Anda di halaman 1dari 11

Dalam melakukan kegiatan geologi lapangan kita memerlukan alat yang menunjang pekerjaan tersebut.

peralatan tersebut digunakan untuk mempelajari, mengumpulkan data, dan mengambil sampelnya. peralatan tersebut antara lain :

Kompas
Kompas adalah alat navigasi untuk mencari arah berupa sebuah panah penunjuk magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan magnet bumi secara akurat. Kompas memberikan rujukan arah tertentu, sehingga sangat membantu dalam bidang navigasi. Arah mata angin yang ditunjuknya adalah utara, selatan, timur, dan barat. Apabila digunakan bersama-sama dengan jam dan sekstan, maka kompas akan lebih akurat dalam menunjukkan arah. Alat ini membantu perkembangan perdagangan maritim dengan membuat perjalanan jauh lebih aman dan efisien dibandingkan saat manusia masih berpedoman pada kedudukan bintang untuk menentukan arah. Alat apa pun yang memiliki batang atau jarum magnetis yang bebas bergerak menunjuk arah utara magnetis dari magnetosfer sebuah planet sudah bisa dianggap sebagai kompas.

Bagian Utama Kompas :

Bagian utama kompas geologi adalah: 1. Jarum Kompas Ujung jarum kompas selalu mengarah ke kutub utara megnetik bumi, biasanya diberi tanda warna kuning. 2. Lingkaran Pembagian Derajat P Dibagi dua, yaitu kompas azimuth dan kompas kwardan. - Kompas azimuth, mempunyai pembagian derajat, mulai dari 0 derajat (utara) sampai 360 derajat (kembali ke utara) yang ditulis berlawanan arah jarum jam, dan pembacaannya juga demikian - Kompas kwardan, mempunyai pembagian derajat mulai dari derajat pada arah utara dan selatan sampai 90 derajat pada arah timur dan barat. pembacaan dimulai dari arah utara atau selatan kea rah timur atau barat sesuai kedudukan jarum kompas. 3. Klinometer Merupakan rangkaian alat yang digunakan untuk mengukur besarnya kemiringan bidang. rangkaian alat tersebut terdiri dari Nivo tabung, penunjuk skala, busur setengah lingkaran berskala. pada bagian atas busur bernilai 00 di tengahnya. pada bagian tepinya bernilai 900. pada bagian bawah busur, skala bernilai 0% dan di tengah dan 100% tepat pada 450 (tan 45=1=100%). klinometer dapat digerakkan dengan menggerakkan tangkai di belakang kompas. 4. Pengatur Horizontal Alatnya adalah sebuah nivo bulat yang bergandengan dengan klinometer. kedudukan kompas horizontal bila gelembung udara tepat di tengah lingkaran. 5. Pengatur Arah Rangkaian alatnya terdiri dari sighting arm, peep sigh, axial line, felding sight, dan sight window. alat-alat tersebut dibantu dengan cermin. bila kompas ditembakkan ke sasaran, semua rangkaian alat tersebut harus bearada di garis sasaran.

Menyesuaikan Inklinasi dan Deklinasi


Sebelum kompas digunakan di lapangan, hendaknya diperiksa dahulu apakah inklinasi dan deklinasinya telah disesuaikan dengan keadaan tempat pekerjaan.

Inklinasi
Inklinasi adalah kecondongan jarum kompas yang disebabkan oleh perbedaan letak geografi suatu daerah terhadap kutub bumi. Sudut kecondongan akan hampir 0 (horizontal) apabila kita berada di dekat/di sekitar equator, dan semakin bertambah besar apabila mendekati kutub-kutub bumi. Dengan demikian, maka tiap tempat di atas bumi ini akan mempunyai sudut inklinasi yang berbeda-beda. Pada dasarnya, sebelum kompas geologi itu dapat digunakan dengan baik, kedudukan jarum harus horizontal. Untuk itu bisa digunakan beban (biasanya ada) yang dapat digeser sepanjang jarum kompas.

Deklinasi
Deklinasi adalah sudut yang dibentuk oleh arah utara jarum kompas dan arah utara sebenarnya (Utara geografi), sebagai akibat dari tidak berimpitnya titik utara magnit dan titik utara geografi. Besarnya deklinasi di suatu daerah umumnya ditunjukkan pada peta topografi daerah tersebut. Untuk menyesuaikan agar kompas yang akan dipakai menunjukkan arah utara yang sebenarnya, lingkaran derajat pada kompas harus digeser dengan cara memutar

adjusting screw yang terdapat pada sisi kompas sebesar deklinasi yang disebutkan contoh : Deklinasi di suatu daerah adalah 15 West. Artinya, utara magnetik berada 15 sebelah barat dari utara geografi. Dalam hal ini lingkaran derajat harus diputar, sehingga index akan menunjuk pada angka 15 sebelah barat titik 0

