Anda di halaman 1dari 44

OLEH FLAVIANUS NADU, S.

Pd

Disampaikan pada Diklat Pengelola Program PNFI SKB Manggarai Timur Borong, 13 s/d. 15 Agustus 2012

Kepemimpinan pendidikan adalah suatu kemampuan dan proses mempengaruhi, membimbing, mengkoordinir, dan menggerakkan orang lain yang ada hubungannya dengan pengembangan ilmu pendidikan dan pelaksanaan pendidikan dan pengajaran, agar kegiatankegiatan yang dijalankan dapat lebih efisien dan efektif di dalam pencapaian tujuan-tujuan pendidikan dan pengajaran.

Fungsi utama pemimpin pendidikan adalah kelompok untuk belajar memutuskan dan bekerja, antara lain :
1.
2.

3.

4. 5.

Pemimpin membantu terciptanya suasana persaudaraan, kerjasama, dengan penuh rasa kebebasan Pemimpin membantu kelompok untuk mengorganisir diri yaitu ikut serta dalam memberikan rangsangan dan bantuan kepada kelompok dalam menetapkan dan menjelaskan tujuan Pemimpinan membantu kelompok dalam menetapkan prosedur kerja , yaitu membantu kelompok dalam menganalisis situasi untuk kemudian menetapkan prosedur mana yang paling praktis dan efektif Pemimpin bertanggungjawab dalam mengambil keputusan bersama dalam kelompok Pemimpin bertanggung jawab dalam mengembangkan dan mempertahankan eksistensi organisasi

Kepemimpinan pendidikan dapat diklasifikasikan kedalam empat tipe: 1. Tipe Otoriter 2. Tipe Laissez-faire 3. Tipe Demokratis 4. Tipe Pseudo-demokratis

Didalam menentukan seorang pemimpin, haruslah ditetapkan syarat-syarat yang baik. Selain syarat rohani, jasmani, maupun ekonomi kita juga harus memperhatikan syarat kepribadian yang dimiliki oleh seorang pemimpin. Berikut adalah syarat-syarat yang harus dimiliki :
1. 2. 3. 4. 5. 6.

Rendah hati dan sederhana Bersifat suka menolong Sabar dan memiliki kestabilan emosi Percaya kepada diri sendiri Jujur, adil dan dapat dipercaya Keahlian dalam jabatan

Selain keenam syarat diatas kesanggupan dan kesediaan pemimpin merupakan syarat yang utama

1. Proses rangkaian tindakan dalan sistem pendidikan. 2. Mempengaruhi dan memberi teladan 3. Memberi perintah dengan cara persuasi dan manusiawi tetapi tetap menjunjung tinggi disiplin dan aturan yang dipedomani 4. Pengikut mematuhi perintah sesuai kewenangan dan tanggung jawab masing-masing 5. Menggunakan authority dan power dalam batas yang dibenarkan 6. Menggerakkan atau mengerahkan semua personel dalam institusi guna menyelesaikan tugas sehingga tercapai tujuan, meningkatkan hubungan kerja di antara personel, membina kerjasama, menggerakkan sumberdaya organisasi, dan memberi motivasi kerja

Berikut adalah keterampilan-keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin : 1. Keterampilan dalam memimpin 2. Keterampilan dalam hubungan insani 3. Keterampilan dalam proses kelompok 4. Keterampilan dalam administrasi personil 5. Keterampilan dalam menilai

Berikut adalah teori munculnya pemimpin : a. Teori Pertama Teori ini disebut teori genetis. Pada teori ini pemimpin merupakan bakat dan pembawaan seseorang yang dimiliki sejak ia lahir. b. Teori Kedua Teori ini mengemukakan bahwa lingkunganlah yang mempengaruhi seseorang untuk menjadi pemimpin. Oleh karena itu teori ini disebut teori sosial. c. Teori Ketiga Teori ini adalah teori ekologis . Dimana teori ketiga ini adalah penggabungan teori pertama dan teori kedua. d. Teori Keempat Pada teori ini seseorang dapat menjadi pemimpin hanya pada situasi tertentu saja sedangkan untuk situasi-situasi yang lain maka ia tidak dapat menjadi pemimpin. Oleh karena itu teori ini disebut teori situasi.

