Anda di halaman 1dari 20

A. Konsep Keperawatan Keluarga 1.

Pengertian Keluarga Menurut Departemen Kesehatan (1988), keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga serta beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Bailon dan Maglaya (1978), mendefinisikan keluarga sebagai dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan darah. Perkawinan atau adopsi. Mereka hidup dalam satu rumah tangga, melakukan interaksi satu sama lain menurut peran masing-masing, serta menciptakan dan mempertahankan suatu budaya. Menurut Friedman (1998), definisi keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena ikatan tertentu, saling membagi pengalaman dan melakukan pendekatan emosional, serta mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga. Menurut BKKBN (1999), keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang syah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materiil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang selaras dan seimbang antara keluarga dan masyarakat serta lingkungannya. Asuhan keperawatan keluarga menurut Salvicion G. Bail.on dan Aracelis Maglaya 1978. Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang di rawat dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai sarana atau penyalur. 2. a. b. Tipe tipe keluarga menurut suprajinto (2004:2) Keluarga inti ( Nuclear family ) Adalah suatu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak. Keluarga besar ( Exstended family ) Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, atau bibi.

1 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Keluarga : Hipertensi

c.

Keluarga bentukan kembali (dyadic family) Adalah keluarga baru yang terbentuk dari pasangan yang telah bercerai atau kehilangan pasangannya.

d.

Orang tua tunggal (single parent family) yaitu keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua dengan anak-anaknya akibat perceraian atau ditinggal pasangannya

e. f. g. h.

Ibu dengan anak tanpa perkawinan yang sah (the unmarried teenage mother) Orang dewasa laki-laki atau perempuan yang tinggal sendiri tanpa pernah menikah (the single adult living alone) Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the non marital heterosecual cohabiting family) Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (gay and lesbian family).

3.

Tumbuh Kembang Keluarga Menurut Duval (1997), Daur atau siklus kehidupan keluarga terdiri dari 8

tahap perkembangan yang mempunyai tugas dan resiko tertentu pada tiap tahap perkembangannya. a. Tahap I, Pasangan Baru Menikah (Keluarga Baru) Tugas perkembangan pada tahap ini adalah membina hubungan perkawinan yang saling memuaskan, membina hubungan harmonis dengan saudara dan kerabat, dan merencanakan keluarga (termasuk merencanakan jumlah anak yang diinginkan). b. Tahap II, Menanti Kelahiran (Child Bearing Family) Atau anak tertua adalah bayi berusia kurang dari satu bulan. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah menyiapkan anggota keluarga baru, membagi waktu untuk individu, pasangan dan keluarga. c. Tahap III, Keluarga dengan anak prasekolah atau anak tertua 2,5 tahun sampai dengan 6 tahuan. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah menyatukan kebutuhan masing-masing anggota keluarga, antara lain, ruang tamu atau

2 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Keluarga : Hipertensi

kamar pribadi dan keamanan, mensosialisasikan anak-anak, menyatukan keinginan anak-anak yang berbeda, dan mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga. d. Tahap IV, Keluarga dengan anak sekolah atau anak tertua berusia 7 tahun sampai 12 tahun. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah mensosialisasikan anak-anak termasuk membantu anak-anak mencapai prestasi yang baik di sekolah, membantu anak-anak membina hubungan dengan teman sebaya, mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan, dan memenuhi kebutuhan kesehatan masing-masing anggota keluarga. e. Tahap V, Keluarga dengan remaja atau dengan anak tertua berusia 13 sampai 20 tahun. Tugas perkembangan pada tahap ini adalah mengimbangi kebebasan remaja dengan tanggung jawab yang sejalan dengan maturitas remaja, memfokuskan kembali hubungan perkawinan dan melakukan komunikasi yang terbuka diantara orang tua dengan anak-anak remaja. f. Tahap VI, Keluarga dengan anak dewasa. Tugas keluarga pada tahap ini adalah menambah anggota keluarga dengan kehadiran anggota keluarga yang baru melalui pernikahan anak-anak yang telah dewasa, menata kembali hubungan perkawinan, menyiapkan datangnya proses penuaan, termasuk timbulnya masalah-masalah kesehatan. g. Tahap VII, Keluarga usia pertengahan. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah mempertahankan kontak dengan anak dan cucu, memperkuat hubungan perkawinan, dan meningkatkan usaha promosi kesehatan. h. Tahap VIII, Keluarga usia lanjut. Tugas keluarga pada tahap ini adalah menata kembali kehidupan yang memuaskan, menyesuaikan kehidupan dengan penghasilan yang berkurang, mempertahankan hubungan perkawinan, menerima kehilangan pasangan, mempertahankan kontak dengan masyarakat dan menemukan arti hidup.