Menentukan arah azimuth dan cara menentukan lokasi Arah yang dimaksudkan disini adalah arah dari titik tempat berdiri ke tempat yang dibidik atau dituju. Titik tersebut dapat berupa : puncak bukti, patok yang sengaja dipasang, dan lain-lain. Untuk mendapatkan hasil pembacaan yang baik, dianjurkan mengikuti tahapan sebagai berikut :

1. Kompas dipegang dengan tangan kiri setinggi pinggang. 2. Kompas dibuat horizontal (dengan bantuan mata lembu dan dipertahankan demikian selama pengamatan. 3. Cermin diatur, terbuka kurang lebih 135 menghadap ke depan dan sighting arm dibuka horizontal dengan peep sight ditegakkan. 4. Badan diputar sedemikian rupa sehingga titik atau benda yang dimaksud tampak pada cermin dan berimpit dengan ujung sighting arm dan garis tengah dan garis tengah pada cermin. Sangat penting diingat bahwa : bukan hanya tangan dengan kompas yang berputar tetapi seluruh badan.

5. Baca jarum utara kompas, setelah jarum tidak bergerak. Hasil bacaan adalah arah yang dimaksud. Pada gambar II.A, azimuth = S 45 dan pada gambar II.B, azimuth = N 220 E. Hasil pembacaan arah dapat dipakai untuk menentukan lokasi dimana pengamat berdiri, dengan dibantu peta topografi. Pembidikan dapat dilakukan ke beberapa obyek yang lokasinya diketahui dengan pasti di peta (biasanya tiga obyek) kemudian arah-arah tersebut ditarik pada peta dengan menggunakan busur derajat dan segitiga. Titik potong ketiganya, yang bila pembacaannya tepat, akan hanya berpotongan di satu titik. Titik tersebut adalah titik dimana pengamat berdiri.

Membaca arah dapat juga dilakukan dengan memegang dan menempatkan kompas pada posisi mata. Kompas dipegang horizontal dengan cermin dilipat 45 dan menghadap ke mata. Arah yang ditunjukkan jarum dapat dibaca melalui cermin. Karena tangan penunjuk arah terbalik (menghadap kita), maka yang dibaca adalah ujung selatan jarum kompas. Yang mana dari kedua cara ini yang paling baik adalah tergantung dari kebiasaan kita dan keadaan medan.

Palu Geologi

Dalam geologi dikenal dua jenis palu yang masing-masing memiliki bentuk dan kegunaan yang spesifik sehingga hanya cocok digunakan untuk batuan yang sudah di tentukan sesuai dengan peruntukannya. Semua mahasiswa geologi pasti sudah tau apa itu palu geologi dan gunanya untuk mengambil sampel batuan, palu geologi di bagi menjadi 2 jenis yaitu palu sedimen yang ujungnya ramping dan palu beku yang ujungnya runcing, panjang pegangan palu beku juga lebih panjang, karena untuk mengambil sampel batuan beku butuh tenaga yang lebih kuat dan pukulan yang lebih keras, sehingga tenaga yang dikeluarkan juga lebih banyak, maka dari itu peganganya lebih panjang dari palu sedimen.Namun ada sedikit catatan disini, bahwa kita sebaiknya selalu membawa kedua jenis palu itu ke lapangan, karena kita tidak tau batuan apa saja yang akan dijumpai di lapangan, walaupun kita tau juga batuan yang kita jumpai kebanyakan sedimen, tapi sebaiknya tetap membawa palu beku, karena siapa tau kita juga menjumpai batu beku dan harus mengambil sampelnya.

I.

Palu pick point

Merupakan tipe palu yang mana memiliki salah satu bagian yang runcing. Palu tipe ini biasanya digunakan untuk tipe batuan yang keras atau padat (massif) misalnya pada batuan beku dan batuan metamorf.

II.

Palu chisel point (batuan sedimen)

Merupakan tipe palu yang mana memiliki salah satu bagian yang pipih, bias di gunakan untuk megait perlapisan pada batuan untuk mengait perlapisan pada batuan. Palu tipe ini biasanya di gunakan untuk tipe yang lunak misalnya pada batuan sedimen.

Lup
Lup sebuah benda kecil yang biasa digunakan untuk melihat komposisi mineral batuan, karena kadang kita menemukan batuan dengan ukuran mineral yang kecil jadi harus butuh alat bantu untuk melihatnya, namun kemarin waktu aku membantu seniorku di lapangan seingatku dia tidak menggunakan lup, karena memang deskripsi saat di lapangan tidak terlalu detail, jadi lup tidak begitu dibutuhkan.

