Anda di halaman 1dari 3

Tabel E.5 dan E.6 untuk (HR)0 / RTc dan tabel E.9 dan E.

10 untuk (SR)0/R, menyediakan dua dasar parameter yang berhubungan yang secara cepat menghasilkan estimasi nilai residual function. Korelasi ini ditunjukkan pada gambar 6.5, pada plot (HR)0 / RTc dengan Pr untuk enam isotermal. Seperti hubungan faktor kompresibilitas yang umum, fungsi komplek dari (HR)0 / RTc, (HR)1 / RTc, (SR)0/R dan (SR)1/R menghalangi gambaran umum oleh persamaan sederhana. Bagaimanapun, pembentukan hubungan koefisien virial kedua pada dasarnya untuk menganalisis hubungan sifat-sifat residual pada tekanan rendah, yang ditunjukkan pada persamaan 3.62 dan 3.63.

Jumlah B vektor, B1 dan B0 hanya merupakan fungsi Tr dimana,

Persamaan 6.55 dan 6.56 dapat dituliskan :

Masing-masing persamaan dikombinasikan dengan dua persamaan sebelumnya, menghasilkan

(6.87)

(6.88) Hubungan B0 dan B1 pada penurunan suhu ditunjukkan pada persamaan (3.65 dan 3.66). perbedaan persamaan ini ditunjukkan oleh dB0/dTr dan dB1/dTr . dimana persamaan tersebut diaplikasikan pada persamaan (6.87) dan (6.88) :

Gambar 3.14 menunjukkan hubungan spesifik untuk faktor kompresibilitas yang juga dapat digunakkan untuk hubungan dasar sifat-sifat residual koefisien virial kedua. Dimana, hubungan sifat-sifat semua residu kurang akurat daripada hubungan faktor kompresibilitas yang mendasarinya. Dan tentunya tahan untuk kutub-kutub yang kuat dan molekul-molekul yang berasosiasi. Hubungan umum untuk HR dan SR dengan kapasitas panas gas ideal untuk menghitung nilai entalphi dan entrophi gas pada setiap suhu dan tekanan yang ditunjukkan pada persamaan (6.50) dan (6.51).

Perubahan entalphi untuk proses, H = H2 H1 ditunjukkan pada persamaan

(6.91)

(6.92) Persmaan tersebut dapat dituliskan kembali menjadi

Ruas kanan dari persamaan (6.91) dan (6.94) menunjukkan hubungan tahapan alur perhitungan dari keadaan dasar menuju keadaan akhir sistem. Kemudian dalam gambar 6.6 alur aktual dari keadaan 1 menuju keadaan 2 (garis putus-putus) dapat digantikan oleh tiga tahapan perhitungan. tahap 1 1ig proses hipotesis yang mengubah gas nyata menjadi gas ideal pada T1 dan P1. Perubahan entrophi dan entalphy adalah

tahap 1ig 2ig perubahan dalam keadan gas ideal dari (T1, P1) menuju (T2,P2) untuk proses ini

tahap 2ig proses hipotesis mengubah gas ideal menjadi kembali ke gas nyata pada T2 dan P2, disini

Hasil Persamaan (6.91) dan (6.92) dari penambahan perubahan entalphi dan entrophi yang mengalami tiga tahapan.

Anda mungkin juga menyukai