Anda di halaman 1dari 23

Pengertian Trickling Filter

Trickling Filter merupakan salah satu aplikasi pengolahan air limbah dengan memanfaatkan teknologi Biofilm. Trickling filter ini terdiri dari suatu bak dengan media fermiabel untuk pertumbuhan organisme yang tersusun oleh materi lapisan yang kasar, keras, tajam dan kedap air. Kegunaannya adalah untuk mengolah air limbah dengan dengan mekanisme air yang jatuh mengalir perlahan-lahan melalui melalui lapisan batu untuk kemudian tersaring.

Komponen Sistem Trickling Filter Tiga komponen utama Trickling Filter yaitu : 1. Distributor AIr limbah didistribusikan pada bagian atas lengan distributor yang dapat berputar

2. Pengolahan (Pada Media Trickling Filter) Pengolahan Trickling Filter terdiri dari suatu bak atau bejana dengan media permiable untuk pertumbuhan bakteri.

3. Pengumpul Filter juga di lengkapi dengan Underdrain untuk mengumpulkan Biofilmyang mati,kemudian diendapkan dalam bak sedimentasi. Bagian cairan yang keluar biasanya dikembalikan lagi ke Trickling Filter sebagai iar pengencer dari air baku yang diolah.

Faktor-faktor yang Berpengaruh pada Efisiensi Trickling Filter 1. Persyaratan Abiotis a. Jenis Media Bahan untuk media Trickling Filter harus kuat, keras dan tahan tekanan, tahan lama, tidak mudah berubah dan mempunyai luas permukaan per nit volume yang tinggi. Bahanbahan yang biasa digunakan adalah batu kali, krikil, antrasit, batu bara, dan sebagainya. Akhir-akhir ini telah digunakan media plastik yang dirancang sedemikian rupa sehingga menghasilkan panas yang tinggi

b. Diameter Media Diameter media Trickling Filter biasanya antara 2,5-7,5 cm. Sebaiknya dihindari penggunaan media dengan diameter terlalu kecil karena akan memperbesar kemungkinan penyumbatan. Makin luas permukaan media maka semakin banyak pula mikroorganisme yang hidup di atasnya.

c. Ketebalan Susunan media Ketebalan meda Trickling Filter minimum 1 meter dan maksimum 3-4 meter. Makin tinggi ketebalan media maka maka makin besar pula total luas permukaan yang ditumbuhi mikroorganisme sehingga makin banyak pula mikroorganisme yang tumbuh menempel diatasnya.

d. lama Waktu Tinggal Trickling Filter Diperlukan lama waktu tinggal yang disebut waktu pengkondisian atau pendewasaan agar mikroorganisme yang tumbuh diatasa permukaan media telah tumbuh cukup memadai untuk terselenggaranya proses yang diharapkan. Masa pendewaas biasa berkisar 2-6 minggu. Lama waktu tinggal ni dimaksudkan agar mikroorganisme dapat menguraikan bahan-bahan organik dan tumbuh dipermukaan media Trickling Filter membentuk lapisan Biofilmatau lapisan berlendir.

d. PH Pertumbuhan mikroorganisme khususnya bakteri dipngaruhi oleh nilai PH. Agar pertumbuhan baik diusahakan agar PH mendekati keadaan netral. Nilai PH antara 4-9,5 dengan nilai PH yang optimum 6,5-7,5 merupakan lingkungan yang sesuai.

e. Suhu Suhu yang baik untuk Mikroorganisme adalah 25-37 Derajat Celcius. Selain itu suhu juga mempengaruhi kecepatan reaksi dari suatu proses biologis. Bahkan efisiensi dari Trickling Filter sangat dipengaruhi oleh suhu.

f. Aerasi Agar Aerasi berlangsung dengan baik media Trickling Filter harus disusun sedemikian rupa sehingga memungkinkan masuknya udara kedalam sistem Trickling Filter tersebut. Ketersediaan udara, dalam hal ini adalah Oksigen sangat berpengaruh terhadap proses penguraian oleh mikroorganisme.

