M Bintang
( 110401061 )
OBJEK
ALAT UKUR
KETELITIAN KESALAH ALAT AN BIDANG ILMU PENGETAHUAN 0.05 cm Human pada Luxmeter *Bagian Belakang Error dan intensitas Alat 23 watt/m tekanan 1 atm ketelitiann Human Hygrometer *Bagian Belakang ya adalah Error dan 0,001cm= Alat 0,01mm(1 %)
PRINSIP KERJA
DEVIASI
TOLERAN SI
0.05
0.1
hampir 0 tapi Hampir Human normalny *Bagian Belakang mendekati Error dan a 100% Alat 0,000011 mm
0.001
OBJEK 1. Pengukuran Berat Kotor maupun Berat Bersih suatu produk ( gross and net weight ) 2. Pengukuran Daya yang dibutuhkan suatu produk untuk berkerja
ALAT UKUR
PRINSIP KERJA
KETELITIAN KESALAH ALAT AN BIDANG INDUSTRI 0,05-0,1 cm dari beratnya *Produk Beras Human Error dan Alat
DEVIASI
TOLERAN SI
Neraca
*Bagian Belakang
0.1 0.5 kg
0.4 kg
Amperemeter
2,45-6,934 cm dalam 134700 mA Human 0.05 0.1 *Bagian Belakang hour kerja Error dan mili *Proses Alat ampere peleburan baja *Bagian Belakang Human Error -
1 mili ampere
Metode Stoikiometri
ALAT UKUR
KETELITIAN KESALAH ALAT AN BIDANG PERDAGANGAN PRINSIP KERJA *Bagian Belakang Human Error
DEVIASI 10-3 - 103 *hasil yang didapat 10-3 - 103 *hasil yang didapat 10-3 - 103 *hasil yang didapat
TOLERAN SI
2. Pengukuran Investasi ( nilai masa Metode depan ) suatu Present Worth *Bagian Belakang produk ( PW ) 3. Pengukuran Pengeluaran dan Pendapatan tambahan dari kepemilikan produk
Human Error
*Bagian Belakang
Human Error
ALAT UKUR
Tensimeter
KETELITIAN KESALAH DEVIASI ALAT AN BIDANG KESEHATAN mampu mengukur tekanan 0.5 5 darah Human untuk *Bagian Belakang 300mmhg Error dan sistol dan dengan Alat diastol batas ketelitian 2 mmhg PRINSIP KERJA
untuk modul sensor suhu sebesar 99,7725% dan modul sensor detak jantung sebesar 97,827%.
TOLERAN SI
2. Pengukuran Detak Jantung suatu individu Electro Cardiograph ( ECG ) *Bagian Belakang
0.3 % dan 3%
modul sensor suhu dan modul detak jantung
0.17 %
ALAT UKUR
Surveymeter
KETELITIAN KESALAH ALAT AN umumnya 0,5 mm atau Human *Bagian Belakang 0,05cm Error dan dari setiap Alat kv yang berdetak BIDANG HUKUM PRINSIP KERJA *Bagian Belakang Human Error Human Error Human Error
DEVIASI
30 40 mV
1. Pengukuran BatasBatas wilayah kelautan suatu negara 2. Pengukuran Hak Pemilikan atas suatu tanah/wilayah 3. Pengukuran Jumlah Penduduk dalam wilayah suatu negara
*Bagian Belakang
1 15 % *Hasil
OBJEK
ALAT UKUR
PRINSIP KERJA
DEVIASI
TOLERAN SI
BIDANG ASTRONOMI 1. Pengukuran Jarak antar bintang atau planet 2. Pengukuran Tetapan Gravitasi suatu planet Metode Fotometri Human Error 130 300 200 mil/tahun mil/tahun cahaya cahaya
*Bagian Belakang
Giroskop
Pada umumnya Human *Bagian Belakang 10-2 sampai Error dan dengan Alat 25000 m2/s
50 80 m2/s
30 m2/s
3. Pengukuran Diameter suatu planet Metode Nilai Sudut *Bagian Belakang Human Error -
OBJEK 1. Pengukuran Suhu yang tepat untuk masing masing ruangan 2. Pengukuran Ventilasi yang diperlukan untuk setiap ruangan
ALAT UKUR
KETELITIAN KESALAH ALAT AN BIDANG KENYAMANAN RUANG PRINSIP KERJA *Bagian Belakang 0.1o 5o Celcius Human Error dan Alat
DEVIASI
TOLERAN SI
Termometer Ruang Tergantung terhadap besar ruangan ( 1 1,5 m2 untuk setiap 5 meter luas ruangan )
1o 5o Celcius
1o Celcius
Human Error
Luxmeter
0.05 cm Human pada *Bagian Belakang Error dan intensitas Alat 23 watt/m