3 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Keluarga : Hipertensi

Menurut BKKBN (1999), tahapan keluarga dapat diukur berdasarkan tingkat kesejahteraannya, yaitu sebagai berikut : a. Keluarga Prasejarah Yaitu keluarga-keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal, seperti kebutuhan akan pengajaran, agama, sandang, pangan, papan, dan kesehatan. b. Kelurga Sejahtera Tahap I Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan sosial psikologis seperti kebutuhan terhadap pendidikan, keluarga berencana, interaksi dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan tempat tinggal, dan transportasi. c. Kelurga Sejahtera Tahap II Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar dan seluruh kebutuhan psikologis, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan perkembangannya seperti kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi. d. Kelurga Sejahtera Tahap III Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, kebutuhan sosial-psikologis, dan kebutuhan perkembangan, namun belum dapat memberikan sumbangan yang maksimal terhadap masyarakat. e. Kelurga Sejahtera Tahap III Plus Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhannya, baik yang seperti dasar, sosial, psikologis, maupun yang bersifat pengembangan serta dapat pula memberikan sumbungan yang nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat. 4. Struktur Keluarga menurut Suprajino (2004:7) Struktur keluarga dapat menggambarkan bagaimana keluarga

melaksanakan fungsi keluarga di masyarakat, antara lain:

4 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Keluarga : Hipertensi

a. Struktur peran keluarga, menggambarkan peran masing-masing anggota keluarga dalam keluarga sendiri dan perannya di lingkungan masyarakat atau peran formal dan informal b. Nilai dan norma keluarga, menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan diyakini oleh keluarga, khususnya yang berhubungan dengan kesehatan c. Pola komunikasi keluarga, menggambarkan bagaimana cara dan pola komunikasi ayah-ibu, orang tua dengan anak, anak dengan anak dan anggota keluarga lain dengan keluarga inti. d. Struktur kekuatan keluarga, menggambarkan kemampuan anggota keluarga untuk mempengaruhi dan mengendalikan orang lain untuk mengubah perilaku keluarga yang mendukung kesehatan. 5. a. Fungsi keluarga menurut Friedman (1998) Secara umum fungsi keluarga (friedman, 1998) adalah: Fungsi afektif, adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain b. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi, adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah c. d. Fungsi reproduksi, adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga. Fungsi ekonomi, adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga e. Fungsi pemerliharaan kesehatan, adalah fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi

5 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Keluarga : Hipertensi

6.

Lima tugas keluarga dibidang kesehatan menurut Suprajitno (2004:4) Keluarga mempunyai tugas dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan

dilakukan antara lain: a. Mengenal masalah kesehatan keluarga Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu akan tidak berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga akan habis. b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadan keluarga, dengan mempertimbangkan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga. c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan Seringkali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi keluarga memiliki keterbatasan yang telah diketahui oleh keluarga itu sendiri d. e. 7. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitar keluarga. Peran Perawat Keluarga Dalam melakukan asuhan keperawatan keluarga, perawat keluarga perlu memperhatikan prinsip-prinsip berikut : a. b. c. d. e. a. Melakukan kerja bersama keluarga serta kolektif. Memulai pekerjaan dari hal yang sesuai dengan kemampuan keluarga. Menyesuaikan rencana asuhan keperawatan dengan tahap perkembangan keluarga. Menerima dan mengakui struktur keluarga. Menekankan pada kemampuan keluarga. Peran perawat keluarga adalah sebagai berikut : Sebagai Pendidik, bertanggung jawab memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga, terutama untuk memandirikan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang memiliki masalah kesehatan.

6 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Keluarga : Hipertensi

b.

Sebagai coordinator pelaksana pelayanan keperawatan, perawat bertanggung jawab memberikan pelayanan keperawatan yang komprehensif. Pelayanan keperawatan yang berkesinambungan diberikan untuk menghindari kesenjangan antara keluarga dan unit pelayanan masyarakat.

c.