Trickling Filter dan Bangunan Pendukung

Tampak Depan

Tampak Belakang

Tampak Kanan

Tampak Kiri

Unit Trickling Filter Tampak Atas

Unit Trickling Filter Tampak Samping Kiri

http://ryan-ajalah.blogspot.com/2010/06/pengertian-rickling-filter-trickling.html

1. Faktor-faktor yang berpengaruh pada efisiensi penggunaan trickling filter Agar fungsi trickling filter dapat berjalan dengan baik, diperlukan persyaratan-persyaratan sebagai berikut : a. Persyaratan Abiotis, yaitu : 1) Lama waktu tinggal trickling filter

Diperlukan lama waktu tinggal yang disebut dengan masa pengkondisian atau pendewasaan agar mikroorganisme yang tumbuh di atas permukaan media telah tumbuh cukup memadai untuk terselenggaranya proses yang diharapkan. Waktu aerasi dirancang umumnya antara 3 8 hari.20)Lama waktu tinggal ini dimaksudkan agar mikroorganisme dapat menguraikan bahanbahan organik dan tumbuh di permukaan mediatrickling filter membentuk lapisan biofilm atau lapisan berlendir. Penelitian yang dilakukan oleh Istikomah (2007), pertumbuhan mikroorganisme pada media batu kali mulai terbentuk lapisan biofilmpada hari ke-3 masa pengkondisian. 2) Aerasi Agar aerasi berlangsung dengan baik, media trickling filter harus disusun sedemikian rupa sehingga memungkinkan masuknya udara ke dalam sistem trickling filter tersebut. Keterbatasan udara dalam hal ini adalah oksigen sangat berpengaruh terhadap proses penguraian oleh mikroorganisme.2) Aerasi juga dapat dilakukan dengan distributor berputar. Air limbah dikeluarkan di atas penyaring menetes oleh suatu distributor berputar sehingga aerasi cairan berlangsung sebelum kontak dengan media. 3) Jenis media Bahan untuk media trickling filter harus kuat, keras, tahan tekanan, tahan lama, tidak mudah berubah dan mempunyai luas permukaan per unit volume yang tinggi. Bahan yang biasa digunakan adalah kerikil, batu kali, antrasit, batu bara dan sebagainya. Akhir-akhir ini telah digunakan media plastik yang dirancang sedemikian rupa sehingga menghasilkan panas yang tinggi. 4) Diameter media Diameter media trickling filter biasanya antara 2,5-7,5 cm. Sebaiknya dihindari penggunaan media dengan diameter terlalu kecil karena akan memperbesar kemungkinan penyumbatan. Makin luas permukaan media, maka makin banyak pula mikroorganisme yang hidup di atasnya.2) 5) Ketebalan susunan media Ketebalan media trickling filter minimum 1 meter dan maksimum 3-4 meter. Makin tinggi ketebalan media, maka akan makin besar pula total luas permukaan yang ditumbuhi mikroorganisme sehingga makin banyak pula mikroorganisme yang tumbuh menempel di atasnya. 6) pH Pertumbuhan mikroorganisme khususnya bakteri, dipengaruhi oleh nilai pH. Agar pertumbuhan baik, diusahakan nilai pH mendekati keadaan netral. Nilai pH antara 4-9,5 dengan nilai pH yang optimum 6,5-7,5 merupakan lingkungan yang sesuai. 7) Karakteristik air buangan

Air buangan yang diolah dengan trickling filter terlebih dahulu diendapkan, karena pengendapan dimaksudkan untuk mencegah penyumbatan pada distributor dan media filter 8) Temperatur / suhu Suhu mempengaruhi kecepatan reaksi dari suatu proses biologis. b. Persyaratan Biotis Persyaratan biotis merupakan persyaratan yang diperlukan dalam penggunaantrickling filter adalah jenis, jumlah dan kemampuan mikroorganisme dalamtrickling filter serta asosiasi kehidupan di dalamnya.
http://maindakon.blogspot.com/2010/01/faktor-yang-berpengarug-pada-penggunaan.html

Trickling Filter
Trickling Filter Pengertian Trickling Filter Trickling Filter merupakan salah satu aplikasi pengolahan air limbah dengan memanfaatkan teknologi Biofilm. Trickling filter ini terdiri dari suatu bak dengan media fermiabel untuk pertumbuhan organisme yang tersusun oleh materi lapisan yang kasar, keras, tajam dan kedap air.

Kegunaan Trickling Filter Kegunaannya adalah untuk mengolah air limbah dengan dengan mekanisme air yang jatuh mengalir perlahan-lahan melalui melalui lapisan batu untuk kemudian tersaring.

