Anda di halaman 1dari 19

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I : KONSEPSI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN A) B) C) D) LATAR BELAKANG DARI FOKUS KAJIAN YANG DIGUNAKAN PENULISAN ALASAN TERTARIKNYA MENULIS KAJIAN YANG DIAMATI MENULIS RUMUSAN MASALAH TERHADAP FOKUS KAJIAN YANG DIAMATI TUJUAN PENULISAN

BAB II : ACUAN TEORITIS A) B) C) D) E) DEFINISI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TUMBUH KEMBANG PRINSIP PRINSIP PERKEMBANGAN FASE DAN KARAKTERISTIK PENGEMBANGAN INDIVIDU TEORI - TEORI YANG MELANDASI PERKEMBANGAN INDIVIDU

BAB III : ANALISIS MASALAH A) B) C) D) KONSTRUKSI IDEAL FOKUS MASALAH YANG DIIRINGI DESKRIPSI TEMUAN MASALAH YANG ADA PADA FOKUS KAJIAN HASIL ANALISIS MASALAH YANG DIKAJI DENGAN KONSTRUKSI IDEAL SOLUSI MASALAH

BAB VI : PENUTUP A) KESIMPULAN B) SARAN C) DAFTAR PUSTAKA

BAB I KONSEPSI PSIKOPER

A. Latar Belakang Masalah Down Sindrom merupakan kelainan genetik yang terjadi pada kromosom 21 pada berkas q22 gen SLC5A3 yang dapat dikenal dengan melihat manifestasi klinis yang cukup khas. Kromosom ini terbentuk akibat kegagalan sepasang kromosom untuk saling memisahkan diri saat terjadi pembelahan. Kelainan kromosom itu bukan faktor keturunan. Kelainan bisa

menyebabkan penderitanya mengalami kelainan fisik seperti kelainan jantung bawaan, Otot-otot melemah (hypotonia) dan retardasi mental akibat hambatan perkembangan kecerdasan dan psikomotor. Pada otak penderita down sindrom ditemukan peningkatan rasio APP (amyloid precursor protein) seperti pada penderita Alzheimer. Gejala yang muncul akibat down sindrom dapat bervariasi mulai dari yang tidak tampak sama sekali, tampak minimal sampai muncul tanda yang khas. Penderita dengan tanda khas sangat mudah dikenali dengan adanya penampilan fisik yang menonjol berupa bentuk kepala yang relatif kecil dari normal (microchephaly) dengan bagian anteroposterior kepala mendatar. Pada bagian wajah biasanya tampak sela hidung yang datar, mulut yang mengecil dan lidah yang menonjol keluar (macroglossia). Seringkali mata menjadi sipit dengan sudut bagian tengah membentuk lipatan (epicanthal folds). Tanda klinis pada bagian tubuh lainnya berupa tangan yang pendek termasuk ruas jari-jarinya serta jarak antara jari pertama dan kedua baik pada tangan maupun kaki melebar. Berikut gambar tangan penyandang down sindrom.

Makalah ini penulis beri judul Perkembangan yang Terjadi pada Down Sindrom. Judul makalah ini sengaja dipilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari semua pihak yang peduli terhadap perkembangan anak pengidap down sindrom di Indonesia.

