Anda di halaman 1dari 16

Kata Pengantar

Berangkat dari keinginan berbagi informasi tentang keberadaan kawasan Mangrove, sebagai salah satu media kawasan Mangrove di Sulawesi Selatan, maka disusunlah program informasi bersifat edukatif dan informatif melalui berbagai media, salah satu bentuk dari program tersebut adalah sebuah buku saku berjudul Buku Saku Mangrove ; Media dan Informasi Kegiatan Dinas Perikanan dan Kelautan Prop. Sul-Sel TA. 2004. Buku saku ini memuat informasi detail tentang nomenkaltur dan jenis tanaman mangrove di Indonesia, karakteristik abiotik/fisik dan bio-ekologi. Buku ini terbit dari kegiatan Bagian Proyek Pengelolaan Sumberdaya Laut, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Sul-Sel TA 2004. (Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Sulawesi Selatan), dengan bahan penyusun bersumber dari berbagai referensi, laporan dan kajian ilmiah lainnya. Sebagai salah satu bentuk program kampanye, penyadaran masyarakat, (public awareness campaign) , diharapkan media ini menjadi ajang berbagi informasi dan pembelajaran antar stakeholder agar tercipta kesadaran kritis masyarakat akan upaya konservasi hutan mangrove pada umumnya dan budidaya pada khususnya. Pada akhirnya terwujud suatu pengelolaan kawasan mangrove berdasarkan pelestarian ekosistem yang adil dan berbasis kerakyatan. Makassar, Agustus 2004 Tim Penyusun
Dinas Perikanan dan Kelautan-Sulsel

Daftar Isi
PENDAHULUAN Apakah Mangrove Itu? Gambaran Umum Mangrove di Indonesi Penyebaran Mangrove Peraturan/Kebijakan terkait dengan Mangrove CARA MENGGUNAKAN BUKU INI Kunci-kunci Penting dalam Matriks Catatan Penting Spesies PENGGUNAAN KUNCI MATRIKS PERBANDINGAN BAGIAN TUMBUHAN Tinggi & Rendahnya Permukaan Daun pada Rhizophoraceae Bunga R. mucronata dan R.stylosa Jenis-jenis Buah dari Beberapa Tumbuhan Mangrove JENIS - JENIS MANGROVE Mangrove Alami Kumpulan Mangrove (Tumbuhan Pesisir) BELAJAR TENTANG MANGROVE Definisi Habitat Distribusi Karakter Morfologi dan Fisiologi DAFTAR PUSTAKA 1 1 2 2 3 7 8 8 15 23 23 23 24 25 25 54 103 103 103 104 105 107

ii

Buku Saku Mangrove

Pendahuluan
1.1. Apakah Mangrove itu? Asal kata mangrove tidak diketahui secara jelas dan terdapat berbagai pendapat tentang asal-usul kata tersebut. Macnae (1968) menyebutkan kata mangrove merupakan perpaduan antara bahasa Portugis mangue dan bahasa Ing geris grove. Sementara itu, menurut Mastaller (1997) kata mangrove berasal dari bahasa melayu kuno mangi-mangi yang digunakan u n t u k menerangkan Istilah mangrove - mengacu pada habitat, yang dalam beberapa hal m a r g a digunakan untuk jenis tumbuhannya, Avicennia dan termasuk jenis-jenis tumbuhan yang m a s i h terdapat di pinggiran mangrove. digunakan sampai saat ini digunakan di Indonesia Bagian Timur. Pada dasarnya, yang lebih penting diketahui pada saat bekerja dengan komunitas mangrove adalah
Dinas Perikanan dan Kelautan-Sulsel

