Anda di halaman 1dari 5

IV. Alat dan Bahan A. Alat 1. Pipet Tetes 2. Beakerglass 600 ml 3. Beakerglass 50 ml 4. Pinset Bedah 5. Gunting Lurus 6.

Alat Perusak Otak Katak 7. Spuit Tuberculin (1cc) B. Bahan 1. Kapas 2. Larutan Ringer 3. Larutan HCL 1N 4. Larutan Prokain HCL 1% 5. Larutan Lidokain HCL 1% 6. Etil Klorida dalam Botol Spray C. Binatang Percobaan 2 ekor katak D. Probandus 1. Nama : Eka Wijaya Umur : 19 tahun

2. Nama : Khozatin Zuni Umur : 19 tahun V. Cara Kerja A. Anestesi Permukaan 1. Teteskan 1 tetes larutan Lidokain HCL 1% pada salah satu sisi lidah probandus yang telah dikeringkan dengan kapas. Catat perubahan yang terjadi dalam interval 2 menit ( perubahan rasa nyeri, raba, di daerah penetesan obat). 2. Semprotkan etil klorida spray ke kulit atau ke kapas sampai terbentuk salju putih, segera rasakan sensasi seperti percobaan no 1 dengan cepat. B. Anestesi Spinal 1. Seekor katak telah dirusak otaknya dengan cara menusuk melalui foramen oksipitalis magnum, kepalanya pada batas mandibula. 2. Gantungkan katak pada standar dengan cara menyangkutkan mendibula katak, dan maxilla dipotong. 3. Salah satu kaki katak direndam k dalam larutan HCL, akakn terlihat kaki katak tertarik ke atas secara reflek. Tetapkan waktu penarikan kaki katak. 4. Setelah kaki katak tertarik, cucilah kaki katak tersebut dengan air agar kaki katak jangan samapi rusak terbakar. Ulangi pada salah satu kaki katak yang lain. 5. Lalu suntikkan larutan prokain HCl 1% sebanyak 0,1cc ke dalam salah satu sisi medulla spinalis katak. 6. Setelah dianestesi, celupkan kaki katak kembali pada larutan HCL dan catat hasilnya.

C. Anestesi Blokade 1. Seekor katak yang telah dirusak otaknya, kemudian dibersihkan salah satu n. ischiadicus dan letakkan saraf tersebut diatas gumpalan kapas. Lalu basahi saraf tersebut dengan meneteskan larutan ringer secukupnya. 2. Gantungkan katak pada standar. 3. Rendam kaki katak pada larutan HCL dan catat waktu reflex penarikan kaki. 4. Ulangi percobaan, dan setiap kali kaki katak harus dicuci dengan air. 5. Teteskan larutan prokain HCL 1% di atas N. ischiadicus. Tetapkan lagi waktu reflex sampai terjadi anestesi. 6. Bandingkan dengan kaki yang sebelah (N. ischiadicus utuh).

APLIKASI KLINIS 1. Lidokain Pemberian lidokain merupakan salah satu cara yang biasa digunakan untuk mengurangi gejolak kardiovaskuler. Selain pemberian lidokain ada beberapa cara lain yang biasa digunakan untuk menekan gejolak kardiovaskuler antara lain dengan: pemberian opioid (fentanil, alfentanil, remifentanil, sufentanil), vasodilator (sodium nitroprusid,

nitrogliserin), calcium channel blocker (diltiazem), magnesium sulfat, dan alfa 2 adrenergik agonis (clonidin, deksmedetomidin). Telah banyak dilakukan penelitian bahwa lidokain intravena terbukti bisa mengurangi gejolak kardiovaskuler pada tindakan laringoskopi dan intubasi endotrakheal. Dosis lidokain yang sering digunakan adalah 1-1,5 mg/KgBB cukup efektif untuk mengurangi gejolak kardiovaskuler pada tindakan laringoskopi dan intubasi. Penelitan membandingkan efek lidokain dosis kecil dan dosis besar terhadap gejolak kardiovaskuler pada laringoskopi dan intubasi endotrakhea, dinyatakan bahwa terjadi penurunan tekanan darah yang lebih signifikan pada kelompok yang diberi lidokain dosis besar dibandingkan dengan kelompok yang diberi lidokain dosis kecil (Raimundus, 2009). Raimundus, Alex Bin. 2009. Pengaruh Lidokain 1,5 Mg/Kgbb Intravena Terhadap Gejolak Kardiovaskuler Pada Tindakan Laringoskopi Dan Intubasi, Available at : < http://eprints.undip.ac.id/7491/1/Alex_Bin_Raimundus.pdf> November 2011] [Accessed 26

2. Prokain Pemberian prokain dengan anestesi infiltrasi maximum dosis 400 mg dengan durasi 30-50, dosis 800 mg, durasi 30-45. Pemberian dengan anestesi epidural dosis 300900, durasi 30-90, onset 5-15 mnt. Pemberian dengan anestesi spinal : preparatic 10%, durasi 30-45 menit. Pada penyuntikan prokain dengan dosis 100-800 mg, terjadi analgesia umum ringan yang derajatnya berbanding lurus dengan dosis. Efek maksimal berlangsung 10-20

menit, dan menghilang sesudah 60 menit. Efek ini mungkin merupakan efek sentral, atau mungkin efek dari dietilaminoetanol yaitu hasil hidrolisis prokain. Efek samping yang serius adalah hipersensitasi,yang kadang-kadang pada dosis rendah sudah dapat mengakibatkan kolaps dan kematian. Efek samping yang harus dipertimbangkan pula adalah reaksi alergi terhadap kombinasi prokain penisilin. Berlainan dengan kokain, zat ini tidak mengakibatkan adikasi. Cara pemberian obat bius prokain deberikan secara injeksi interavena pada atau sekitar jaringan yang akan di anestesi, sehingga mengakibatkan hilangnya rasa di kulit dan di jaringan yang terletak lebih dalam, misalnya: pada praktek THT atau pencabutan gigi. Dosis 15 mg/kgbb. Untuk infiltrasi : larutan 0,25-0,5 dosis maksimum 1000 mg. onset : 2-5 menit, durasi 30-60 menit. Bisa ditambah adrenalin (1 : 100.000). Dosis untuk blok epidural (maksimum) 25 ml larutan 1,5%. Untuk kaudal : 25 ml larutan 1,5%. Spinal analgesia 50-200 mg tergantung efek yang di kehendaki, lamanya 1 jam (Mardjono, 2007). Mardjono, Mahar.(2007). Farmakologi dan Terapi Edisi 5, Jakarta, Gaya Baru.

Anda mungkin juga menyukai