Seorang pemimpin harus mempunyai tiga keterampilan sebagai berikut : 1. Human Relation Skill 2. Technical Skill 3. Conceptual Skill

Top Manager

CS H.S

Middle Level Manager

First Supervisor (Lower Manager)

T.S

GAMBAR KETERAMPILAN PEMIMPIN

Selain tiga poin diatas terdapat tiga pendekatan utama yang sangat berpengaruh yaitu : 1. Pendekatan Sifat (Traits Approach) 2. Pendekatan Keperilakuan (Behavioral Approach) 3. Pendekatan Kontingensi/Situasi

Pendekatan sifat didasari asumsi bahwa kondisi fisik dan karakteristik pribadi adalah penting bagi kesuksesan pemimpin.

Pendekatan keperilakuan memandang kepemimpinan dapat dipelajari dari pola tingkah laku, dan bukan sifat-sifatnya. Pendekatan ini menitik beratkan pandangannya pada dua aspek perilaku kepemimpinan yaitu: fungsi-fungsi kepemimpinan dan gaya-gaya kepemimpinan.

Beberapa teori kepemimpinan yang termasuk dalam pendekatan keperilakuan: 1. Studi Kepemimpinan Ohio State University 2. Teori Kepemimpinan Managerial Grid 3. Model Getzels dan Guba

Menurut Ohio State University perilaku kepemimpinan dibedakan menjadi dua yaitu Initiating Structure (struktur tugas) dan Consideration

Yang dimaksud initiating structure ialah cara memimpin melukiskan hubungannya dengan bawahan dalam usaha menetapkan pola organisasi, saluran komunikasi, dan metode atau prosedur yang dipakai di dalam organisasi. Sedangkan yang dimaksud dengan consideration (tenggang rasa) adalah perilaku berhubungan dengan persahabatan, slaing mempercayai, saling menghargai, kehangatan, perhatian, dan keakraban hubungan antara pemimpin dengan para anggota kelompoknya.

Teori ini dikemukakan oleh Robert K.Blake dan Jane S. yang membedakan dua dimensi dalam kepemimpinan yaitu : Concern for people dan Concern for production

Dari kombinasi di atas terdapat lima gaya kepemimpinan yang beranjak dari dua model orientasi kepemimpinan yaitu sebagai berikut : 1. Impoverished Pemimpin menggunakan usaha yang paling sedikit untuk menyelesaikan tugas tertentu dalam hal ini dianggap cukup mempertahankan organisasi. 2. Country Club Kepemimpinan yang mendasarkan kepada hubungan informal antara individu, keramahtamahan dan kegembiraan. Tekanan terletak pada hubungan kemanusiaan. 3. Task Pemimpin memiliki pandangan bahwa efesiensi kerja sebagai faktor utama untuk keberhasilan organisasi. 4. Middle Road Adanya keseimbangan yang maksimal antara tugas dan hubungan antar individu. 5. Team Keberhasilan suatu organisasi bergantung kepada kelompok-kelompok dalam organisasi (kepemimpinan kelompok).

Getzels dan Guba mengemukakan dua kategori perilaku. Yang pertama ialah perilaku kepemimpinan yang bergaya normatif dengan dimensi nomotesis yang meliputi usahanya untuk memenuhi tuntutan organisasi. Yang kedua ialah perilaku kepemimpinan yang bergaya personal yang disebut dimensi idiografis yaitu pemimpin mengutamakan kebutuhan dan ekspektasi anggota organisasinya.

Pendekatan kontingensi atau pendekatan situasional ini melahirkan banyak model kepemimpinan. Model Kepemimpinan Kontingensi Model Kepemimpinan Tiga Dimensi Teori Kepemimpinan Situasional

Menurut pendapat ini, ada tiga variabel yang menentukan efektif tidaknya kepemimpinan seorang, yaitu : hubungan antara pemimpin dengan yang dipimpin, derajat struktur tugas, dan kedudukan kekuasaan pemimpin. Hubungan pemimpin dengan anggota bawahan baik Struktur tugas-tugas terinci dengan jelas dan dipahami oleh tiap anggota kelompok Kedudukan kekuasaan formal pemimpin kuat dan jelas sehingga memperlancar usahanya untuk mempengaruhi anggota kelompoknya.

