Anda di halaman 1dari 14

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Sistematika atau Taksonomi didefenisikan sebagai cabang biologi yang bertugas untuk mengadakan identifikasi semua makhluk hidup, baik yang sekarang masih ada maupun yang dahulu pernah ada. Dalam arti menentukan nama dan tempatnya dalam sistem klasifikasi, sehingga diperoleh suatu rangkuman, ringkasan, atau gambaran mengenai seluruh makhluk hidup di dunia ini. Klasifikasi tumbuhan adalah pembentukan kelompok-kelompok dari seluruh tumbuhan yang ada di bumi ini hingga dapat disusun takson-takson secara teratur mengikuti suatu hierarki. Kegiatan klasifikasi tidak lain adalah pembentukan kelompok-kelompok makhluk hidup dengan cara mencari keseragaman ciri atau sifat di dalam keanekaragaman ciri yang ada pada makhluk hidup tersebut. Salah satu sapek yang diperlukan dalam mempelajari tumbuha (botani) adalah pengetahuan tentang nama botani (ilmiah/latin) jenis-jenis tumbuhan. Sebab seseorang yang bekerja dengan suatu jenis tumbuhan harus yakin bahwa materi yang ditanganinya benar-benar sesuai dengan nama menurut standar taksonomi tumbuhan. Sekali ia mempublikasikan hasil pekerjaannya dan menyebarluasakannya, seluruh dunia akan siap menyerap informasi tentang jenis tumbuhan yang dipublikasikan tersebut dengan berpegang kepada nama botani yang dikenakan. Nama ilmiah suatu tumbuhan merupakan sebuah kunci mukjizat untuk membuka khazanah yang berisi semua pengetahuan tentang jenis tumbuhan tersebut (Naiola, 1986). Untuk memudahkan penentuan hubungan kekerabatan dan memperlancar pelaksanaan penggolongan tumbuhan, maka diadakan kesatuan-kesatuan taksonomi yang berbeda-beda tingkatnya. Sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang dicantumkan dalam Kode Tatanama, maka suatu individu tumbuhan dapat dimasukkan dalam tingkat-tingkat kesatuan taksonomi sebagai berikut (dalam urutan menurun, beserta akhiran-akhiran nama ilmiahnya): - Dunia tumbuh-tumbuhan (Regnum Vegetabile) - Divisi (divisio -phyta) - Anak divisi (sub divisio -phytina) - Kelas (classis -opsida, khusus untuk Alga phyceae) - Anak kelas (subclassis idea) - Bangsa (ordo ales) - Anak bangsa (subordo ineae) - Suku (familia aceae) - Anak suku (subfamilia oideae) - Puak (tribus eae) - Anak puak (subtribus inae) - Marga (genus; nama ilmiah marga dan semua tingkat di bawahnya tidak diseragamkan akhirannya) - Anak marga (subgenus) - Seksi (sectio) - Anak seksi (subsectio) - Deret (series)

