-2 s

Chanel 2(V0 = 9 volt) V= h x skala volt/div =3 x 2 volt/div =6 Vpp = 3 Volt T= x skala time/div =2 x 10 ms T= 2 x 10-2 s

4. Chanel 1 (titik A-CT) V= h x skala volt/div =6 x 5 volt/div =30 Vpp = 15 Volt T= x skala time/div =2 x 10 ms T= 2 x 10-2 s

Chanel 2(V0 = 12 volt) V= h x skala volt/div =2,5 x 5 volt/div =12,5 Vpp = 6,25 Volt T= x skala time/div =2 x 10 ms T= 2 x 10-2 s

b. Tegangan DC 1. Chanel 1 (titik A-CT) V= h x skala volt/div =6 x 5 volt/div =30 Vpp = 15 Volt T= x skala time/div =2 x 10 ms T= 2 x 10-2 s Chanel 2(B-CT) V= h x skala volt/div =1,5 x 0,1 volt/div =0,15 Volt T= x skala time/div =2 x 10 ms T= 2 x 10-2 s

2. Chanel 1 (titik A-CT) V= h x skala volt/div =6 x 5 volt/div =30 Vpp = 15 Volt T= x skala time/div =2 x 10 ms T= 2 x 10-2 s

Chanel 2(V0 = 6 volt) V= h x skala volt/div =0 x 5 volt/div =0 Volt T= x skala time/div = x 10 ms T=

3. Chanel 1 (titik A-CT) V= h x skala volt/div =6 x 5 volt/div =30 Vpp = 15 Volt T= x skala time/div =2 x 10 ms T= 2 x 10-2 s

Chanel 2(V0 = 9 volt) V= h x skala volt/div =0 x 5 volt/div =0 Volt T= x skala time/div = x 10 ms T=

4. Chanel 1 (titik A-CT) V= h x skala volt/div =6 x 5 volt/div =30 Vpp = 15 Volt T= x skala time/div =2 x 10 ms T= 2 x 10-2 s

Chanel 2(V0 = 6 volt) V= h x skala volt/div =0 x 5 volt/div =0 Volt T= x skala time/div = x 10 ms T=

G. PEMBAHASAN HASIL PENGUJIAN ALAT Tujuan pembuatan power supply AC DC adalah untuk mendapatkan nilai keluaran berupa tegangan AC dan tegangan DC dengan ketentuan nilai keluaran 0 volt, 6 volt , 9 volt dan 12 volt dengan arus maksimum 2 Ampere dan Vrpp < 10 mV. Untuk mendapatkan tegangan keluaran AC tersebut digunakan transformator sebagai penurun tegangan, dari tegangan PLN sebesar 220 volt menjadi 0 volt, 6 volt, 9 volt dan 12 volt. Dari hasil pengujian alat diperoleh data yang kurang sesuai dengan tegangan keluaran yang telah ditentukan. Untuk tegangan keluaran sebesar 0 volt diperolah tegangan sebesar 0,015 volt pada multimeter dan 0,05 volt pada osiloskop. Untuk tegangan keluaran sebesar 6 volt diperolah tegangan sebesar 5,59 volt pada multimeter dan 7,5 pada osiloskop. Untuk tegangan keluaran sebesar 9 volt diperolah tegangan sebesar 8,48 volt pada multimeter dan3 volt pada osiloskop. Dan untuk tegangan keluaran sebesar 12 volt diperolah tegangan sebesar 11,24 volt pada multimeter dan 6,25 volt pada osiloskop. Dari data tersebut diketahui bahwa tegangan yang didapatkan berbeda dengan tegangan yang di hasilkan ketika pengujian alat, hal ini disebabkan karena kualitas transformator yang digunakan yang menyebabkan turun tegangan. Bentuk sinyal keluaran dari tegangan AC adalah sinusoida. Untuk mendapatkan tegangan keluaran DC tersebut digunakan dioda sebagai penyarah tegangan dari tegangan AC. Tegangan keluaran yang diharapkan dari alat ini adalah 0 volt, 6 volt, 9 volt dan 12 volt. Dari hasil pengujian alat diperoleh data yang kurang sesuai dengan tegangan keluaran yang telah ditentukan. Untuk tegangan keluaran sebesar 0 volt diperolah tegangan sebesar 14,43 volt pada multimeter. Untuk tegangan keluaran sebesar 6 volt diperolah tegangan sebesar 6,06 volt pada multimeter. Untuk tegangan keluaran sebesar 9 volt diperolah tegangan sebesar 9,10 volt pada multimeter. Dan untuk tegangan keluaran sebesar 12 volt diperolah tegangan sebesar 11,59 volt pada multimeter. Dari data tersebut diketahui bahwa tegangan yang didapatkan berbeda dengan tegangan yang di hasilkan ketika pengujian