Pada dasarnya, yang lebih penting diketahui pada saat bekerja dengan komunitas mangrove adalah menentukan mana yang termasuk dan mana yang tidak termasuk jenis mangrove. Dia menyarankan seluruh tumbuhan vaskular yang terdapat di daerah yang dipengaruhi pasang surut termasuk mangrove. Berbagai pengertian mangrove tersebut sebenarnya mempunyai arti sama, yaitu formasi hutan khas daerah tropika dan sedikit subtropika, terdapat di daerah pantai rendah dan tenang, berlumpur, sedikit berpasir serta mendapatkan pengaruh pasang surut air laut. Mangrove juga merupakan mata rantai penting dalam pemeliharaan keseimbangan siklus biologi suatu perairan. 1.2. Gambaran Umum Mangrove di Indonesia Perkiraan luas mangrove di seluruh dunia sangat beragam. Beberapa peneliti menyebutkan bahwa luas mangrove diseluruh dunia adalah sekitar 15 juta ha, sedangkan Spalding, dkk (1997) menyebutkan 18,1 juta Ha, bahkan Groombrigde (1992) menyebutkan 19,9 juta Ha. Untuk kawasan Asia, luas mangrove diperkirakan antara 32% (Thurairaja, 1994) sampai 41,5% (Spalding, dkk, 1997) mangrove dunia. 1.3. Penyebaran Mangrove Di Indonesia perkiraan luas mangrove juga sangat beragam. Giesen (1993) menyebutkan luas mangrove Indonesia berkisar 2.5 juta Ha, Dit. Bina Program INTAG (1996) menyebutkan 3.5 juta Ha dan Spalding, dkk (1997) menyebutkan seluas 4,5 juta ha. Dengan areal seluas 3.5 juta ha. Indonesia merupakan

Buku Saku Mangrove

tempat mangrove seluas di dunia (18-23%) melebihi Brazil (1,3 juta ha), Nigeria (1,1 juta Ha) dan Australia (0.97 juta Ha) (Spalding, dkk,1997). Hutan mangrove tumbuh dibagian hutan dunia, terbentang dari Utara ke Selatan, dari Florida (Amerika Serikat) dibagian Utara turun ke pantai Argentina di Amerika Selatan. Di Indonesia, perkembangan hutan manghrove terjadi didaerah pantai yang terlindung dan di muara-muara sungai dengan variasi lebar beberapa meter sampai ratusan meter lebih. Di Indonesia yang terdiri atas 13.677 pulau dengan garis pantai lebih kurang 81.00 Km, sebagian besar ditumbuhi mangrove. Hutan mangrove yang paling luas terdapat di Papua, kalimantan Timur, sumatera Selatan, Riau dan Maluku. Hutan mangrove yang paling luas terdapat di Papua, kalimantan Timur, sumatera Selatan, Riau dan Maluku. 1.3.1. Fungsi Fisik Kawasan Mangrove -Menjaga garis pantai agar tetap stabil -Melindungi pantai dan tebing sungai dari proses erosi atau abrasi, serta menahan atau menyerap tiupan angin kencang dari laut ke darat. -Menahan sedimentasi secara priodik sampai terbentuk lahan baru. -Sebagai kawasan penyanggah proses intrusi atau rembesan air laut ke darat atau sebagai filter air asin menjadi tawar.

Dinas Perikanan dan Kelautan-Sulsel

1.3.2. Fungsi Kimia Kawasan Mangrove -Sebagai tempat terjadinya proses daur ulang yang menghasilkan oksigen. - Sebagai penyerap karbondioksida -Sebagai pengolah bahan-bahan limbah hasil pencemaran industri dan kapalkapal di lautan. 1.3.3. Fungsi Biologi Kawasan Mangrove -Sebagai penghasil bahan pelapukan yang merupakan sumber makanan penting bagi invertebrata kecil pemakan pelapukan (detritus), yang kemudian berperan sebagai sumber makanan bagi hewan yang lebih besar. -Sebagai kawasan pemijah atau asuhan (nursery ground) bagi udang, ikan, kepiting, kerang dan sebagainya yang setelah dewasa akan kembali ke lepas pantai. -Sebagai kawasan untuk berlindung, bersarang serta berkembang biak bagi burung dan satwa liar. -Sebagai sumber plasma nutfa dan sumber genetika. -Sebagai habitat alami bagi berbagai jenis biota darat dan laut lainnya. 1.4. Peraturan/Kebijakan tentang Mangrove Disadari bahwa mangrove memberikan banyak manfaat bagi manusia. Dengan demikian, mempertahankan areal-areal mangrove yang strategis