Page 1

- Anak deret (subseries) - Jenis (species) - Varietas (varietas) - Forma (forma) Urutan tingkat-tingkat kesatuan taksonomi itu tidak boleh diubah atau dipertukarkan. Dengan tidak memperhatikan tingkatnya maka setiap kesatuan taksonomi tersebut masingmasing disebut takson(Anonim, 2007). Pembuatan herbarium merupakan suatu aktifitas pengawetan tanaman untuk keperluan penelitian lebih lanjut. Fungsi dari herbarium adalah membantu identifikasi tumbuhan lainnya yang sekiranya memiliki persamaan cirri-ciri morfologinya. Dengan kata lain, herbarium merupakan tumbuhan yang diawetkan yang nantinya dapat dijadikan perbandingan dengan tumbuhan yang akan diidentifikasi. Herbarium memiliki dua jenis yang cukup dikenal yaitu herbarium basah dan herbarium kering. Herbarium basah merupakan awetan dari suatu hasil eksplorasi yang sudah diidentifikasi dan ditanam bukan lagi di habitat aslinya. Sedangkan herbarium kering adalah awetan yang dibuat dengan cara pengeeringan, namun tetap terlihat cirri-ciri morfologinya sehingga masih bisa diamati dan dijadikan perbandingan pada saat determinasi selanjutnya. Hal yang perlu diperhatikan pada saat proses pembuata herbarium(Steenis, 1981): 1. TAHAP PENGUMPULAN: pengumpulan tanaman dilakukan dengan melakukan eksplorasi di lapangan. Selanjutnya masukan tumbuhan yang diperoleh kedalam vasculum, atau dimasukan saja kedalam halaman sebuah buku yang tebal. Ambilah terutama dari bagian tumbuhan yang berbunga atau malahan yang berbuah. Buatlah sedikitnya 2 sampel yang lengkap dari tiap jenis. Bagian dari tumbuhan yang besar sedikitnya panjangnya 30-40 cm dan sedikitnya harus ada satu daun dan satu inflorescencia yang lengkap, kecuali kalau bagiannya yang khusus masih terlalu besar. Lihatlah bagian tumbuhan yang berada dibawah tanah. Sediakan buku untuk mencatat kehususan seperti : warna, bau, bagian dalam tanah, tinggi tempat dari permukaan laut, tempat, banyaknya tanaman tersebut. 2. CARA MENGERINGKAN: tumbuhan diatur diatas kertas kasar dan kering, yang tidak mengkilat, misalkan kertas Koran. Letakan diantara beberapa halaman yang dobel dan sertakan dalam setiap jenis catatan yang dibuat untuk tanaman tersebut. Juga biasanya digunakan etiket gantung yang diikatkan pada bahan tumbuh-tumbuhan, yang nomornya adalah berhubungan dengan buku catatan lapangan. Tumbuh-tumbuhan yang berdaging tebal, direndam beberapa detik dalam air yang mendidih. Lalu tekanlah secara perlahanlahan. Gantilah untuk beberapa hari kertas pengering tersebut. Ditempat yang kelembabannya sangat tinggi, dapat dijemur dibawah sinar mata hari atau didekatkan di dekat api (diutamakan dari arang). Tanaman dikatakan kering kalau dirasakan tidak dingin lagi dan juga terasa kaku. Diusahakan bahwa seluruh sample terus-menerus dalam keadaan kering. Makin cepat mereka mongering, maka makin baik warna itu dapat dipertahankan. 3. PENGAWETAN: tanaman yang dikeringkan selalu bersifat hygroscopis, akan mudah sekali terserang jamur. Oleh karena itu, usahakanlah penyimpanan herbarium di tempat kering dan jemurlah koleksi tersebut sekali-kali dibawah sinar matahari. Terhadap serangan serangga, yang juga memakan tumbuh-tumbuhayang sangat kering, dapat dipakai bubukan belerang, naphtaline, atau yang lebih baik dapat digunakan paradichloorbenzol. Kedua zat yang terakhir ini menguap langsung dan terus-menerus.(Anonim, 2007)

Page 2

4. PEMBUATAN HERBARIUM: temple herbarium, kalau dapat pada helaian yang terlepas, sehingga kelak dapat ditempatkan menurut selera yang dikehendaki. Tempelkan nama pada kertas dengan kertas label. Tuliskan diatas kertas herbarium data mengenai tanggal, tempat ditemukan, tempat mereka tumbuh, nama penemu, catatan khusus, nama familia dan nama spesies. B. Tujuan Makalah Untuk mengetahui apa itu herbarium dan cara pembuatan herbarium? Untuk dapat mengetahui klasifikasi tumbuhan singkong, jambu biji, mawar, karet, katuk, dan labu?