Sebagai pelaksana pelayanan perawatan, pelayanan keperawatan dapat diberikan kepada keluarga yang sakit yang memiliki masalah kesehatan dengan demikian anggota keluarga yang sakit dapat menjadi entry point bagi perawat untuk memberikan asuhan keperawatan keluarga secara komprehensif.

d.

Sebagai supervisor pelayanan keperawatan, perawat melakukan supervisi ataupun pembinaan terhadap keluarga melalui kunjungan rumah secara teratur baik terhadap keluarga beresiko tinggi maupun yang tidak. Kunjungan rumah tersebut dapat direncanakan terlebih dahulu atau secara mendadak.

e.

Sebagai pembela (Advokat), perawat berperan sebagai advocat keluarga untuk melindungi hak-hak keluarga sebagai klien. Perawat diharapkan mampu mengetahui harapan serta memodifikasi sistem pada perawatan yang diberikan untuk memenuhi hak dan kewajiban mereka sebagai klien mempermudah tugas perawat untuk memandirikan keluarga.

f.

Sebagai fasilitator, perawat dapat menjadi tempat bertanya individu, keluarga dan masyarakat untuk memecah masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi sehari-hari serta dapat membantu memberikan jalan keluar dalam mengatasi masalah.

g.

Sebagai peneliti, perawat keluarga melatih keluarga untuk dapat memahami masalah-masalah kesehatan yang dialami oleh anggota keluarga. Masalah kesehatan yang muncul di dalam keluarga biasanya terjadi menurut siklus atau budaya yang dipraktekkan keluarga. Misalnya diare pada balita terjadi karena budaya menjaga kebersihan makanan dan minuman kurang diperhatikan. Peran sebagai peneliti difokuskan kepada kemampuan keluarga untuk mengidentifikasi penyebab, menanggulangi dan melakukan promosi kepada anggota keluarganya. Selain itu perawat perlu mengembangkan asuhan keperawatan kelaurga terhadap binaannya.

7 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Keluarga : Hipertensi

B. Konsep Hipertensi 1. Pengertian Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal. Seseoarang dianggap mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastol. (Elisabet Corwin, hal 356). 2. Penyebab Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 bagian yaitu : (Mansjoer Arif,dkk,1999 hal 518) a. Hipertensi Essensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95 % kasus. Faktor resiko dari hipertensi essensial adalah : 1) Usia 2) Jenis kelamin 3) Riwayat keluarga 4) Obesitas 5) Serum lipid 6) Diet 7) Perokok b. Hipertensi Sekunder atau Hipertensi Renal Terdapat sekitar 5 % kasus. Penyebabnya spesifik diketahui seperti penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vaskuler renal, hiper aldesteronisme sindrom chausing, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan dan lain-lain. 3. Klasifikasi Hipertensi Klasifikasi Hipertensi (JNL, 1997) : The sixt Report of Join National Committee on Prevention 1997 dikutip oleh Mansjoer Arif, dkk, 1999 hal 519, dapat dilihat dalam tabel berikut :

8 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Keluarga : Hipertensi

Tabel 1. Klasifikasi Hipertensi Klasifikasi a. Normal b. Perbatasan c. Hipertensi tingkat I d. Hipertensi tingkat 2 e. Hipertensi tingkat 3 4. Pathway Pathway Keperawatan disusun dengan mengambil sumber dari ; Kapita Selecta Kedokteran, Jilid I, Ed. Ketiga, 1999 dan Nasrul Effendy, Asuhan Keperawatan Keluarga, 1999.
Peningkatan asupan Natrium Genetik Stres Faktor endotel perubahan sel membran Retensi natrium Pada ginjal luas filtrasi menurun peningkatan aktivitas Simpatik Renin angio tensin Me obesitas

Sistolik mmHg < 130 130 139 140 159 160 179 > 180

Diastolik mmHg < 85 85 89 90 99 100 109 > 110

hiper insulin Kontraksi vena

volume cairan Meningkat

kontraksi fungsional

hipertropi struktural

Preload meningkat Curah jantung meningkat

kontraktilitas tahanan perifer meningkat

9 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Keluarga : Hipertensi

HYPERTENSI Otak Ginjal Resistensi pemb. darah otak meningkat Suplay O2 otak menurun

Pembuluh darah

Retina

Vasokontriksi pemb darah ginjal Sistemik Koroner jantung Iskhemi miokard After load meningkat

Spasmus arteriole

Tek..Pemb. darah otak meningkat

Diplopia

Sinkope Gangguan perfusi jaringan

Blood flow menurun Respon RAA

vasokontriksi Risiko injuri

Nyeri kepala

Risiko injuri

Nyeri dada

Gangguan rasa nyaman

Vasokontriksi CVA

Rangsang Aldosteron Odem

Penurunan COP Fatique Retensi Na

Gangguan keseimbangan

5.

