ABSTRAK Bronkopneumonia merupakan radang dari saluran pernapasan yang terjadi pada bronkus sampai dengan alveolus paru. Pneumonia merupakan salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas anak berusia di bawah lima tahun (balita). Terdapat berbagai faktor risiko yang menyebabkan tingginya angka mortalitas pneumonia pada anak balita dinegara berkembang. Tujuan dilakukan penulisan artikel ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai gambaran angka kejadian bronkopneumonia pada balita bulan januari sampai maret 2013. Penulisan artikel ini menggunakan metode deskriptif untuk memberikan Gambaran Angka Kejadian Bronkopneumonia Pada Balita di Puskesmas Alak Tahun 2013. Data yang digunakan adalah data sekunder mengenai jumlah balita yang menderita brokopneumonia yang diperoleh dari petugas klinik anak di Puskesmas Alak. Dari hasil didapatkan jumlah balita yang menderita bronkopneumonia di Puskesmas Alak dari bulan januari- maret 2013 sebanyak 102 orang. Jumlah penderita bronkopneumonia meningkat tiap bulannya dan terbanyak terdapat pada bulan maret yaitu sebanyak 43 orang. Kata kunci : bronkopneumonia, balita, alak
PENDAHULUAN
Bronkopneumonia merupakan
kesehatan utama pada anak di negara berkembang. penyebab Pneumonia utama merupakan dan
radang dari saluran pernapasan yang terjadi pada bronkus sampai dengan alveolus paru. Pneumonia hingga saat ini masih tercatat sebagai masalah
morbiditas
mortalitas anak berusia di bawah lima tahun (balita). Diperkirakan hampir seperlima kematian anak diseluruh
meninggal
setiap
tahun
akibat
pneumonia, sebagian besar terjadi di Afrika dan Asia Tenggara. Menurut survey kesehatan nasional (SKN) 2001, 27,6% kematian bayi dan 22,8%
sebagai pneumonia atipik. Pneumonia atipik terutama disebabkan pneumoniae oleh dan
Mycoplasma
respiratori,
terutama pneumonia.
Terdapat berbagai faktor risiko yang menyebabkan tingginya angka mortalitas pneumonia pada anak balita dinegara berkembang. Faktor risiko tersebut adalah pneumonia yang terjadi pada masa bayi dengan kondisi berat badan lahir rendah (BBLR), tidak mendapat imunisasi, tidak mendapat ASI eksklusif, malnutrisi, adanya
menggunakan metode deskriptif untuk memberikan Gambaran Angka Kejadian Bronkopneumonia Pada Balita di
Puskesmas Alak Tahun 2013. Data yang diambil berdasarkan data sekunder yang diambil dari Puskesmas Alak yaitu seluruh balita yang menderita
saudara serumah yang menderita batuk dan tingginya pajanan terhadap polusi udara.[1,2,4,5] Di pneumonia Negara pada berkembang, anak terutama
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan didapatkan dari data Puskesmas yang Alak
disebabkan oleh bakteri. Bakteri yang sering menyebabkan pneumonia adalah Streptococcus Haemophilus Staphylococcus pneumoniae, influenza, aureus. dan
diketahui bahwa balita yang menderita bronkopneumonia dari bulan Januari sampai Maret adalah sebagai berikut :
Pneumonia
Artikel
Page 2
Tabel 1. Jumlah balita yang menderita bronkopneumonia dari januari sampai maret 2013 Bulan 0-1 tahu n Januari Fabruari Maret 11 25 28 Total Umur 2-3 tahu n 5 11 12 4-5 tahu n 3 4 3 19 40 43 102 Jumlah (Orang)
disebabkan
oleh
penyakit
sistem
[2,4]
Usia pasien merupakan faktor yang memegang peranan penting pada perbedaan dan kekhasan pneumonia anak, terutama dalam spektrum etiologi, gambaran klinis dan strategi
pengobatan. Spektrum mikroorganisme penyebab pada neonatus dan bayi kecil berbeda dengan anak yang lebih besar. Etiologi pneumonia pada neonatus dan bayi kecil meliputi Streptococcus group B dan bakteri Gram negatif seperti E. colli, Pseudomonas sp, atau Klebsiella
Sumber : data sekunder dari Puskesmas Alak Dari data tersebut diatas
sp. Pada bayi yang lebih besar dan anak balita, pneumonia sering disebabkan oleh infeksi Streptococcus pneumonia, Haemophillus influenzae tipe B, dan Staphylococcus aureus, sedangkan pada anak yang lebih besar dan remaja, selain bakteri tersebut, sering juga ditemukan infeksi Mycoplasma pneumoniae. [1,2,4,5] Terdapat berbagai faktor risiko yang menyebabkan tingginya angka mortalitas pneumonia pada anak balita dinegara berkembang. Faktor risiko