Buku Saku Mangrove

termasuk tumbuhan dan hewannya sangat penting untuk pengembangan ekonomi dan sosial. Namun 2-3 tahun dekade lalu, tekanan penduduk semakin meningkat dengan tajam mengakibatkan permintaan akan sumberdaya pertanian meningkat pula. Di saat yang bersamaan kegiatan perikanan dan kehutanan juga meningkat dengan pesat dan menjadi faktor utama dalam perubahan lingkungan mangrove. Dalam kondisi ini, aturan setempat berupa hukum adat seringkali terkesampingkan oleh insentif ekonomi peta Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK) serta beberapa peraturan dalam berbagai tingkat yang berkaitan dengan pengelolaan mangrove. Peraturan yang paling relevan diantaranya terkait dengan aturan mengenai kebijakan jalur hijau serta sistem perlindungan. Peraturan/Kebijakan tentang pengelolaan mangrove antara lain : 1. UUD 1945 Pasal 33 ayat 3 2. Undang-Undang No. 5/1960 : Ketentuanketentuan pokok agraria. 3. Undang-Undang No. 5/1967 : Ketentuanketentuan pokok kehutanan. 4. Undang-undang No. 5/1974 : Pokok-pokok pemerintah di daerah 5. Undang-Undang No. 11/1974 : Perairan 6. Undang-Undang No. 5/1979 : Pemerintah desa 7. Undang-Undang No. 4/1982 : Ketentuanketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup 8. Undang-Undang No. 9/1985 : Perikanan 9. Undang-Undang No. 5/1990 : Konservasi
Dinas Perikanan dan Kelautan-Sulsel

sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya. 10. Undang-Undang No. 9/1990 : Kepariwisataan 11 Undang-Undang No. 24/1992 : Penataan ruang 12. Undang-Undang No. 22/1999 : Pemerintah daerah 13. Peraturan Pemerintah No. 64/1967 : Pe n y e r a h a n s e b a g i a n u r u s a n b i d a n g perkebunan, perikanan dan kehutanan kepada daerah swatantra tingkat I 14. Peraturan Pemerintah No. 28/1985 : Perlindungan hutan 15. Peraturan Pemerintah No. 29/1986 : AMDAL 16. Peraturan Pemerintah No. 15/1990 : Usaha Perikanan. 17. Peraturan Pemerintah No. 20/1990 : Pengendalian Pencemaran air 18. Peraturan Pemerintah No. 27/1991 : Rawa 19. Peraturan Pemerintah No. 35/1991 : Sungai 20. Peraturan Pemerintah No. 45/1992 : Penyelenggaraan Otonomi Daerah dengan titik berat pada Daerah Tingkat II 21. Keputusan Presiden No.57/1989 : Tim Koordinasi Pengelolaan Tata Ruang Nasional 22. Kepres No. 32/1990 : Pengelolaan Kawasan Lindung.

Buku Saku Mangrove

Cara Menggunakan Buku Saku Ini


Untuk menggunakan buku saku ini, anda tidak memerlukan pengetahuan yang luas tentang ilmu klasifikasi tumbuhan. Informasi yang penting untuk mengidentifikasi spesies mangrove di lapangan disajikan dengan visualisasi dan kunci-kunci penting di setiap halaman buku ini. Karakteristik tumbuhan juga digambarkan dengan menggunakan bahasa yang sangat sederhana sehingga mudah dimengerti, seperti bentuk pohon, warna, ukuran dan permukaan batang pohon dan lainlain. Tetapi bagaimanapun beberapa istilah botani atau ilmu tentang tumbuhan juga digunakan. Jika anda tidak mengerti istilah-istilah dalam buku ini, anda dapat melihat pada Glossary. Glossary dapat membantu anda memahami dan mengklasifikasi tumbuhan secara akurat. Ukuran, bentuk dan karakteristik lainnya untuk beberapa tumbuhan umumnya mempunyai kesamaan di Sulawesi Selatan, Bali dan Lombok. Untuk itu dalam menggunakan buku saku ini harus hati-hati untuk aneka ukuran dan bentuk pohon di beberapa daerah lainnya. Habitat atau tempat hidup adalah indikator yang sangat baik untuk menentukan dan menemukan jenisDinas Perikanan dan Kelautan-Sulsel