B. Alasan Tertariknya Menulis Kajian yang Diamati Seperti kita ketahui bahwa penderita down sindrom di Indonesia cukup banyak. Sebagian besar masyarakat memandang sebelah mata para penderita down sindrom ini. Kebanyakan dari mereka tidak pernah melihat dari segi kelebihan yang dimiliki. Mereka cenderung memandang para down sindrom hanya dari sisi kekurangan - kekurangannya. Banyak di antaranya yang terkadang melemparkan pandangan sinis ketika melihat para penderita down sindrom di sekeliling mereka, bahkan terkadang mereka menertawakan para penderita down sindrom. Inilah yang terkadang membuat para penderita down sindrom merasa minder atau pun malu ketika berada di tengah tengah masyarakat. Masyarakat seolah olah mengucilkan para penderita down sindrom hingga membuat para anggota keluarga terkadang merasa malu. Masyarakat memandang para down sindrom tak bisa berbuat apa apa. Di sini penulis mencoba untuk membuktikan bahwa tidak semua penderita down sindrom tidak bisa berbuat apa apa. Untuk itulah penulis mengamati salah seorang penderita down sindrom bernama Ferdhi Ramadhan yang telah menorehkan berbagai prestasi terutama di bidang olahraga. Penulis ingin membuktikan dengan keterbatasan yang dimiliki itu seseorang masih bisa memberikan persembahan yang terbaik bagi orang lain salah satunya dengan berprestasi. Fase fase perkembangan yang dihadapi para penderita down sindrom tentunya akan sangat berbeda dengan manusia yang tercipta secara sempurna. Para penderita down sindrom memiliki kesulitan kesulitan tersendiri dalam menjalani kehidupan sehari harinya. Alasan alasan inilah yang membuat penulis ingin lebih mengenal seperti apa itu penderita down sindrom terutama dilihat dari segi psikologisnya agar kelak penulis setidaknya bisa membantu para penderita down sindrom yang berada di lingkungan penulis.

C. Rumusan Masalah Berdasarkan judul dan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah yang dapat penulis susun yaitu, 1. Apakah down sindrom itu? 2. Bagaimana tanggapan masyarakat terhadap penderita down sindrom? 3. Apa sajakah yang dapat dilakukan oleh penderita down sindrom untuk dirinya dan untuk orang lain?

D. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan makalah ini yaitu, 1. Menjelaskan pengertian dari down sindrom. 2. Menjelaskan tanggapan masyarakat terhadap penderita down sindrom. 3. Menjelaskan apa saja yang dapat dilakukan oleh penderita down sindrom untuk dirinya sendiri dan untuk orang lain.

BAB II ACUAN TEORITIS

A. Definisi Psikologi Perkembangan Psikologi perkembangan merupakan cabang psikologi yang mempelajari perubahan tingkah laku dan kemampuan sepanjang proses perkembangan individu mulai dari masa konsepsi sampai mati.

B. Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Perkembangan setiap individu dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : 1. Hereditas (Keturunan) Hereditas merupakan faktor pertama yang mempengaruhi perkembangan individu. Dalam hal ini hereditas diartikan sebagai totalitas karakteristik individu yang diwariskan orang tua kepada anak, atau segala potensi, baik fisik maupun psikis yang dimiliki individu sejak masa konsepsi sebagai pewarisan dari pihak orang tua melalui gen-gen. 2. Environment (Lingkungan) Lingkungan merupakan keseluruhan fenomena (peristiwa, situasi, atau kondisi) fisik atau sosial yang mempengaruhi atau dipengaruhi perkembangan individu. Lingkungan perkembangan itu antara lain: a. Keluarga Keluarga memiliki peranan penting dalam upaya pengembangan anak. Perawatan orang tua yang penuh kasih sayang dan pendidikan tentang nilai nilai kehidupan, baik agama maupun sosial budaya yang diberikannya merupakan faktor yang kondusif untuk mempersiapkan anak menjadi pribadi dan anggota masyarakat yang sehat. b. Sekolah Sekolah merupakan faktor penentu bagi perkembangan kepribadian anak, baik dalam cara berpikir, bersikap, maupun cara berperilaku. Sekolah memberikan pengaruh kepada anak secara dini seiring dengan perkembangan konsep dirinya.
5

