Anda di halaman 1dari 5

INTRODUCTION TO PROPERTI THEORY

David Ellerman
Department of Economics University of California at Riverside Direview Oleh:

I Wayan Yudiartana
Mahasisiwa Konsentrasi Perencanaan dan Manajemen Pembangunan Desa Kota Program Magister Arsitektur, Universitas Udayana Jl. PB Sudirman, Denpasar Email: iw.yudiartana@gmail.com

I. Mekanisme Penyesuaian Pasar


Makalah ini berisi pengenalan teori modern tentang properti. Secara teori ekonomi, teori properti memiliki sisi normatif dan deskriptif. Disebut normatif karena menggunakan persamaan individualis dan subjektivitas metode yang berbasiskan norma efisiensi ekonomi. Perkembangan modern teori properti sudah banyak tertunda karena sejumlah faktor yang ada di dalam konsep pandangan mendunia dari ilmu ekonomi dan adanya yurisprodensi kuno. Perubahan paradigma diperlukan sebelum semuanya jatuh ke dalam konfigurasi baru atau tetap. Selain itu teori ini tertunda karena adanya pengertian yang kritis tentang hubungan pekerjaan. 1.1 Kelalaian pada pertanyaan tentang penyesuaian Hak-hak properti mempunyai siklus hidup: diciptakan, diserahterimakan dan diakhiri. Pasar sudah mempunyai sebuah mekanisme untuk memulai dan mengakhiri hak-hak properti. Dalam aktivitas ekonomi umum, hak properti diciptakan pada produksi dan diakhiri pada konsumsi. Ilmu ekonomi tidak memformulasikan pertanyaan tentang mekanisme bagaimana memulai dan mengakhiri hakhak properti dalam aktivitas normal. Sederhananya, akhir dari hak properti ialah mekanisme penyerahan aset dan

pertanggungjawaban dibuat dalam kegiatan produksi dan konsumsi normal. Contoh kelalaian ini ialah diskusi penciptaan properti selalu terbatas pada bacaan filosofis mistis daripada implementasi nyata. Kelalaian lain ialah adanya mitos yang salah tentang Hak Produk adalah bagian dari Hak Modal. Ini terjadi karena tidak adanya penjelasan tentang mekanisme penyesuaian aset dan kewajiban diproduksi pada proses produksi normal. a. Teori mendasar bahwa hak milik atas produk adalah bagian dari hak modal Teori lama mempunyai satu kesalahan ialah belum memformulasikan pertanyaan tentang mekanisme untuk penyesuaian aset dan kewajiban selama proses produksi normal. Sederhananya, teori lama ini mengasumsikan bahwa kesatuan hak pemilik modal dan aset sudah mencakup hak milik atas aset dan produk. Mitos inilah yang menyebabkan kegagalan dalam merumuskan mekanisme untuk penyesuaian aset dan kewajiban dalam kegiatan produksi normal. b. Mekanisme Tidak Terlihat dari Mekanisme Penyesuaian Pasar Mekanisme tangan tak terlihat bekerja ketika hukum mulai masuk mengintervensi ke pasar. Ada dua jenis kontrak dimana peran Hakim Terlihat sangat penting, yaitu, pertama dan terakhir kontrak transfer dalam siklus

