Anda di halaman 1dari 20

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Ikan Nila (Oreochromis Niloticus)adalah salah satu jenis ikan air tawar yang paling banyak dibudi dayakan di Indonesia. Ikan Nila menduduki urutan kedua setelah ikan Mas (Cyprinces carpio) dalam produksi budi daya air tawar di Indonesia. Departemen Perikanan dan Akuakultur FAO (Food and Agriculture Organization) menempatkan ikan Nila di urutan ketiga setelah udang dan salmon sebagai contohsukses perikanan budi daya dunia. Nila menjadi penting di dunia karena konsumen Nila ada di berbagai benua.

Pasar ikan Nila sangat terbuka, baik pasar ekspor maupun pasar dalam negeri. Amerika Serikat (AS) merupakan pasar ekspor nila terbesar di dunia. Selain AS, pasar lainnya adalah Singapura, Hongkong, Jepang dan Uni Eropa. Sementara di dalam negeri konsumen ikan nila terdiri dari rumah makan di pinggir jalan hingga restorandan hotel mewah. Ikan nila juga disukai oleh konsumen rumah tangga sehingga pasar-pasar di pinggir jalan dan supermarket di mall mewah memasarkan ikan nila tersebut.

Ikan nila kini banyak dibudi dayakan di berbagai daerah karena kemampuan adaptasinya bagus di dalam berbagai jenis air. Nila dapat hidup di air tawar, air payau dan air laut. Ikan nila juga tahan terhadap perubahan lingkungan, bersifat omnivora dan mampu mencerna makanan secara efisien. Pertumbuhan cepat dan tahan terhadap serangan penyakit. Para pakar budi daya ikan dari Organisasi Pangan Dunia (FAO) menganjurkan agar ikan nila ini dibudi dayakan karena dapat dipelihara di kolam yang sempit, seperti kolam pekarangan atau comberan.

Habitat ikan nila adalah air tawar, seperti sungai, danau, waduk dan rawarawa, tetapi karena toleransinya yang luas terhadap salinitas (eury haline) sehingga dapat Universitas Sumatera Utara pula hidup dengan baik di air payau dan laut. Salinitas yang cocok untuk nila adalah 0 35 ppt (part per thousand), namun salinitas yang memungkinkan nila tumbuh optimal adalah 0 30 ppt. Ikan nila masih dapat hidup pada salinitas 31 35 ppt, tetapi pertumbuhannya lambat.

B. Rumusan Masalah 1. Teknik Budidaya 2. Morfologi ikan Nila 3. Klasifikasi 4. Sekilas Tentang Ikan Nila

C. Tujuan Penulisan Adapun tujuan daripada penulisan Makalah ini adalah sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui teknik budidaya ikan Nila (Oreochromis niloticus) 2. Mengetahui tahapan kegiatan dalam melakukan budidaya ikan Nila (Oreochromis niloticus)

D. Manfaat Penulisan Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak, khususnya kepada masyarakat untuk membudidayakan ikan nila. Manfaat lain ikan ini adalah memiliki nilai gizi yang cukup tinggi, ikan nila ini juga dapat dijadikan sebagai ikan hias.

E. Metode Pengumpulan Data Data penulisan karya tulis ini menggunakan metode pengumpulan data melalui browsing di internet.

F. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penulisan D. Manfaat Penulisan E. Metode Pengumpulan Data F. Sistematika Penulisan BAB II PEMBAHASAN BAB III PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran

BAB II PEMBAHASAN

A. Sekilas Tentang Ikan Nila Ikan Nila (Oreochromis niloticus) merupakan jenis ikan air tawar yang mudah dikembangbiakan dan toleransinya yang tinggi terhadap perubahan lingkungan maupun kemudahan pemeliharaannya. Rasanya cukup gurih dan

d i gemari masvarakat Indonesia. jenis Ikan Nila diantaranya Citralada, tralada, lokal dan Nila yang masuk ke Indonesia pada tahun 1984 dan 1996 dari ICLARAM Philipina melalui Balai Penelitian Perikanan Air Tawar (Balitkanwar).