Global Positioning System (GPS)

GPS juga sangat penting untuk digunakan di lapangan lho, bayangkan saja, jika tidak ada GPS kita tidak dapat menentukan dimana posisi koordinat kita dan tentu saja kita tidak dapat menge-plot posisi kita di peta, ya walaupun kita bisa melakukan orientasi medan, namun jika ada GPS kita gunakan saja, GPS juga dapat digunakan untuk tracking yaitu agar kita tau jalan yang sudah kita lewati, dan mengurangi kemungkinan tersesat apabila memang jalurnya jauh dan susah dan. Catatan buat penggunaan GPS jangan lupa bawa baterai cadangan, sangat tidak lucu apabila saat di lapangan ternyata baterai GPS kita habis dan mati, masa harus terpaksa pulang Cuma gara-gara GPS mat

Buku lapangan

Perlengkapan geologi lainya yang sangat penting adalah buku lapangan,yang namanya buku jelas buat mencatat, dan buku lapangan gunanya untuk mencatat apa yang dijumpai di lapangan, deskripsi batuan, letak singkapan, hasil pengukuran struktur, cuaca dan lain yang perlu dicatat, buku lapangan juga dapat digunakan buat membantu mengukur strike/dip, dan juga digunakan buat menggambar sketsa singkapan yang kita jumpai.

Peta

Sempet lupa sama perlengkapan yang satu ini, padahal tadi dibahas waktu ngomongin GPS, hehe.. ya peta, peta itu agar kita tau posisi kita setelah di ploting oleh GPS, dan agar kita tau sampai mana batas kapling untuk pemetaan kita, jangan sampai gara-gara kita tidak membawa peta luas daerah yang akan kita lakukan pemetaan bertambah atau berkurang, hehe., peta yang waktu dibawa seniorku saat pemetaan Cuma peta topografi lengkap dengan koordinat GPS, jadi lebih mudah, dan bisa tau bagaimana keadaan kontur tempat yang akan kita datangi.Ada catatan juga buat peta, kalau takut basah lebih baik dibungkus menggunakan plastik, itu juga dapat menghindari dari kotor.

Sepatu boot/lapangan

Sepatu lapangan harus yang benar-benar bisa melindungi kaki saat di lapangan karena kaki adalah bagian tubuh kita yang pertama menyentuh tanah, jangan yang licin apalagi sepatu kuliah yang digunakan, karena waktu aku membantu di lapangan aku menggunakan sepatu kuliahku karena sepatu lapanganku di bawa adiku ke semarang, dan akibatnya sudah dapat ditebak, baru hari kedua sepatuku sudah rusak, untung saja ada warga asli salem yang mau meminjamkan sepatu boot dari hari ketiga sampai selesai, jadi kesimpulanya jangan sampai meremehkan sepatu saat di lapangan, karena apapun bisa terjadi.

Kamera

Ada alat yang kelupaan lagi, padahal waktu membantu di lapangan tugasku yang mengambil gambar, kamera ini juga penting, hampir sama pentingnya seperti yang lain, kamera jelas digunakan untuk mempublikasikan semua singkapan di lapangan, dan lokasilokasi pengamatan, atau bisa buat narsis saat kita beristirahat, Seperti halnya GPS untuk kamera juga jangan lupa bawa baterai cadangan, karena bisa saja tiba-tiba mati, dan jangan lupa juga mengosongkan semua isi memorinya sebelum dibawa ke lapangan, karena lebih lucu lagi kalau di lapangan tiba-tiba memori kamera penuh dan terpaksa ambil gambar menggunakan HP, ya kalau saja hp nya bagus, kalo tidak itu kan masalah.

Tas ransel

ini sepertinya alat yang paling vital, kenapa..?? karena kalian bisa membayangkan kalau kita sudah mempersiapkan alat-alat di atas, namun tidak ada alat lain untuk membawanya, masa harus di pegang semua, tangan kita jelas terbatas, tas yang digunakan untuk di lapangan adalah tas yang mempunyai kapasitas ruang yang cukup besar, karena akan membawa banyak batu saat pulang, dan juga tas yang kuat, karena batu pasti tidak lah ringan, jadi alangkah lucunya saat pemetaan tas kita tiba-tiba putus, dan kita akan lebih kesulitan membawa bebanya.

DAFTAR PUSTAKA : http://geoyogi.wordpress.com/2012/03/03/alat-geologiyang-digunakan-di-lapangan/ http://geo-tek.blogspot.com/2009/05/kompas-geologidan-cara-penggunaannya.html http://www.toiki.or.id/2010/07/cara-menggunakankompas-geologi.html http://otisaumirahmawati.wordpress.com/2009/11/29/pe ngenalan-alat-lapangan-geologi/ http://franzbonbon.blogspot.com/2011/01/peralatangeologi.html

Anda mungkin juga menyukai