Bagian- Bagian Trickling Filter

Operasi Trickling Filter Penghapusan polutan dari aliran limbah yang melibatkan kedua absorpsi dan adsorpsi senyawa organik oleh lapisan biofilm mikroba. Media filter biasanya dipilih untuk menyediakan luas permukaan yang sangat tinggi untuk volume, bahan Khas sering berpori dan memiliki luas permukaan internal yang cukup besar di samping permukaan eksternal medium. Bagian dari air limbah yang melalui media memoles terlarut udara, oksigen yang lapisan lendir diperlukan untuk oksidasi biokimia senyawa organik dan

melepaskan gas karbon dioksida, air dan produk akhir teroksidasi. Sebagai mengental lapisan biofilm, akhirnya sloughs off ke effluen diperlakukan dan selanjutnya merupakan bagian dari lumpur sekunder. Biasanya, trickling filter diikuti dengan sebuah tangki clarifier atau sedimentasi untuk pemisahan dan penghapusan peluruhan tersebut. Filter lainnya memanfaatkan media lebih tinggi kepadatan seperti pasir, busa dan gambut tidak menghasilkan lumpur yang harus dibuang, tetapi membutuhkan paksa blower udara dan lingkungan anaerobik tertutup. Perlakuan air limbah atau limbah lainnya dengan tipe trickling filter adalah salah satu teknologi pengolahan tertua dan paling baik ditandai. Jenis Trickling Filter Tiga jenis dasar Trickling Filter filter digunakan untuk: * Pengolahan limbah perumahan atau pedesaan kecil individu * Terpusat sistem yang besar untuk pengobatan limbah kota * sistem diterapkan pada pengolahan air limbah industri. Perlakuan air limbah atau limbah lainnya dengan tipe Trickling Filter adalah salah satu teknologi pengolahan tertua dan paling baik ditandai. Bidang Resapan Sistem Septik Ini adalah bentuk paling sederhana dari sistem pembuangan limbah cair, biasanya menggunakan pipa dikuburkan di pasir longgar atau kerikil untuk mengusir keluar cairan dari tangki septik. Pemurnian cair dilakukan oleh biofilm yang secara alami membentuk sebagai pelapis di atas pasir dan kerikil di bidang penyerapan dan memakan nutrisi yang terlarut dalam aliran limbah. Karena sistem yang benar-benar dikuburkan dan umumnya terisolasi dari lingkungan permukaan, proses pemecahan limbah lambat dan membutuhkan area permukaan yang relatif besar untuk menyerap dan mengolah limbah cair. Jika limbah cair terlalu banyak memasuki lapangan terlalu cepat, limbah dapat lulus dari biofilm sebelum dikonsumsi limbah dapat terjadi, menyebabkan pencemaran air tanah. Dalam rangka untuk memperpanjang umur lapangan leaching, salah satu metode konstruksi untuk membangun dua bidang perpipaan sisi ke sisi, dan menggunakan aliran katup berputar untuk limbah langsung ke satu bidang sekaligus, berpindah antar bidang setiap tahun atau dua. Hal ini memungkinkan masa istirahat untuk membiarkan mikroorganisme punya waktu untuk memecah limbah dibangun di ranjang kerikil. Di daerah di mana tanah tidak cukup serap (gagal uji perkolasi) pemilik rumah mungkin diperlukan untuk membangun suatu sistem gundukan yang merupakan limbah pembuangan khusus tidur direkayasa pasir dan kerikil mounded pada permukaan tanah dengan penyerapan cairan miskin. Komponen Sistem Trickling Filter Tiga komponen utama Trickling Filter yaitu : DistributorAir limbah didistribusikan pada bagian atas lengan distributor yang dapat berputar