Selain itu, sekolah juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk meraih sukses dan menilai dirinya dan kemampuannya secara realistik. c. Teman Sebaya Kelompok teman sebaya sebagai lingkungan sosial bagi remaja mempunyai peranan cukup penting bagi perkembangan kepribadiannya. Aspek perkembangan yang menonjol antara lain : 1). Social Kognition (Kemampuan memahami orang lain) 2). Konformitas (motif untuk menjadi sama, sesuai, seragam, dengan nilai nilai kebiasaan, hobi, atau budaya teman sebayanya). d. Masyarakat Selain kedua lingkungan tersebut di atas, Masyarakat juga memegang peranan penting dalam menentukan kepribadian individu. Akan tetapi, pengaruh yang diberikan relative lebih kecil di banding kedua faktor di atas. 3. Time (Waktu) Ketika membicarakan perkembangan, waktulah yang mengikat setiap individu dalam menjalani kesehariannya. Waktu di mana ia hidup akan menentukan sejauh mana individu bisa memahami dirinya sendiri.

C. Prinsip-prinsip Perkembangan Prinsip prinsip perkembangan antara lain : 1. Proses yang tidak pernah berhenti 2. Proses yang saling mempengaruhi 3. Mengikuti pola dan arah tertentu a. Chepalo caudal (Arah perkembangan dari kepala ke kaki) b. Proxima distal (Arah perkembangan dari tengah ke pinggir) c. Differensiasi (Arah perkembangan dari umum ke khusus) d. Struktur mendahului fungsi 4. Perkembangan mulai dari konkret ke abstrak 5. Perkembangan mulai dari egosentris ke perfektifisme a. Egosentris : kembali kepada diri sendiri b. Perfektifisme : memandang kemanfaatan bagi dirinya dan orang lain
6

6. Perkembangan mulai dari terkontrol menjadi inkontrol a. Terkontrol : yang mengontrol lingkungan b. Inkontrol : yang mengontrol dirinya sendiri 7. Perkembangan mulai dari tempo yang berlainan 8. Perkembangan mulai dari setiap fase memiliki ciri (ada tugas yang harus dicapai)

D. Fase dan Karakteristik Perkembangan Individu 1. Fase perkembangan Penggolongan fase perkembangan a. Analisis Biologis 1). Aristotheles Perkembangan dimulai sejak masa anak anak sampai dewasa Setiap tahap lamanya 7 tahun Tahap pertama : 0-7 tahun (massa kecil atau masa bermain) Tahap kedua : 7-14 tahun (masa anak, masa sekolah rendah) Tahap ketiga : 14-21 tahun (pubertas)

2). Kretscmer Perkembangan dimulai dari anak-anak sampai dewasa Tahap pertama : 0-3 tahun Tahap kedua : 3-7 tahun Tahap ketiga : 7-13 tahun Tahap keempat : 13-20 tahun

3). Elizabeth Hurlock Tahap pertama : prenatal Tahap kedua : infansi Tahap ketiga : baby hood Tahap keempat : child hood Tahap kelima : adolence Tahap keenam : adult hood

b. Didaktis 1. Apa yang harus dipelajari? 2. Bagaimana harus mengajar?

c. Psikologis 1) Periode lahir sampai kegoncangan pertama 2) Periode kegoncangan pertama sampai kegoncangan kedua 3) Periode kegoncangan kedua sampai akhir masa remaja

2. Karakteristik Perkembangan a. Fase orok Merupakan masa perkembangan terpendek dalam kehidupan manusia dimulai sejak lahir sampai usia dua minggu. Fase ini terbagi dalam 2 masa, yaitu masa pertunate dan masa neonate. b. Bayi Masa ini memiliki perkembangan fisik, intelegensi, emosi, bahasa, bermain, pengertian, kepribadian, moral dan kesadaran agama. Masa inidimulai sejak berakhirnya masa orok sampai akhir tahun kedua masa kehidupan. c. Kanak-kanak Anak usia prasekolah merupakan fase perkembangan individu sekitar 2-6 tahun ketika anak mulai memiliki kesadaran sebagai pria atau wanita, dapat mengatur diri dalam buang air dan mengenal beberapa hal yang dianggap berbahaya. d. Anak Daya pikirnya sudah berkembang kearah berfikir konkret dan rasional. Pada masa ini, terjadi perkembangan pesat dalam mengenal dan menguasai perbendaharaan kata. Dia mulai belajar mengendalikan dan mengontrol emosinya. e. Remaja Masa ini merupakan masa rentan dalam kehidupan individu. Dalam masa ini rasa ingin tahu begitu besar sehingga dia ingin mencoba berbagai hal yang baru.