Pendekatan model ini dinamakan Three dimensional model, karena dalam pendekatannya menghubungkan tiga kelompok gaya kepememimpinan yang disebut gaya dasar, gaya efektif dan gaya tidak efektif menjadi satu kesatuan.

Dalam kepemimpinan situasional ini, Hersey dan Blanchard mengemukakan empat gaya kepemimpinan seperti diuraikan di bawah ini. Telling (S1) yaitu perilaku pemimpin dengan tugas tinggi dan hubungan rendah. Gaya ini mempunyai ciri komunikasi satu arah. Pemimpin yang berperan dan mengatakan apa, bagaimana, kapan, dan dimana tugas harus dilaksanakan. Selling (S2) yaitu perilaku dengan tugas tinggi dan hubungan tinggi. Kebanyakan pengarahan masih dilakukan oleh pemimpin, tetapi sudah mencoba komunikasi dua arah dengan deukungan sosioemosional untuk menawarkan keputusan. Participating (S3) yaitu perilaku hubungan tinggi dan tugas rendah. Pemimpin dan pengikut sama-sama memberikan andil dalam mengambil keputusan melalui komunikasi dua arah dan yang dipimpin cukup mampu dan cukup berpengalaman untuk melaksanakan tugas. Delegating (S4) yaitu perilaku hubungan dan tugas rendah. Gaya ini memberi kesempatan pada yang dipimpin untuk melaksanakan tugas mereka sendiri melalui pendelegasian dan supervisi yang bersifat umum. Yang dipimpin adalah orang yang sudah matang dalam melakukan tugas dan matang pula secara psikologis.

Kepemimpinan Visioner Kepemimpinan Transformasional

Teori Kepemimpinan Visioner


Konsep Visi Karakteristik dan Unsur Visi Tujuan Visi

Langkah-Langkah Menjadi Visionary Leadership


Penciptaan Visi Perumusan Visi Implementasi Visi

A.

Teori Kepemimpinan Visioner Kemampuan pemimpin dalam menciptakan, merumuskan, mensosialisasikan dan mengimplementasikan pemikiranpemikiran ideal yang berasal dari dirinya atau sebagai hasil interaksi sosial diantara anggota organisasi yang diyakini sebagai cita-cita organisasi di masa depan yang harus diraih melalui komitmen semua

Konsep Visi
Pemikiran tentang masa depan organisasi yang merupakan kekuatan kunci bagi perubahan organisasi yang menciptakan budaya dan perilaku organisasi yang maju dan antisipasif terhadap persaingan global sebagai tantangan zaman.

Karakteristik dan Unsur Visi 1. Memperjelas arah dan tujuan 2. Mencerminkan cita-cita yang tinggi 3. Menumbuhkan inspirasi 4. Menciptakan makna bagi anggota organisasi

5. 6. 7.

Merefleksikan keunikan organisasi Menyiratkan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh organisasi Memperhatikan hubungan dengan lingkungan dan sejarah perkembangan organisasi yang bersangkutan.

Tujuan Visi Visi yang baik memiliki tujuan utama sebagai berikut. 1. Memperjelas arah umum perubahan kebijakan organisasi 2. Memotivasi kayawan untuk bertindak dengan arah yang benar 3. Membantu proses koordinasi tindakantindakan tertentu dari orang yang berbeda

B.

Langkah-Langkah Menjadi Visionary Leadership Tugas dan tanggungjawab pemimpin untuk melahirkan, memelihara, mengembangkan, menerapkan dan menyegarkan visi agar tetap memiliki kemampuan untuk memberikan respon yang tepat dan cepat terhadap berbagai permasalahan dan tuntutan yang dihadapi organisasi.

Penciptaan Visi Visi tercipta dari hasil kreatifitas pikir pemimpin sebagai refleksi profesionalisme dan pengalaman pribadi atau berupa ide-ide tentang cita-cita organisasi di masa depan yang ingin diwujudkan bersama.

Perumusan Visi 1. Pembentukan dan perumusan visi oleh anggota tim kepemimpinan. 2. Merumuskan strategi secara konsensus. 3. Membulatkan sikap dan tekad sebagai total commitment untuk mewujudkan visi ini menjadi suatu kenyataan.

Implementasi Visi Implementasi visi merupakan kemampuan pemimpin dalam menjabarkan dan menterjemahkan visi ke dalam tindakan. Contoh implementasinya menjadi seorang pemimpin yang visioner dalam menghasilkan produktivitas pendidikan.

