Anda di halaman 1dari 2

PPNI cabang Belanda

Doktor Keperawatan UI, Pertama di Indonesia


Kontribusi Dari syafiih kamil

Setelah melengkapi diri dengan tenaga-tenaga pengajar yang kompeten dan beberapa guru besar di bidang ilmu keperawatan, Universitas Indonesia (UI) bertekad bulat membuat terobosan dengan membuka program doktor di Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK). Program doktor keperawatan tersebut sekaligus menjadi yang pertama di Indonesia. Peluncuran program doktor keperawatan yang diselenggarakan di Wisma Bakrie, Kuningan, Jakarta pada Kamis, (18/9) tersebut juga dihadiri oleh Rektor Universitas Indonesia Prof Dr Gumilar Rusliwa Somantri. Dunia medis yang berkaitan erat dengan masalah pelayanan saat ini semakin memerlukan penerapan metode yang berbasiskan pembuktian (evidence based practice). Hal tersebut menjadi alasan utama dibukanya program doktor keperawatan ini. Metode pelayanan yang didasarkan pada pembuktian adalah pelayanan di mana perawat yang terlibat di dalam tatanan layanan dituntut untuk dapat mengeksplorasi dan melengkapi hasil penelitian di samping melakukan penelitiannya sendiri. Selain itu, agar mereka juga dapat bertindak berdasarkan pembuktian ilmiah. Oleh karena itu, secara otomatis, untuk dapat menerapkan metode pelayanan tersebut dibutuhkan perawat dengan latar belakang pendidikan yang tinggi.

FIK UI yang merupakan fakultas ilmu keperawatan pertama dan tertua di Indonesia, seperti dikatakan oleh Dekan FIK UI, Dewi Irawaty MA PhD, kini telah menerima 21 orang calon mahasiswa angkatan pertama program doktor yang akan dimulai pada semester ganjil, September 2008 ini. Persyaratan yang diberlakukan untuk calon mahasiswa adalah telah memiliki ijazah magister atau setara dari institusi terakreditasi, kemudian mengikuti ujian tes potensi akademik dan bahasa Inggris, diwajibkan mengikuti pendidikan praprogram, serta telah memiliki prausulan penelitian atau riset. Dewi menambahkan, penelitian akan berhasil dan lebih berkualitas apabila dilakukan oleh orang-orang yang berbekal cukup. Selain itu, seiring dengan berbagai perkembangan dalam dunia profesi keperawatan khususnya pada era globalisasi ini, gelar doktor telah menjadi dasar dan yang paling utama. “Kontribusi atau peran perawat dalam menangani pasien nantinya juga tidak hanya terbatas sebagai asisten dokter, misalnya mengerti kontradiksi obat-obatan, tetapi mereka juga sudah dapat memutuskan sesuatu dalam keadaan darurat, namun tetap dengan catatan masih berada dalam area keperawatan,” ujar Dewi. Dewi yang juga menyelesaikan pendidikan di Amerika Serikat mengatakan, biaya kuliah untuk program doktor keperawatan adalah Rp 10 juta per paket atau per semester, dengan lama kuliah enam semester. Delapan Orang Satu hal yang juga perlu diketahui, kata Dewi, jumlah guru besar dan para perawat bergelar doktor sampai saat ini di seluruh Indonesia baru berjumlah delapan orang, yang semuanya berasal dari perguruan tinggi di luar negeri. Wakil Dekan FIK UI, Dra Junaiti Sahar, SKp MApp Sc PhD, mengatakan Indonesia sudah terlampau jauh ketinggalan dengan kualitas dunia pendidikan keperawatan dibandingkan dengan negara lain. Bahkan Thailand, negara yang juga berada di kawasan Asia Tenggara dapat berkembang dan mengalami kemajuan yang jauh lebih pesat dari Indonesia. Perkembangan keperawatan di Indonesia sudah merupakan kebutuhan dan tuntutan yang tidak dapat ditawar lagi. Hal ini sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta arus informasi yang cukup deras pada era globalisasi seperti sekarang. Kurikulum yang juga disesuaikan dengan standar pendidikan doktor keperawatan di luar negeri menjadi pilihan FIK UI untuk menciptakan lulusan-lulusan yang unggul. Beberapa universitas yang telah diajak bekerja sama di antaranya adalah University of Illinois, Chicago, AS, Charles Darwin University, Australia, University Chulalongkorn, Bangkok, Thailand, dan masih banyak lagi. Selain universitas, UI juga telah menjalin kerja sama dengan rumah sakit The Queen Elizabeth, Australia. “Kerja sama tersebut merupakan langkah yang tepat, karena pendidikan keperawatan di Australia selama ini dikenal berkualitas dan telah mengalami berbagai kemajuan yang pesat,” imbuh Junaiti.
http://inna-netherlands.org/ Menggunakan Joomla! Generated: 14 February, 2013, 17:11

PPNI cabang Belanda

Dalam kurikulum dimasukkan mata kuliah seperti pengembangan kebijakan keperawatan, yang dapat diambil pada semester dua, kemudian kepemimpinan doktoral, serta berbagai seminar keperawatan yang diwajibkan sebagai persiapan penggarapan disertasi mulai pada semester empat atau pada tahun ke-2 perkuliahan. Seluruh mata kuliah dimasukkan ke dalam total 52 sks. Selain itu, kategori tenaga yang mampu secara mandiri memperlengkapi penelitiannya tersebut dibutuhkan untuk menjadi pendidik di institusi pendidikan tinggi keperawatan di seluruh Indonesia. Saat ini mereka bahkan dituntut untuk mampu memotivasi rekan-rekan kerjanya untuk melakukan tindakan keperawatan yang kreatif dan inovatif. sumber: suara pembaruan

http://inna-netherlands.org/

Menggunakan Joomla!

Generated: 14 February, 2013, 17:11

Anda mungkin juga menyukai