E. Teori yang Melandasi Perkembangan Individu Dalam kasus ini, ada beberapa teori yang penulis gunakan antara lain: 1. Teori Perkembangan Freud mengenai daerah mental dan kepribadian. 2. Teori Albert Bandura mengenai aspek sosial. 3. Teori Jean Piget mengenai perkembangan kognitif. 4. Teori Erikson mengenai perkembangan psikososial.

BAB III ANALISIS MASALAH

A. Konstruksi ideal Fokus Masalah yang Dikaji Down Sindrom adalah suatu kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan mental anak yang diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom. Kromosom ini terbentuk akibat kegagalan sepasang kromosom untuk saling memisahkan diri saat terjadi pembelahan. Kanak kanak down sindrom mengalami secara keseluruhan mengalami

keterbelakangan perkembangan dan kelemahan akal. Pada peringkat awal pembesaran mereka mengalami masalah lambat dalam semua aspek perkembangan yaitu lambat untuk berjalan, perkembangan motor halus dan bercakap. Perkembangan sosial mereka agak menggalakkan menjadikan mereka digemari oleh ahli keluarga. Mereka juga mempunyai sifat periang. Perkembangan motor kasar mereka lambat disebabkan otot-otot yang lembek tetapi mereka akhirnya berjaya melakukan hampir semua pergerakan kasar. Kanak-kanak Sindrom Down mempunyai ciri-ciri fisikal yang unik :

* Sifat pada kepala, muka dan leher : Mereka mempunyai paras muka yang hampir sama seperti muka orang Mongol. Pangkal hidungnya kemek. Jarak diantara 2 mata jauh dan berlebihan kulit di sudut dalam.

Ukuran mulut adalah kecil dan ukuran lidah yang besar menyebabkan lidah selalu terjulur. Pertumbuhan gigi lambat dan tidak teratur. Paras telinga adalah lebih rendah. Kepala biasanya lebih kecil dan agak lebar dari bahagian depan ke belakang. Lehernya agak pendek. * Sifat pada tangan dan lengan : Sifat-sifat yang jelas pada tangan adalah mereka mempunyai jari-jari yang pendek dan jari kelingking membengkok ke dalam. Tapak tangan mereka biasanya hanya terdapat satu garisan urat dinamakan "simian crease".

* Sifat pada kaki : Kaki agak pendek dan jarak di antara ibu jari kaki dan jari kaki kedua agak jauh terpisah dan tapak kaki.

* Sifat pada otot : Kanak-kanak down syndrom mempunyai otot yang lemah menyebabkan mereka menjadi lembik dan menghadapi masalah lewat dalam perkembangan motor kasar.

10

Masalah-masalah yang berkaitan Kanak-kanak down syndrom mungkin mengalami masalah kelainan organ-organ dalam terutama sekali jantung dan usus.

B. Deskripsi Temuan Ferdhi Ramadhan merupakan salah seorang penderita down sindrom. Dia lahir pada tanggal 22 Februari 1995. Ibunya bernama Hj. Drs. Ernim Ilyas dan ayahnya bernama H. Henry Joni. Dia merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Awalnya sang ibu tak menyangka bahwa Ferdhi, yang biasanya dipanggil adi, terlahir dengan keadaan tak normal. Dia menderita down sindrom. Sebuah pukulan berat bagi seorang ibu. Ibunda Adi tidak lantas berputus asa. Beliau kemudian memasukkan Adi kedalam sebuah lembaga yang bernama SOIna, sebuah lembaga yang bergerak di bidang olahraga. Disana Adi bertemu dengan teman-teman seperjuagannnya. Disinilah Adi berlatih hingga akhirnya bisa menorehkan berbagai prestasi di bidang olahraga sampai ke tingkat Internasional. Bersama kawan kawannya, ia berjuang mengalahkan keterbatasan yang ia miliki. Ia mampu membuktikan pada dunia bahwa dengan keterbatasan ia bisa melampaui manusia yang terlahir dengan normal.