Puskesmas Alak dari bulan JanuariMaret 2013 sebanyak 102 orang dengan rincian 19 orang pada bulan Januari, 40 orang pada bulan Februari, dan 43 orang pada bulan Maret. Jumlah
penderita bronkopneumonia meningkat tiap bulannya dan terbanyak terdapat pada bulan Maret yaitu sebanyak 43 orang. Bronkopneumonia lebih sering dijumpai pada anak kecil dan bayi. Menurut survey kesehatan nasional (SKN) 2001, 27,6% kematian bayi dan 22,8% kematian balita di Indonesia
tersebut adalah pneumonia yang terjadi pada masa bayi, berat badan lahir rendah (BBLR), tidak mendapat
imunisasi, tidak mendapat ASI yang adekuat, malnutrisi, adanya saudara serumah yang menderita batuk dan
Artikel
Page 3
tingginya pajanan terhadap polusi udara (polusi industri atau asap rokok). Gambaran klinis
[1,2,4,5]
pneumonia
radang dari saluran pernapasan yang terjadi pada bronkus sampai dengan alveolus paru. Berdasarkan hasil dan pembahasan diketahui jumlah balita yang menderita bronkopneumonia di Puskesmas Alak dari bulan januarimaret 2013 sebanyak 102 orang dengan rincian 19 orang pada bulan Januari, 40 orang pada bulan Februari, dan 43 orang pada bulan Maret tahun 2013. Jumlah penderita bronkopneumonia
pada bayi dan anak bergantung pada berat-ringannya infeksi, tetapi secara umum adalah sebagai berikut : [1,2,4,5,6] a. Gejala infeksi umum, yaitu demam, sakit kepala, gelisah, malaise, penurunan napsu
makan, keluhan gastrointestinal seperti mual, muntah atau diare. b. Gejala gangguan respiratori,
yaitu batuk, sesak napas, retraksi dada, takipnea, napas cuping hidung, air hunger, merintih, dan sianosis. Pemeriksaan penunjang pada
meningkat setiap bulannya dan paling banyak pada bulan Maret 2013 dengan jumlah penderita 43 orang. Oleh jumlah karena itu, mengingat yang
bronkopneumonia adalah foto toraks. Gambaran bronkopneumonia foto ditandai toraks dengan
bronkopneumonia
meningkat tiap bulannya maka perlu dilakukan penyuluhan kepada orang tua guna meningkatkan pengetahuan orang tua tentang faktor risiko terjadinya bronkopneumonia pada balita sehingga dapat menurunkan angka kejadian
gambaran difus merata pada satu atau kedua paru, berupa bercak-bercak
infiltrat yang dapat meluas hingga daerah perifer paru, disertai dengan peningkatan Sedangkan corakan peribronkial. yang
terhadap bronkopneumonia yaitu makan makanan bergizi serta memeriksakan diri ke fasilitas imunisasi kesehatan yang guna
Penatalaksanaan
mendapat
lengkap,
mendapat ASI eksklusif, mengobati saudara serumah yang menderita batuk sehingga dapat terhindar dari penularan dan menghindari pajanan terhadap asap
Artikel
Page 4
rokok dan polusi udara. Mengingat angka kejadian bronkopneumonia yang terus meningkat tiap bulannya maka perlu diadakan penelitian lebih lanjt mengenai faktor-faktor lain yang
Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. 2008: 2. Diakses dari : http://mfi.farmasi.ugm.ac.id/files/ne ws/3._Pak_djoko.pdf 4. Erdi M. Referat Bronkopneumonia. Fakultas Kedokteran Umum Universitas JEMBER. 2011: 1-17.
terjadinya
DAFTAR PUSTAKA
Status Gizi Dengan Klasifikasi Pneumonia Puskesmas Banjarsari Kedokteran Pada Gilingan Surakarta. Universitas Balita Di
Harmoniati
Pneumonia.
Dalam: Pedoman Pelayanan Medis IkatanDokter Anak Indonesia. Edisi I. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2010;250-4. 2. Said M. Pneumonia. Dalam: Nastiti NR, Bambang S, Darmawan B, editor. Buku Ajar Respirologi 6.
Anak. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2010: 350-54; 358-64. 3. Djoko W, Indri H, Ika W. Pola Pengobatan Infeksi Saluran
Anak.
Dalam
:Kapita Jakarta:
Selekta Media
Kedokteran.
Pernapasan Akut Anak Usia Bawah Lima Tahun (BALITA) Rawat Jalan Di Puskesmas I Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara
Artikel
Page 5