Teknik pembesaran Ikan Nila terapannya sangat mudah dilakukan sekali, baik dilakukan. skala rumah tangga atau skala besar (perusahaan). Tempatnya pun dapat dilaksanakan pada kolam tanah, kolam tembok dan Keramba jarring Apung (KJA).

Untuk pemasarannya sangat luas baik dalam negeri maupun luar negeri (ekspor) seperti masyarakat Jepang dan Singapura, terutama ukuran yang berat badannya di atas 500 gram. Bagi konsumsi dalam negeri akan banyak menunjang usaha perbaikan gizi keluarga. Dilihat dari prospeknya, baik dalam maupun luar negeri sangat menjanjikan, sehingga perlu langkah yang pasti untuk meningkatkan produksi agar kebutuhan dalam negeri maupun luar negeri dapat terpenuhi.

Ikan nila merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh memanjang dan pipih kesamping dan warna putih kehitaman. Ikan nila berasal dari Sungal Nil dan danau- danau sekitarnya. Sekarang ikan ini telah tersebar ke negara-negara di lima benua yang beriklim tropis dan subtropis. Sedangkan di wilayah yang beriklim dingin, ikan nila tidak dapat hidup baik Ikan nila disukai oleh berbagai bangsa karena dagingnya enak dan tebal seperti daging ikan kakap merah. Bibit ikan didatangkan ke Indonesia secara resmi oleh Balai Penelitian Perikanan Air Tawar pada tahun 1969. Setelah melalui masa penelitian dan adaptasi, barulah ikan ini disebarluaskan kepada

petani di seluruh Indonesia. Nila adalah nama khas Indonesia yang diberikan oleh Pemerintah melalui Direktur Jenderal Perikanan.

B. Klasifikasi Klasifikasi ikan nila adalah sebagai berikut: Kelas Sub-kelas Ordo Sub-ordo Famili Genus Spesies : Osteichthyes : Acanthoptherigii : Percomorphi : Percoidea : Cichlidae : Oreochromis : Oreochromis niloticus.

C. Morfologi ikan Nila Berdasarkan morfologinya, kelompok ikan Oreochromis memang berbeda dengan kelompok tilapia. Secara umum, bentuk (tubuh nila memanjang dan ramping, dengan sisik berukuran besar. Betuk matanya besar dan menonjol dengan tepi berwarna putih. Gurat sisi (linea literalis) terputus di bagian tengah tubuh, kemudian berlanjut lagi, tetapi letaknya lebih ke bawah dibandingkan dengan letak garis yang memanjang di atas sirip dada. jumlah sisik pada gurat sisi 34 buah. Sirip punggung, sirip perut, dan sirip duburnya memiliki jari-jari lemah, tetapi keras dan tajam seperti duri. Sirip punggung dan sirip dada berwarna. hitam. Pinggir sirip punggung berwarna abu-abu atau hitam.

Nila memiliki lima buah Sirip, yaitu sirip punggung (dorsal fin), sirip data (pectoral fin) sirip perut (venteral fin), sirip anal (anal fin),dan sirip ekor (caudal fin). Sirip punggungnya memanjang dari bagian atas tutup ingsang sampai bagian atas sirip ekor. Terdapat juga sepasang sirip dada dan sirip

perut yang berukuran kecil dan sirip anus yang hanya satu buah berbentuk agak panjang. Sementara itu, jumlah sirip ekornya hanya satu buah dengan bentuk bulat.