0.05
OBJEK 1. Pengukuran Posisi,Letak atau Keberadaan musuh 2. Pengukuran Medan / Area perperangan 3. Pengukuran Faktor cuaca
KETELITIAN KESALAH ALAT AN BIDANG PEPERANGAN 1 meter Human RADAR *Bagian Belakang 25 Error dan kilometer Alat 1 meter2 Human Planimeter *Bagian Belakang 1 Error dan kilometer2 Alat Human 1 m/s 200 Anemometer *Bagian Belakang Error dan m/s Alat BIDANG PETUALANGAN KELAUT DALAM ALAT UKUR PRINSIP KERJA GPS 1 meter *Bagian Belakang data pada satelit Human Error dan Alat
DEVIASI
17 %
20 %
13 %
1- 7 %
2 meter 5 meter
OBJEK 2. Pengukuran Kedalaman Laut yang akan kita jelajahi 3. Pengukuran Tekanan yang dihasilkan oleh kedalaman laut yang ingin kita jelajah 1. Pengukuran Jarak yang akan kita tempuh pada expedisi 2. Pengukuran Besar Radiasi yang diperbolehkan untuk diterima pada lokasi expedisi
ALAT UKUR
PRINSIP KERJA
KETELITIAN KESALAH ALAT AN Human Error dan Alat Human Error dan Alat
DEVIASI
TOLERAN SI
Hydrophone
*Bagian Belakang
Barometer
*Bagian Belakang
BIDANG PETUALANGAN KERUANG ANGKASA Metode Fotometri *Bagian Belakang umumnya 0,5 mm atau 0,05cm dari setiap kv yang berdetak
Surveymeter
*Bagian Belakang
30 40 mV
Luxmeter
0.05 cm Human pada *Bagian Belakang Error dan intensitas Alat 23 watt/m
0.05
PRINSIP KERJA
1.
LUXMETER
merupakan alat yang digunakan untuk mengukur besarnya intensitas cahaya di suatu tempat. Dalam aplikasi penggunaannya dilapangan alat ini lebih sering digunakan pada bidang arsitektur, industri, dan lain-lain. Prisip kerja alat ini pun banyak digunakan pada alat yang biasa digunakan pada fotografi, sebagai contoh pada alat Available Light, Reflected Lightmeter, dan Incident Lightmeter. Selain itu didalam penelitian-penelitian mengenai tingkat keanekaragaman dan lain- lain yang senantiasa diperlukan data mengenai tingkat pencahayaan alat ini pun dapat digunakan. Tata cara pengukuran intensitas penerangan: 1. Luxmeter yang telah dikalibrasi dihidupkan dengan membuka penutup sensor 2. Alat dibawa ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan 3. Denah lokasi pengukuran digambar 4. Hasil pengukuran dibaca pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat sehingga didapatkan nilai angka yang stabil 5. Hasil pengukuran dicatat pada lembar hasil 6. Luxmeter dimatikan setelah selesai pengukuran
2. HYGROMETER
Hygrometer merupakan alat untuk mengukur kelembaban udara.
Higrometer terdapat dua skala, yang satu menunjukkan kelembaban yang satu menunjukkan temperatur. Cara penggunaannya dengan meletakkan di tempat yang akan diukur kelembabannya, kemudian tunggu dan bacalah skalanya. skala kelembaban biasanya ditandai dengan huruf h dan kalau suhu dengan derajat celcius. Ada bentuk higrometer lama yakni berbentuk bundar atau berupa termometer yang dipasang didinding. Cara membacanya juga sama, bisa dilihat pada raksanya di termometer satu yang untuk mengukur kelembaban dan satu lagi yang mengukur suhu. yang bundar ya dibaca skalanya. Perlu diperhatikan pada saat pengukuran dengan hygrometer selama pembacaan haruslah diberi aliran udara yang berhembus kearah alat tersebut, ini dapat dilakukan dengan mengipasi alat tersebut dengan secarik kertas atau kipas. Sedangkan pada slink, alatnya harus diputar.