alat, hal ini disebabkan karena resistor yaang digunakan besarnya tidak sesuai dengan besar resistor untuk meendapatkan tegangan keluaran yang diharapkan. Pada tegangan keluaran yang diharapkaan sebesar 0 volt, tegangan yang diperoleh pada alat sebesar 14,43 volt, tegangan ini sangat jauh berbeda dengan tegangan yang diharapkan, hal ini karena pada rangkaian terjadi tegangan bocor. Yang dimaksud dengan tegangan bocor adalah pengukuran pada rangkaian dilakukan antara ground dengan kutub positif (lihat gambar 1). Sinyal keluaran pada tegangan DC pada tegangan yang diharapkan 0 volt adalah berbentuk gergaji. Sedangkan sinyal keluaran pada tegangan keluaran yang lain yaitu 6 volt, 9 volt dan 12 volt berbentuk garis lurus. Tegangan keluaran berbentuk garis lurus, menandakan kalau tegangan keluaran DC sudah stabil atau tidak memiliki tegangan riak. H. SIMPULAN 1. Power supply adalah suatu filter penyearah(rectifier-filter) yang mengubah tegangan AC menjadi tegangan DC murni. Sebuah power supply adalah sebuah perangkat yang memasok energi listrik untuk satu atau lebih beban listrik. Istilah ini paling sering diterapkan ke perangkat yang mengkonversi salah satu bentuk energi listrik yang lain, meskipun mungkin juga merujuk ke perangkat yang mengkonversi energi bentuk lain (misalnya, mekanis, kimia, surya) menjadi energi listrik. Sebuah catu daya diatur adalah salah satu yang mengontrol tegangan output atau saat ini untuk nilai tertentu, nilai dikendalikan mengadakan hampir konstan, meskipun variasi baik dalam beban arus atau tegangan yang diberikan oleh sumber energi catu daya. 2. Prinsip dari power supply ini adalah sebagai berikut : untuk menurunkan

tegangan listrik AC 220V digunakan transformator, sehingga didapatakan tegangan AC yang lebih kecil dari 220 volt yaitu 6 volt, 9 volt dan 12 volt. Untuk mengubah tegangan AC menjadi DC menggunakan prinsip penyearah atau rectifier, sebagai penyearah digunakan dua buah dioda. Untuk mendapatkan tegangan keluaran yang stabil, digunakan prinsip dari filter (membersihkan dari noise sumber listrik AC). Kapasitor berkapasitas besar digunakan untuk lebih meratakan tegangan.

I. DAFTAR PUSTAKA Anonim.2012.Power Supply. http://ikabuh.files.wordpress.com/2012/02/powersupply.pdf. diakses tanggal 15.11.2012 08:26 Susilo, dkk.2010.Bahan Ajar.Semarang: Laboratorium Fisika UNNES Akbar, Dedi.2010.Prinsip Kerja Power Supply. http://www.dediakbar.com/2010/05/rangkaian-power-supply-rangkaiancatu.html. diakses tanggal 15.11. 2012 08:30

J. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai