Anda di halaman 1dari 7

Buruknya Hasil Luaran Kehamilan Pada Ibu Dengan Usia Sangat Muda

Tujuan: Untuk menilai hasil luaran kehamilan dan hasil luaran bayi baru lahir di kalangan remaja perempuan 16 tahun. Metode: Sebuah studi kohort dilakukan di Rumah Sakit Siriraj, Mahidol University, Bangkok, Thailand, menggunakan sebuah grafik terhadap 1.061 anak perempuan berusia 16 tahun (kelompok studi) dan 1100 perempuan berusia 20 sampai 29 tahun (kelompok acuan) yang melahirkan di rumah sakit tersebut antara 1 Januari 2006 hingga 31 Desember 2010. Data demografi, pemeriksaan laboratorium ibu, komplikasi ibu, komplikasi plasenta, obat diberikan di rumah sakit, dan hasil luaran neonatal dicatat. Hasil: Anemia (rasio odds [OR], 1.86, confidence interval [CI], 1,52-2,26), penyakit jantung (OR, 0,38, CI 0,150,90), gangguan tiroid (OR, 0,054, CI, 0,01-0,40), penyakit paru (OR, 0,89, CI, 0,41-1,93), komplikasi medis dan obstetric termasuk diabetes melitus gestasional (OR, 0,04, CI, 0,010,29), plasenta previa (OR 1,04, CI 0,06-16,60), persalinan prematur (OR, 1,98, CI, 1,552,53), serta rata rata berat badan (2830,77 81,31 g dan 3038,53 482,23 g, P = 0,001) antara 2 kelompok berbeda secara signifikan. Kesimpulan: Hasil luaran maternal dan neonatal umum terjadi pada kelompok studi. Pendidikan tentang kontrasepsi dan seks yang aman, dan rencana perawatan yang efektif jika kehamilan terjadi, harus disediakan untuk gadis-gadis remaja untuk mengurangi hasil luaran yang buruk.

1. Pengantar Sebuah studi terbaru dari Kanada melaporkan buruknya hasil luaran bayi yang dilahirkan oleh remaja nulipara 19 tahun (2,6% dari populasi penelitian), dan bayi yang baru lahir dari nulipara wanita berusia 20 sampai 39 tahun. Dalam penelitian tersebut, risiko prematur 4,5 kali lebih tinggi, dan risiko kelahiran cacat dan kematian bayi 1,8 dan 3,8 kali lebih tinggi pada kelompok remaja daripada pada kelompok dewasa. Kehamilan remaja terus menjadi beban kesehatan terutama di Thailand dan negara berpenghasilan rendah lainnya, di mana menjadi sumber 85% kasus dan 25% dari wanita melahirkan masih berusia remaja. Thailand memiliki tingkat kehamilan remaja tertinggi

kedua di dunia, rangking yang mungkin disebabkan oleh degradasi lingkungan, pendapatan keluarga yang rendah, penduduk berpendidikan rendah, dan kurangnya kehangatan dan asuhan keluarga. Ketika orang tua harus bekerja berjam-jam, seperti yang kebanyakan terjadi di Thailand, untuk memberi makan keluarga mereka, gadis-gadis remaja tidak menerima informasi atau bimbingan tentang pencegahan seks dan kehamilan, sehingga angka kehamilan meningkat. Penelitian tentang kehamilan remaja di Thailand yang fokus pada hubungan antara usia ibu sangat muda dan hasil luaran kehamilan belum banyak dilakukan. Hipotesis penelitian ini adalah bagi ibu dan bayi yang baru lahir, hasil luaran kehamilan yang buruk akan lebih tinggi dalam kelompok remaja daripada kelompok wanita berusia 20 sampai 29 tahun. Agar hubungan yang dihasilkan spesifik terkait dengan usia ibu yang sangat muda, kelompok studi ini hanya terdiri dari perempuan berusia 16 tahun.

2. Bahan dan metode Penelitian kohort ini dilakukan di Rumah Sakit Siriraj, Mahidol University, Bangkok, Thailand, dengan menggunakan grafik pasien bersalin yang melahirkan di rumah sakit antara 1 Januari 2006, dan 31 Desember 2010. Studi ini telah disetujui oleh Komite Etik Fakultas Kedokteran Rumah Sakit Siriraj, informed consent tidak diperlukan, karena desain penelitian retrospektif. Tingkat kejadian dari hasil luaran pertama tama dihitung untuk masing-masing kelompok. Kemudian, dengan menggunaka Power And Precision software (Biostat, Englewood, NY, USA), ukuran sampel diperkirakan dari jumlah persalinan prematur, hipertensi gestasional, diabetes mellitus gestational, persalinan sesar, anemia, berat badan lahir rendah, cacat bawaan, dan neonatus yang masuk ke unit perawatan intensif neonatal (NICU) di Rumah Sakit Siriraj. Dipilih ukuran sampel

terbesar (sekitar 1100 pasien per kelompok) yang diambil berdasarkan angka kejadian bayi yang masuk NICU. Selama 5 tahun, grafik yang dianggap lengkap adalah 1.061 dari wanita berusia 16 tahun atau lebih muda (Kelompok studi) dan 20 776 wanita berusia 20 sampai 29 tahun (kelompok acuan). Pada kelompok acuan kemudian dilakukan sistematik sampling. Grafik pertama dari setiap 18 grafik berturut-turut (1, 19, 37, 55, 19 ... 801) dipertahankan sampai terkumpul 1100.

Alasan mengapa beberapa entri hilang di beberapa grafik ditampilkan pada Gambar 1 dan 2. Data demografi, penyelidikan dan komplikasi ibu, obat yang diterima di rumah sakit, komplikasi plasenta, dan neonatal dimasukkan dalam catatan yang telah dirancang khusus. Hasil luaran buruk yaitu : anemia, tekanan darah tinggi dan hipertensi gangguan obstetrik, diabetes, gangguan plasenta, dan plasenta previa. Anemia didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin kurang dari 11,0 g/dL atau hematokrit kurang dari 33%. Tekanan darah tinggi didefinisikan sebagai 2 pembacaan tekanan darah sistolik 140 mmHg, atau 2 pembacaan tekanan diastolik 90 mmHg, yang diperoleh setidaknya dalam 6 jam terpisah. Gangguan hipertensi selama kehamilan dikelompokkan menjadi 4 jenis: pre-eklampsia, hipertensi kronis, hipertensi kronis yang diperberat dengan pre-eklampsia, dan hipertensi akibat kehamilan. Diabetes didiagnosis sebagai berikut: Semua pasien yang diuji dengan glukosa challenge test, di mana kadar glukosa darah diukur 1 jam setelah minum minuman yang mengandung 50g glukosa. Pasien dengan hasil positif kemudian menjalani tes toleransi glukosa oral, di mana mereka minum minuman yang mengandung 100g glukosa. Para pasien dengan hasil tes positif ditanya apakah mereka bisa menormalkan kadar gula dengan cara diet saja. Jika mereka menjawab bahwa mereka bisa, mereka dianggap memiliki diabetes gestational A1, dan jika mereka mendapat terapi insulin, mereka dianggap memiliki diabetes gestational A2. Pelepasan plasenta sebelum persalinan dianggap sebagai abrupsio plasenta, dan plasenta yang melekat dekat atau di atas os cervix internal dianggap sebagai plasenta previa, persalinan yang terjadi pada usia kehamilan antara 24 minggu dan 0 hari dan 36 minggu dan 6 hari dianggap sebagai prematur, lahir mati dan kematian neonatal dicatat sebagai kematian neonatal, dan berat badan lahir kurang dari 2500 g dianggap BBLR. Data dianalisis dengan menggunakan SPSS versi 14 (IBM, Armonk, NY, USA). Uji 2 dan analisis varians digunakan untuk membandingkan variabel kategorik dan variabel kontinyu antara 2 kelompok. Hasil dilaporkan sebagai nomor, persentase, atau mean dan standar deviasi. P<0.05 dianggap signifikan.

3. Hasil

Dari 1 Januari 2006, sampai dengan 31 Desember 2010 grafik dari 1061 wanita berusia 16 tahun (kelompok studi) dan diperoleh grafik dari 1100 pasien pasien berusia 20 hingga 29 tahun (kelompok acuan). Hasil dalam 2 kelompok tersebut kemudian