3. PYCNOMETER
Piknometer adalah suatu alat yang terbuat dari kaca, bentuknya menyerupai botol parfum atau sejenisnya. Jadi dapat diartikan disini, piknometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur nilai massa jenis atau densitas fluida. Terdapat beberapa macam ukuran dari piknometer, tetapi biasanya volume piknometer yang banyak digunakan adalah 10 ml dan 25 ml, dimana nilai volume ini valid pada temperature yang tertera pada piknometer tersebut. Berikut tata cara menggunakan piknometer untuk menentukam massa jenis suatu zat: 1.Melihat berapa volume dari piknometernya (tertera pada bagian tabung ukur), biasanya ada yang bervolume 25 ml dan 50 ml. 2.Menimbang piknometer dalam keadaan kosong. 3.Memasukkan fluida yang akan diukur massa jenisnya ke dalam piknometer tersebut. 4.Menutup piknometer apabila volume yang diisikan sudah tepat. 5.Menimbang massa piknometer yang berisi fluida tersebut. 6.Menghitung massa fluida yang dimasukkan dengan cara mengurangkan massa pikno berisi fluida dengan massa pikno kosong.
7.Setelah mendapat data massa dan volume fluidanya, kita dapat menentukan nilai rho/masssa jenis () fluida dengan persamaan: rho () = m/V=(massa pikno+isi) (massa pikno kosong) / volume. Adapun satuan yang biasanya di gunakan yaitu massa dalam satuan gram (gr) dan volume dalam satuan ml = cm3 8.Membersihkan dan mengeringkan piknometer.
4. TENSIMETER
Alat pengukur tekanan darah atau yang juga biasa disebut dengan tensimeter dan sfigmomanometer biasa digunakan oleh para praktisi kesehatan untuk mengetahui kondisi tekanan darah pasiennya. Cara kerja alat pengukur tekanan darah ini sebenarnya cukup sederhana. Prinsip kerja alat pengukur tekanan darah sama dengan U-Tube Manometer. Manometer adalah alat pengukur tekanan yang menggunakan tinggi kolom (tabung) yang berisi cairan yang disebut cairan manometrik untuk menentukan tekanan cairan lainnya yang akan diukur. Prinsip Kerja Alat Pengukur Tekanan Darah U-Tube manometer dapat digunakan untuk mengukur tekanan dari cairan dan gas. Nama U-Tube diambil dari bentuk tabungnya yang menyerupai huruf U seperti pada gambar di bawah ini. Tabung tersebut akan diisi dengan cairan yang disebut cairan manometrik. Cairan yang tekanannya akan diukur harus memiliki berat jenis yang lebih rendah dibanding cairan manometrik, oleh karena itu pada alat pengukur tekanan darah dipilih air raksa sebagai cairan manometrik karena air raksa memiliki berat jenis yang lebih besar dibandingkan dengan berat jenis darah.
6. SURVEYMETER
Berikut adalah kegunaan Surveymeter beserta prinsip kerjanya terhadap fungsi tersebut. A. Pengukuran laju dosis (R/hr sv/hr) 1. Set switch timer (bagian atas surveymeter inspector) pada posisi off. 2. Set switch di bagian depan surveymeter inspector pada bagian R/hr sv/hr 3. Arahkan surveymeter inspector dengan detektor ke sumber radiasi. 4. Hasil dapat dilihat di display. B. Pengukuran Cacah (CPM CPS) 1. Set switch timer (bagian atas surveymeter inspector) pada posisi off. 2. Set switch di bagian depan surveymeter inspector pada bagian CPM/CPS 3. Arahkan surveymeter inspector dengan detektor ke sumber radiasi. 4. Hasil dapat dilihat di display. C. Pengukuran Jumlah Cacah per Satuan Waktu (total/timer) 1. Set switch timer (bagian atas) pada posisi set. 2. Set switch di bagian depan surveymeter inspector pada bagian Total/ Timer. 3. Tekan tombol + / - di bagian atas untuk mengatur waktu yang digunakan dalam satuan menit. 4. Set switch timer pada posisi On. 5. Surveymeter inspector akan mulai mendeteksi cacah radiasi /satuan waktu yang telah di set. 6. Bila tanda beep 2x terdengar, waktu pendeteksian sudah habis. 7. Nilai yang tampil di display adalah jumlah cacah/satuan waktu (misal 53/ 3 menit)
D. Merubah Satuan Laju Dosis (R/hr ke sv/hr atau sebaliknya) 1. Pada saat menghidupkan surveymeter inspector, secara bersamaan menekan tombol + pada bagianatas. 2. Tahan tombol + pada bagian atas sampai muncul icon menu pada display. 3. Tekan tombol + atau pada bagian atas sehingga di display tampil angka 2 (jangan mencoba nomor lain, karena akan merubah kalibrasi alat) 4. Tekan tombol set pada bagian atas alat. 5. Tekan tombol + atau untuk memilih satuan laju dosis dalam R/hr atau sv/hr. 6. Tekan tombol set untuk selesai. 7. Surveymeter inspector akan tampil satuan sesuai yang telah di set.