Manifestasi Klinik (Mansjoer Arif, dkk, 1999) a. Tekanan darah sistole di atas 140 mmHg dan diastole di atas 90 mmHg. b. Pada mata, pembuluh darah retina menjadi tipis, licin atau bisa hemorragi (pada pemeriksaan opthalmoskop) c. Sakit kepala, nause, vomitus pada pagi hari d. Terdapat sesak nafas pada klien yang mengalami gagal jantung e. Oedema perifer jika terdapat pada gagal jantung kanan f. Pasien mengeluh palpitasi g. Pasien menjadi pelupa dan lekas marah h. Bisa terjadi epistaksis, akibat penambahan tekanan pada sistem sirkulasi.

6.

Faktor Resiko Yang dapat mempengaruhi peningkatan tekanan darah : a. b. Faktor genetik: adanya bukti bahwa kejadian hipertensi lebih banyak dijumpai pada penderita kembar monozoit daripada heterozigot Umur dan jenis kelamin: wanita lebih banyak menderita hipertensi dari pada pria

10 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Keluarga : Hipertensi

c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. m. n. o. 7.

Peranan ginjal: penyebab hipertensi sekunder Penumpukan garam Ketidakseimbangan kimiawi: disebabkan oleh pembesaran dan kegiatan yang berlebihan pada salah satu kelenjar adrenalin Diet Kegemukan/obesitas Sembelit terkait masalah diet Rokok: non significant Alkohol: meninggi bila minum lebih dari 3x per hari Emosional Obat-obatan yangmenyebabkan hipertensi: Kapsul utuk menghilangkan gejala pilek Pil kontrasepsi kombinasi Hormon

Pemberian Terapi Obat a. Obat yang bekerja cepat 1) Natrium Nitroprusid. 6-200 mg/menit dengan infus IV. Tujuannya menurunkan tekanan darah diastole sampai 110 mmHg dalam 1 jam 2) Diazoksid (hiperstat). 75-300 mg IV. Dipakai pada preeklamsi atau hipertensi kehamilan. 3) Trimetafan (Arfonad). Yaitu obat penghambat ganglion, 1 amp 500 mg dalam 1 dextrose 5% dan air diberi IV dengan kecepatan 1-4 ml/menit b. Obat yang bekerja cukup berat 1) Reserpik 1-2,5 mg IM tiap 8 jam 2) Hidralazin (apresolin) 5-20 mg IM setiap 2-4 jam 3) Metildopa (aldomet) 500 mg IV setiap 2-4 jam. Efeknya lambat, berlangsung selama 8-12 jam. Bila tekanan darah terkontrol, minoksidit + diuretik diberikan per oral dan obat anti hipertensi oral lain ditambah bila perlu. Obat parenteral diturunkan secara perlahan-perlahan dalam periode 2-3 hari.

11 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Keluarga : Hipertensi

Tujuan pengobatan hipertensi adalah mengembalikan tekanan darah untuk mencegah komplikasi. a. Therapi hipertensi ringan sedang dimulai dengan salah satu obat berikut ini : 1) Hidroklorotiazid (HCT) 12,5 25 mg / hr, dosis tunggal pada malam hari. 2) Reserpin 0,1 0,25 sehari sebagai dosis tunggal. 3) Propanolol 2 x 20 40 mg sehari. 4) Kaptopril 2 3 x 12,5 25 mg sehari. b. c. Therapi hypertensi sedang berat, diobati dengan kombinasi HCT + propanolol atau HCT + kaptopril. Therapi hypertensi berat yang tidak sembuh dengan kombinasi obat diatas ditambah dengan Metildopa 2 x 125 250 mg atau reserpin 0,1 0,25 mg/hr. 8. Komplikasi Peningkatan tekanan arterial dapat menyebabkan hal-hal berikut ini: a. Kegagalan jantung sekunder terhadap peningkatan kerja jantung dan isufisiensi koroner relatif atau absolut. b. Timbulnya atheroma, terutama di dalam arteri serebral atau koroner dengan sindrom-sindrom yang diakibatkan oleh oklusi vaskuler. c. Nekrosis vaskuler akut yang diakibatkan oleh peninggian tekanan diastolik yang cepat dan terus-menerus (biasanya lebih dari 130 mmHg) dapat menimbulkan komplikasi yang disebut sebagai fase maligna dengan perdarahan, eksudat dan oedema papil di dalam fundus, gangguan visual dan gejala-gejala sistem saraf pusat dan ensephalopati hipertensif (gagal ginjal). d. Stroke hemorragik. e. Dissecting aorta.