D. Teknik Budidaya 1. Persiapan Sarana Dan Prasarana a. Kolam Sarana berupa kolam yang perlu disediakan dalam usaha budidaya ikan nila tergantung dari sistim pemeliharaannya (sistim 1 kolam, 2 kolam dlsb). Adapun jenis kolam yang umum dipergunakan dalam budidaya ikan nila antara lain:

Kolam ini berfungsi sebagai kolam pemijahan, kolam sebaiknya berupa kolam tanah yang luasnya 50-100 meter persegi dan kepadatan kolam induk hanya 2 ekor/m 2 . Adapun syarat kolam pemijahan adalah suhu air berkisar antara 20-22 derajat C; kedalaman air 40-60 cm; dasar kolam sebaiknya berpasir. Kolam pemeliharaan benih/kolam pendederan Luas kolam tidak lebih dari 50-100 meter persegi. Kedalaman air kolam antara 30-50 cm. Kepadatan sebaiknya 5-50 ekor/meter persegi. Lama pemeliharaan di dalam kolam pendederan/ipukan antara 3-4 minggu, pada saat benih ikan berukuran 3-5 cm. Kolam pembesaran Kolam pembesaran berfungsi sebagai tempat untuk memelihara dan membesarkan benih selepas dari kolam pendederan.

Adakalanya dalam pemeliharaan ini diperlukan beberapa kolam pembesaran.

b. Peralatan Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan nila diantaranya adalah: jala, waring (anco), hapa (kotak dari

jaring/kelambu untuk menampung sementara induk maupun benih), seser, ember-ember, baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar (kg), cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar kekeruhan.

Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan nila antara lain adalah warring/scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak, fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat penempelan telur yang bersifat melekat), hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur secara terkontrol) atau kadang-kadang untuk penangkapan benih, ayakan penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok (untuk pengangkut benih), sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco (untuk menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi), scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas), seser (gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jarring berbentuk segiempat (untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi).

c. Persiapan Media Yang dimaksud dengan persiapan adalah melakukan penyiapan media untuk pemeliharaan ikan, terutama mengenai pengeringan, pemupukan

dlsb. Dalam menyiapkan media pemeliharaan ini, yang perlu dilakukan adalah pengeringan kolam selama beberapa hari, lalu dilakukan pengapuran untuk memberantas hama dan ikan-ikan liar sebanyak 25-200 gram/meter persegi, diberi pemupukan berupa pupuk buatan, yaitu urea dan TSP masing-masing dengan dosis 50-700 gram/meter persegi, bisa juga ditambahkan pupuk buatan yang berupa urea dan TSP masing-masing dengan dosis 15 gram dan 10 gram/meter persegi.

2. Pembibitan a. Pemilihan Bibit dan Induk Ciri-ciri induk bibit nila yang unggul adalah sebagai berikut: Mampu memproduksi benih dalam jumlah yang besar dengan kwalitas yang tinggi. Pertumbuhannya sangat cepat. Sangat responsif terhadap makanan buatan yang diberikan. Resisten terhadap serangan hama, parasit dan penyakit. Dapat hidup dan tumbuh baik pada lingkungan perairan yang relatif buruk. Ukuran induk yang baik untuk dipijahkan yaitu 120-180 gram lebih per ekor dan berumur sekitar 4-5 bulan Adapun ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai berikut: Induk Betina : Terdapat 3 buah lubang pada urogenetial yaitu: dubur,lubang pengeluaran telur dan lubang urine. Ujung sirip berwarna kemerah-merahan pucat tidak jelas. Warna perut lebih putih.

Warna dagu putih. Jika perut distriping tidak mengeluarkan cairan.

Induk Jantan : Pada alat urogenetial terdapat 2 buah lubang yaitu: anus dan lubang sperma merangkap lubang urine. Ujung sirip berwarna kemerah-merahan terang dan jelas. Warna perut lebih gelap/kehitam-hitaman. Warna dagu kehitam-hitaman dan kemerah-merahan. Jika perut distriping mengeluarkan cairan. Ikan nila sangat mudah kawin silang dan bertelur secara liar. 3. Pembenihan Lahan atau kolam untuk pembenihan nila dibagi dalam dua kelompok yaitu kolam pemijahan dan kolam pendederan. Kolam-kolam sebaiknya dibuat dengan pematang yang kuat , tidak porous ( rembes ), ketinggian pematang aman ( minimal 30 cm dari permukaan air ), sumber pemasukan air yang terjamin kelancarannya, dan luas kolam masing masing 200 m2. Di samping itu perlu di perhatikan juga keamanan dari hama pemangsa ikan seperti anjing air, burung hantu, kucing dan lainlain, sehingga dianjurkan agar agar lingkungan perkolaman babas dari pohon pohon yang tinggi dan rindang, sementara sinar matahari pun dapat masuk ke dalam kolam.