9. Neraca (Timbangan)
Timbangan adalah alat yang dipakai melakukan pengukuran massa suatu benda. Timbangan/neraca dikategorikan kedalam sistem mekanik dan juga elektronik /Digital. Prinsip kerja Neraca/timbangan Digital Berat benda yang ditimbang menggeser batang akibat gaya gravitasi. Massa benda yang ditimbang berubah menjadi berat akibat gaya gravitasi , akibat berat benda maka batang menggeser potensiometer slide. Seperti diketahui bahwa perubahan resistansi pada potensiometer slide bersifat linear terhadap jarak .Dengan rangkaian pengondisi sinyal maka nilai rentang hambatan potensiometer slide diubah menjadi tegangan. Mikrokontroler hanya bisa menerima inputan maksimal 5 volt. Perubahan antara nilai hambatan potensiometer slide terukur dengan perubahan tegangan bersifat linear. Tegangan analog tersebut kemudian diubah menjadi digital
dengan Analog Digital Converter yang merupakan fasilitas pada AVR. Pada mikrokontroler input tegangan dikalikan dengan konstanta sehingga output yang ditampilkan ke LCD adalah massa benda yang ditimbang.
10.
Standar Deviasi atau yang biasa kita singkat SD merupakan salah satu teori dalam ilmu statistk atau teori kemungkinan. Dalam ilmu statistik, SD ditunjukkan dari banyaknya variasi yang ada dari rata-rata. Akan tetapi SD juga sering dipakai cabang ilmu lain misalnya biologi, kimia, dan fisika. Dalam biologi misalnya, sering dipakai dalam pengumpulan data eksperimen untuk mengetahui seberapa besar tingkat kesalahan atau error. Biasanya, semakin kecil standar deviasi maka data tersebut lebih bagus daripada yang memiliki standar deviasi yang besar. Untuk menghitung standar deviasi, ada dua bagian dalam berhitung. Pertama, adalah menghitung mean atau rata-rata. Kedua, barulah kita dapat menghitung masing-masing deviasi. Kemudian langkah kedua yaitu, menghitung standar deviasi dari masingmasing data dikurangi rata-rata. Kemudian dari data-data yang didapat barusan di kuadratkan (dikalikan dengan nilai itu sendiri).
11.
Present Value digunakan untuk untuk mengetahui nilai investasi sekarang dari suatu nilai dimasa datang. Untuk menghitung PV bisa menggunakan fungsi pv() yang ada dimicrosoft excel. Ada lima parameter yang ada dalam fungsi pv(), yaitu : Rate, tingkat suku bunga pada periode tertentu bisa per bulan ataupun per tahun. Nper, jumlah angsuran yang dilakukan. Pmt, besar angsuran yang dibayarkan. Fv, nilai akan datang yang akan dihitung nilai sekarangnya.
Type, jika bernilai 1 pembayaran dilakukan diawal periode, jika bernilai 0 pembayaran dilakukan diakhir periode. Future Value (FV) digunakan untuk menghitung nilai investasi yang akan datang berdasarkan tingkat suku bunga dan angsuran yang tetap selama periode tertentu. Untuk menghitung FV bisa menggunakan fungsi fv() yang ada dimicrosoft excel. Ada lima parameter yang ada dalam fungsi fv(), yaitu : Rate, tingkat suku bunga pada periode tertentu bisa per bulan ataupun per tahun. Nper, jumlah angsuran yang dilakukan Pmt, besar angsuran yang dibayarkan. Pv, nilai saat ini yang akan dihitung nilai akan datangnya. Type, jika bernilai 1 pembayaran dilakukan diawal periode, jika bernilai 0 pembayaran dilakukan diakhir periode.