12 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Keluarga : Hipertensi

9.

Asuhan Keperawatan Keluarga Menurut Suprajitno (2004:29) pengkajian adalah suatu tahapan ketika

Pengkajian seorang perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang keluarga yang dibinanya. Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga. Agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga, perawat diharapkan menggunakan bahasa ibu (bahasa yang digunakan sehari-hari), lugas dan sederhana (Suprajitno: 2004). Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian meliputi pengumpulan informasi dengan cara sistematis dengan menggunakan suatu alat pengkajian keluarga, diklasifikasikan dan dianalisa (Friendman, 1998: 56) Pengumpulan data a. b. Identitas keluarga yang dikaji adalah umur, pekerjaan, tempat tinggal, dan tipe keluarga. Latar belakang budaya /kebiasaan keluarga Kebiasaan makan, meliputi jenis makanan yang dikosumsi oleh Keluarga. Untuk penderita stroke biasanya mengkonsumsi makanan yang bayak menandung garam, zat pengawet, serta emosi yang tinggi. Pemanfaatan fasilitas kesehatan, perilaku keluarga didalam memanfaatkan fasilitas kesehatan merupakan faktor yang penting dalam penggelolaan penyakit stroke fase rehabilitasi terutama ahli fisiotherapi. Pengobatan tradisional, karena penderita stroke memiliki kecenderungan tensi tinggi, keluarga bisa memanfaatkan pengobatan tradisional dengan minum air ketimun yang dijus sehari dua kali pagi dan sore. c. Status Sosial Ekonomi Pendidikan, tingkat pendidikan keluarga mempengaruhi keluarga dalam mengenal hipertensi beserta pengelolaannya. berpengaruh pula terhadap pola pikir dan kemampuan untuk mengambil keputusan dalam mengatasi masalah dangan tepat dan benar.

13 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Keluarga : Hipertensi

Pekerjaan dan Penghasilan, penghasilan yang tidak seimbang juga berpengaruh terhadap keluarga dalam melakukan pengobatan dan perawatan pada angota keluarga yang sakit salah satunya disebabkan karena hipertensi. Menurut (Effendy,1998) mengemukakan bahwa ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit salah satunya disebabkan karena tidak seimbangnya sumber-sumber yang ada pada keluarga. d. Tingkat perkembangandan riwayat keluarga Menurut Friedmen (1998:125), Riwayat keluarga mulai lahir hingga saat ini. termasuk riwayat perkembangan dan kejadian serta pengalaman kesehatan yang unik atau berkaitan dengan kesehatan yang terjadi dalam kehidupan keluarga yang belum terpenuhi berpengaruh terhadap psikologis seseorang yang dapat mengakibatkan kecemasan. e. Aktiftas Aktifitas fisik yang keras dapat menambah terjadinya peningkatan tekanan darah. Serangan hipertensi dapat timbul sesudah atau waktu melakukan kegiatan fisik, seperti olah raga (Friedman, 1998:9). f. Data Lingkungan 1) Karakteristik rumah, cara memodifikasikan lingkungan fisik yang baik seperti lantai rumah, penerangan dan fentilasi yang baik dapat mengurangai faktor penyebab terjadinya cedera pada penderita stroke fase rehabilitasi. 2) Karakteristik Lingkungan, menurut (friedman,1998 :22) derajad kesehatan dipengaruhi g. Struktur Keluarga Pola komunikasi, menurut (Friedman, 1998) Semua interaksi perawat dengan pasien adalah berdasarkan komunikasi. Istilah komunikasi teurapetik merupakan suatu tekhnik diman usaha mengajak pasien dan keluarga untuk bertukar pikiran dan perasaan. Tekhnik tersebut mencakup oleh lingkungan. Ketenangan lingkungan sangat mempengaruhi derajat kesehatan tidak terkecuali pada hipertensi

