Anda di halaman 1dari 10

Modul 13 Kepemimpinan Dalam Wirausaha

A. Pengantar Wirausaha yang berhasil merupakan pemimpin yang berhasil, baik yang memimpin beberapa atau beratus-ratus karyawan. Dari hakikat pekerjaanya mereka adalah pemimpin, karena mereka harus mencari peluang-peluang, memulai proyek-proyek mengumpulkan sumber daya manusia dan finansial yang diperlukan untuk melaksanakan proyek, menentukan tujuan-yujuan untuk mereka sendiri dan orang lain, dan memimpin serta membimbing orang lain untuk mencapai tujuan. Karena seorang pemimpin yang efektif akan selalu mencari cara-cara yang lebih baik. Dan pemimpin yang kadar orientasi tugasnya rendah cenderung menjadi tidak aktif dalam mengarahkan perilaku yang berorietasi pada tujuan, seperti perncanaan dan penjadwalan. Mereka cenderung bekerja seperti para karyawan lain dan tidak membedakan peranan mereka sebagai pemimpin organisasi secara jelas. Dari sifat hakikat kegiatan-kegiatannya, para wirausaha adalah pemimpin, pemimpi-pemimpin yang orientasi orangnya efektif sangat terampil dalam memotivasi dan berkomunikasi dengankaryawan mereka. Dan seorang

pemimpin harus mengetahui dan memahami kebutuhan-kebutuhan karyawan mereka dan gigih melibatkan karyawan mereka dalam mencapai sasaransasaran perusahaan.

B. Tujuan pembelajaran Setelah mempelajari modul ini diharapkan mahasiswa : 1. Diharapkan mahasiswa memiliki pengetahuan tentang pentingnya

kepemimpinan dalam usaha. 2. Dapat mendeskripsikan beberapa pendekatan terhadap sebab-sebab

munculnya pemimpin dalam bisnis. 3. Dapat memahami hakikat sifat-sifat dan keterampilan seorang pemimpin.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Bambang Trisno M. KEWIRAUSAHAAN

C. Manfaat pembelajaran Pemahaman mengenai kepemimpinan ini dapat mengembangkan kepribadian seseorang serta ikut mempengaruhi perilaku kepemimpinan seseorang. Karena semakin berkualitas sebagai seorang pemimpin, semakin besarlah

ketergantungan seseorang terhadap orang lain untuk mendukung dan memikul sebuah tanggung jawab. Dan hakikat dari kepemimpinan ini berusaha memandang suatu keadaan dari sudut pandang orang lain sehingga diharapkan dapat mengembangkan sikap tepo sliro yang tinggi. D. Uraian Materi 1. Pentingnya Kepemimpinan Ada suatu keunggulan wirausaha yang sukses dibandingkan dengan wirausaha yang gagal atau bangkrut yaitu terletak pada dinamika dan efektivitas kepemimpinan. Peter E Drucker points out that managers (business leaders) are the basic and scarcest resource of any business enterprice (Hersey & Blanchard, 1977: 83). Pimpinan perusahaan merupakan unsur pokok dan sumber yang langka di dalam setiap perusahaan. Statistik perkembangan perusahaan

menunjukkan bahwa setiap 100 perusahaan yang baru berdiri, kira-kira 50% gagal dalam tempo 2 tahun dan pada akhir tahun kelima hanya tinggal 30% yang masih jalan. Pada umumnya kegagalan itu disebabkan oleh kepemimpinan yang tidak efektif, mereka tidak mampu memimpin karyawan, tidak bisa bekerja sama dengan orang lain atau mereka tidak bisa menguasai, mengendalikan diri sendiri. Berbagai kekeliruan terjadi dibawah kepemimpinannya. Misalnya karyawan tidak bisa dimotivasi untuk bekerja lebih baik, kurang disiplin, demikian pula dengan relasi

perusahaan tidak terjalin kerjasama yang baik, dan juga perilaku pemimpin sendiri yang tidak bisa menjadi contoh. Seorang wirausaha yang baik adalah seorang pemimpin dalam bisnis, haruslah orang yang dapat menguasai dan mengembangkan diri sendiri, dan juga mampu menguasai serta mengarahkan dan mengembangkan para karyawannya.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Bambang Trisno M. KEWIRAUSAHAAN