AW = R E CR Di mana :R E CR = = = revenues ( penghasilan atau penghematan ekuivalen tahunan ) expenses ( pengeluaran ekuivalen tahunan ) capital recovery ( pengambilan modal )
13.
Kesepakatan UNCLOS
Pertama Konperensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS I) dari 24 Februari hingga tanggal 29 April 1958. UNCLOS saya mengadopsi empat konvensi, yang umumnya dikenal sebagai Konvensi Jenewa 1958:
The Convention on the Territorial Sea and Contiguous Zone; Konvensi tentang Laut Teritorial dan Zona Bersebelahan; The Convention on the High Seas; Konvensi tentang Laut Tinggi; The Convention on Fishing and Conservation of the Living Resources of the Konvensi Perikanan dan Konservasi Sumber Daya Hidup dari High Seas; and High Seas, dan The Convention on the Continental Shelf. Konvensi tentang Landas Kontinen. Kedua Konperensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS II) dari Maret 17 sampai April 26, 1960. UNCLOS II tidak menghasilkan kesepakatan internasional.Konferensi ini sekali lagi gagal untuk memperbaiki yang luas seragam untuk wilayah atau menetapkan konsensus tentang hak-hak penangkapan ikan berdaulat. Ketiga Konperensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS III) 1973-1982. UNCLOS III membahas isu membeli di konferensi sebelumnya. Lebih dari 160 negara berpartisipasi dalam konvensi 9 tahun, yang akhirnya mulai berlaku pada tanggal 14 November 1994, 21 tahun setelah pertemuan pertama UNCLOS III dan satu tahun setelah ratifikasi oleh negara keenam puluh. Ratifikasi 61 hampir semua negara berkembang. Fitur utama dari konvensi termasuk definisi maritim-laut zona yang teritorial, zona tambahan, zona ekonomi eksklusif, landas kontinen, laut tinggi, wilayah laut tempat
internasional dan perairan kepulauan. Konvensi tersebut juga membuat penyisihan untuk lewatnya kapal, perlindungan lingkungan laut, kebebasan penelitian ilmiah, dan eksploitasi sumber daya.
14.
Undang-Undang (UU)
Ketentuan hukum yang diatur dalam pasal 23 dan 24 PP No. 24 tahun 1997, menunjukan konstruksi hukum yang mensyaratkan adanya alat bukti tertentu yang dapat dijadikan alas hak ( title) yang dapat dipergunakan bagi seseorang atau badan hukum dapat menuntut kepada Negara adanya keberadaan hak atas tanah yang dipegang atau dimiliki. Secara hukum dengan berpegang pada alat bukti ini maka merupakan landasan yuridis guna dapat dipergunakan untuk melegalisasi asetnya untuk dapat diterbitkan sertipikat tanda bukti sekaligus alat bukti kepemilikan hak atas tanah. Pertama, instrument yuridis atau alat bukti kepemilikan yang disebut sebagai hak baru atas tanah harus dibuktikan dengan Penetapan pemerintah yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang apabila hak tersebut berasal dari tanah Negara atau tanah hak pengelolaan. Wujud kontret dari penetapan pemerintah ini adalah Surat Keputusan Pemberian hak kepemilikan atas tanah (SK hak milik, SK HGB, dst); dan atau Kedua, akta otentik PPAT ( Pejabat Pembuat Akta Tanah ) menurut ketentuan hukum termasuk alat bukti kepemilikan hak baru, dimana akte otentik tersebut memuat pemberian hak tersebut oleh pemegang hak milik kepada penerima hak yang bersangkutan apabila mengenai hak guna bangunan dan hak pakai atas tanah hak milik. ( pasal 23 PP No. 24 tahun 1997) Ketiga, instrument yuridis tertulis lainnya yang disebut sebagai hak atas tanah yang lama ( pasal 24 PP No. 24 tahun 1997), yang diakui keberadaannya oleh hukum sebagai alat bukti tertulis kepemilikan hak atas tanah. Selanjutnya instrument yuridis tentang keberadaan alat bukti kepemilikan tersebut secara terinci diatur dalam Peraturan Menteri Negara Agraria ( PMNA)/ Kepala Badan Pertanahan Nasional ( KBPN ) No. 3 tahun 1997. Didalam pasal 24 PP No. 24 tahun 1997 dan pasal 60 dari PMNA/KBPN No. 3 tahun 1997, beserta penjelasan pasalnya disebutkan alat bukti kepemilikan lama yakni: grosse/salinan akte eigendom, surat tanda bukti hak milik yang diterbitkan berdasarkan peraturan swapraja, surat tanda bukti hak milik yang dikeluarka berdasarkan peraturan Menteri Agraria No. 9 tahun 1959, surat keputusan pemberian hak milik dari pejabat yang berwenang baik sebelum maupun sejak berlakunya UUPA, yang tidak disertai kewajiban untuk mendaftarkan hak yang diberikan, tetapi telah memenuhi semua kewajiban yang disebut didalamnya, petok D /
