Anda di halaman 1dari 10

TEGANGAN TEMBUS MINYAK I. TUJUAN Setelah melaksanakan percobaan, praktikan diharapkan dapat : 1.

Mempelajari tembus tegangan (breakdown) pada minyak. 2. Mempelajari karakteristik tembus tegangan (breakdown) pada minyak. II. TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Teori mengenai kegagalan dalam zat cair dewasa ini kurang banyak diketahui dibandingkan dengan teori kegagalan gas atau zat cair. Hal tersebut disebabkan karena sampai saat ini belum didapatkan teori yang dapat menjelaskan kegagalan dalam sat cair yang benar-benar sesuai antara keadaan secara teoritis dengan keadaan sebenarnya, dengan kata lain tori yang menjelaskan tentang kegagalan tidak ada yang bersifat komprehensif yang berlaku untuk semua kasus mengenai dasar-dasar fisika untuk dalam keadaan cair untuk digunakan sebagai dasar perbandingan hasil penelitian. Yang sudah dimengerti hanyalah fenomena fisika lucutan kegagalan zat cair. Bila suatu tegangan diberikan pada sepasang elektroda yang dicelupkan dalam isolasi zat cair, maka terlihat arus konduksi yang kecil. Bila tegangan dinaikkan secara kontinu, maka suatu tegangan krisis tertentun akan terjadi lucutan diantara kedua elektroda tersebut. Kegagalan zat cair yang sulit dimengerti adalah sifat proses-proses yang menyebabkan lucutan mulai terjadi pada kejadian tegangan tembus.

6-1

2.2 Pengelempokan Teori Kegagalan Zat Cair. Beberapa teori menjelaskan dan menganggap zat isolasi cair sebagai bahan dielektrik yang homogen, sedangkan teori yang lain mengemukakan bahwa kegagalan diakibatkan oleh adanya ketidakmurnian dalam zat cair tersebut. Teori yang menganggap zat cair sebagai zat homogen dan mengabaikan adanya ketidakmurinian hanya dapat diterapkan terbatas saja, karena dalam aplikasinya tidak ada zat-zat semacam ini hanya dalam keperluan laboratorium. Teori yang mengemukakan bahwa kegagalan diakibatkan oleh adanya ketidakmurnian dalam zat cair, cenderung mengabaikan kenyataan bahwa pada akhirnya zat isolasi cair itu sendiri yang mengalami kegagalan. 2.3 Kegagalan Elektronik poada Zat Cair. Karena dianggap zat cair berkelakuan seperti gas, maka supaya terjadi kegagalan diperlukan elektron awal yang diamksudkan dalam zat cair. Walaupun kuat medannya cukup besar, tetapi tidak terdapat elektron awal maka tidak akan terjadi kegagalan. Jika diantara elektroda diterapkan suatu kuat medan yang kuat, sedangkan pada elektroda tersebut terdapat permukaan yang runcing sehingga terdapat kuat medan yang besar pada ujung yang runcing. Kuat medan maksimum tersebut akan memperoleh/mengeluarkan elektron e1 yang akan memulai terbentuknya banjiran elektron, elektron yang dihasilkan lambat laun semakin banyak (tergantung tegangan yang diberikan), hal ini kemudian akan menyebabkan timulnya arus konduksi dalam zat cair pada kuat medan tinggi yang kemudian hal ini menyebabkan terjadinya tegangan tembus.

6-2

2.4 Kegagalan Gelembung Udara pada Zat Cait. Kegagalan gelembung udara (gas) merupakan bentuk kegagalan zat cair yang disebabkan oleh adanya gelembung-gelembung udara didalamnya. Gelembung-gelembung gas ini disebabkan adanya tabrakan elektron, penguapan cairan karena adanya lucutan pada bagian-bagian elektron dan zat cair tersebut dikenai perubahan suhu dan tekanan.

III.ALAT DAN BAHAN

1. Transformator tegangan tinggi RMS 100 kV, 5 kVA. 2. Pembagi tegangan RMS 100 kV, 500 pF. 3. Bagian sekunder tegangan AC. 4. Kotak pengontrolan. 5. Transformator sekunder arus AC. 6. Obyek pengetesan. 7. Tahanan untuk tegangan AC 8. Tahanan untuk tegangan impuls. 9. Arester.