jenis mangrove, Grafik range habitat dan catatan kaki dapat membantu anda. Viviparous adalah biji dari Rhizophoraceae tetapi bukan bunga asli, namun untuk memudahkan dalam penggunaan buku ini kami mengkategorikannya ke dalam bunga . 2.1. Kunci-kunci Penting dalam Matriks Beberapa istilah diadopsi untuk memudahkan identifikasi Mangrove. Istilah ini menjadi simbolsimbol kecil yang dapat menjadi indikasi dalam mengidentifikasi tumbuhan berdasarkan karakteristik penting yang dimilikinya. Pada dasarnya istilah-istilah tersebut dibuat berdasarkan sistem taxonomi. Tetapi dalam penggunaan istilah harus mengikuti bentuk atau tipikal yang diperlihatkan dan mempunyai beberapa kesamaan karakteristik. Istilah ini digunakan dalam istilah-istilah pada matriks tabel dan beberapa spesies ditiap halamannya. 2.2. Kunci-kunci Penting Spesies Kami membuat istilah-istilah asli spesies tumbuhan mangrove dengan menggunakan klasifikasi yang sederhana Identifikasi dapat mudah dilakukan dengan mengklasifikasikan karakteristik yang dimiliki oleh tumbuhan dengan menggunakan istilah yang sederhana. 2.2.1. Gambar Setiap halaman dibuat gambar tentang bentuk, bunga dan buah tanaman. Gambar bentuk tanaman mencakup semua tentang tumbuhan tersebut namun

Buku Saku Mangrove

tidak secara luas, mungkin hanya berfokus pada satu karakteristik yang sangat dominan dari tumbuhan tersebut seperti jenis akar, bentuk dan susunan daun juga diperlihatkan dalam gambar tersebut.

Indikator Grafik Habitat Gambaran indikator habitat ini ditunjukkan berdasarkan tempat hidupnya yang diberikan warna kuning pada gambar tersebut mengidentikasi secara umum dan sistimatik tanaman tersebut. HWS adalah kondisi perairan saat air pasang tertinggi. tersebut. HWS adalah kondisi perairan saat air pasang tertinggi. Catatan kaki dapat membantu dalam menspesifikasikan kondisi dari habitat tersebut. Bagaimanapun tidak semuanya kondisi dapat diperlihatkan dalam gambar tersebut. 2.2.3. Bentuk Pohon Bentuk pohon dapat dibedakan dalam 5 Kategori. 1. Tree/Pohon 2. Shrub/Belukar 3. Vine/Menjalar 4. Ferm/Palm/Palem 5. Herb/grass/Rumput Tumbuhan ini umumnya tumbuh hingga mencapai + 2 meter diklasifikasikan dalam merambat.
Dinas Perikanan dan Kelautan-Sulsel

2.2.2.

Beberapa tumbuhan dapat digolongkan dalam pohon dan merambat. 2.2.4. Akar Gantung/Udara Spesies mangrove dapat membuat karakteristik akarnya sendiri yang disebut akar gantung/udara. Akar gantung ini adalah akar yang tumbuh sebagian diudara untuk setengah hati ataupun sepanjang hari. Karakteristik ini merupakan kunci yang baik dalam menentukan klasifikasi dari spesies mangrove. Struktur dari bentuk akar gantung/udara ini dibedakan dalam 6 kategori: 1. Stilt-root (akar tunjang) Akar yang tumbuh dari batang diatas permukaaan dan kemudian masuk tanah, biasanya berfungsi untuk penunjang mekanis 2. Pneumatophores (akar nafas) Akar yang tumbuhnya tegak, muncul dari dalam tanah. Pada kulitnya terdapat celah-celah kecil yang berguna untuk pernafasan. 3. Knee-roots (akar lutut) Akar yang muncul dari tanah kemudian melengkung kebawah sehingga bentuknya menyerupai lutut. 4. Plank-roots (Akar papan) Akar yang muncul seperti pita yang lurus (horizontal) di atas permukaan tanah, apabila ada ombak dan angin bergerak seperti ular. 5. Buttress (Akar banir) Akar berbentuk seperti papan miring yang tumbuh pada bagian bawah batang dan berfungsi sebagai penunjang pohon. 6. No prominent aerial-root (Akar biasa)

10

Buku Saku Mangrove

Akar normal, tidak mempunyai akar gantung seperti lainnya 2.2.5. Daun/Leaves Bentuk dan susunan daun dalam buku ini meliputi: - Unit daun ada yang tunggal (simple) dan majemuk (Compound) - Susunan daun ada yang berlawanan/berhadapan (opposite) dan bersilangan (Alternate) : 1. Unit Daun (leaf unit) - Simple/Tunggal Pada tangkai daun hanya terdapat satu helai daun - Compound/Majemuk Pada tangkai daun yang bercabang-cabang terdapat lebih dari satu helaian daun 2. Susunan Daun (arrangement) - Opposite/Berhadapan Pada tiap buku-buku batang terdapat 2 daun yang berhadapan pada ranting - Alternate/Bersilangan Pada tiap buku-buku batang hanya terdapat 1 daun 3. Bentuk Daun (Blade shapes) - Lanceolate/Lanset Panjang daun 3-5 kali lebarnya, bagian pangkal dan ujung daun runcing - Elliptical/Elips Panjang daun 2 kali lebarnya, melebar dibagian tengah dan kedua ujungnya berukuran hampir sama