hidup suatu komoditas. Ketika komoditas baru diproduksi pertama kali dijual dan Hakim Terlihat memungkinkan itu, maka hak milik pertama yang tepat adalah, pada dasarnya, ditugaskan kepada penjual pertama. Sebaliknya, ketika komoditi yang dibeli selanjutnya dikonsumsi, digunakan, atau dihancurkan dan Hakim Terlihat memungkinkan itu, maka kewajiban itu, pada dasarnya, ditugaskan kepada pembeli terakhir. Dengan demikian kita memiliki: Mekanisme penyesuaian pasar: Hak milik (atau kewajiban) yang baru saja diproduksi (masing-masing, akhirnya digunakan) kemudian komoditas oleh Hakim Terlihat diberikan kepada penjual pertama (masing-masing, sebagai pembeli terakhir) dari komoditas. Aplikasi untuk konsumsi normal sangatlah mudah. Ketika komoditas dikonsumsi dan Hakim Terlihat memungkinkan itu maka kewajiban untuk menggunakan atau mengkonsumsi komoditi diberikan kepada pembeli terakhir. Kesimpulan, penerapan mekanisme penyesuaian pasar hanya bisa dilakukan pada proses produksi normal. c. Beberapa Implikasi Deskriptif kepada Ekonomi 1. Kebenaran mitos mendasar Kaum intelektual tidak setuju jika hak atas produk bukan bagian dari hak atas modal dan lebih ditentukan oleh pola kontrak pasar. Lalu dimana letak teori lama? Marx keliru dalam analisis modal dalam kapitalisme, yang menyatakan proses produksi ialah bagian dari hak milik modal. Modal (Marx) = tenaga kerja (modal) + peran kontrak dalam perusahaan 2. Implikasi pada Teori Keseimbangan Umum Teori hak milik ini berpengaruh pada distribusi pendapatan. Dimana dijelaskan ada teori lama menunjuk kepada model keseimbangan umum oleh Arrow Debreu. Dimana pemegang saham memiliki perusahaan, tetapi perusahaan tidak memiliki pengaturan pada ekonomi pasar dengan hak milik pribadi. 3. Kesalahan Properti pada Teori Modal Teori produksi lama menjelaskan : produksi selama periode waktu tertentu digambarkan oleh fungsi produksi Q = f (K, L), maka "input" akan menjadi aliran modal jasa K (singkatan untuk semua masukan nonmanusia) dan aliran jasa tenaga kerja L (singkatan untuk semua kegiatan manusia de facto bertanggung jawab produksi), dan output Q diproduksi selama periode tersebut. Kesalahan yang ada ialah belum dimasukkannya factor kewajiban dalam proses pembuatan output. Karena harga tidak memainkan peranan pada hak milik. Namun harga sangat berpengaruh pada ekonomi, maka perlu dibuat hubungan antara teori hak milik dan teori ekonomi. 4. Kesalahan properti pada teori keuangan perusahaan Teori keuangan perusahaan umum menyatakan produk adalah bagian dari kepemilikan aset perusahaan. Sangat masuk akal jika hak milik produk dilihat sebagai hak milik perusahaan , namun dengan memasukkan unsur kontrak kerja. Semua kontrak kerja pada tahun mendatang harus dihitung untuk mendukung kinerja perusahaan saat ini. Kesalahan saat ini, kontrak masa depan ditulis tanpa memperhitungkan hak milik pribadi. 5. Dalil pokok yang mendasari mekanisme pasar dalam sebuah sistem properti pribadi a. Pandangan dasar tentang kesejahteraan individu dan Kriteria Pareto Kriteria Pareto digunakan untuk mengevaluasi mekanisme harga untuk melakukan transfer properti (memaksimalkan keuntungan) sampai keseimbangan tercapai. Diwujudkan dalam Teori Dasar Sitem Harga. bahwa dalam kondisi tertentu (misalnya, persaingan murni dan tidak adanya eksternalitas) , bahwa kesetimbangan memenuhi kondisi normatif optimalitas Pareto.

b. Pandangan kaum bebas tentang definisi kesejahteraan sosial Kaum Utilitarian (bebas) mendefinisikan kesejahteraan sosial hanya bisa dicapai dengan memaksimalkan fungsi kesejahteraan sosial yang mengubah permasalahan maksimisasi kesejahteraan individu menjadi kesejahteraan sosial. c. Teori hak berbasis properti menggunakan metodologi subjektivitas Konsep kunci dalam pendekatan ini adalah gagasan tentang "tanggung jawab" yang memungkinkan inisiasi dan terminasi komoditas (yaitu, aset dan kewajiban komoditas) yang akan diperhitungkan atau ditugaskan ke orang atau parties. d. Beberapa Teori Dasar untuk mekanisme penyesuaian pasar Teori dasar untuk mekanisme properti ("Hume dalam Locke"): Jika tidak ada pelanggaran dan tidak ada eksternalitas dalam mekanisme kontrak pasar transfer, maka mekanisme pasar apropriasi mengaitkan tanggung jawab hukum sesuai dengan de facto tanggung jawab, yaitu, beroperasi dengan benar dalam hal prinsip tanggung jawab.