Pengolahan (Pada Media Trickling Filter)Pengolahan Trickling Filter terdiri dari suatu bak atau bejana dengan media permiable untuk pertumbuhan bakteri. PengumpulFilter juga di lengkapi dengan Underdrain untuk mengumpulkan Biofilm yang mati,kemudian diendapkan dalam bak sedimentasi. Bagian cairan yang keluar biasanya dikembalikan lagi ke Trickling Filter sebagai iar pengencer dari air baku yang diolah. Faktor-faktor yang Berpengaruh pada Efisiensi Trickling Filter Persyaratan Abiotis a.Jenis Media Bahan untuk media Trickling Filter harus kuat, keras dan tahan tekanan, tahan lama, tidak mudah berubah dan mempunyai luas permukaan per nit volume yang tinggi. Bahan-bahan yang biasa digunakan adalah batu kali, krikil, antrasit, batu bara, dan sebagainya. Akhir-akhir ini telah digunakan media plastik yang dirancang sedemikian rupa sehingga menghasilkan panas yang tinggi b. Diameter Media Diameter media Trickling Filter biasanya antara 2,5-7,5 cm. Sebaiknya dihindari penggunaan media dengan diameter terlalu kecil karena akan memperbesar kemungkinan penyumbatan. Makin luas permukaan media maka semakin banyak pula mikroorganisme yang hidup di atasnya. c. Ketebalan Susunan media Ketebalan meda Trickling Filter minimum 1 meter dan maksimum 3-4 meter. Makin tinggi ketebalan media maka maka makin besar pula total luas permukaan yang ditumbuhi mikroorganisme sehingga makin banyak pula mikroorganisme yang tumbuh menempel diatasnya. d. lama Waktu Tinggal Trickling Filter Diperlukan lama waktu tinggal yang disebut waktu pengkondisian atau pendewasaan agar mikroorganisme yang tumbuh diatasa permukaan media telah tumbuh cukup memadai untuk terselenggaranya proses yang diharapkan. Masa pendewaas biasa berkisar 2-6 minggu. Lama waktu tinggal ni dimaksudkan agar mikroorganisme dapat menguraikan bahan-bahan organik dan tumbuh dipermukaan media Trickling Filter membentuk lapisan Biofilm atau lapisan berlendir. d. PH Pertumbuhan mikroorganisme khususnya bakteri dipngaruhi oleh nilai PH. Agar pertumbuhan baik diusahakan agar PH mendekati keadaan netral. Nilai PH antara 4-9,5 dengan nilai PH yang optimum 6,5-7,5 merupakan lingkungan yang sesuai. e. Suhu Suhu yang baik untuk Mikroorganisme adalah 25-37 Derajat Celcius. Selain itu suhu juga mempengaruhi kecepatan reaksi dari suatu proses biologis. Bahkan efisiensi dari Trickling Filter sangat dipengaruhi oleh suhu. f. Aerasi

Agar Aerasi berlangsung dengan baik media Trickling Filter harus disusun sedemikian rupa sehingga memungkinkan masuknya udara kedalam sistem Trickling Filter tersebut. Ketersediaan udara, dalam hal ini adalah Oksigen sangat berpengaruh terhadap proses penguraian oleh mikroorganisme. Persyaratan Biotis Persyaratan biotis yang diperlukan dalam penggunaan trickling filter adalah jenis, jumlah, dan kemampuan mikroorganisme dalam trickling filter serta asosiasi kehidupan didalamnya.
http://agungcahyawiguna-tricklingfilter.blogspot.com/

Rotating Biological Contactor


History Rotating biological contactor yang di singkat RBC pertama kali nya digunakan di Jerman pada tahun 1960, kemudian diperkenalkan di Amerika Serikat, yang digunakan untuk industri menghasilkan BOD yaitu untuk industri perminyakan, industri susu, dll

Pengertian / Deskripsi

Reaktor biologis putar adalah salah satu teknologi pengolahan air limbah yang mengandung polutan organik secara biologis dengan sistem biakan melekat (attached culture) dan attached growth process . prinsip keja pengolahan air limbah dengan RBC yakni air limbah yang mengandung polutan organik di kontakkan dengan lapisan mikroorganisme yang melekat pada permukaan media di suatu reaktor, RBC lebih di kenal dengan panggilan adaptasi unik

Proses Pengolahan

Media tempat melekatnya film biologis ini berupa piringan (disk) dari bahan polimer atau plastik yang ringan dan disusun dari berjajar-jajar pada suatu poros sehingga membentuk suatu modul atau paket, selanjutnya modul tersebut diputar secara pelan dalam keadaan tercelup sebagian ke dalam air limbah yang mengalir secara kontinyu ke dalam reaktor tersebut.

Dengan cara seperti ini mikro-organisme miaslanya bakteri, alga, protozoa, fungi, dan lainnya tumbuh melekat pada permukaan media yang berputar tersebut membentuk suatu lapisan yang terdiri dari mikro-organisme yang disebut biofilm (lapisan biologis). Mikro-organisme akan menguraikan atau mengambil senyawa organik yang ada dalam air serta mengambil oksigen yang larut dalam air atau dari udara untuk proses metabolismenya, sehingga kandungan senyawa organik dalam air limbah berkurang.

Pada saat biofilm yang melekat pada media yang berupa piringan tipis tersebut tercelup kedalam air limbah, mikro-organisme menyerap senyawa organik yang ada dalam air limbah yang mengalir pada permukaan biofilm, dan pada saat biofilm berada di atas permuaan air, mikro-organisme menyerap okigen dari udara atau oksigen yang terlarut dalam air untuk menguraikan senyawa organik. Enegi hasil penguraian senyawa organik tersebut digunakan oleh mikro-organisme untuk proses perkembangbiakan atau metabolisme.