Dinas Perikanan dan Kelautan-Sulsel

11

- Oval/Oval Bentuk daun melebar dibagian tengah, kebanyakan berbentuk oval - Obovate/Bentuk Telur Bentuk daun seperti telur terbalik, meruncing pada pangkal daun - Cordate/Bulat Memanjang Daun berbentuk hati, melebar dipada bagian pangkal dan meruncing pada ujung daun. 4. Ujung Daun (Apex) - Acute ( meruncing) Ujung daun membentuk suatu sudut lancip atau ujung daun sempit memanjang dan runcing - Aristate or apiculate (tusuk gigi) Ujung daun seperti bentuk tusuk gigi - Rounded (membundar) Ujung daun membundar atau hampir tidak terbentuk sudut sama sekali (bundar) - Emarginate (dua ujung daun) Hampir menyerupai ujung daun rounded 2.2.6. Inflorescence (Bunga) Ada 8 katakteristik dari bentuk dan susunan dari bunga/pucuk bunga pada tumbuhan mangrove. - Formasi Bunga 1. Single ( Tunggal) Bunga muncul tunggal, tidak dalam kelompok 2. Cyme (Kelompok/berbatas) Bunga majemuk tidak berbatas, dari ujung ibu tangkalnya mengeluarkan cabang-cabang yang sama panjangnya dan masing-masing cabang

12

Buku Saku Mangrove

tersebut mempunyai 1 daun pelindung pada tangkalnya 3. Panicle (malai/bergerombol acak) Bunga majemuk yang ibu tangkainya bercabangcabang dan cabangnya dapat bercabang lagi sehingga bunga tidak terdapat pada ibu tangkainya 4.Spike (Bulir) Bentuk perbungaan dimana tangkai bunga utamanya panjang dan tangkai anak bunga sangat pendek sehingga bunganya tampak seperti seperti duduk. 5.Raceme Bunga hampir seperti panicle, susunan bunga dengan bunga yang tumbuh terdapat diujung tangkai . tipe ini sangat menentukan 6.Catkin Bentuk bunga hampir menyerupai bentuk bunga spike, umumnya pucuk bunga nerupakan bunga unisexual. spike, umumnya pucuk bunga nerupakan bunga unisexual. 7. Umbel (payung) Bunga majemuk tidak terbatas, muncul dari beberapa pangkalnya. Tipe ini sangat menentukan. - Letak Bunga 1. Axillary (diketiak/pangkal) Bunga terletak atau muncul dari ketiak daun. 2. Terminal (ujung) Bunga terletak atau muncul diujung cabang, tangkai, tandan atau batang.
Dinas Perikanan dan Kelautan-Sulsel

13

2.2.7. Buah Beberapa bentuk/karakteristik dari buah tumbuahn mangrove merupakan salah satu kunci yang sangat pentuing dalam membedakan spesies mangrove. Buah mangrove dibedakan dalam 4 kategori: 1.Cylindrical (silindris) Buah berbentuk stik(batangan), umumnya terdapat pada Rhizophoraceae(Bruguiera, Ceriops dan Rhizophoraceae) 2.Ball (bola) Buah berbentuk bola atau globe, umumnya terdapat pada Xylocarpus dan Sonneratia. 3.Bean-like (kacang) Buah berbentuk kacang, umumnya ditemukan pada Avicennia 4.Lainnya (tidak ada bentuk). Tidak berbentuk buah 2.2.8. Lainnya Nama Lokal : Tiap daerah mempunyai nama tertentu Tipe bijian : Ada 3 tipe biji pada tumbuhan mangrove 1. Viviparous 2. Criptoviviparous 3. Normal Warna dan tekstur permukaan batang Phenology : Musim bunga dan buah.

14

Buku Saku Mangrove

Anda mungkin juga menyukai