Anda di halaman 1dari 7

PEMBAHASAN Ketika kita melakukan reaksi di laboratorium atau ketika kita mengisolasi senyawa dari alam, salah satu

tugas utama kita adalah untuk mengidentifikasi senyawa yang kita dapat tersebut. Karakterisasi senyawa dilakukan untuk mengetahui struktur suatu senyawa. Struktur senyawa tersebut dapat digunakan untuk merancang mekanisme dari suatu reaksi. Ada beberapa teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi senyawa salah satunya adalah yang menggunakan radiasi elektromagnetik dengan frekuensi antara 4000 400 cm-1 yang sering dikenal dengan radiasi inframerah (IR). Radiasi inframerah ini didasarkan pada vibrasi molekul / ikatan. Atom di dalam molekul tidaklah statis, namun bervibrasi pada posisi kesetimbangannya, bahkan pada molekul berbentuk padat. Setiap atom bervibrasi dengan frekuensi yang bergantung pada massa atom komponen penyusunnya dan juga panjang serta kuat ikatannya. Hanya vibrasi yang mengakibatkan perubahan momen dipol dan memiliki resonansi frekuensi di wilayah spektrum inframerah, akan menyerap radiasi inframerah. Beberapa vibrasi jenis tertentu selalu muncul pada frekuensi yang hampir sama, sehingga perlu dipetakan frekuensi karakteristik serapan. Frekuensi karakteristik serapan dibutuhkan pada saat menentukan struktur. Pada spketrum inframerah ada beberapa tren umum yang sering muncul yaitu, frekuensi vibrasi ulur lebih tinggi dibandingkan dengan frekuensi vibrasi tekuk (lebih mudah menekuk daripada mengulur atau memendekkan ikatan); ikatan terhadap hidrogen memiliki frekuensi ulur yang lebih tinggi dibandingkan atom yang lebih berat. Contohnya Jika salah satu atom yang terikat (m1 atau m2) adalah hidrogen (massa atom = 1), misalnya C-H; N-H atau O-H, maka ikatan ini akan memiliki frekuensi ulur yang lebih tinggi dibandingkan dengan ikatan terhadap atom yang lebih berat; ikatan rangkap tiga memiliki frekuensi ulur lebih tinggi dibandingkan dengan ikatan rangkap dua, yang tentunya memiliki frekuensi yang lebih tinggi dibandingkan ikatan tunggal (kecuali untuk ikatan terhadap hidrogen). Fakta bahwa gugus fungsi memberikan serapan pada frekuensi tertentu dapat digunakan untuk menunjukkan kemurnian dari suatu sampel. Kontaminasi karena residu pelarut atau karena produk samping akan memunjukkan serapan yang tidak teramati pada senyawa murni. Penyerapan akibat adanya deformasi seperti memutar, menggunting dan menekuk bergantung pada kombinasi ikatan dalam molekul. Bagian dari spektrum ini untuk masing-masing komponen berbeda-beda serta unik dan sering disebut dengan daerah fingerprint. Daerah ini jarang digunakan untuk mengidentifikasi gugus fungsi tertentu, namun dapat membantu mengidentifikasi molekul tertentu karena antara senyawa satu dan yang lainnya tidak akan memiliki pola serapan yang sama. Karakterisasi suatu senyawa dapat dimodelkan menggunakan software komputasi tertentu seperti Gaussian. Software ini bisa digunakan untuk mengetahui vibrasi molekul dan spektrum inframerah yang dihasilkan. Tidak hanya spektrum inframerah saja yang bisa diketahui dari vibrasi molekul, tetapi juga spektrum aktivitas raman, P-depolarisasi dan U-depolarisasi. Namun pada makalah ini akan lebih spesifik membahas spektrum inframerah saja. Kegunaan dari software ini adalah membandingkan hasil perhitungan komputasi dengan data eksperimen yang telah ada. Dari kedua hasil tersebut, nantinya akan dapat disimpulkan apakah hasil perhitungan komputasi telah sesuai dengan data yang telah ada atau tidak.

Untuk perhitungan komputasi kali ini, diambil contoh senyawa-senyawa alkanal / aldehid dengan jumlah atom C mulai dari C1 hinggaC10. Senyawa C1 adalah metanal / formaldehid (CH2O). Bentuk spketrum inframerah dari senyawa ini adalah sebagai berikut

Kemudian hasil spektrum IR senyawa ini dibandingkan dengan spektrum IR data eksperimen berikut