Senyawa hasil proses metabolisme mikro-organisme tersebut akan keluar dari biofilm dan terbawa oleh aliran air atau yang berupa gas akan tersebar ke udara melalui rongga-rongga yang ada pada mediumnya, sedangkan untuk padatan tersuspensi (SS) akan tertahan pada pada permukaan lapisan biologis (biofilm) dan akan terurai menjadi bentuk yang larut dalam air.

Pertumbuhan mikro-organisme atau biofilm tersebut makin lama semakin tebal, sampai akhirnya karena gaya beratnya sebagian akan mengelupas dari mediumnya dan terbawa aliran air keluar. Selanjutnya, mikro-organisme pada permukaan medium akan tumbuh lagi dengan sedirinya hingga terjadi kesetimbangan sesuai dengan kandungan senyawa organik yang ada dalam air limbah.

Pertimbangan Biaya

Biaya yang diamati untuk RBC sangat bervariasi tergantung pada iklim dan lokasi.Umumnya, RBC memerlukan biaya modal yang tinggi karena tidak semua material tersedia secara lokal,disk dan material khusus lainnya yang di perlukan untuk rotasi . Faktor lain mungkin biaya pembuatan dan implementasi, yang membutuhkan tenaga ahli terampil

Keuntungan:

-Waktu kontak nya lebih lama 8-10 jam

-Kebutuhan lahannya relatif sempit

-Tahan terhadap beban kejut (shock loading) organik dan hidrolis

-Peluruhan biomassa lebih aktif

-Kebutuhan energi listrik rendah

-mampu mengolah air limbah timbulan aktivitas pertambangan yang mengandung senyawa beracun, besi, sianida, selenium, dll.

-kualitas efluen tinggi (baik BOD dan nutrisi) kekurangan:

-Biaya kapital dan pemasangan RBC bisa lebih mahal daripada activated sludge per debit per kualitas air limbah yang setara.

-kalau oksigen terlarutnya rendah dan ada sulfida di dalam air limbahnya maka bakteri pengganggu seperti Beggiatoa akan tumbuh di media RBC.

-biaya investasi RBC menjadi mahal kalau debit air olahannya besar. Oleh sebab itu, RBC lebih cocok diterapkan pada debit kecil, misalnya untuk air limbah rumah sakit, hotel, pabrik, kampus.

http://suryaagussaputra.wordpress.com/2011/06/12/rotating-biological-contactor/

Definisi rotating biological contactor RBC atau rotating biological contactor ialah suatu proses pengolahan limbah cair dengan menggunakan metode dimana unit pengolah air limbah ini berotasi dengan pusat pada sumbu atau as yang digerakkan oleh motor drive system dan/atau tiupan udara (air drive system) dari difusser yang dibenam dalam air limbah, di bawah media. Berbahan plastik, media tempat pelekatan mikroba dipasang sedemikian rupa sehingga terjadi kontak yang seluas-luasnya dengan air limbah dan oksigen yang terjadi silih berganti. Dimana metodenya melibatkan kontak dengan unsure-unsur biologi di dalam perputaran ataupun rotasi. B. Prinsip kerja Mekanisme aerasinya terjadi ketika mikroba terpapar oksigen di luar air limbah sehingga terjadi pelarutan oksigen akibat difusi. Sesaat kemudian, mikroba ini tercelup lagi ke dalam air limbah sekaligus memberikan oksigen kepada mikroba yang tersuspensi di dalam bak. Bersamaan dengan itu terjadi juga reintake material organik dan anorganik yang melekat di dalam biofilm. Tetesan air berbutir-butir yang jatuh dari media plastik dan bagian biofilm yang melekat di permukaan plastik juga memberikan peluang reaerasi. Begitu seterusnya secara kontinyu 24 jam sehari, ada bagian yang terendam air, ada bagian yang terpapar oksigen. C. Kelebihan dan kekurangan rotating biological Contactor Adapun keurangan dari proses rotating biological contactor ini ialah ; karena waktu kontaknya lebih lama, bisa mencapai 8-10 jam, kebutuhan lahannya relatif sempit, permukaan kontaknya relatif luas, tahan terhadap beban kejut (shock looading) organik dan hidrolis, peluruhan biomassa berlebihnya efektif. Konsumsi atau kebutuhan energi listriknya juga rendah dibandingkan dengan aerasi mekanis pada activated sludge dan trickling filter. RBC juga mampu mengolah air limbah timbulan aktivitas pertambangan yang mengandung senyawa beracun, besi, sianida, selenium, dll. Sedangkan kekurangannya yaitu ; Masalah utama RBC adalah kerusakan pada materialnya seperti as, coupling, bearing, rantai, gear box, motor listrik, dll. Biaya kapital dan pemasangan RBC bisa lebih mahal daripada activated sludge per debit per