Konsep pemikiran yang akan dirancang tidak akan lepas dari suatu wahana dalam menjalankan proses pendidikan, tahapan pelaksanaan pendidikan dan kelompok pendidikanyang diklasifikasikan berdasarkan jalur, jenjang dan jenis pendidikan yang telah ditetapkan dalam Sistem Pendidikan Nasional.

Seorang pemimpin dikatakan produktif yang efektif dan efisien jika menerapkan konsep sebagai berikut. 1. Bagaimana merekayasa masa depan untuk menciptakan pendidikan yang produktif. 2. Menjadikan dirinya sebagai agen perubahan.

3. 4. 5.

Memposisikan sebagai penentu arah organisasi. Pelatih atau pembimbing yang profesional. Mampu menampilkan kekuatan pengetahuan berdasarkan pengalaman profesional dan pendidikannya.

Peran kepemimpinan menurut HG.Hicks dan C.R. Gullett : Bersikap adil; Memberikan sugesti (sugestion); Mendukung tercapainya tujuan; Katalisator; Menciptakan rasa aman; Sebagai wakil organisasi; Sumber Inspirasi; Bersikap menghargai;

Pengertian : Segala macam pertentangan yang terjadi dalam organisasi

Ada Dua macam pandangan tentang konflik : Pandangan Lama : Konflik adalah jelek dan tidak perlu terjadi Pandangan baru : Konflik baik karena konflik merupakan kenyataan yang tidak bisa dihindari

1.

Konflik diselesaikan dengan menakan konflik itu sendiri (supression);

Konflik dipandang sebagai sesuatu yang tidak boleh terjadi, oleh karena itu setiap konflik harus selalu dikendalikan dengan berbagai tindakan dan tekanan Untuk menyelesaikan konflik harus dipergunakan wewenang dan perlu adanya loyalitas bawahan; Penyelesaian konflik yang paling baik ialah dengan paksaan , tekanan; Hasil penyelesaian suatu konflik adalah the boss wins (Bos yang selalu menang)

2.

Konflik diselesaikan dengan cara yang halus/ Lunak (smoothing)

Konflik dipandang sebagai suatu hal yang positif, harmonis hubungan kerjasama. Oleh karena itu, dianggap sebagai suatu yang dapat menghindarkan emosi negatif dan ketidaksesuaian; Keharmonisan tersebut dapat dilaksanakan melalui suatu diskusi mengenai konflik itu sendiri; Terhadap konflik yang timbul, para bawahan diberikan kesempatan untuk menentukan sikap dan pendapat; Berbagai perasaan negatif yang timbul tidak perlu ditekan;

3.
4.

Apabila terjadi konflik, pemimpin tidak perlu ikut bertanggung jawab, artinya menghindarkan diri dari tanggung jawab Konflik perlu diselesaikan melalui kompromi /persetujuan atau melalaui musyawarah. Dalam penyelesaian konflik ini, pihak-pihak yang terlibat dapat saling mengemukakan pendapatnya. Dalam hal ini tidak ada pihak yang menang ataupun kalah

5. Dasar penyelesaian konflik ini adalah konfrontasi. Dalam arti pihak-pihak yang saling bertentangan dikonfrontasikan atau dihadapkan satu sama lainnya, dan masing-masing pihak yang saling bertentangan saling mengadakan analisa dan evaluasi sehingga bisa diperoleh suatu titik temu atau kesepakatan

TIGA HAL YANG TAK PERNAH KEMBALI : WAKTU, PERKATAAN DAN KESEMPATAN TIGA HAL YANG MENGHANCURKAN : KEMARAHAN, KESOMBONGAN DAN DENDAM TIGA HAL YANG TAK BOLEH HILANG : KASIH, KELUARGA DAN SAHABAT TIGA HAL YANG TAK PERNAH KEKAL : KEKAYAAN, JABATAN DAN KEBERHASILAN TIGA HAL YANG MEMBUAT BAHAGIA : KOMITMEN, KERENDAHAN HATI DAN KERJA KERAS TIGA HAL YANG TAK BERUBAH : ALLAH BAPA, PUTRA DAN ROH KUDUS

Anda mungkin juga menyukai