BAB II PEMBAHASAN

1. Klasifikasi Singkong (manihot esculenta)


Klasifikasi Ilmiah Kerajaan: Plantae Divisi: Magnoliophyta Kelas: Magnoliopsida Ordo: Malpighiales Famili: Euphorbiaceae Upafamili: Crotonoideae Bangsa: Manihoteae Genus: Manihot Spesies: M. esculenta Nama binomial : Manihot esculenta Crantz

Page 3

Ubi Kayu (Mannihot esculenta) Ubi kayu (Mannihot esculenta) termaasuk tumbuhan berbatang pohon lunak atau getas (mudah patah). Ubi kayu berbatang bulat dan bergerigi yang terjadi dari bekas pangkal tangkai daun, bagian tengahnya bergabus dan termasuk tumbuhan yang tinggi. Ubi kayu bisa mencapai ketinggian 1-4 meter. Pemeliharaannya mudah dan produktif. Ubi kayu dapat tumbuh subur di daerah yang berketinggian 1200 meter di atas permukaan air laut. Daun ubi kayu memiliki tangkai panjang dan helaian daunnya menyerupai telapak tangan, dan tiap tangkai mempunyai daun sekitar 3-8 lembar. Tangkai daun tersebut berwarna kuning, hijau atau merah. Ubi kayu dikenal dengan nama Cassava (Inggris), Kasapen, sampeu, kowi dangdeur (Sunda); Ubi kayu, singkong, ketela pohon (Indonesia); Pohon, bodin, ketela bodin, tela jendral, tela kaspo (Jawa). Ubi kayu mempunyai komposisi kandungan kimia ( per 100 gram ) antara lain : Kalori 146 kal Protein 1,2 gram Lemak 0,3 gram Hidrat arang 34,7 gram Kalsium 33 mg Fosfor 40 mg Zat besi 0,7 mg Buah ubi kayu mengandung ( per 100 gram ) : Vitamin B1 0,06 mg Vitamin C 30 mg dan 75 % bagian buah dapat dimakan. Daun ubi kayu mengandung ( per 100 gram ) : Vitamin A 11000 SI Vitamin C 275 mg Vitamin B1 0,12 mg Kalsium 165 mg Kalori 73 kal Fosfor 54 mg Protein 6,8 gram Lemak 1,2 gram Hidrat arang 13 gram Zat besi 2 mg dan 87 % bagian daun dapat dimakan. Kulit batang ubi kayu mengandung tanin, enzim peroksidase, glikosida dan kalsium oksalat.

2. Klasifikasi Jambu Biji (Psidium guajava)


Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Klas : Magnoliopsida Subklas : Rosidae Ordo : Myrtales Famili : Myrtaceae Genus : Psidium Spesies : Psidium guajava L.

Page 4

Jambu batu (Psidium guajava) atau sering juga disebut jambu biji, jambu siki dan jambu klutuk adalah tanaman tropis yang berasal dari Brasil, disebarkan ke Indonesia melalui Thailand. Jambu batu memiliki buah yang berwarna hijau dengan daging buah berwarna putih atau merah dan berasa asam-manis. Buah jambu batu dikenal mengandung banyak vitamin C. Buah jambu biji mengandung banyak vitamin dan serat, sehingga sangat cocok sekali dikonsumsi untuk menjaga kesehatan. Warna daging jambu biji yang merah mengidikasikan jambu biji kaya akan vitamin A untuk kesehatan mata dan antioksidan. Buah jambu biji sangat cocok sekali dikonsumsi di siang hari karena buahnya yang segar dan mendinginkan badan .

3. Klasifikasi Mawar (Rosa sp)


Klasifikasi Ilmiah Kerajaan: Plantae Divisi: Magnoliophyta Kelas: Magnoliopsida Ordo: Rosales Famili: Rosaceae Upafamili: Rosoideae Genus: Rosa L. Spesies antara 100-150

Mawar (Rosa sp) adalah tanaman semak dari genus Rosa sekaligus nama bunga yang dihasilkan tanaman ini. Mawar tidak mempunyai daun lenkap karena hanya memiliki pelapah dan helaian daun saja yang bisa kita lihat pada gambar. . Spesies mawar umumnya merupakan tanaman semak yang berduri atau tanaman memanjat yang tingginya bisa mencapai 2 sampai 5 meter. Walaupun jarang ditemui, tinggi tanaman mawar yang merambat di tanaman lain bisa mencapai 20 meter. Spesies asal Eropa Rosa alba

