3.PPh Pasal 21..ana
3.PPh Pasal 21..ana
PENGERTIAN: PPh Pasal 21/26 adalah PPh yang terutang sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan (active income) yang dilakukan oleh Wajib Pajak orang pribadi Subjek Pajak dalam/ luar negeri
PEMOTONG PAJAK
ORANG PRIBADI
PEMBERI KERJA BENDAHARA/ PEMEGANG KAS PEMERINTAH DANA PENSIUN, BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA ORANG PRIBADI MELAKUKAN KEGIATAN USAHA / PEKERJAAN BEBAS & BADAN PENYELENGGARA KEGIATAN 5/28/2013
PEGAWAI TETAP = direktur, staf, dll PEGAWAI TIDAK TETAP = pegawai harian, borongan BUKAN PEGAWAI = tenaga ahli, pengajar, artis, dll
Pegawai yang hanya menerima penghasilan jika ybs. bekerja berdasarkan jml hari, unit hasil, atau penyelesaian pekerjaan yg diminta pemberi kerja Orang pribadi selain Pegawai Tetap dan Pegawai Tidak Tetap yg menerima imbalan sehubungan dengan Pekerjaan, jasa, atau kegiatan
Bukan Pegawai
Iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan dan iuran tunjangan hari tua atau Jaminan Hari Tua kepada badan penyelenggara THT atau badan penyelenggara jamsostek yang dibayar oleh pemberi kerja;
Zakat yg diterima orang pribadi yg berhak dari badan /lembaga amil zakat yg dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah, atau sumbangan keagamaan yg sifatnya wajib bagi pemeluk agama yg diakui di Indonesia yg diterima oleh orang pribadi yg berhak dari lembaga keagamaan yg dibentuk atau disahkan pemerintah
Beasiswa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf l UU Pajak Penghasilan.
PPh yg ditanggung Pemberi Kerja, merupakan penerimaan dalam bentuk kenikmatan sehingga tidak dipotong PPh 21.
Sebesar yg dibayarkan Pegawai ke lembaga dana Pensiun yg disahkan Menkeu Atau badan penyelenggaran JHT Dan THT yg disahkan Menkeu
pegawai tetap
Ditentukan keadaan pada awal tahun kalender Karyawati kawin, PTKP yang dikurangkan untuk dirinya sendiri Rp24.300.000, kecuali suami tidak menerima/ memperoleh penghasilan yang dibuktikan dengan Surat Keterangan dari Pemerintah Daerah setempat min kecamatan sehingga PTKP untuk dirinya + status kawin + PTKP tanggungan anggota keluarga
pegawai tetap
Biaya Pensiun : Biaya fiktif sebagaimana biaya jabatan yang diberikan kepada penerima pensiun
Uraian
Biaya Jabatan
5%x Penghasilan Bruto 5%x Penghasilan Bruto
Besarnya
maksimal Rp 500.000/bulan atau Rp 6.000.000/tahun maksimal Rp 200.000/bulan atau Rp 2.400.000/tahun
PMK-250/PMK.03/2008
Biaya Pensiun
pegawai tetap
2. Pegawai yang berhenti 2. Pegawai yang berhenti bekerja pada periode berjalan bekerja karena meninggal karena pensiun dunia 3. Pegawai berhenti bekerja 3. Pegawai yang berhenti pada periode berjalan dan bekerja karena tidak meninggalkan meninggalkan Indonesia Indonesia untuk selamauntuk selama-lamanya lamanya 4. Pegawai yang pindah ke kantor pusat atau cabang lainnya pada pemberi kerja yang sama
- Tenaga harian
PPh 21 = 5% x PKP
PPh 21 = Tarif Ps 17 UU PPh x PKP Disetahunkan (jk per bln > 6 Juta)
penerima penghasilan bukan pegawai harus menyerahkan fotokopi kartu NPWP, dan bagi wanita kawin harus menyerahkan fotokopi kartu NPWP suami serta fotokopi surat nikah & kartu keluarga
PPh Pasal 21
Mantan Pegawai penerima bonus Penarikan Peserta Program Pensiun Peserta Kegiatan
Bukan Pegawai dengan penghasilan berkesinambungan tanpa NPWP Bukan Pegawai dengan penghasilan tidak berkesinambungan
Tarif Ps. 17 x [(50% x Penghsl Bruto) PTKP]
15% x Penghasilan selain yg terkait dgn gaji dari APBN/D Pejabat Negara
PNS Anggota TNI/ Polri Pensiunan PNS/ TNI/ Polri Gol. III/a ke atas
II. PENERIMA MANFAAT PENSIUN ATAU TUNJANGAN HARI TUA/ TABUNGAN HARI TUA/ JAMINAN HARI TUA YANG DIBAYARKAN SEKALIGUS
PENGHASILAN BRUTO Sampai dengan Rp 50.000.000 di atas Rp 50.000.000 TARIF tidak dipotong 5%
Pejabat Negara PNS (Gol III/a keatas) TNI/Polri (Peltu/Ajun Inspektur Tk. I keatas) Yang menerima honorarium (di luar gaji) yang bersumber dari keuangan negara/daerah