Induk ikan nila mempunyai bobot rata-rata 300 g/ekor. perbandingan betina dan jantan untuk pemijahan adalah 3:1 dengan padat tebar 3 ekor /m2. Pemberian pakan berbentuk pellet sebanyak 2% dari bobot biomassa per hari dan diberikan tiga kali dalam sehari. Induk ikan ini sebaiknya didatangkan dari instansi resmi yang melakukan seleksi dan pemuliaan

calon induk diantaranya Balai Penelitian Perikanan Air Tawar Sukamandi, sehingga kualitas kemurnian dan keunggulannya terjamin.

Induk nila betina dapat matang telur setiap 45 hari. Setiap induk betina menghasilkan larva ( benih baru menetas ) pada tahap awal sekitar 300 g sebanyak 250-300 ekor larva. Jumlah ini akan meningkat sampai mencapai 900 ekor larva sesuai dengan pertambahan bobot induk betina ( 900 g ). Setelah selesai masa pemijahan dalam satu siklus ( 45 hari ), induk-induk betina diistirahatkan dan dipisahkan dari induk jantan selama 3-4 minggu dan diberi pakan dengan kandungan protein diatas 35 %. Setelah dua minggu masa pemeliharaan adaptasidi kolambiasanya indukinduk betina mulai ada yang beranak, menghasikan larva yang biasanya masih berada dalam pengasuhan induknya. Larva -larva tersebut dikumpulkan denga cara diserok memakai serokan yang terbuat dari kain halus dan selanjutnya ditampung dalam happa ukuran 2 x 0,9 x 0,9 m3. Pengumpulan larva dilakukan beberapa kali dari pagi sampai sore, dan duusahakan larva yang terkumpul satu hari ditampung minimal dalam satu happa.

4. Penebaran Benih Ciri-ciri benih yang baik adalah yang berwarna cerah dan pergerakannya lincah. Untuk padat penebaran yang dianjurkan berkisar 15-20 ekor/m2. Tergantung dengan ukuran benih. Sebelum ditebar benih disucihamakan terlebih dahulu dengan direndam pada larutan Kalium Permanat (PK) atau malachite green atau garam dapur selama 1-2 hari. Penebaran dilakukan pada pagi atau sore hari. Saat penebaran, dilakukan aklimatisasi yaitu dengan cara memasukkan kantong benih ke dalam kolam sehingga air kolam masuk ke wadah benih sedikit demi sedikit, lalu secara perlahan-lahan benih dikeluarkan.

5. Pemanenan Dan Pemasaran Pemanenan dapat dilakukan pada 3-6 bulan pemeliharaan. Hal ini tergantung pada : Kesuburan kolam, Ukuran ikan yang diharapkan, Teknik pemeliharaan. Biasanya untuk ukuran 500-600 gr/ekor

pemanenan dapat dilakukan selama kurang lebih 6 bulan pemeliharaan. Pemanenan di kolam dapat dilakukan dengan pengeringan air hingga tersisa di kemalir yang untuk selanjutnya dapat ditangkap dengan diseser.