Page 5

Rosa canina Rosa gallica Rosa chnamomea Rosa cettifolia Rosa spinosissma Rosa wichuraiana

Spesies asal Timur Tengah Rosa fetida Rosa fetida bicolor Rosa fetida perciana Rosa feicikoana Rosa damascena

Spesies asal Tiongkok: Rosa chinensis Rosa liviegata Rosa gigantea Rosa primula Rosa mulluganii Rosa sericana pteracantha Rosa hugonis Rosa banksiae lutea\

Spesies asal Jepang Rosa roxburghii Rosa roxburghii 'hirthua Rosa aciculaisis nipponensis

Page 6

Rosa mulitiflora Rosa wichuraina Rosa rugosa Rosa uchiyamana Rosa jasminoidesu Rosa fujisanesis

Spesies asal Amerika Serikat Rosa cinemoemea Rosa nitida Rosa california

Sebagian besar spesies mempunyai daun yang panjangnya antara 5-15 cm, dua-dua berlawanan (pinnate). Daun majemuk yang tiap tangkai daun terdiri dari paling sedikit 3 atau 5 hingga 9 atau 13 anak daun dan daun penumpu (stipula) berbentuk lonjong, pertulangan menyirip, tepi tepi beringgit, meruncing pada ujung daun dan berduri pada batang yang dekat ke tanah.

4. Klasifikasi Karet(Hevea brasiliensis Muell. Arg )


Klasifikasi Ilmiah Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas: Rosidae Ordo: Euphorbiales Famili: Euphorbiaceae Genus: Hevea Spesies: Hevea brasiliensis Muell. Arg

Page 7

Karet diyakini dinamai oleh Joseph Priestley, yang pada 1770 menemukan lateks yang dikeringkan dapat menghapus tulisan pensil. Ketika karet dibawa ke Inggris, dia diamati bahwa benda tersebut dapat menghapus tanda pensil di atas kertas. Ini adalah awal penamaan rubber dalam bahasa Inggris. Di tempat asalnya, di Amerika Tengah dan Amerika Selatan, karet telah dikumpulkan sejak lama. Peradaban Mesoamerika menggunakan karet dari Castilla elastica. Orang Amerika Tengah kuno menggunakan bola karet dalam permainan mereka (lihat: permainan bola Mesoamerika). Menurut Bernal Diaz del Castillo, Conquistador Spanyol sangat kagum terhadap pantulan bola karet orang Aztek dan mengira bahwa bola tersebut dirasuki roh setan. Di Brasil orang lokal membuat baju tahan air dari karet. Sebuah cerita menyatakan bahwa orang Eropa pertama yang kembali ke Portugal dari Brasil dengan membawa baju anti-air tersebut menyebabkan orang-orang terkejut sehingga ia dibawa ke pengadilan atas tuduhan melakukan ilmu gaib. Karet adalah polimer hidrokarbon yang terkandung pada lateks beberapa jenis tumbuhan. Sumber utama produksi karet dalam perdagangan internasional adalah para atau Hevea brasiliensis (suku Euphorbiaceae). Beberapa tumbuhan lain juga menghasilkan getah lateks dengan sifat yang sedikit berbeda dari karet, seperti anggota suku ara-araan (misalnya beringin), sawo-sawoan (misalnya getah perca dan sawo manila), Euphorbiaceae lainnya, serta dandelion. Pada masa Perang Dunia II, sumbersumber ini dipakai untuk mengisi kekosongan pasokan karet dari para. Sekarang, getah perca dipakai dalam kedokteran (guttapercha), sedangkan lateks sawo manila biasa dipakai untuk permen karet (chicle). Karet industri sekarang dapat diproduksi secara sintetis dan menjadi saingan dalam industri perkaretan. Manfaat Karet adalah bahan utama pembuatan Ban, beberapa Alat-alat kesehatan, alat-alat yang memerlukan kelenturan dan tahan goncangan. dibeberapa tempat salah satunya Perkebunan karet di Jember biji karet bisa dijadikan camilan dengan proses tetentu, rasanya gurih namun jangan berlebihan karena kadang membuat pusing kepala.