kualitas air limbah yang setara. Secara bioproses, kalau oksigen terlarutnya rendah dan ada sulfida di dalam air limbahnya maka bakteri pengganggu seperti Beggiatoa akan tumbuh di media RBC. Dibandingkan dengan unit lumpur aktif konvensional, biaya investasi RBC menjadi mahal kalau debit air olahannya besar. Oleh sebab itu, RBC lebih cocok diterapkan pada debit kecil, misalnya untuk air limbah rumah sakit, hotel, pabrik, kampus. Dalam desainnya, meskipun sudah banyak diteliti, belum banyak terungkap parameter desain yang berkaitan dengan bioproses kecuali rumus-rumus empiris. Itu sebabnya, desainer RBC selalu menggunakan tabel dan grafik yang dibuat oleh praktisi dan didasarkan pada parameter dari instalasi yang sudah dibangun. D . Aplikasi Rotating biological Contactor Kinerja RBC bergantung juga pada jumlah kompartemennya. Satu modul bisa berisi empat atau lima kompartemen. Di kompartemen pertama bisa ditambahkan aliran balik menuju unit pengendap awal agar kondisinya tidak terlalu anaerobik sehingga bau busuknya berkurang sekaligus membantu dinamika pertumbuhan mikroba. Begitu juga di kompartemen akhir bisa dipasang aliran balik menuju unit pengendap awal dengan maksud serupa. Umumnya, media kontak RBC terendam di dalam air limbah setinggi 40% dari diameternya. Kecepatan putarannya antara 1 3 putaran per menit. Putaran ini memberikan energi yang cukup bagi gaya hidrolis untuk meluruhkan biofilm dan aliran airnya turbulen supaya padatannya tetap tersuspensi (tidak mengendap). Waktu tinggal hidrolisnya di dalam setiap modul relatif singkat, yaitu 20 menit pada beban normal. Setiap tahap atau modulnya cenderung beroperasi sebagai reaktor teraduk sempurna. Berkaitan dengan media lekat mikrobanya, ada beberapa bahan yang dapat digunakan. Yang sering dipilih adalah media plastik HDPE (high-density polyethylene) berdiameter antara 2 4 m, dengan ketebalan mencapai 10 mm. Bentuk media bisa berupa lembaran pelat tetapi bisa juga berupa pipapipa atau tabung yang dipasang pada satu poros besi dengan bentangan mencapai 8 m. Media beserta poros dan motornya ini disebut satu modul yang terus berotasi di dalam bak. Beberapa modul dapat dipasang secara seri atau paralel sesuai dengan kebutuhan debit air limbah yang diolah. Biasanya antarmodul dipisahkan oleh sekat (baffle) untuk menghindari aliran singkat (short circuiting) di dalam tangki (bak). Kinerja RBC pun dipengaruhi oleh temperatur air limbah, konsentrasi substrat influen, waktu tinggal hidrolis, rasio volume tangki terhadap luas permukaan media, kecepatan rotasi media, dan oksigen terlarut. Umumnya, untuk mengolah air limbah domestik RBC tidak memerlukan pembibitan (seeding) mikroba. Sebab, mikroba sudah tersedia dalam jumlah yang cukup sebagai awal dalam memulai proses. Kira-kira sepekan sampai dua pekan setelah dimulai pengolahannya, di permukaan media akan menempel biomassa setebal 1 4 mm. Ketebalan ini bergantung pada kekuatan air limbah dan kecepatan rotasi media lekat. Menurut Antonie, 1978, konsentrasi mikroba tersebut mencapai 50.000 100.000 mg/l, suatu jumlah yang sangat tinggi sehingga cukup banyak zat pencemar organik dan nitrogen yang dihilangkannya dengan bantuan oksigen terlarut. Seperti umumnya pengolahan air limbah secara biologi, RBC merupakan bioproses peternakan mikroba (bakteri). Jenis-jenis mikroba yang biasa ditemukan di RBC ialah bakteri berfilamen seperti Sphaerotilus, Beggiatoa, Cladothrix, Nocardia, Oscillatoria, dan juga jenis fungi, yaitu Fusarium, meskipun jarang. Mikroba yang nonfilamen antara lain: Zocloea, Aerobacter, Escherichia coli, algae, dan spirilla. Jenis dan konsentrasi mikroba bisa berbeda antara satu modul dengan modul lainnya

