Anda di halaman 1dari 15

BAB I GEOLOGI

I.1 Kejadian Di alam, batu apung yang terbentuk dari hasil letusan gunung api, umumnya berupa fragmen dalam batuan breksi, termasuk jenis batuan aluminium silikat bersifat gelas (glassy), berstruktur selular, serta mempunyai density ruah (bulk density) yang rendah. Jenis batuan lainnya yang memiliki struktur fisika dan asal terbentuknya sama dengan batu apung adalah pumicit, volkanik cinder, dan scoria. Batu apung (pumice) merupakan jenis batuan yang berwarna terang,mengandung buih yang terbuat dari gelembung berdinding gelas, dan biasanya disebut juga sebagai batuan gelas vulkanik silikat. Batuan ini terbentuk dari magma asam oleh aksi letusan gunung api yang mengeluarkan materialnya ke udara; kemudian mengalami transportasi secara horizontal dan terakumulasi sebagai batuan piroklastik. Didasarkan pada cara pembentukan (desposisi),distribusi ukuran partikel (fragmen) dan material asalnya,endapan batu apung diklasifikasikan menjadi: a. Sub-areal b. Sub-aqueous c. New ardente; yaitu endapan yang dibentuk oleh pergerakan keluar secara horizontal dari gas dalam lava,yang menghasilakan campuran fragmen dengan berbagai ukuran dalam suatu bentuk matriks;

d. Hasil endapan ulang (redeposit).

I.2 Mineralogi Batu apung memiliki sifat vesikular yang tinggi,mengandung jumlah sel yang banyak (berstruktur selular) akibat ekspansi buih gas alam yang terkandung didalamnya,dan pada umumnya terdapat fragmen-fragmen dalam breksi gunung api. Sedangkan mineral mineral yang terdapat dalam batu apung feldspar, kuarsa, obsidian, cristobalit,dan tridimit.

BAB II PENAMBANGAN DAN PENGOLAHAN

II.1 Penambangan Pada umumnya, endapan batu apung terletak dekat ke permukaan bumi, penambangannya dilakukan dengan cara tambang terbuka dan selektif. Pengupasan tanah penutup dapat dilakukan dengan alat-alat sederhana (secara manual) ataupun dengan alat-alat mekanis , seperti bulldozer, scraper, dan lain-lain. Lapisan endapan batu apungnya sendiri dapat digali dengan menggunakan excavator antara lain backhoe atau power shovel, lalu dimuat langsung kedalam truck untuk diangkut ke pabrik pengolahan.

II.2 Pengolahan Untuk menghasilkan batu apung dengan kualitas yang sesuai dengan persyaratan ekspor atau kebutuahan dalam sektor konstruksi dan industri, batu apung dari tambang diolah terlebih dahulu, antara lain dengan menghilangkan pengotor dan mereduksi ukurannya. Secara garis besar, proses pengolahan batu apung terdiri atas:

a. Pemilahan (sorting), untuk memisahkan batu apung yang bersih dari batu apung yang banyak pengotornya (impurtis),dan dilakukan secara manual atau dengan scalping screen. b. Peremukan(crushing); untuk mereduksi ukuran dengan menggunakan crusher, hammer mills, dan rol mills. c. Sizing; untuk memilah material berdasarkan ukuran yang sesuai dengan permintaan pasar, dilakukan dengan menggunakan saringan (screen). d. Pengeringan (drying); jika material dari tambang banyak mengandung air, maka perlu dilakukan pengeringan,antara lain dengan menggunakan rotary dryer.

BAB III KEGUNAAN DAN SPESIFIKASI

III.1 Kegunaan a. Di sektor konstruksi Di sektor ini, batu apung banyak dimanfaatkan untuk keperluan pembuatan agregat ringan dan beton agregat ringan karena mempunyai karakteristik yang sangat menguntungkan; yaitu ringan dan kedap udara (high in-sulation). Berat spesifik batu apung sebesar 650 kg/cm 3 dibandingkan dengan bata biasa seberat 1.800-2.000 kg/cm3. Dari batu apung, lebih mudah dibuat blok-blok yang berukuran besar, sehingga dapat mengurangi pelesteran. Kelebihan lainnya dari penggunaan batu apung dalam pembuatan agregat adalah tahan terhadap api, kondensi, jamur dan panas, serta cocok untuk akustik. b. Di sektor industri

Di sektor industri, batu apung digunakan sebagai bahan pengisi (filler), pemoles/pengosok (polishing), pembersih (cleaner), stonewashing, abrasive, isolator temperatur tinggi dan lain-lain.

Kegunaan Batu Apung di Sektor Industri

Industri Cat

Kegunaan Pelapis nonskid Cat sekat akustik Bahan pengisi cat tekstur Flattening agents Media filtrasi Chemical carrier Pemicu korek api belerang Pembersih dan pemoles Vibratory finishing Pressure blasting Electro-plating Pembersih gelas/kaca Bubuk sabun tangan Pembersih gelas/kaca and barrel

Derajat Ukuran Butir Kasar Kasar Halus-kasar Sangat halus Kasar Kasar Halus-kasar Sangat halus Sangat halus-sedang

Kimia

Logam dan plastik

Sedang Halus Sangat halus Sedang Sangat halus

Komponder

Kosmetik dan odol

Pemoles dan penambal gigi Pemerata kulit Bahan penghapus Bahan cetakan Untuk mengkilap Pemrosesan tabung TV Pemoles dan pengkilap kaca tabung TV