Berdasarkan beberapa definisi di atas maka ada 3 variabel utama yang tercakup di dalam kepemimpinan: 1. Kepemimpinan melibatkan orang lain seperti bawahan atau para pengikut. Seorang wirausaha akan berhasil apabila dia berhasil memimpin karyawannya atau pembantu-pembantu yang mau bekerja sama dengan dia untuk memajukan perusahaan. Jadi wirausaha harus pandai merangkul dan melibatkan para karyawan dalam segala aktivitas perusahaan. Untuk melibatkan para

karyawan ini kemungkinan pemimpin harus menggunakan berbagai cara misalnya memberi hadiah, memberi nasehat, memberi imbalan yang cukup kepada karyawan dan sebagainya. 2. Kepemimpinan menyangkut distribusi kekuasaan. Para wirausaha mempunyai otoritas untuk memberikan sebagian kekuasaan menjadi

kepada . karyawan

atau

seorang

karyawan

diangkat

pemimpin pada bagian-bagian tertentu. Dalam hal ini seorang wirausaha telah membagikan kekuasaannya kepada karyawan lain untuk bertindak atas nama dia. Selanjutnya segala macam informasi sebagai hasil dari pengawasan dan pelaksanaan

pekerjaan dapat dimonitor oleh pimpinan. 3. Kepemimpinan menyangkut penanaman pengaruh dalam rangka mengarahkan para bawahan. Seorang wirausaha tidak hanya mengatakan apa yang harus dikerjakan oleh karyawan tetapi juga harus mampu mempangaruhi karyawan untuk berperilaku dan bertindak untuk memajukan perusahaan. Seorang wirausaha juga harus dapat memberi contoh yang baik bagaimana melaksanakan pekerjaan sesuai dengan yang diperintahkan. Untuk mempelajari kepemimpinan, ada tiga pendekatan utama yaitu: 1. Pendekatan sifat-sifat (traits approach) Antara pemimpin dan bukan pemimpin dapat dilihat dengan mengidentifikasi sifat-sifat kepribadiannya. Pendekatan psikologis ini untuk sebagian besar didasarkan atas pengakuan umum bahwa

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Bambang Trisno M. KEWIRAUSAHAAN

perilaku

individu

untuk

sebagian

ditentukan

oleh

struktur

kepribadian, (Oteng Sutisna, 1982: 241). Pendekatan sifat-sifat menyatakan bahwa terdapat sifat-sifat tertentu pada pemimpin antara lain: memiliki kekuatan fisik dan keramahan. Seorang pemimpin memiliki tingkat inteligensi yang tinggi. Hanya dalam mengungkapkan sifat-sifat ini seringkali muncul pertentangan sifat seperti dinyatakan seorang pemimpin harus ramah tapi tegas, suka merenung tapi aktif, orangnya harus stabil emosional tapi fleksibel, berkeras hati tapi kooperatif. Ada sifat kepribadian yang dapat dipandang berhubungan positif dengan perilaku pemimpin dan mempunyai korelasi tinggi ialah: popularitas, keaslian, adaptabilitas, ambisi, ketekunan, status sosial, status ekonomi, mampu

berkomunikasi. Selanjutnya ada sifat-sifat yang berkaitan positif dengan perilaku ) pemimpin tapi berkorelasi tidak terlalu tinggi seperti tanggung jawab, integritas, percaya diri, mobilitas, keterampilan sosial, sifat-sifat fisik, kelancaran berbicara. 2. Pendekatan keperilakuan (Behavioral approach) Dalam hal ini dilihat pola tingkah laku dari seorang pemimpin untuk mempengaruhi karyawannya. Perilaku pemimpin ini dapat

berorientasi pada tugas atau pada hubungan antar karyawan. Rensis Likert, mengembangkan teori kepemimpinan pada dua dimensi yaitu orientasi tugas dan orientasi bawahan, yang dijabarkan menjadi empat tingkat model efektivitas kepemimpinan. Menurut teori ini kepemimpinan terdiri atas empat sistem yaitu: 1.exploitative autfioritativc, 2. Benevolent authoritative, 3. Consultative, dam 4. Partisipative. Sistim pertama bercirikan tidak ada kepercayaan kepada bawahan. Pemimpin ini selalu menggunakan ancaman dan hukuman kepada karyawan. Sistem kedua ada sedikit kepercayaan pada bawahan tetapi hubungan seperti seorang tuan dengan budaknya hanya juga

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Bambang Trisno M. KEWIRAUSAHAAN

masih

menggunakan

ancaman

clan

hukuman

dalam

pelaksanaan tugas. Komunikasi ada sedikit terbuka tetapi tetap berdasarkan ketidakpercayaan. Sistem ketiga berdasarkan kepercayaan kepada bawahan tetapi tidak penuh. Proses pengambilan keputusan untuk hal yang penting tetap berada ditangan pimpinan, tetapi kepercayaan sudah merupakan dasar komunikasi. Sistem keempat merupakan sistem yang ideal ada kepercayaan penuh dari atasan. Percaya diri clan kreativitas karyawan merupakan unsur penting. Komunikasi sangat terbuka hubungan antar karyawan lancar clan suasana perusahaan segar clan sehat. 2. Sebab-sebab Munculnya Pemimpin Ada tiga teori yang menjelaskan bagaimana munculnya pemimpin: (Kartini Kartono, 1983: 29) 1) Teori genetis Teori ini menyatakan bahwa pemimpin itu sudah ada bakat sejak lahir clan tidak dapat dibuat. Dia memang sudah ditakdirkan untuk menjadi pemimpin. Teori ini menganut pandangan deterministis artinya