dan ini dipengaruhi oleh beban organiknya. Semua mikroba di atas bahu-membahu mengolah pencemar organik di dalam air limbah dengan cara mengoksidasinya dalam kondisi aerob. Dalam kondisi normal, senyawa polutan berbasis karbon akan disisihkan lebih dulu di modul satu RBC. Penyisihan karbon bisa tuntas di modul satu atau modul dua ini tetapi proses nitrifikasi baru selesai di modul lima atau sesudahnya. Seperti pada proses di dalam bio-tower, nitrifikasi akan terjadi hanya setelah konsentrasi karbon direduksi secara signifikan. Oleh sebab itu, kebanyakan RBC terdiri atas empat atau lima modul seri untuk memberikan kesempatan proses nitrifikasi terjadi secara lengkap. Setelah lewat RBC, air limbah lantas masuk ke klarifir dan biomassa mulai mengendap secara gravitasi. Klarifir dalam sistem RBC ini tidak menyalurkan sludge endapannya ke RBC seperti yang terjadi pada activated sludge. Efluen klarifirnya sudah bisa langsung dibuang ke badan air penerima tanpa perlu diklorinasi. Apabila efluen ini akan digunakan kembali maka perlu dilengkapi dengan teknologi pengolahan air minum pada umumnya (seperti yang sering diterapkan di PDAM) ditambah dengan unit karbon aktif dan teknologi membran. Dengan demikian, RBC menjadi salah satu alternatif teknologi yang akan makin banyak diterapkan, terutama untuk populasi kecil seperti hotel, apartemen, rumah sakit, pabrik, kantor, kampus, dll., sekaligus mendukung konsep desentralisasi dalam pengolahan air limbah atau semacam on-site system, bukan sistem perpipaan (sewerage). *

http://debhypranajaya.blogspot.com/2010/10/pengelolaan-limbah-cair-dengan-rotating.html

Sequential Batch Reactor (SBR)


The Sequential Batch Reactor (SBR) is a variation of the ASP. As a fill and draw or batch process, all biological water treatment phases occur in a single tank. This differs from the conventional flow through activated sludge process, which requires separate tanks for aeration water treatment andsedimentation water treatment.

Reaktor Batch Sequential (SBR) adalah variasi dari ASP. Sebagaimengisi dan proses menggambar atau batch, semua fase airbiologis pengobatan terjadi dalam tangki tunggal. Ini berbeda darialiran konvensional melalui proses lumpur aktif, yang membutuhkantangki yang terpisah untuk perawatan aerasi air dan pengolahan airsedimentasi.

SBR systems contain either two or more reactor tanks that are operated in parallel, or one equalization tank and one reactor tank. The type of tank used depends on the wastewater flow characteristics (e.g. high or low volume).

Sistem SBR mengandung baik tangki reaktor dua atau lebih yang dioperasikan secara paralel, atau satu tangki pemerataan dan satutangki reaktor. Jenis tangki yang digunakan tergantung pada karakteristik air limbah aliran (volume misalnya tinggi atau rendah).
These units are normally installed in situations where there is no public sewer and where a septic tank is not environmentally acceptable. The SBR treats the effluents to a very high standard (normally to 15 mg/ L

suspended solids and 10 mg/ L BOD) which is suitable for discharging directly into a watercourse. It overcomes several of the common problems associated with packaged domestic sewage treatment units.

Unit-unit ini biasanya dipasang dalam situasi di mana tidak adasaluran pembuangan publik dan di mana septic tank tidak dapat diterima lingkungan. SBR memperlakukan limbah dengan standar yang sangat tinggi (biasanya sampai 15 mg / L padatan tersuspensidan 10 mg / L BOD) yang cocok untuk pemakaian langsung ke aliran air a. Ini mengatasi beberapa masalah umum yang terkait denganpaket unit pengolahan limbah domestik.
There are normally five phases in the SBR treatment cycle:

1. 2. 3. 4. 5.

Fill, React, Settle, Decant, and Idle.

Biasanya

ada lima

fase dalam

siklus

pengobatan SBR:

isi, bereaksi, Settle, tuang, dan Menganggur.


The following are the SBR processes taking place in different phases:

Berikut ini adalah proses SBR yang terjadi dalam fase yang berbeda:

In the fill phase, raw wastewater enters the basin, where it is mixed with settled biomass from the previous cycle. Some aeration may occur during this phase.