Halus Bubuk cair Sedang Sangat halus Sedang Halus Halus

Karet

Kulit Kaca dan cermin

Elektronik Tembikar Keterangan

Bevel finishing Penghalus potongan kaca Pembersih papan sirkit Bahan pengisi

Sangat halus Sangat halus Sangat halus Halus

: Kasar = 8-30 mesh ; sedang = 30-100 mesh ; halus = 100-200 mesh ; Sangat Halus ,>200 mesh

Sumber

: Industri Minerals, Bulletin, 1990

III.2 Spesifikasi batu apung III.2.1 Spesifikasi di Sektor konstruksi Spesifikasi batu apung untuk pembuatan agregat ringan dan beton agregat ringan adalah sebagai berikut:

1. Agregat ringan (BS 3797,tahun 1964) SO3 : maks 1% LOI (loss of ignition) : maks 4% Bobot isi ruah : Butiran kasar : maks. 0.96 ton/m3 Butiran halus : maks 1,20 ton/m3

2. Beton agregat ringan (BS 2028,1364,tahun 1968) Kedap udara (3 inchi blok) ; 44,3 db Bobot isi kering : 0,88 ton/m3 Nilai kalori : 1,0 kal. Fire resistence : sampai dengan 6 jam Susut kering (drying shrinkage) : 0,04% Ukuran butir : 1-9 cm III.2.2 Spesifikasi di Sektor Industri Beberapa contoh spesifikasi batu apung yang digunakan di sektor industri,di Indonesia adalah: 1. Untuk pigmen sebagai berikut: Hilang pijar Zat terbang : maks. 5% : maks. 1%

Lolos saringan 300 mesh : min. 70%

Lolos saringan 150 mesh : maks. 30% 2. Untuk keramik tembikar SiO2 Al2O3 Fe2O3 MgO CaO Na2O K2O H2O Kadar air Kuat lentur : 69,80% : 17,70% : 1,58% : 0,53% : 1,49% : 2,45% : 14,17% : 2,04% : 21% :31,89 kg/cm3

Peresapan air :16,66% Berat volume :1,18 gr/cm3 Keplastisan :plastis

Beberapa spesifikasi batu apung yang diperdagangkan oleh beberapa produsen di dunia adalah sebagai berikut : a. Tipe Itali : SiO2 Al2O3 : 70,90% : 12,76%

Fe2O3

: 1,75%

Lolos Saringan 0,5 inci inci inci inci : 100% : 95% : 67% : 51%

Pengotor (lempung, Garam dan abu) Karbonat Bobot isi ruah Graviti spesifik Peresapan air Nilai agregat impact (0,5 3/8 inci ) Nilai agregat crushing (0,5 3/8 inci ) Nilai abrasi agregat ( 0,5 3/8 inci ) Indeks flakiness Indeks elongation b. Turki SiO2 Al2O3 Fe2O3 MgO CaO : 67,80% - 72,50 % : 12, 59% - 14,00 % : 0,90% - 3,00% : 0,13% - 0,26% : 0,80% - 1,50% : 212,0 : 5.4 : 3.6 : 67% : 56,0% : 32,8% : 0% : 480 kg/cm3 : 0,80 : 44,0% berat kering

Na2O K2O Hilang pijar c. Yunani SiO2 Al2O3 Fe2O3 MgO CaO Na2O K2O SO3 Unsur Lain Hilang pijar

: 3,40% - 3,62% : 4,30% - 4,71% : 4% - 5

: 70,55% : 12,2 % : 0,89% : 0,10% : 2,36% : 3,49% : 4,21% : 0,03% : 0,62% : 5,51%

Bobot isi ruah kering : 0,6 0,72 ton/m3 Ukuran Butir : s.d 8 mm

BAB IV KESIMPULAN

IV.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan dari penjelasan mengenai batu apung yakni sebagai berikut : a. Batu apung yang terbentuk dari hasil letusan gunung api, umumnya berupa fragmen dalam batuan breksi, termasuk jenis batuan aluminium silikat bersifat gelas (glassy), berstruktur selular, serta mempunyai density ruah (bulk density) yang rendah. b. Mineral yang terkandung dalam batu apung yakni feldspar, kuarsa, obsidian, cristobalit, dan tridmit. c. Proses penambangan batu apung dilakukan dengan cara tambang terbuka dan selektif. Dimana pengupasan tanah penutup dapat dilakukan dengan alat-alat sederhana (secara manual) maupun dengan alat-alat mekanis. Sedangkan proses pengolahan batu apung terdiri atas pemilahan ( sorting), peremukan (crushing), Sizing, dan pengeringan (drying). d. Batu apung banyak digunakan untuk pembuatan bahan kontruksi, yaitu agregat ringan seperti genteng, pipa saluran air, dinding kedap suara dan lainlain. Sedangkan di sektor industri digunakan sebagai bahan abrasif dan pemoles/pegkilap (polishing) di industry logam dan kulit, bahan pembersih kaca, bahan pengisi (filler) dan pelapis (coating) di industry cat, odol, dan kosmetik, serta sebagai chemical carrier di indusrti kimia.

SOAL-SOAL

1. Sebutkan 4 klasifikasi endapan batu apung ? 2. Sebutkan 4 kegunaan batu apung di sektor industry ? 3. Sebutkan 5 mineral yang terdapat dalam batu apung ? 4. Sebutkan dan jelaskan 4 proses pengolahan batu apung ? 5. Jelaskan cara penambangan batu apung ?

LEMBAR KONSULTASI

Nama NIM Fakultas Jurusan Mata Kuliah No.

: Dedi Rianto : 03101002013 : Teknik : Teknik Pertambangan : Bahan Galian Industri Tanggal Uraian Paraf

Indralaya,

Mei 2012

Dosen Pembimbing

Ir. A. Rahman, MS NIP. 195603271986021001

Anda mungkin juga menyukai