Anda di halaman 1dari 6

LECTURE NOTES Mata Kuliah : Perekonomian Indonesia

Perkembangan Perbankan Indonesia Oleh Prof. Dr. Dorojatun Kuntjoro-Jakti Universitas Indonesia, 30 Mei 2013

Kelas Asistensi Kak Ema

Anggota Kelompok : Achlam Said Basalamah Dyah Purnamasari Karina Kusumadewi Wibowo Nevya Wulandary

Topik-topik yang dibahas hari ini: Globalisasi; ditandai dengan adanya commoditisation, commercialisation, dan financialisation Penyebab globalisasi; yaitu perkembangan teknologi Interdependensi global Financialisation > international trade > world GDP Meningkatnya volatilitas pasar keuangan dan ekonomi dunia, akibat tingginya spekulasi dan permintaan akan uang (ataupun derivative) yang meningkat Peran MNC dalam globalisasi Global inequality (kesenjangan global) Prospek Indonesia terhadap globalisasi

Pengumuman: Pada tugas akhir policy review Perekonomian Indonesia, harus tercantum

Statement of Authorship Tugas akhir Perekonomian Indonesia harus dikumpulkan sebelum ujian dimulai kepada pengawas ujian

Perkuliahan: Globalisasi : Proses Commoditisation, Commercialisation, and Financialisation, dan Rising Global-and Within-Country Inequality. 30 Mei 2013 -

Globalisasi

ditandai

dengan

adanya

fenomena

commoditisation,

commercialisation, dan financialisation. Sekarang, segala macam dijadikan komoditas, baik jasa aataupun barang. Uang saja merupakan komoditas. Dalam hal jasa, contohnya pembuatan laporan keuangan suatu perusahaan menjadi komoditas, dimana laporan tersebut bisa dikerjakan oleh negara-negara tertentu. Maka dari itu, terdapat baik price of money atau price of services dari komoditas. Commoditisation itu mendorong terjadi commercialisation. Commercialisation terjadi dimana penawaran barang dan jasa menjadi komersial. Tidak hanya menunggu system pasar terkait supply-demand, namun juga menciptakan supply dan demand itu sendiri. Financialisation, dimana sekarang keadaanya dunia siap dan mau mendanai project dimanapun negaranya. Misalnya perusahaan asal U.S. mau mendanai project yang diadakan dan diselenggarakan oleh Indonesia. Globalisasi dapat mengakibatkan kesenjangan pendapatan, baik kesenjangan antar negara, ataupun kesenjangan di dalam negara itu sendiri Penyebab utama globalisasi adalah perkembangan teknologi o Triple Revolution; yang terdiri atas T1 : transportasi Contohnya adalah container (peti kemas) yang digunakan untuk shipping. Seiring zaman, ukuran peti kemas tersebut semakin besar. Begitu pula dengan cara pengangkutan peti kemas tersebut, dapat menggunakan banyak moda transportasi, dan

berjalan

seamless,

dimana

proses

pengangkutan

dan

perpindahan antar moda transportasi untuk distribusi peti kemas tersebut berlangsung cepat dan direct. T2: telekomunikasi Contohnya adalah ISDN, dimana memungkinkan jaringan internet, menggunakan kabel ataupun wireless. Dengan berkembangnya teknologi telekomunikasi, seluruh dunia seperti terhubung, dan memungkinkan penyebaran informasi dengan lebih cepat dan luas jangkauannya. T3 : travel Hal paling disorot adalah travel yang dilakukan manusia, seperti turis. Didukung oleh teknologi transportasi, manusia dapat dengan mudah melakukan perjalan jauh lintas negara, dengan waktu yang semakin lama semakin cepat. Perkembangan teknologi seperti yang disebutkan diatas menjadikan distance, time, dan location menjadi relative tidak berarti. Hal ini dikarenakan perkembangan teknologi dapat mengurangi hal-hal tersebut, sehingga menjadikan ketiga hal tersebut bukan lagi halangan Perkembangan teknologi menyebabkan globalisasi, serta mengakibatkan interdependensi global. Hal ini berarti seluruh negara di dunia saling terikat dan bergantung kepada negara lain. Karena interdependensi global ini juga mengakibatkan batasan formal secara geografis antar negara menjadi semakin pudar, yang bisa menjadikan antar negara itu sendiri borderless.

Interdependensi global ini juga didukung oleh adanya WTO dan FTAs, dimana mendukung perdagangan internasional. Selain itu, kelompok ekonomi regional, seperti Euro dan ASEAN Economic Community (2015) semakin memudarkan batas antar negara. Degree of openness suatu negara terhadap globalisasi dapat dihitung dengan cara : X+M GDP X+M GNP

Dimana X adalah Ekspor dan M adalah Impor.