II. Penerapan Hingga Produksi


2.1 Fakta pada studi kasus Produk Tenaga Kerja = (Q,K,0) = (0,0,L) + (Q,K,L) = Komoditas Tenaga Kerja + Keseluruhan Produk 2.2 Penyimpangan Teori Produktivitas Marginal (Q,K,0) (0,0,L) = (Q,K,L). Pertanyaan teoritis properti bukan tentang "saham distributif", itu adalah tentang siapa yang merampas seluruh produk. Sejak Tenaga Kerja bertanggung jawab untuk memproduksi (Q, K-, 0), tetapi hanya merampas (0,0, L) dalam sistem kerja, Tenaga Kerja bertanggung jawab untuk tetapi tidak sesuai perbedaan yang seluruh produk. Dimana seluruh produk adalah (Q,K,L).

III. Kesimpulan :
Telah dijabarkan di awal bahwa sejumlah gestalt kecil berubah dalam hal kerangka. Pergeseran paradigm kecil, dalam hal ini cukuplah penting sebelum pemikiran-pemikiran dikembangkan bersama di sini. Sekarang, kita berada dalam posisi yang lebih baik untuk menguraikan pergeseran yang dimaksud tersebut. Berikut poinpoin penting yang perlu dijabarkan: 3.1 Mitos-mitos yang mendasar Pemikiran bahwa hak-hak untuk produk adalah terpisah dan pembagian dari hak -hak tersebut untuk beberapa aset yang ada dengan mudahnya dipatahkan jika mempertimbangkan kasus dimana aset tersebut disewakan. Kemudian, produk tersebut jatuh ke tempat lain sedangkan kepemilikan terhadap aset tersebut tetap di tangan yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa wujud sebuah perusahaan, (yaitu pemilik produk seutuhnya) adalah peran yang sesuai kontrak. Kemudian, untuk menghindari pergeseran makna antara kata modal (sebagai aset yang dimiliki) dan modal (aset yang dimiliki maupun tidak dalam kontrak produk secara utuh) akan menjernihkan jalan kecil untuk bergeser melewati mitos yang mendasar tersebut meskipun menghasilkan reaksi keras bagi teori permodalan, teori keuangan badan usaha dan teori keseimbangan umum.