6-3

IV. RANGKAIAN PERCOBAAN

F R 7 R 6 220 V

C ST F 100 kV S8 TH F TSM SW S TO

Gambar 1. Rangkaian pengujian tegangan tembus minyak. Peralatan yang digunakan : TH : High-Voltage tarnsformator RMS 100 kV/5 kVA CST : Voltage Devider RMS 100 kV/500 pF

SB : Control Box type 273 (Including Regulation Transformer) TSM : Transformormer sekundary AC Current

TO : Test Object R6 : Damping resistor; AC Voltage R7 : Damping Resistor; Impuls Voltage F : Arrester

6-4

V. PROSEDUR PERCOBAAN 1. Memasukkan contoh minyak uji ke dalam wadah gelas secara perlahanlahan agar tidak menimbulkan gelembung-gelembung udara. 2. Minyak uji terpasang pada tempatnya 10 menit sebelum pengujian. 3. Mengkalibrasi pengukuran tegangan pada posisi nol ke tegangan 2 5 kV/s pada alat ukur. 4. Contoh pengujian minyak dilakukan 2 kali percobaan dengan ketebelan yang berbeda, setiap interval pengukuran dilakuakn dengan selang waktu 2 menit. 5. Memtuskan suplai tegangan ketika terjadi tegangan tembus pada kedua elektroda dalam minyak uji. 6. Mencatat hasil percobaan kedalam tabel pengamatan.

6-5

VI. HASIL PERCOBAAN Tabel 6.1 Hasil percobaan pengujian tegangan tembus minyak. Jarak Elektroda (mm) 0.35 VBD (kV) 8 9 8 9 12 16 14 9 10 9 4 4 5 6 12 13 13 14 Rata-rata (kV) 8.5

No.

1.

2.

0.38

8.5

3.

0.5

14

4.

0.55

11.5

5.

0.62

9.5

6.

1.5

7.

1.8

5.5

12.5

9.

13.5

Keterangan : T = 26o C P = 1010 mbar

6-6

VII. ANALISA DATA Contoh perhitungan pada data No. 1 Dik : P = 1010 mBar T VBD Dit : a. Vmax b. Veff c. FC Penyelesaian : a. Vmax = VBD . 2 = 4. 2 = 5.65 kV b. Veff = Vmax .
= 5.65 . P 273 + 20 1013 273 + T

= 26 0C = 4 kV = .....? = .....? = .....?

1010 273 + 20 1013 273 + 26

= 5.42 kV c. FC =
Veff 5.42 = = 0,96 Vb 5.65

Dengan cara yang sama diperoleh hasl analisa untuk data yang lain selengkapnya dapat dlihat pada tabel berikut ini.

Tabel 6.2 minyak.

Tabel hasil analisa data pada percobaan

tegangan

tembus

6-7

No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Jarak Elektroda (mm) 0.35 0.38 0.5 0.55 0.62 1.5 1.8 3 4 8.5 8.5 14

Veff (kV)

Vmax (kV) 12.02 12.02 19.79 16.26 13.43 5.65 7.77 17.67 19.09

VBD (kV) 11.54 11.54 14.01 15.61 14.90 5.45 7.46 16.56 18.33

FC 0.96 0.96 0.96 0.96 0.96 0.96 0.96 0.96 0.96

11.5 9.5 4 5.5 12.5 13.5

6-8

Grafik 6.1 minyak.


20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 0

Hubungan antara jarak elektroda dengan

tegangan tembus

Jarak elektroda (mm)

VII.

KESIMPULAN 1. Dari grafik disimpulkan bahwa semakin besar jarak elektroda maka tegangan tembus minyak juga semakin besar. 2. Volume dan jarak elektroda dalam larutan isolasi minyak sangat mempengaruhi tegangan tembus yang dicapai.

6-9

3. Minyak trafo ditinjau dari tingkat kemurniannya merupakan dielektrik cair komersil, banyak digunakan pada peralatan-peralatan listrik yang pada mulanya tidak mengandung air dan partikel-partikel konduktif. 4. Faktor utama yang mempengaruhi kegagalan pada zat cair (minyak trafo) adalah adanya kafitasi atau gelembung-gelembung udara dalam zat cair, permukaan elektroda yang tidak rata (mulus) dan jarak antara kedua elektroda. 5. Proses kegagalan pada zat cair (minyak trafo) mulanya dipicu oleh adanya breakdown pada udara pada gelembung-gelembung udara

yang mendistribusikan kuat medan listrik yang besar sehingga dielektrik cair akan breakdown.

6-10

Anda mungkin juga menyukai