Jika hasil komputasi dibandingkan dengan hasil eksperimen maka ada perbedaan pada daerah vibrasi ulur C=O dan C-H. Hasil komputasi menunjukkan serapan vibrasi ulur C=O pada daerah 1830 cm-1 dengan puncak yang tidak tajam dan vibrasi ulur C-H pada daerah 2900-2975 cm-1. Sedangkan jika berdasarkan data eksperimen, vibrasi ulur untuk karbonil aldehid adalah 1750 cm-1 dengan puncak serapan yang sangat tajam dan puncak doblet C-H di daerah 27852850 cm-1. Namun ada serapan yang frekuensinya hampir sama yaitu pada daerah 1485 cm -1 yang menunjukkan vibrasi tekuk C-H. Secara keseluruhan gugus-gugus fungsi untuk formaldehid hasil komputasi telah muncul, namun memiliki frekuensi yang sedikit berbeda dengan data eksperimen, kemungkinan hal ini dipengaruhi oleh pelarut yang digunakan. Kemudian selanjutnya untuk senyawa C2 adalah etanal / asetaldehid (C2H4O), dengan spektrum inframerah sebagai berikut

Dibandingkan dengan spektrum inframerah data eksperimen sebagai berikut

Hasil komputasi spektrum IR untuk senyawa asetaldehid memiliki frekuensi vibrasi ulur C=O dan C-H yang berbeda dengan data eksperimen. Untuk hasil komputasi vibrasi C=O muncul didaerah 1810 cm-1 dengan puncak yang cukup tajam dan vibrasi C-H muncul di daerah 2940 cm-1 dengan puncak singlet. Sedangkan berdasarkan spektrum IR data eksperimen vibrasi C=O muncul di daerah 1727 cm-1 dengan puncak serapan tajam, dan vibrasi C-H muncul di daerah 2733-2846 cm-1 dengan puncak doblet. Ada beberapa serapan yang muncul dengan frekuensi hampir sama dengan hasil komputasi yaitu di daerah 1179 cm-1 dan 3432 cm-1. Perbedaan ini kemungkinan juga dipengaruhi oleh pelarut yang digunakan. Selanjutnya digunakan senyawa C3 yaitu propanal / propaldehid (C3H6O) dengan spektrum inframerah hasil komputasi sebagai berikut

Kemudian hasil ini dibandingkan dengan spektrum IR data eksperimen berikut

frekuensi vibrasi ulur C=O hasil komputasi tidak jauh berbeda dengan data eksperimen yaitu muncul pada daerah 1780 cm-1 dengan puncak yang tajam, dimana data eksperimen muncul di daerah 1750 cm-1. Kemudian untuk vibrasi C-H muncul di daerah 2870 cm-1 dengan puncak singlet yang tidak tajam, sedangkan data eksperimen muncul di daerah 2720-2810 cm-1 dengan puncak doblet yang tajam. Untuk C-H alkil (sp3) muncul di daerah 2910-2930 cm-1, dimana tidak jauh berbeda dengan data eksperimen yaitu 2920-3000 cm-1. Perbedaan frekuensi kemungkinan disebabkan oleh adanya konjugasi, konjugasi akan menggeser serapan ke frekuensi yang lebih rendah. Namun secara keseluruhan spektra IR hasil komputasi hampir sama dengan data eksperimen.

Senyawa C4 yang digunakan adalah butanal / butil aldehid (C4H8O) dengan spektrum IR hasil komputasi sebagai berikut

Kemudian dibandingkan dengan spektrum IR data eksperimen sebagai berikut

Untuk hasil komputasi, vibrasi ulur C=O muncul di daerah 1785 cm-1 dengan puncak tajam, dan vibrasi ulur C-H aldehid muncul di daerah 2830-2870 cm-1 dengan puncak doublet yang tidak tajam. Kemudian C-H alkil (sp3) muncul di daerah 2920-2940 cm-1. Hasil ini hampir mirip dengan data eksperimen dimana vibrasi ulur C=O muncul di daerah 1731 cm-1, C-H aldehid muncul di daerah 2725-2827 cm-1, dan C-H alkil muncul di 2976 cm-1. Puncak doublet yang teramati untuk vibrasi ulur C-H digunakan untuk membedakan aldehid dengan senyawa yang mengandung gugus karbonil lainnya seperti keton. Maka secara keseluruhan spektrum hasil komputasi tidak jauh beda dengan spektrum data eksperimen. Selanjutnya senyawa C5 yang digunakan adalah pentanal / valeraldehid (C5H10O) dengan spektrum IR hasil komputasi sebagai berikut

Kemudian dibandingkan dengan spketrum IR data eksperimen, sebagai berikut

Untuk hasil komputasi, vibrasi ulur C=O berada di daerah 1725-1695 cm-1 dengan puncak tajam, sedangkan untuk C-H aldehid berada di daerah 2720-2830 cm-1 dengan puncak doublet. Sedangkan spektrum data eksperimen menunjukkan serapan C=O di daerah 1750 cm-1 dan C-H aldehid di daerah 2710-2810 cm-1. Spektrum hasil komputasi dengan data eksperimen menunjukkan kemiripan, sehingga secara keseluruhan kedua spektrum ini adalah sama.

Anda mungkin juga menyukai