3.2 Penyesuaian Jika hak-hak untuk produk tidak terpisah dari hak-hak properti yang sebelumnya telah ada, maka alasannya sudah jelas untuk memunculkan pertanyaan tentang penyesuaian dalam produksi normal, tidak hanya dalam beberapa pernyataan mitos yang alamiah atau ketika properti umum disesuaikan secara pribadi. 3.3 Perlakuan vektorial/terpisah Dengan perlakuan secara vektorial, yang dimaksudka n di sini adalah tidak hanya berpikir dalam istilah multi-dimensi namun dalam istilah simetris secara aljabar tentang positif dan negatif, yaitu aset dan kewajiban. Hal ini memenuhi perlakuan simetris dari akhir siklus hidup dari hak properti, permulaan dan akhirnya, sebagai penyesuaian aset dan kewajiban properti. Lebih jauh lagi, hal ini menunjukkan bahwa konsumsi adalah suatu hal untuk penyesuaian karena hak-hak properti diakhiri dalam konsumsi (begitu juga dalam produksi). 3.4 Keutuhan produk Pendekatan kuno didominasi oleh metafora pembagian saham atau keuntungan, seolah-olah penyedia input adalah produser dan penuntut daripada saham atau keuntungan dari produk yang menghasilkan (Q,0,0). Ada juga sebuah metafora ganda tentang peminta pengguna output hingga inputnya dan jadi kepemilikan saham atau keuntungan dalam produk yang negatif (0, -K, -L) sebagai tuntutan terhadap hal tersebut. Metafora tersebut menceritakan pada kita sebuah cerita tentang batas -batas pelabelan harga dari sebuah outputs benar- benar hanyalah sebuah cerita yang menuntun kita ke batas -batas harga produktivitas dari sebuah input. Tapi, metafora-metafora tersebut di atas hanyalah berperang satu sama lainnya. Faktanya tidak ada hal yang dihubungkan secara sah dari produk yang positif bagi penyedia dan tidak ada pula hal yang dihubungkan dari produk negatif dari peminta output. Malahan, produk keseluruhan ( baik itu negatif maupun positif) tersebut secara sah dihubungkan menjadi satu kesatuan yang sah, kesatuan yang dengan cara demikian akan disebut sebagai perusahaan). Pengkonsepan ulang dari sebuah produk ini mengubah fokus dari pertanyaan normatif dari pembagian saham atau keuntungan menjadi pertanyaan mendasar yaitu Siapa itu sesungguhnya sebuah perusahaan?. 3.5 Hakim yang tak terlihat Keempat poin yang telah dijabarkan sebelumnya pada akhirnya menuju ke satu poin formulasi dari penyesuaian mekanisme pasar. Pemikiran ini tidaklah dapat muncul begitu saja tanpa pergeseran paradigma kecil yang melebihi mitos-mitos mendasar yang dipercaya, yang menimbulkan pertanyaan tentang penyesuaian, dengan melihat penyesuaian tersebut dalam dua sisi cara vektorial, dan bergerak melewati gambar metafora dari hubungan di dalam perusahaan (dari pembagian saham/keuntungan menjadi produk secara keseluruhan). Kemudian, pemikiran ini secara cepat muncul pada pembeli terakhir atau penjual pertama mekanismi Tangan tak Terlihat dari suatu hubungan oleh pengadilan teendah di negeri tersebut, Hakim yang tak terlihat. 3.6 Tanggung Jawab Salah satu tindakan yang sungguh mengherankan atau agaknya merupakan kepura-puraan daripada ilmu ekonomi adalah belajar mengabaikan fakta bahwa sementara semua input oleh sebabnya tepat guna, hanya tindakan manusia (pekerja/buruh) bisa menjadi tanggung jawab yang nyata dan bahwa tanggung jawab dalam memakai instrumen dihubungkan kembali melalui instrumen pengguna manusia tersebut. Alasan yang mendasar untuk kebutaan professional tersebut adalah tidaklah sulit untuk dimengerti: system properti yang sudah tidak alamiah dewasa ini dan kontrak berdasarkan sewa manusia, system ketenagakerjaan, perlakuan dan pelayanan

bagi buruh secara sah seolah-olah mereka tidak ada tanggung jawab (di luar kejahatan) dan dapat diserahterimakan seperti sebuah benda. Tentu saja, ini akan terlihat alami dan konsisten bagi metodologi subyektivitas Austrian-Kantian untuk mengenali arti/makna normatif bahwa tidak hanya mengenai pilihan manusia tetapi tindakan manusia itu sendiri. Bagaimanapun juga hali itu tentunya bertentangan dengan peranan sosial dari ilmu ekonomi untuk menjelaskan system tersebut bahwa memperlakukan baik orang maupun benda sebagai sesuatu yang boleh disewakan. 3.7 Prinsip Tanggung Jawab Salah satu kunci penghubung untuk membawa teka-teki atau kebingungan ini adalah realisasi bahwa hasil dari perburuhan seseorang prinsip dari teori properti Lockean adalah aplikasi positif dari prinsip tanggung jawab menurut hokum yang normal secara khas diterapkan pada sisi negatif dari penyesuaian, hubungan dari kewajiban. 3.8 Ruang kepemilikan Sebuah fokus pada apa yang terjadi ketika kontrak pembelian dan penjualan barang-barang komoditas dipenuhi dan hal-hal di luar properti dengan cepatnya menunjukkan bahwa serah terima yang relevan adalah tidak dalam bentuk atau ruang fisik (walaupun hal tersebut bisa saja dilibatkan), tapi serah terima dalam hal kepemilikan. Demikian pula halnya, faktor-faktor yang relevan lainnya seperti tak bergerak dan tidak diperdagangkan akan menjadi apa yang tidak bisa diserahterimakan secara sukarela dari kepemilikan seseorang, yaitu orang yang secara nyata bertanggung jawab dan berkapasitas sebagai pemberi keputusan.

DAFTAR PUSTAKA
David Ellerman, 2004. Introduction to Properti Theory. California : Department of Economics University of California at Riverside.

Anda mungkin juga menyukai