C. Hasil Analisis Masalah yang Dikaji dengan Konstruksi Ideal Ketika ibunda Adi, Hj. Ernim Ilyas, mengetahui bahwa anak keduanya mengalami down sindrom, beliau merasa kaget. Pasalnya, anak pertamanya, Ghessa Salo terlahir dalam keadaan normal. Adi tidak bisa berbicara verbal seperti orang normal seusianya. Hanya orang orang tertentu yang bisa mengetahui maksud dari ucapannya itu. Hal ini berarti tidak semua orang bisa memahami bahasa dari orang yang mengalami down sindrom. Awalnya kita akan mengalami kesabaran ekstra untuk menghadapinya.

D. Solusi Permasalahan Para peneliti dari Amerika Serikat baru-baru ini mengungkapkan teori terbaru penyebab down syndrome. Disebutkan bahwa hilangnya protein di otak dalam jumlah sedikit, bukan banyak seperti yang selama ini diduga, menjelaskan mengapa terjadi down syndrome. Para peneliti menemukan, baik pada manusia dan mencit yang menderita down syndrome,
11

memiliki kadar protein spesifik di otak lebih sedikit dibandingkan orang yang normal. Pada uji coba pemberian obat pada mencit, ternyata berhasil mengembalikan kadar protein menjadi normal kembali.

12

LAMPIRAN

13

14

15

16

17

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan Penyakit down sindrom merupakan penyakit yang disebabkan karena kromosom yang gagal berpisah pada fase profase, bukan merupakan penyakit keturunan. Walaupun down sindrom merupakan kelainan, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa orang yang menderita kelainan down sindrom dapat memiliki prestasi di berbagai bidang, seperti Ferdhi Ramadhan yang saya bahas kasusnya dalam makalah ini misalnya, ia dapat mampu bertahan dan mampu berprestasi dengan baik dengan keadaanya seperti sekarang ini. Penderita down sindrom sebenarnya memiliki bakat dan kemampuan yang baik layaknya manusia normal biasa apabila lingkungan sekitar seperti keluarga dapat mendukung dan berusaha menggali potensi, minat, dan bakat yang dimiliki si penderita denagn penuh kesabaran dan rasa kasih sayang, bukan malah mengisolasi dan memandang sebelah mata penderita down sindrom di lingkungan umum. B. Saran Banyak orang yang mengisolasi dan memandang sebelah mata orang yang memiliki kelainan seperti down sindrom. Seharusnya kita memberikan kasih sayang dan perhatian yang lebih kepada mereka yang mengidap kelainan down sindrom karena sebenarnya mereka juga memiliki bakat dan potensi yang baik di berbagai bidang apabila kita bisa megayomi orang tersebut dengan baik. Oleh karena itu, kita seharusnya dapat mengayomi orang-orang penderita kelainan down sindrom di sekeliling kita, jangan isolasikan dan pandang mereka sebelah mata karena pada kenyataannya mereka mampu berprestasi dengan baik.

18

DAFTAR PUSTAKA

Yusuf, Syamsu. 2009. Psikologi perkembangan. Jakarta : Rosda Wikipedia.org/downsyndrome Syamsu yusuf ln. 1998. Model bimbingan dan konseling dengan pendekatan ekologis. Disertasi. Bandung. Pasca sarjana ikip Bandung. www. Soina.com

19

Anda mungkin juga menyukai