14 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Keluarga : Hipertensi

ketrampilan secara verbal maupun non verbal, empati dan rasa kepedulian yang tinggi. Struktur Kekuasaan, kekuasaan dalam keluarga mempengaruhi dalam kondisi kesehatan, kekuasaan yang otoriter dapat menyebabkan stress psikologik yang mempengaruhi dalam tekanan darah pasien stroke. Struktur peran, menurut Friedman(1998), anggota keluarga menerima dan konsisten terhadap peran yang dilakukan, maka ini akan membuat anggota keluarga puas atau tidak ada konflik dalam peran, dan sebaliknya bila peran tidak dapat diterima dan tidak sesuai dengan harapan maka akan mengakibatkan ketegangan dalam keluarga. h. Fungsi Keluarga Fungsi afektif, keluarga yang tidak menghargai anggota keluarganya yang menderita hipertensi, maka akan menimbulkan stressor tersendiri bagi penderita. Hal ini akan menimbulkan suatu keadaan yang dapat menambah seringnya terjadi serangan hipertensi karena kurangnya partisipasi keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit (Friedman, 1998). Fungsi sosialisasi, keluarga memberikan kebebasan bagi anggota keluarga yang menderita stroke dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Bila keluarga tidak memberikan kebebasan pada anggotanya, maka akan mengakibatkan anggota keluarga menjadi sepi. Keadaan ini mengancam status emosi menjadi labil dan mudah stress. Fungsi kesehatan, menurut suprajitno (2004) fungsi mengembangkan dan melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain diluar rumah. i. Pola istirahat tidur Istirahat tidur seseorang akan terganggu manakala sedang mengalami masalah yang belum terselesaikan. j. Pemeriksaan fisik anggota keluarga Sebagaimana prosedur pengkajian yang komprehensif, pemeriksaan fisik juga dilakukan menyeluruh dari ujung rambut sampai kuku untuk semua anggota

15 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Keluarga : Hipertensi

keluarga. Setelah ditemukan masalah kesehatan, pemeriksaan fisik lebih terfokuskan. k. Koping keluarga Bila ada stressor yang muncul dalam keluarga, sedangkan koping keluarga tidak efektif, maka ini akan menjadi stress anggota keluarga yang berkepanjangan. Diagnosa keperawatan Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan respon manusia atas perubahan pola interaksi potensial atau aktual individu. Perawat secara legal dapat mengidentifikasi dan menyusun intervensi masalah keperawatan. Kolaburasi dan koordinasi dengan anggota tim lain merupakan keharusan untuk menghindari kebingungan anggota akan kurangnya pelayanan kesehatan. Dalam diagnosa keperawatan stroke atau cerebro vasculer accident didapatkan diagnosa keperawatan sebagai berikut : 1. Perubahan perfusi jaringan cerebral 2. Kerusakan mobilitas fisik 3. Komunikasi, kerusakan verbal dan tertulis 4. Perubahan persepsi sensori 5. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi 6. Ketidakmampuan merawat diri 7. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan pengobatan 8. Intervensi Keperawatan Menyusun prioritas Friedman (1998:64), menjelaskan perencanaan perawatan meliputi seleksi bersama yang dirancang untuk mencapai tujuan. Faktor penetapan prioritas perasaan peka terhadap klien dan efek terpeutik terhadap tindakan dimasa mendatang.