Pada tahap pengisian, air limbah baku memasuki cekungan, di mana ia dicampur dengan biomassa menetap dari selama fase ini.

siklussebelumnya. Aerasi Beberapa mungkin

terjadi

Then, in the react phase, the basin is aerated, allowing oxidation and nitrification to occur.

Kemudian,

dalam

tahap bereaksi,

baskom tersebut diangin-anginkan,

memungkinkan oksidasi dan nitrifikasi terjadi.

During the settling phase, aeration and mixing are suspended and the solids are allowed to settle.

Selama fase menetap, aerasi dan pencampuran tersuspensi dan padatan yang diizinkan untuk menetap.

The treated wastewater is then discharged from the basin in the decant phase. In the final phase, the basin is idle as it waits for the start of the next cycle.

Air limbah diolah ini kemudian dikeluarkan dari cekungan dalam tahap tuang. Pada tahap akhir, baskom dalam keadaan idle karena menunggu untuk memulai siklus berikutnya.

During this time, part of the solids are removed from the basin and disposed of as waste sludge.

Selama

ini,

bagian

dari padatan dikeluarkan

dari baskom dandibuang

sebagai limbah lumpur.


Advantages of SBR :

Keuntungan dari SBR:

High effluent quality; reduces main pollutants including ammonia by 96%, and reduces phosphates by 88%

Kualitas efluen tinggi; mengurangi polutan utama mengurangi fosfat sebesar 88%

termasuk amoniaoleh

96%,

dan

SBR operates on a storage and batching system storing the effluent at peak times in the PST and treating it in small batches throughout the rest of the day thereby ensuring that each batch receives the full treatment time. Batch system eliminates peak surges

SBR beroperasi

pada penyimpanan

dan sistem batching -menyimpan limbah pada

waktu puncak di PST dan memperlakukannya dalam batch kecil di seluruh sisa hari itu dengan demikian memastikan bahwa setiap batch menerima waktu

perawatan penuh. Sistem batch menghilangkan puncak lonjakan

There are no moving parts or electrical components within the tank. All functions within the tank are operated by air power generated by a small compressor/ blower.

Tidak ada bagian yang bergerak atau komponen listrik di dalamtangki. Semua fungsi dalam tangki dioperasikan oleh kekuatan udara yang dihasilkan oleh kompresor kecil / blower.

Process is simplified. Since all the unit processes are operated in a single tank; final sedimentation tank and return activated sludge pumping are not required,Compact facility; Operation is flexible; nutrient removal can be accomplished by operational changes, Quiescent settling enhances solid separation (low effluent SS), Systems require less space (small foot print) than extended aeration plants-of equal capacity. The system allows for automatic and positive control of mixed liquor suspended solids (MLSS) concentration and solids retention time (SRT) through the use of sludge wasting.

Proses ini disederhanakan. Karena semua proses unitdioperasikan di dalam sebuah tangki tunggal, sedimentasi lumpurtangki final dan kembali diaktifkan memompa tidak dicapai

diperlukan,fasilitas Compact; Pengoperasian fleksibel; penghapusan gizidapat dengan perubahan (SS efluen rendah) ,

operasional, pengendapan diammeningkatkan pemisahan padat Sistemmemerlukan sedikit ruang (cetak kaki sama. Sistem kecil) ini

dibandingkan aerasidiperpanjang tanaman-kapasitas yang memungkinkan untuk kontrol otomatis dan positif

dari padatantersuspensi minuman retensi (SRT) melalui

keras campuran (MLSS) konsentrasi dan penggunaan lumpur wasting.


Disadvantages of SBR:

padatan waktu

Kekurangan dari SBR:

High peal flow can disrupt operation unless accounted for in design,

Aliran mengumandangkan tinggi dapat mengganggu pengoperasiankecuali diperhitungkan dalam desain,

Batch discharge may require equalization prior to disinfection,

Debit Batch mungkin memerlukan pemerataan sebelum desinfeksi,

Higher maintenance skills required for instruments, monitoring devices, and automatic valves

Tinggi pemeliharaan keterampilan yang dibutuhkan untuk instrumen, perangkat pemantauan, dan katup otomatis

It is hard to adjust the cycle times for small communities.

Sulit untuk menyesuaikan waktu siklus bagi masyarakat kecil.

Sludge must be disposed frequently.

Lumpur harus dibuang sering.

Specific energy consumption is high.

Konsumsi energi spesifik yang tinggi.


http://www.thewatertreatments.com/wastewater-sewage-treatment/sequential-batch-reactor-sbr/

Anda mungkin juga menyukai