Jaminan Mutu
Jaminan Mutu
Dewasa ini globalisasi telah menjangkau berbagai aspek kehidupan. Sebagai akibatnya persainganpun semakin tajam. Dunia bisnis sebagai salah satu bagiannya juga mengalami hal yang sama. Perusahaan perusahaan yang dahulu bersaing hanya pada tingkat lokal atau regional, kini harus pula bersaing dengan perusahaan dari seluruh dunia. Hanya pada perusahaan yang mampu menghasilkan barang atau jasa berkualitas kelas dunia yang dapat bersaing dalam pasar global. Demikian juga perusahaan perusahaan yang bergerak dibidang produksi pangan, apabila ingin memiliki keunggulan dalam skal global, maka perusahaan perusahaan tersebut harus mampu melakukan setiap pekerjaan secara lebih baik dalam rangka menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dengan harga yang wajar dan bersaing. Hal ini berarti agar perusahaan atau industri pangan mampu bersaing secara global diperlukan kemampuan mewujudkan produk pangan yang memiliki sifat aman (tidak membahayakan), sehat dan bermanfaat bagi konsumen. Atau dengan kata lain produk bermutu atau produk yang memenuhi standar yang ditetapkan secara internasional, yang dalam konteks masalah ini adalah ISO.
PENDAHULUAN
ISO dalam Tjiptono dan Diana (1995) merupakan standar sistem mutu universal memberikan kerangka yang sama bagi jaminan kualitas yang dapat dipergunakan di seluruh dunia. Tujuan utama dari ISO 9000 (Tjiptono dan Diana, 1995) adalah : Organisasi harus mencapai dan mempertahankan kualitas produk atau jasa yang dihasilkan, sehingga secara berkesinambungan dapat memenuhi kebutuhan para pembeli Organisasi harus memberikan keyakinan kepada pihak manajemen sendiri bahwa kualitas yang dimaksud telah dicapai dan dapat dipertahankan Organisasi harus memberikan keyakinan kepada pihak pembeli bahwa kualitas yang dimaksud itu telah atau akan dicapai dalam produk atau jasa yang dihasilkan
SISTEM MUTU
Menurut Hubeis (1999), konsep mutu yang berlaku umum maupun khusus pada bidang pangan erat kaitannya dengan era mutu, dimulai dengan inspeksi atau pengawasan pada tahun 1920-an yang menekankan pada pengukuran. Pada tahun 1960 mengarah kepengendalian mutu dengan pendekatan teknik statistika berupa grafik, histogram, tabel, diagram pencar dan perancangan percobaan. Tahun 1980-an berorientasi pada jaminan mutu (quality assurance) dan tahun 1990-an terfokus pada manajemen mutu total (Total Quality Management atau TQM). Masih dalam Hubeis (1999), dikatakan pula bahwa permasalahan mutu bukan sekedar masalah pengendalian mutu atas barang dan jasa atau standar mutu barang (product quality), tetapi sudah bergerak kepenerapan dan penguasaan TQM menuju world class performance yang dimanifestasikan dalam ISO (International Standars Organization)
SISTEM MUTU
Sistem mutu menurut ISO 9000 dalam Kadarisman (1994) mencakup : Mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh produk atau jasa, yang menunjukkan kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan yang ditentukan (tersurat) maupun yang (tersirat) Kebijakan Mutu adalah keseluruhan maksud dan tujuan organisasi (perusahaan) yang berkaitan dengan mutu yang secara formal dinyatakan oleh pimpinan puncak Manajemen Mutu adalah seluruh aspek fungsi manajemen yang menetapkan dan melaksanakan kebijakan mutu yang telah dinyatakan oleh pimpinan puncak Pengendalian Mutu, teknik teknik dan kegiatan kegiatan operasional yang digunakan untuk memenuhi persyaratan umum. Pengendalian mutu meliputu monitoring suatu proses, melakukan tindakan koreksi bila ada ketidaksesuaian den menghilangkan penyebab timbulnya hasil yang kurang baik pada tahapan rangkaian mutu yang relevan untuk mencapai efektivitas yang ekonomis Jaminan Mutu adalah seluruh perencanaan dan kegiatan sistematis yang diperlukan untuk memberikan suatu keyakinan yang memadai bahwa suatu produk atau jasa akan memenuhi persyaratn tertentu.
SISTEM MUTU
Beberapa bentuk jaminan mutu dalam Standar Internasional -. ISO 9001 (Model sistem mutu untuk jaminan kualitas/ mutu dalam disain, pengembangan, produksi, instalasi dan servis) -. ISO 9002 (Model sistem mutu untuk jaminan kualitas/mutu dalam produksi, instalasi dan servis -. ISO 9003 (Model sistem mutu untuk jaminan kualitas/mutu dalam inspeksi (pengujian) akhir) ISO 9002 dan ISO 9003 hanyalah model sistem mutu komplementer (bukan alternatif) untuk ditekankan pada kebutuhan teknik (produk)
Standar Internasional ditetapkan apabila : -. Disain produk dan kebutuhan akan produk sangat diperlukan -. Kepercayaan akan produk dapat dicapai dengan peningkatan kemampuan suplier dalam pendisaianan, pengembangan, produksi, instalasi dan servis.
Prinsip Manajemen mutu : 1. Costumer Focused Organization Pemfokusan manajemen mutu terhadap atau kepada pelanggan 2. Leadership Memiliki kelebihan dan dapat menjadi acuan 3. Involvement of people Keterlibatan seluruh personil organisasi 4. Process Approach Pendekatan terhadap proses 5. System approach to management Pendekatan sistem manajemen 6. Continual improvement Pembuktian yang berkelanjutan 7. Factual approach to decision making proses Pendekatan nyata dalam keputusan proses pembuatan 8. Mutually beneficial supplier relationship Hubungan yang saling menguntungkan dengan suplier
SISTEM MUTU
Persyaratan sistem mutu Tanggung jawab manajemen Sitem mutu Tinjauan Kontrak Pengendalian desain Pengendalian dokumen dan data Pembelian Pengendalian Produk yang dipasok pelanggan Identifikasi dan mampu telusur produk Pengendalian proses Inspeksi dan pengetesan Pengendalian peralatan inspeksi, pengukuran dan tes Status inspeksi dan pengujian Pengendalian atas produk yang tidak sesuai Tindakan koreksi dan pencegahan
SISTEM MUTU
15. 16. 17. 18. 19. 20. Penangan, penyimpanan, pengemasan, perlindungan dan penyerahan Pengendalian catatan mutuPengendalian catatan mutu Audit mutu internal Pelatihan Pelayanan Teknik statistika
Komitmen Manajemen 1. Mengkomunikasikan pada organisasi atas pentingnya memenuhi persyaratan pelanggan dan perundangan serta peraturan 2. Mengembangkan kebijakan mutu 3. Memastikan pengembangan sasaran mutu 4. Melaksanakan tinjauan manajemen 5. Memastikan ketersediaan sumber daya