girik, pipil, ketitir, dan verponding Indonesia sebelum berlakunya PP No. 10 tahun 1961, akta pemindahan hak dibawah tangan yang dibubuhi tanda kesaksian oleh kepala Adat/desa/kelurahan yang dibuat sebelum berlakunya peraturan pemerintah ini dengan disertai alas hak yang dialihkan, akta pemindahan yang dibuat oleh PPAT yang tanahnya belum dibukukan dengan disertai alas hak yang dialihkan, akta ikrar wakaf / surat ikrar wakaf yang dibuat sebelum atau sejak mulai dilaksanakan PP No. 28 tahun 1977 dengan disertai alas hak yang diwakafkan, risalah lelang, surat penunjukan pembelian kaveling tanah pengganti tanah yang diambil pemerintah, surat keterangan riwayat tanah yang pernah dibuat oleh kepala kantor PBB dengan disertai alas hak yang dialihkan, lain-lain bentuk alat pembuktian tertulis dengan nama apapun juga sebagaimana di maksud dalam pasal II, VI, dan VII ketentuan konversi. Alat-alat bukti kepemilikan hak ini pada hakekatnya merupakan representasi dari pengakuan dari Negara terhadap hak kepemilikan yang dipunyai oleh warga Negara Indonesia.
15.
Sensus adalah penghitungan jumlah penduduk, ekonomi, dan sebagainya yang dilakukan oleh pemerintah dalam jangka waktu tertentu, dilakukan secara serentak, dan bersifat menyeluruh dalam suatu batas negara untuk kepentingan demografi negara yang bersangkutan. Pada pelaksanaannya, metode pencatatan atau sensus yang digunakan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu metode householder dan metode canvaser. a. Metode Householder Pada metode ini, pengisian daftar pertanyaan tentang data kependudukan diserahkan kepada penduduk atau responden, sehingga penduduk diberi daftar pertanyaan untuk diisi dan akan diambil kembali beberapa waktu kemudian. Metode semacam ini hanya dapat dilakukan pada daerah yang tingkat pendidikan penduduknya relatif tinggi, karena mereka mampu memahami dan menjawab setiap pertanyaan yang diserahkan kepada mereka. b . Metode Canvaser Pada metode ini, pengisian daftar pertanyaan tentang data kependudukan dilakukan oleh petugas sensus dengan cara mendatangi dan mewawancarai penduduk atau responden secara langsung. Petugas sensus mengajukan pertanyaan-pertanyaan sesuai daftar dan penduduk yang didatangi menjawab secara lisan sesuai dengan keadaan atau kondisi yang sebenarnya. Adapun berdasarkan status tempat tinggal penduduknya, sensus dapat dibedakan menjadi sensus de facto dan sensus de jure.
16.
Metode Fotometri
Fotometer merupakan peralatan dasar dilaboratorium klinik untuk mengukur intensitas atau kekuatan cahaya suatu larutan. Sebagian besar laboratorium klinik menggunakan alat ini karena alat ini dapat menentukan kadar suatu bahan didalam cairan tubuh seperti serum atau plasma. Prinsip dasar fotometri adalah pengukuran penyerapan sinar akibat interaksi sinar yang mempunyai panjang gelombang tertentu dengan larutan atau zat warna yang dilewatinya. Beberapa macam fotometer: ~ absorption fotometer ~ flame-fotometer ~ fluorometer ~ nefelometer ~ atomik spektrofotometer Komponen spektrofotometer: ~ sumber tenaga radiasi ~ lensa ~ cermin ~ celah ~ monokromator untuk mengubah sinar radiasi menjadi komponen panjang gelombang tunggal ~ kuvet ~ detektor sinar radiasi yang dihubungkan dengan sistim meter atau pencatat
17.