dibandingkan. Indeks massa tubuh (BMI, dihitung sebagai berat badan dalam kilogram dibagi dengan kuadrat dari tinggi badan dalam meter) tersedia pada 946 dari 1.061 pasien dalam kelompok studi dan 1010 dari 1.100 pasien dalam kelompok acuan. Alasan tidak tersedianya BMI adalah persalinan sebelum masuk rumah sakit, dan pasien mengalami nyeri persalinan atau perdarahan atau mengalami ketuban pecah dini. Indeks lebih rendah dan lebih banyak kehamilan pertama dalam kelompok studi (Tabel 1). Mengenai riwayat ibu, pasien dalam kelompok penelitian lebih banyak yang terinfeksi HIV (rasio odds [OR], 1,87; interval kepercayaan 95% [CI], 0,63-5,61), anemia (OR, 1,86, 95% CI, 1,52-2,26), dan talasemia baik dari hemoglobin (Hb) E (P<0.05) atau thalassemia (P<0.001) (Tabel 1). Informasi mengenai thalassemia tersedia pada 1.007 dari 1.061 pasien dalam kelompok penelitian dan 1082 dari 1100 pada kelompok referensi. Pasien dalam kelompok studi lebih sedikit yang memiliki penyakit jantung dan tiroid dibandingkan pasien dalam kelompok acuan (P<0.05) (Tabel 2). Sedangkan pasien dalam kelompok studi lebih cenderung memiliki gangguan hipertensi dalam kehamilan (OR, 1,21, CI 0,84-1,72), pasien dalam kelompok acuan lebih mungkin untuk memiliki diabetes gestasional (OR, 0,04, 95% CI, 0,01-0,29) atau penyakit tiroid (OR, 0,054, 95% CI, 0,010,40) (Tabel 2). Pasien dalam kelompok studi lebih mungkin untuk mengalami persalinan prematur (OR, 1,98, 95% CI, 1,55-2,53) (Tabel 2), tapi tidak ada kasus plasenta previa dalam kelompok ini. Informasi tentang persalinan didapatkan pada 1045 dari 1.061 grafik kelompok studi dan 1083 dari 1100grafik kelompok acuan. Data yang hilang adalah persalinan yang terjadi di rumah sakit lain. Jumlah pasien yang menerima magnesium sulfat, deksametason, atau terbutaline sulfat secara statistik lebih tinggi pada kelompok studi (P = 0,007, P = 0,001, dan P = 0,02, masing-masing) (Tabel 3). Dibandingkan dengan nilai-nilai untuk kelompok referensi, kejadian persalinan normal lebih tinggi (OR, 2,84, 95% CI 2,34-3,46) di kelompok studi. Namun, usia kehamilan saat melahirkan lebih muda (37,92 2,47 minggu [kisaran, 24-43 minggu] vs 38.28 1,94

minggu [kisaran, 25-43 minggu], P<0.001), berat lahir rata-rata lebih rendah (2830,77 81,31 g [kisaran, 700-4.270 g] vs 3038,53 482,23 g [kisaran, 720-5280 g], P<0.001), dan kejadian kelainan kongenital struktural lebih tinggi (OR, 2,54, 95% CI, 1,05-6,16) dalam kelompok penelitian (Tabel 3).

4. Diskusi Kehamilan remaja didefinisikan sebagai kehamilan yang terjadi sebelum perkembangan somatic tercapai. Komplikasi, terutama kelahiran prematur dan anemia, telah banyak dilaporkan di kalangan remaja yang hamil. Penelitia sebelumnya, meneliti remaja berusia 19 tahun. Sementara dalam penelitian ini usia remaja yang diteliti adalah 16 tahun untuk menentukan buruknya hasil luaran kehamilan remaja. Alasan memilih kelompok acuan berusia 20 sampai 29 tahun adalah bahwa wanita yang lebih tua dari 29 tahun diketahui berada pada risiko tinggi untuk mengalami diabetes, plasenta previa, dan persalinan sesar, dan bayi yang baru dilahirkan diketahui berada pada risiko yang lebih tinggi untuk masuk ke NICU. Dalam penelitian ini, remaja yang hamil memiliki berat badan lebih rendah dari ibu hamil dalam kelompok acuan, temuan ini konsisten dengan laporan sebelumnya. Meskipun kebanyakan kehamilan remaja adalah kehamilan pertama beberapa remaja telah mengalami abortus, aborsi spontan atau sebaliknya. Seperti yang telah diperkirakan mengingat usia mereka yang sangat muda, kebanyakan tidak memperhatikan perawatan kehamilannya. Namun, persentase pasien dengan kecanduan narkoba dan tidak menjalani perawatan prenatal tinggi pada kedua kelompok. Persentase pasien dengan penyakit

menular seksual, termasuk infeksi HIV dan penyakit kelamin, juga tinggi di kedua kelompok, namun tidak ada perbedaan statistik. Temuan ini sesuai dengan laporan sebelumnya dari Afrika Tengah. Perlu dicatat bahwa karier hepatitis B lebih sedikit dalam kelompok penelitian dibandingkan kelompok acuan. Ada kemungkinan bahwa, pada wanita yang lebih tua, karier dalam kelompok acuan lebih memiliki banyak kesempatan untuk terinfeksi melalui jalur transmisi horisontal, misalnya, melalui hubungan seksual, berbagi sikat gigi dengan pasangan, atau kontak langsung dengan luka pada orang yang terinfeksi.