Potensi pasar untuk ikan nila masih sangat lebar dengan harga yang cukup terjangkau pasar, mulai dari nila yang stadium bibit sampai ikan nila yang di kategorikan sebagai ikan konsumsi semua pasar tersebut masih sangat memungkinkan dimasuki. Ikan nila ini dapat Anda pasarkan untuk mensuplay ke berbagai kolam pemancingan ikan, pasar-pasar tradisional maupun supermarket, rumah makan, bahkan untuk skala ekspor.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Dari uraian tersebut di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut 1. Usaha pemeliharaan Ikan Nila (Oreochormis Niloticus) mempunyai prospek yang cukup baik dikembangkan, karena permintaan pasar yang cenderung sangat meningkat dan rasanya yang gurih serta ditunjang pula harganya yang relatif mahal dibandingkan dengan ikan hasil budidaya air tawar lainnya di sekitar Kuala Kapuas 2. Pemeliharaan Ikan Nila (Oreochormis Niloticus) di kolam merupakan salah satu cara budidaya ikan yang mudah dikembangkan 3. Berbeda dengan jenis ikan konsumsi lainnya, Ikan Nila (Oreochormis Niloticus) termasuk golongan pemakan segala ini dapat dibudidayakan (pembesaran) dengan berbagai sistem, antara lain sistem air deras, keramba, jaring terapung, longyam serta di kolam air tergenang (stagnat water). Oleh karena dibudidayakan dengan banyak cara itulah, maka Ikan Nila (Oreochormis Niloticus) dapat dijadikan alternatif pemilihan usaha.

B. Saran Meningkatkan kesadaran warga masyarakat bahwa ikan nila merupakan salah satu ikan hias yang memiliki banyak manfaat dan nilai gizi yang cukup tinggi bagi tubuh kita. Serta mengajak masyarakat untuk melestarikan jenisjenis ikan nila ini jangan sampai punah.

DAFTAR PUSTAKA

http://yunias19ocean.blogspot.com/2011/01/budidaya-ikan-nilaoreochromis.html

Lampiran - Lampiran

Ikan Nila

Tempat Pemeliharaan / Pembibitan Ikan Nila

Penebaran Benih Ikan Nila Merah

Pakan Ikan Nila

Daging Ikan Nila Yang Telah di Fillet Tanpa Kulit & Tulang

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb Alhamdulilah, puji syukur kehadiran ALLAH SWT, dengan

Rahmatnyalah saya dapat menyelesaikan Karya Tulis yang sederhana ini yang berjudul Budidaya Ikan Nila . Karya Tulis ini merupakan salah satu tugas yang diberikan oleh Guru bidang studi Bahasa Indonesia sebagai persyaratan untuk mengikuti ujian akhir nasional (UAN). Dalam penyelesaian tugas ini, saya banyak sekali dibantu oleh orang-orang dekat saya. Saya sangat berterima kasih kepada semuanya yang telah membantu saya, yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu. Semoga Karya Tulis yang saya buat ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Demikianlah katakata yang dapat saya sampaikan, jika ada kekurangan dalam penulisan ini saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Muntok, 21 Maret 2013 Penulis,

FUAD GARNUS

HALAMAN MOTTO

Lindungi Hewan Kita..

Budidayakan Ikan Nila Dari Kepunahan.

Perbedaan Bukan Halangan Untuk Berkarya.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR HALAMAN MOTTO DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. B. C. D. E. F. Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penulisan Manfaat Penulisan Metode Pengumpulan Data Sestematika Penulisan

ii iii iv 1 1 2 2 3 3 3 4 4 5 5 6 13 13 13 14 15

BAB II PEMBAHASAN A. Sekilas Tentang Ikan Nila B. Klasifikasi C. Morfologi ikan Nila D. Teknik Budidaya BAB III PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

KARYA TULIS SEDERHANA

BUDIDAYA IKAN NILA

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Mengikuti Ujian Akhir Nasional Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Smp N 1 Muntok 2012/2013

Disusun Oleh :
FUAD GARNUS Kelas : IX D

Sekolah Menengah Pertama (SMP) N 1 Jln. Jendral Sudirman No. 176 Muntok Bangka Barat

Anda mungkin juga menyukai