Giroskop
Giroskop merupakan roda berat yang berputar pada jari-jarinya. Dalam pengaplikasiannya giroskop sederhana seperti pada foto di atas
mengajarkan kita untuk mengetahui bagaimana helikopter bisa berbelok dengan mempraktekannya. Caranya : 1. Putarlah roda hingga berputar cepat 2. Angkatlah roda ke kiri atau ke kanan 3. Duduklah pada kursi 4. Miringkan ke arah kiri dan kanan
18.
Untuk menentukan nilai dari suatu sinus dan cosinus sudut apakah bertanda negatif atau positif, maka bisa dilakukan dengan menggunakan metode kuadran. Pada gambar di atas bisa dilihat ada tulisan I, II, III, IV (dalam kotak yang berwarna biru). Itu adalah nama masing kuadran. Kuadran I, kuadran II, kuadran III dan kuadran IV.
Kuadran I dimulai dari sudut 0 sampai 90 Kuadran II dimulai dari sudut 90 sampai 180 Kuadran III dimulai dari sudut 180 sampai 270 Kuadran IV dimulai dari sudut 270 sampai 0 atau 360. Titik 0 dan 360 menjadi satu karena berhimpitan. Satu putaran penuh adalah 360 derajat. Kita lihat contohnya.
Tentukan tanda dari sudut 30 derajat. Kita perhatikan dahulu bahwa sudut 30 derajat ada pada kuadran I (0-90). Jadi tanda sinusnya adalah (+) dan cosinusnya juga (+). Bagaimana kalau sudut 300 derajat. Lihat lagi pada gambar. Sudut 300 derajat ada pada kuadran IV (antara 270 dan 0). Jadi tanda sinusnya adalah (-) dan tanda cosinusnya adalah (+).
19.
Termometer Ruang
Secara terperinci prinsip kerja thermometer digital dapat dijelaskan sebagai berikut: Sensor yg berupa PTC atau NTC dengan tingkat sensitifitas tinggi akan berubah nilai tahanannya jika terjadi sebuah prubahan suhu yg mengenainya. Perubahan nilai tahanan ini linear dengan perubahan arus, sehingga nilai arus ini bisa dikonversi ke dalam bentuk tampilan display Sebelum dikonversi, nilai arus ini di komparasi dengan nilai acuan dan nilai offset di bagian komparator, fungsinya untuk menerjemahkan setiap satuan amper ke dalam satuan volt yg akan dikonversi ke display.
20.
Radar
Radar (Radio Detection and Ranging) adalah sebuah sistem yang menggunakan gelombang elektromagnetik untuk mengidentifikasi keberadaan suatu benda (arah dan kecepatan dari objek). Konsep sensor: Sebuah antena pemancar dan penerima dipasang pada suatu titik untuk mengirimkan dan menangkap kembali pantulan gelombang radio. Beberapa pantulan gelombang radio yang sudah melemah bisa dikuatkan kembali dengan peralatan modulasi. Gelombang radio tersebut bisa terpantul jika terdapat perbedaan kerapatan atom yang begitu besar antara sebuah objek dengan lingkungan (dalam hal ini adalah udara) di sekitarnya. Pantulan gelombang radio tersebut terpancar sesuai dengan besar panjang gelombangnya dan bentuk dari objek pemantulnya. Jika panjang gelombang yang dipancarkan lebih pendek dari ukuran objek yang ada maka gelombang tersebut akan dipantulkan kembali seperti gelombang cahaya yang terpantul pada sebuah cermin.
21.
Planimeter
Cara Penggunaan :
Biasanya planimeter digunakan untuk mengukur luas peta cara penggunaanya harus berulang-ulang untuk memastikan ukuran tersebut betul. Prinsip kerja planimeter Adalah alat ini bekerja pada daerah/peta yang berbentuk area atau poligon tertutup. Perhitungan luas di mulai dengan menentukan titik awal, kemudian menggerakkan alat tersebut searah pada dengan jarum pada batas poligon sampai kembali ke titik awal, dan setelah itu dilakukan pembacaan.
22.