Di Indonesia sendiri, 50% dari eknomi Indonesia merupakan kegiatan ekspor dan impor. Financialisation > international trade > world GDP Ketika world GDP misalnya mengalami kenaikan 3%, maka international trade mengalami pertumbuhan yang lebih besar lagi dari GDP. o Akibat dari globalisasi, permintaan akan uang, baik primary money atau derivatives semakin meningkat o Primary money : tergantung pada income seseorang/negara. Digunakan untuk transaksi dan berjaga-jaga. Apabila telah menjadikan uang pada fungsi primernya dan kebutuhan akan hal tersebut telah terpenuhi, maka fungsi uang akan bergeser pada derivatives o Derivatives : mempunyai fungsi spekulasi dan storage of value, dimana derivatives dipengaruhi oleh interest rate. Derivatives ini contohnya adalah stocks, bonds, forwards, option, futures, swaps, dll, dimana menjadikan value storage dari uang yang dimiliki tersebar. Karena tersebar dalam bentuk dan lokasi yang berbeda, menjadikan derivative ini lebih liquid. Selain itu, derivative juga memiliki fungsi utama sebagai alat spekulasi. Contohnya adalah; ketika harga minyak dunia tidak menentu, suatu negara lebih memiliki untuk menggunakan forward, dimana harga minyak untuk 3 bulan ke depan sudah ditentukan sekarang. o Akibat dari tingginya permintaan uang secara global dan

membutuhkan payment yang cepat, mengakibatkan fungsi spekulasi dari uang meningkat, dan karenanya volatilitas pasar uang (atau derivative-nya) meningkat. Meningkatnya volatilitas akan berpengaruh terhadap business cycle suatu perusahaan atau negara. o Volatilitas terdapat pada setiap pasar, contohnya: Komoditas : terutama minyak, harga minyak yang tidak menentu mengakibatkan investor untuk melakukan pembelian dengan derivative, seperti forward, untuk mengurangi risiko kerugian. Apabila pembelian minyak menggunakan spot rate, dan tiba-tiba harga minyak melonjak naik, maka pembelinya

akan megalami kerugian besar Mata Uang : sekarang sedang terjadi devaluation competition, salah satu sebabnya adalah untuk menarik investor dan meningkatkan perdagangan internasional. Hal ini akan

berakibat kepada currency war Ekuitas : Masyarakat semakin meninggalkan bonds, dan lebih banyak berinvestasi di stocks, karena lebih liquid Property : Property merupakan suatu bisnis yang menarik dan banyak menarik investor, namun usaha property harus semakin ditekan agar tidak terjadi price bubble, dan mengakibatkan krisis subprime mortgage seperti yang dialami oleh U.S. Globalisasi itu tidak dinikmati/dilakukan oleh negara, melainkan Multinational corporations (MNCs), dimana rata-rata MNCs bergantung dan menguasai teknologi, sehingga mereka dapat berkembang dan melakukan globalisasi. Asset MNCs sangatlah besar, bisa lebih besar dari GDP sebuah negara, dan mereka banyak menginvesstasikan dana mereka di R&D, agar bisa terus mengembangkan teknologi. MNC yang memiliki total asset tersebesar menurut Forbes adalah ICBC, dimana total asset mereka jauh melebihi GDP Indonesia Dampak negatif globalisasi adalah meningkatnya global inequality

(kesenjangan global). Datanya, hanya 20% negara di dunia yang tergolong memiliki middle-upper income, dan negara-negara tersebut menguasasi 80% dari GDP dunia. GDP yang tinggi tidak menjamin manusia yang berkualitas. Faktanya, Indonesia yang memiliki GDP terbesar nomer 16 di dunia, Human Development Index-nya hanya berada di nomer 121. Hal ini menjadikan Indonesia berisiko besar untuk gagal sebagai sebuah negara. Penyebab dari rendahnya angka HDI Indonesia, diantaranya: o Uneven economic development o Human flight and brain drain o Poverty and economic decline o Group grievance

o State legitimacy o Human rights and rule of law Globalisasi mengharuskan negara untuk juga berkembang dan berusaha agar dapat bertahan ditengah persaingan dunia. Bila tidak, maka negara tersebut berisiko untuk gagal. Indonesia pada saat ini sedang mengalami bonus demografi, dimana memiliki angka work force yang sangat tinggi, sehingga seharusnya bisa meningkatkan perekonomian negara, dan dunia, dimana di sebagian negara di dunia sedang mengalami stagnansi ekonomi ataupun krisis. Indonesia sedang berada dalam tahap penting dalam pertumbuhan ekonomi dan memiliki kesempatan untuk take off untuk ikut bersaing dalam ekonomi global, namun bila sampai 2040 pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak signifikan, maka sudah tidak ada kesempatan bagi Indonesia untuk take off sebagai negara dengan ekonomi yang kuat

Kesimpulan: Memahami perekonomian domestic Indonesia merupakan hal yang penting, namun karena terdapat globalisasi, maka kita harus mengerti juga mengenai ekonomi global, karena Indonesia harus bisa bertahan walaupun terdapat globalisasi Indonesia merupakan negara yang sangat luas dan juga sangat kaya, apalagi pada sumber daya air, menjadikan Indonesia sebagai negara yang sangat potensial untuk berkembang Perekonomian Indonesia harus bisa take off sebelum 2040, jika tidak ingin kalah saing di pasar global Bapak Prof. Dr. Dorojatun Kuncoro-Jakti berpesan agar kita tidak golput, karena apabila golput, itu berarti kita menelantarkan negara, dan tidak mendukung negara untuk bisa take off. Pertanyaan : -

Anda mungkin juga menyukai