Anemia, kelahiran prematur, dan berat badan lahir rendah lebih tinggi di kelompok studi daripada di kelompok kontrol, hasil ini konsisten dengan laporan sebelumnya. Temuan ini mungkin berhubungan dengan malnutrisi, karena kebanyakan remaja mengkhawatirkan berat badan mereka, dan mereka juga lebih sering menjadi penyalahguna narkoba. Kasus diabetes, sangat jarang di kalangan wanita yang sangat muda, dan mereka yang berisiko rendah tidak perlu untuk menjalani skrining. Thalassemia adalah penyakit genetik yang umum di Thailand. Persentase kasus talasemia E Hb dan thalassemia lebih tinggi pada kelompok studi. Diduga remaja yang diteliti berasal dari sebuah komunitas di mana kejadian thalasemia sering ditemukan. Sebaliknya, penyakit medis seperti tiroid, jantung,dan paru-paru yang lebih sering ditemukan pada kelompok acuan. Temuan ini mungkin disebabkan eksposur yang lebih panjang atau hipersensitivitas ke zat toksik, wanita dengan penyakit jantung bawaan sering kali telah tertangani pada wanita yang berusia lebih tua. Meskipun pre-eklamsia berat adalah komplikasi obstetri yang lebih sering ditemukan di kelompok studi, persentase hipertensi gestasional, pre-eklampsia

ringan, dan kasus eklampsia serupa dalam kedua kelompok, hasil ini serupa dengan hasil temuan penelitian lainnya. Magnesium sulfat untuk mencegah kejang-kejang pada pasien dengan pre-eklampsia berat, dan obat steroid untuk memicu kematangan paru pada baru lahir diberikan lebih sering secara signifikan dalam kelompok studi dibandingkan kelompok acuan. Komplikasi perlekatan plasenta yang abnormal, yang termasuk plasenta previa, plasenta akreta, dan abruptio plasenta, jarang ditemukan di kelompok studi karena sebagian besar baru pertama kali hamil. Dalam kelompok studi, usia kehamilan saat melahirkan adalah 37,92 2,47 minggu, yang secara signifikan lebih awal dibandingkan dengan 38.28 1,94 minggu pada kelompok referensi. Tingkat kelahiran sesar lebih rendah pada kelompok studi, hal ini dapat dijelaskan dengan berat lahir yang lebih rendah dalam kelompok ini. Temuan ini berbeda dengan laporan sebelumnya mengenai kehamilan remaja di Thailand dimana ditemukan tingkat caesar lebih tinggi dalam kelompok remaja daripada di kelompok usia yang lebih tua. Persentase bayi BBLR (1500-2499 g), BBLSR (1000-1499 g), dan berat lahir ekstrim rendah (<1000 g) adalah 17,5% pada kelompok studi dan 10,5% pada kelompok acuan.

Perbedaannya cukup signifikan, seperti perbedaan dalam jumlah bayi yang masuk ke NICU. Persentase kelainan kongenital struktural, terutama dari sistem saraf otak, juga secara signifikan lebih tinggi pada kelompok studi. Ukuran sampel yang besar memberikan kekuatan yang cukup untuk mengevaluasi perbedaan hasil luaran kehamilan antara remaja 16 tahun dan wanita berusia 20 hingga 29 tahun bahkan dalam menilai hasil luaran yang jarang seperti kematian neonatal, kelainan bawaan, dan masuk ke NICU. Homogenitas populasi penelitian memperkuat hasil temuan dari penelitian ini. Selain itu, data baru mengenai thalassemia, terutama dari E Hb dan dan penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja hamil di Thailand menunjukkan perlunya penelitian lebih lanjut tentang kehamilan remaja di Thailand. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gadis-gadis Thai yang hamil pada usia 16 tahun beresiko untuk menghasilkan hasil luaran maternal dan neonatal yang merugikan. Sebuah studi sebelumnya di Thailand melaporkan bahwa, dibandingkan dengan kelompok wanita usia 20 sampai 34 tahun, remaja hamil dan janin mereka lebih terpengaruh oleh kondisi mental dan fisik yang belum memadai, kurangnya perawatan dari orang lain, dan mengabaikan kesehatan mereka . Namun, studi lain dari Iran tidak menemukan perbedaan yang signifikan dalam hasil luaran obstetric dan neonatal antara wanita 16 tahun dan wanita berusia 24 sampai 28 tahun. Kehamilan di usia dini sayangnya umum terjadi di banyak negara berpendapatan rendah, namun masih ada perdebatan tentang tingkat risiko yang terkait dengan masalah ini. Remaja perlu dididik tentang efek berbahaya dari kehamilan pada usia muda baik pada ibu dan anak. Mengajarkan mereka tentang kontrasepsi dan seks yang aman akan mengurangi kehamilan remaja dan infeksi menular seksual. Dan, jika hamil, remaja harus menerima perawatan prenatal untuk mengurangi risiko komplikasi selama persalinan dan postpartum.

Anda mungkin juga menyukai