pandangan yang sudah ditentukan sejak dulu. 2) Teori Sosial Teori ini menyatakan bahwa seorang pemimpin tidak dilahirkan akan tetapi seorang calon pemimpin dapat disiapkan dididik clan dibentuk agar dia menjadi pemimpin yang hebat dikemudian hari. Setiap orang bisa menjadi pemimpin melalui pendidikan dan dorongan berbagai pihak. 3) Teori Ekologis atau Sintetis Teori ini menyatakan bahwa seseorang akan sukses menjadi pemimpin apabila dia memang memiliki bakat-bakat pemimpin. Kemudian bakat ini dikembangkan melalui pendidikan dorongan dan pengalaman yang akan membentuk pribadi sebagai seorang pemimpin.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Bambang Trisno M. KEWIRAUSAHAAN

3. Sifat-sifat Pemimpin Ordway Tead mengemukakan 10 sifat kepemimpinan sebagai berikut: (Kartini Kartono 1983: 37) 1) Energi Jasmaniah dan Mental Seorang pemimpin memiliki daya tahan keuletan, kekuatan yang luar biasa seperti tidak akan pernah habis. Demikian pula semangat, juga motivasi kerja, disiplin, kesabaran, daya tahan batin, kemauan yang luar biasa untuk mengatasi semua permasalahan yang dihadapi. 2) Kesadaran Akan Tujuan dan Arah la memiliki keyakinan teguh akan kebenaran dan kegunaan dalam mencapai tujuan yang terarah. 3) Antusiasme Dia yakin bahwa tujuan yang hendak dicapai akan memberikan harapan sukses dan membangkitkan semangat optimisme dalam bekerja. 4) Keramahan dan Kecintaan Sifat ramah mempunyai kebaikan dalam mempengaruhi orang lain sehingga menimbulkan kasih sayang, simpati yang tulus, diikuti dengan kesediaan berkorban untuk mencapai kesuksesan perusahaan. 5) Integritas Seorang pemimpin mempunyai para perasaan karyawannya sejiwa dalam dan senasib

sepenangungan

dengan

menjalankan

perusahaan. Integritas pribadi dan rumah tangga pemimpin merupakan tauladan yang dapat dicontoh oleh karyawannya. 6) Penguasaan Teknis Agar pemimpin mempunyai wibawa terhadap bawahan maka dia harus menguasai sesuatu pengetahuan atau keterampilan teknis. 7) Ketegasan Dalam Mengambil Keputusan (Decisiveness)

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Bambang Trisno M. KEWIRAUSAHAAN

Dia harus memiliki kecerdasan dalam mengambil keputusan sehingga dia mampu meyakinkan bawahan, dan mendukung kebijakan yang telah diambil dalam pelaksanaannya. 8) Kecerdasan Seorang pemimpin harus mampu melihat dan memahami sebab dan akibat dari suatu gejala, cepat menemukan jalan keluar dan mengatasi kesulitan dengan cara yang efektif. 9) Keterampilan Mengajar (Teaching Skill) Seorang pemimpin atau wirausaha adalah seorang guru yang mampu mendidik, sesuatu mengarahkan, memotivasi karyawannya untuk berbuat

yang menguntungkan perusahaan. Dia harus mengatur mengawasi pekerjaan rutin sehari-hari dan

pelatihan-pelatihan,

mengevaluasi pekerjaan karyawan. 10) Kepercayaan (Faith) Jika seorang pemimpin disenangi oleh bawahan maka akan muncul

4. Keterampilan Kepemimpinan (Leadership Skills) Ada tiga keterampilan kepemimpinan yaitu : 1. Technical Skill Suatu kemampuan yang dimiliki oleh seseorang pemimpin untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Walaupun seorang wirausaha

merupakan pemimpin yang dapat menyruh orang lain mengerjakan suatu pekerjaan namun dia harus mempu melaksanakan sendiri pekerjaanpekerjaan tertentu. Maksudnya dapat melakukan pekerjaan tersebut adalah agar di mampu melaksanakan pengawasan terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh karyawannya. Keterampilan tersebut misalnya keterampilan pembukaan keuangan, mengetik, pekerjaan computer dasar, menggunakan beberapa alat sederhana dan sebagainya. 2. Human Skill Kemampuan untuk bekerja sama dan membangun tim kerja bersama orang lain.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Bambang Trisno M. KEWIRAUSAHAAN

3. Conceptual Skill Seorang wirausaha harus mampu berpikir dan mengungkapkan

pemikirannya dalam bentuk model keranga kerja dan konsep-konsep lain dalam memudahkan pekerjaan.