Page 8

5. Klasifikasi Katuk (Sauropus androgynus)


Klasifikasi Ilmiah Kerajaan: Plantae Divisi: Magnoliophyta Kelas: Magnoliopsida Ordo: Malpighiales Famili: Phyllanthaceae Genus: Sauropus Spesies: S. androgynus Nama binomial Sauropus androgynus

Katuk (Sauropus androgynus) merupakan tumbuhan sayuran yang banyak terdapat di Asia Tenggara. Tumbuhan ini dalam beberapa bahasa dikenali sebagai mani cai (; bahasa Tionghoa) , cekur manis (bahasa Melayu) dan rau ngt (bahasa Vietnam). Daun katuk merupakan sayuran minor yang dikenal memiliki khasiat memperlancar aliran air susu ibu (ASI). Pertelaan dan sistematika Semak, tinggi dua sampai tiga meter, tumbuh di dataran rendah hingga 1.300 di atas permukaan laut. Daun kecil, berwarna hijau gelap dengan panjang lima sampai enam cm. Bunganya berwarna merah gelap atau kuning dengan bercak merah gelap dan berbunga sepanjang tahun. Tumbuhan ini termasuk dalam suku menir-meniran (Phyllanthaceae), dan berkerabat dengan menteng, buni, dan ceremai. Ia termasuk dalam tribus Phyllantheae dan subtribus Flueggeinae. Khasiat dan kegunaan Daun katuk dapat mengandung hampir 7% protein dan serat kasar sampai 19%. Daun ini kaya vitamin K, selain pro-vitamin A (beta-karotena), B, dan C. Mineral yang dikandungnya adalah kalsium (hingga 2,8%), besi, kalium, fosfor, dan magnesium. Warna daunnya hijau gelap karena kadar klorofil yang tinggi.

Page 9

Daun katuk dapat diolah seperti kangkung atau daun bayam. Ibu-ibu menyusui diketahui mengonsumsi daunnya untuk memperlancar keluarnya ASI. Perlu diketahui, daun katuk mengandung papaverina, suatu alkaloid yang juga terdapat pada candu (opium). Konsumsi berlebihan dapat menyebabkan efek samping seperti keracunan papaverin. Pucuk tunas yang muda dijual orang di Indocina dan dimanfaatkan seperti asparagus. Tanaman ini banyak ditanam di pekarangan karena mudah diperbanyak dan biasa dijadikan pagar hidup.

6. Klasifikasi Labu Kuning (Cucurbita moschata Durch)


Klasifikasi Ilmiah Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas: Dilleniidae Ordo: Violales Famili: Cucurbitaceae (suku labu-labuan) Genus: Cucurbita Spesies: Cucurbita moschata Durch Nama umum Indonesia:Labu kuning, labu merah, labu parang Inggris:Butternut squash Cina:nan gua zi

A. Tanaman Labu Tanaman labu kuning merupakan suatu jenis tanaman sayuran menjalar dari famili Cucurbitaceae, yang tergolong dalam jenis tanaman semusim yang setelah berbuah akan langsung mati. Tanaman labu kuning ini telah banyak dibudidayakan di negaraPage 10