Anemometer
Anemometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur arah dan kecepatan angin. Satuan meteorologi dari kecepatan angin adalah Knots (Skala Beaufort). Sedangkan satuan meteorologi dari arah angin adalah 0o 360o serta arah mata angin. Anemometer harus ditempatkan di daerah terbuka. Proses Pengukuran Anemometer Berikut contoh perhitungan sederhana kecepatan angin yang diukur dengan anemometer tiga mangkok. Panjang lingkaran susunan mangkok-mangkok adalah 3 m, dan susunan itu pada suatu waktu berputar 20 kali dalam waktu 10 detik, maka kecepatan angin dapat dihitung : [(20x3)/10 m = 6 m/dt] Untuk memudahkan menghitung putaran dari pada piringan anemometer maka salah satu mangkok diberi warna lain. Sehubungan dengan karena adanya perbedaan kecepatan angin dari berbagai ketinggian yang berbeda, maka tinggi pemasangan anemometer ini biasanya disesuaikan dengan tujuan atau kegunaannya. Untuk bidang agroklimatologi dipasang dengan ketinggian sensor (mangkok) 2 meter di atas permukaan tanah. Untuk mengumpulkan data penunjang bagi pengukuran penguapan Panci Kelas A, dipasang anemometer setinggi 0,5 m. Di lapangan terbang pemasangan umumnya setinggi 10 m. Dipasang didaerah terbuka pada pancang yang cukup kuat. Untuk keperluan navigasi alat harus dipasang pada jarak 10 x tinggi faktor penghalang seperti adanya bangunan atau pohon. Sebagian besar Anemometer ini umumnya tidak dapat merekam kecepatan angin dibawah 1-2 mil/jam karena ada faktor gesekan apa awal putaran.
23.
GPS
Sistem GPS Satelit GPS mengelilingi bumi 2x sehari Satelit ini mentransmisikan signal ke bumi Signal tersebut digunakan untuk menghitung posisi GPS membedakan waktu yang ditransmisikan untuk menghitung posisi Waktu tersebut dihitung sebagai jarak dari beberapa Satelit GPS untuk hitung posisi di bumi & permukaannya, termasuk exosphere Dasar Kerja GPS GPS harus memiliki setidaknya 3 satelit untuk hitung posisi 2D dan pergerakannya. Dengan 4 satellites, GPS kita dapat menghitung posisi 3D position (latitude, longitude & ketinggian). Dengan informasi posisi, GPS dapat menghitung data lain seperti : kecepatan, arah, lintasan, jarak tempuh, jarak ke tujuan, matahari terbit & terbenam dan lain-lain. Keakuratan Perangkat GPS GPS umumnya memiliki 12 chanel secara parallel.
Faktur atmosfir dapat mengurangi ketepatan. GPS untuk penerbangan dapat mencapai keakurasian sampai dengan +/- 15 meters. WAAS (Wide Area Augmentation System) dapat meningkatkan keakurasian hingga +/- 3 8 meters. Tidak ada alat khusus atau biaya extra untuk mendapatkan signal WAAS, selama negara tersebut memasang WAAS ground / koresi satelit. Sedang Differential GPS (DGPS) dapat meningkatkan keakurasian hingga +/- 3-5 meter. DGPS terdiri dari alat yang menerima signal dan mentransmisikan ulang untuk mengoreksi posisi, alat ini dipakai untuk penerbangan, di Halim Airport ada 2 unit DGPS untuk meningkatkan keakurasian. Untuk koreksi ini GPS kita harus memiliki differential beacon receiver and antenna, dapat menyetel frequensi dari beacon tersebut. seperti pada GPS295 dimana kita
24.
HYDROPHONE
hydrophonere bekerja dengan mengubah energi akustik menjadienergi elektrik dan digunakan pada sistem pasif bawah laut dengan hanya memperoleh suara nya saja.
25.
BAROMETER
Barometer air raksa (merkuri) digunakan untuk mengukur tekanan atmosfer.Barometer air raksa terbuat dari tabung gelas dengan ketinggian sekitar 84 cm dan tertutup pada ujung atasnya. Sedang ujung tabung satunya dibiarkan terbuka serta dicelupkan dalam wadah yang berisi air raksa.
Pada suhu dan tekanan normal tinggi air raksa berkisar pada 76 cm. Karena terdapat daerah hampa di bagian atas barometer, kolom merkuri tidak mengalami tekanan dari ujung atas tabung kaca. Jadi, kolom merkuri di tabung kaca naik atau turun karena efek tekanan atmosfer pada permukaan wadah air raksa sehingga mencerminkan tekanan atmosfer total pada tempat tersebut.