5. Power dalam Hubungan Bisnis Dalam hubungan bisnis antara produsen dan distributor antara pimpinan dan karyawan ada berbagai bentuk power yang digunakan antara lain: (Philip Kotler, 1997: 152) 1) Coercive Power (Kekuasaan Memaksa) Kekuasaan ini digunakan oleh produsen untuk memaksa

distributor atau perantara agar dapat bekerja sama dengan baik. Kadang-kadang perantara sangat tergantung kehidupan bisnisnya dari produsen. Akan tetapi, adakalanya produsen tergantung kepada distributor. 2) Reward Power (Kekuasaan Penghargaan) Dalam hubungan ini ada penghargaan yang diberikan kepada para perantara atau pun karyawan oleh pihak pimpinan. Jika muncul perilaku tertentu yang dikehendaki oleh pimpinan atau oleh produsen maka diberikan penghargaan tersebut. 3) Legitimate Power (Kekuasaan Sah) Dalam hal ini ada semacam kontrak formal yang diikuti oleh perantara atau distributor. Antara produsen dan distributor memiliki kekuatan yang sah yang merupakan hak dan kewajibannya masingmasing. 4) Expert Power (Kekuasaan Ahli) Dalam hal in pimpinan atau pun produsen memiliki keahlian tertentu yang diakui atau disegani oleh pihak lain. Ini merupakan bentuk kekuasaan yang efektif untuk memaksa orang lain mau bekerja sama.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Bambang Trisno M. KEWIRAUSAHAAN

5)

Referent Power (Kekuasaan Referen) Dalam hal ini produsen sangat dihormati oleh perantara dan perantara merasa bangga diajak kerjasama oleh produsen karena produsen ini memiliki wibawa dan nama balk yang cukup terkenal. Dalam rangka hubungan bisnis sering kali digunakan pendorong yang positif untuk mengajak orang mau bekerja sama seperti memberikan tingkat keuntungan yang lebih tinggi kepada perantara, memberikan hadiah, memberikan bantuan fasilitas promosi,

membantu penataan barang (display) dan kontes penjualan. Namun kadang-kadang digunakan pula sangsi yang bersifat negatif

terhadap perantara misalnya memperkecil tingkat keuntungan perantara, memperlambat pengiriman barang, memutuskan

hubungan kerja.

E. Buku Rujukan: 1. Wiratno, Masykur, Pengantar Kewirausahaan, Kerangka Dasar Memasuki Dunia Bisnis, BPTE UGM Yogyakarta, edisi pertama, 1996. 2. Yoesoef, Daud, Pendidikan dan Pengembangan Kewirausahaan Dalam Wiraswasta, Orentasi, Konsepsi dan Ikrar, Rosyid, Thoufick, (Ed), Jakarta, Tugas Wiraswasta, 1984. 3. Sigian, Salim, dan Asfakani, Kewirausahaan Indonesia dengan semangat 178-45, Puslakop & P2K Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil bekerjasama dengan Kloang Jaya Putra Timur, 1995. 4. Sumahamijaya, Suparman, Makna Kewiraswastaan, Jakarta, Tugas

Wiraswasta, 1984. 5. Purnomo, Kewirausahaan, Materi Pokok, LUTH 4354/2 SKS/Modul 1-6, Universitas Terbuka, 1994. 6. Sutanto, Adi. Kewiraswastaan. Jakarta. Ghalia Indonesia. 2002 7. Imron, M. Usman, Kewirausahaan, bahan kuliah Kewirauasaan semester V tahun 1994, FE Universitas Borobudur, 1994. 8. Lupiyoadi. R dan Wacik J. Wawasan Kewirausahaan dan Cara Mudah Menjadi Wirausaha.. FE Universitas Indonesia. 1998

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Bambang Trisno M. KEWIRAUSAHAAN

9. Velasques. Manuel G. Etika Bisnis 2005.

Konsep dan kasus. Yogyakarta. Andi

10. Alma Buchari. Kewirausahaan. Bandung. Alfabeta. 2004

F. Tes / Tugas 1. Definisikan pengertian kepemimpinan wirausaha menurut pendapat anda serta sebutkan sifat-sifat kepribadian yang perlu dimiliki oleh para pemimpin ? 2. Selanjutnya anda berdiskusi mengenai etika bisnis, kemudian sebutkan serta jelaskan pendapat anda tentang Tipe kepemimpinan ?

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Bambang Trisno M. KEWIRAUSAHAAN

10

Anda mungkin juga menyukai