16 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Keluarga : Hipertensi

Menyusun tujuan Friedman (1998:64) menjelaskan perencanaan meliputi perumusan tujuan yang berorientasi kepada klien kemungkinan sumber-sumber penggambaran pendekatan alternatif untuk memenuhi tujuan dan operasional perencanaan. Ada 3 kegiatan menurut Friedman (1998:64) yaitu: a. Tujuan jangka pendek yang sifatnya dapat diukur langsung dan spesifik b. tujuan jangka menengah c. tujuan akhir atau jangka panjang yang sifatnya umum dan mempunyai tujuan d. Menentukan kriteria dan standar evaluasi. Kriteria yang akan dicapai adalah respon verbal, afektif dan psikomotor keluarga mengenai penjelasan tentang masalah kesehatan (Friedman:1998:71) Fokus Intervensi a. Fokus Intervensi Individu Diagnosa 1 : Resiko terhadap ketidakefektifan penatalaksanaan program terapeutik yang berhubungan dengan ketidakcukupan pengetahuan tentang kondisi, pembatasan diet, pengobatan, faktor resiko. Intervensi : 1) 2) 3) 4) 5) 6) a) b) Identifikasi menghalangi. Bangun rasa percaya dan kekuatan. Tingkatkan percaya diri dan kemajuan diri yang positif. Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi belajar. Tingkatkan sikap positif keikutsertaan individu dan keluarga. Jelaskan dan bicarakan : Proses penyakit Aturan pengobatan faktor-faktor penyebab atau penunjang yang

17 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Keluarga : Hipertensi

c) d) 7) 8)

Perubahan gaya hidup yang diperlukan Metode untuk memantau kondisi Jelaskan bahwa perubahan gaya hidup dan kebutuhan belajar

akan membutuhkan waktu untuk integrasi. Identifikasi rujukan atau layanan komunitas yang diperlukan untuk tindak lanjut. Diagnosa 2 : Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral. Intervensi : 1) 2) 3) 4) b. Pertahankan tirah baring selama fase akut. Berikan tindakan non farmakologi untuk menghilangkan sakit kepala. Hilangkan/minimalkan aktifitas vasokonstriksi yang dapat meningkatkan rasa sakit kepala, misalnya mengejan. Bantu pasien untuk ambulasi sesuai kebutuhan. Fokus Intervensi pada keluarga Berikut ini intervensi keperawatan keluarga yang dilakukan pada masalah hipertensi sesuai dengan 5 tugas keluarga : 1) a) c) Mengenal masalah kesehatan Intervensi : Gali pengetahuan keluarga tentang hipertensi Jelaskan pada keluarga mengenai macam-macam penyebab hipertensi d) Jelaskan pada keluarga tanda dan gejala hipertensi 2) a) tepat b) Motivasi keluarga untuk mengambil keputusan yang tepat guna menangani hipertensi Mengambil keputusan mengenai tindakan yang tepat Intervensi : Jelaskan akibat-akibat bila hipertensi tidak ditangani dengan b) Jelaskan pada keluarga tentang pengertian hipertensi

18 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Keluarga : Hipertensi

c) 3) a) b) c) d) 4)

Beri reinforcement positif atas keputusan keluarga Merawat anggota keluarga yang sakit

Intervensi : Jelaskan pada keluarga tentang perawatan hipertensi Demonstrasikan cara pembuatan obat tradisional untuk hipertensi Beri kesempatan keluarga untuk mendemonstrasikannya Beri reinforcement atas ketrampilan keluarga Memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan Intervensi : Jelaskan tentang pencegahan hipertensi yang dilakukan di rumah 5) a) b) c) Memanfaatkan fasilitas kesehatan Intervensi : Jelaskan pada keluarga mengenai tempat pelayanan kesehatan yang dapat digunakan untuk pengobatan hipertensi Motivasi kesehatan Beri reinforcement (+) atas minat keluarga. keluarga untuk mengunjungi tempat fasilitas

19 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Keluarga : Hipertensi

Daftar Pustaka Muttaqin, Arif. Buku ajar asuhan keperawatan klien dengan gangguan system persyarafan. Jakarta : Selemba Medika, 2008. Guyton and hall. Buku ajar fsikologi kedokteran. Jakarta : EGC, 2006. Kapita Selekta Kedokteran FKUI, Media Aesculapius, Jakarta, 1999 Brunner / Suddarth. Buku saku keperawatan medikal bedah,EGC, Jakarta, 2000. Baughman C Diane, Keperawatan medical bedah, Jakrta, EGC, 2000. Price, Sylvia A, Patofisiologi : Konsep klinis proses-pross penyakit, Ed4. Jakarta. EGC. 1995. Smeltzer c Suzanne, Buku Ajar Keperawatan medikal Bedah, Brunner and Suddarths, Ed8. Vol.1, Jakarta, EGC, 2002. Noer Staffoeloh et all, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, 1999, Balai Penerbit FKUI, Jakarta

20 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Keluarga : Hipertensi

Anda mungkin juga menyukai