negara Afrika, Amerika, India, dan Cina. Tanaman ini dapat tumbuh di dataran rendah maupun tinggi. Adapun ketinggian tempat yang ideal adalah antara 0 m 1.500 m di atas permukaan laut (dpl.). Di Indonesia, sudah banyak ditanam labu kuning varietas lokal dari berbagai jenis, seperti misalnya dari jenis bokor (cerme), kelenting, dan ular. Selain itu, terdapat pula varietas yang merupakan introduksi dari beberapa negara, seperti Taiwan, Australia, Jepang, dan Amerika. Batang labu kuning menjalar cukup kuat, bercabang banyak, berbulu agak tajam, dengan panjang batang yang mencapai 5 m 10 m. Daun labu kuning berwarna hijau keabu-abuan, lebar dengan garis tengah mencapai 20 cm, menyirih, ujung agak runcing, tulang daun tampak jelas, berbulu agak halus dan agak lembek sehingga bila terkena sinar matahari akan menjadi layu. Letak daun labu kuning ini berselang-seling antar batang dengan panjang tangkai daun antara 15 cm 20 cm. Bunga labu kuning berbentuk lonceng dan berwarna kuning. Dalam satu rumpun terdapat bunga jantan dan betina. Tanaman tabu kuning mulai berbunga setelah berumur 1 1,5 bulan.

B. Buah Labu Kuning Buah labu kuning atau yang sering disebut dengan waluh (Jawa Tengah), labu parang (Jawa Barat), ataupun pumpkin (Inggris), merupakan salah satu sayuran yang mempunyai bentuk bulat sampai lonjong dan berwarna kuning kemerahan. Pada bagian tengah buah labu kuning tersebut, terdapat biji yang diselimuti lendir dan serat. Biji ini berbentuk pipih dengan kedua ujungnya yang meruncing. Berat buah labu kuning dapat mencapai 4 kg, bahkan jenis Cucurbita moschata dapat mencapai berat hi ngga 20 kg. Buah labu kuning sudah dapat dipanen pada umur 3 4 bulan, sementara dari jenis hibrida dapat dipanen pada umur 90 hari.

C. Kandungan Gizi Labu Kuning Salah satu faktor yang penting dalam suatu bahan makanan adalah kandungan gizinya. Labu kuning merupakan salah satu jenis tanaman pangan yang mempunyai kandungan gizi cukup tinggi dan lengkap. Secara lengkap labu kuning mempunyai kandungan gizi seperti yang disajikan dalam Tabel Komposisi Zat Gizi Tanaman Labu Kuning.

Page 11

BAB III KESIMPULAN

1. Klasifikasi Singkong (manihot esculenta)


Klasifikasi Ilmiah Kerajaan: Plantae Divisi: Magnoliophyta Kelas: Magnoliopsida Ordo: Malpighiales Famili: Euphorbiaceae Upafamili: Crotonoideae Bangsa: Manihoteae Genus: Manihot Spesies: M. esculenta Nama binomial : Manihot esculenta Crantz

2. Klasifikasi Jambu Biji (Psidium guajava)


Klasifikasi Ilmiah Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Klas : Magnoliopsida Subklas : Rosidae Ordo : Myrtales Famili : Myrtaceae
Page 12

Genus : Psidium Spesies : Psidium guajava L.

3. Klasifikasi Mawar (Rosa sp)


Klasifikasi Ilmiah Kerajaan: Plantae Divisi: Magnoliophyta Kelas: Magnoliopsida Ordo: Rosales Famili: Rosaceae Upafamili: Rosoideae Genus: Rosa L. Spesies antara 100-150

4. Klasifikasi Karet(Hevea brasiliensis Muell. Arg )


Klasifikasi Ilmiah Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas: Rosidae Ordo: Euphorbiales Famili: Euphorbiaceae Genus: Hevea Spesies: Hevea brasiliensis Muell. Arg

Page 13

5. Klasifikasi Katuk (Sauropus androgynus)


Klasifikasi Ilmiah Kerajaan: Plantae Divisi: Magnoliophyta Kelas: Magnoliopsida Ordo: Malpighiales Famili: Phyllanthaceae Genus: Sauropus Spesies: S. androgynus Nama binomial Sauropus androgynus

6. Klasifikasi Labu Kuning (Cucurbita moschata Durch)


Klasifikasi Ilmiah Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas: Dilleniidae Ordo: Violales Famili: Cucurbitaceae (suku labu-labuan) Genus: Cucurbita Spesies: Cucurbita moschata Durch Nama umum Indonesia:Labu kuning, labu merah, labu parang Inggris:Butternut squash

Page 14

Anda mungkin juga menyukai