Anda di halaman 1dari 6

Adakah yang menunjukkan jumlah penderita baru yang ditemukan dan tercatat diantara 100.

000 penduduk di suatu wilayah tertentu. Angka ini apabila dikumpulkan serial, akan menggambarkan kecenderungan penemuan kasus dari tahun ke tahun di wilayah tersebut. 8). Case Detection Rate Adalah presentase jumlah peserta baru BTA positif yang ditemukan disbanding jumlah penderita baru BTA positif yang diperkirakan ada dalam wilayah tersebut. Case Detection Rate menggambarkan cakupan penemuan penderita baru BTA positif pada wilayah tersebut. Target Case Detection Rate Program Penanggulangan Tuberkulosis Nasional minimal 70 %. 3. KEMITRAAN DAN AKMS A. Kemitraan Kemitraan program penanggulangan Tuberkulosis adalah suatu upaya untuk melibatkan suatu sector, baik bagi pemerintah, swasta maupun kelompok organisasi masyarakat, mengingat : 1. Beban masalah TB yang tinggi 2. Keterbatasan sector pemerintah 3. Potensi melibatkan sector yang lain 4. Keberlanjutan program 5. Akuntabilitas, mutu, transparansi Tujuan kemitraan tuberculosis adalah terlaksananya upaya percepatan

penanggulangan tuberculosis secara efektif dan efisien dan berkesinambungan untuk mencapai tujuan diatas perlu diwujudkan melalui : Meningkatkan koordinasi Meningkatkan komunikasi Meningkatkan sumber daya, Meningkatkan komitmen Membuka peluang untuk saling membantu

Mitra dalam penanggulangan TB antara lain terdiri dari : sector pemerintah, legislative, sector swasta, organisasi pengusaha dan organisasi pekerja, kelompok

media masa, organisasi

profesi,

lembaga

swadaya masyarakat,

perguruan

tinggi/kelompok akademi, organisasi keagamaan, organisasi internasional dan sector lain yang terkait. Prinsip Dasar Kemitraan a. Kesetaraan b. Keterbukaan c. Saling menguntungkan Langkah-langkah kemitraan a. Identifikasi b. Sosialisasi tentang program tuberculosis c. Penyamaan persepsi d. Pembentukan komitmen e. Pengaturan peran f. Komunikasi intensif g. Melakukan kegiatan h. Pemantauan dan penilaian Peran dan tanggung jawab dalam kemitraan Tanggung jawab pemerintah Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah bertanggung jawab dalam menyelenggarakan pelayan kesehatan bagi masyarakat, termasuk penanggulangan tuberculosis dan membangun kemitraannya. a. Peran mitra Peran utama mitra adalah mendukung program nasional penanggulangan tuberculosis. Melaksanakan kegiatan penanggulangan sesuai dengan kapasitas dan kompetensi dari mitra, antara lain : Penyediaan Sumber Daya (SDM, sarana dan prasarana, dana, dll) Memberikan pelayanan

Pemberdayaan masyarakat Menyediakan tenaga ahli

B. Advokasi Komunikasi Dan Mobilisasi Sosial (AKMS) Batasan AKMS TB adalah suatu konsep sekaligus kerangka kerja terpadu untuk mempengaruhi dan mengubah kebijakan public, prilaku dan memberdayakan masyarakat dalam pelaksanaan penanggulangan TB. Sehubungan dengan iktu AKMS TB merupakan suatu rangkaian advokasi, komunikasi, dan mobilisasi social yang dirancang secara sistematis dan dinamis. Advokasi adalah tindakan untuk mendukung upaya masyarakat mendapatkan berbagai sumber daya atau perubahan kebijakan. Dalam konteks global, advokasi TB dimengerti sebagai setting intervensi terkoordinasi yang diarahkan untuk

menempatkan TB dalam agenda politik

Strategi AKMS Dalam pelaksanaan tiga strategi advokasi, komunikasi dan mobilisasi social tersebut tidak berdiri sendiri, antara satu strategi dengan strategi lainnya saling ada keterkaitan.

Advokasi Advokasi adalah upaya secara sistematis untuk mempengaruhi pimpinan, pembuat/penentu kebijakan dan keputusan, dalam penyelenggaraan penanggulangan tuberculosis. Pendekatan kepada para pimpinan ini dapat dilakukan dengan cara bertatap muka langsung (audiensi), konsultasi, memberikan laporan, pertemuan/rapat kerja, lokakarya dan sebagainya sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing unit. Dalam melakukan advokasi perlu dipersiapkan data atau informs yang cukup serta bahan-bahan pendukung lainnya yang sesuai agar dapat meyakinkan mereka dalam memberikan dukungan. Langkah yang perlu dipersiapkan untuk merencanakan advokasi : Komunikasi Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan atau gagasan (informasi) yang disampaikan secara lisan dan atau tertulis dari sumber pesan kepada penerima pesan melalui media dengan harapan adanya pengaruh timbal balik. Di dalam studi komunikasi, model komunikasi yang sering dianut adalah yang mempunyai empat komponen sebagai berikut : a. Sumber pesan (komunikator) b. Pesan c. Penerima pesan (komunikan) d. Umpan balik Analisa situasi Memilih strategi yang tepat (advocator, pelaksana, metode, dsb) Mengembangkan bahan-bahan yang perlu disajikan kepada sasaran, dan Mobilisasi sumber dana

Mobilisasi social Mobilisasi sosial dalam konteks nasional dan regional merupakan proses membangkitkan keinginan masyarakat, secara aktif meneguhkan consensus dan komitmen social diantara pengambil kebijakan untuk menanggulangi TB yang menguntungkan masyarakat. Mobilisasi social berarti melibatkan semua unsure masyarakat, sehingga memungkinkan masyarakat untuk melakukan kegiatan secara kolektif dengan mengumpulkan sumber daya dan membangun solidaritas untuk mengatasi masalah bersama, dengan kata lain masyarakat menjadi berdaya Beberapa prinsip mobilisasi social Memahami kemampuan lembaga yang ada di masyarakat (analisis kemampuan lembaga dan hambatan) Bersandar pada pemahaman dalam konteks social dan cultural termasuk situasi politik dan ekonomi masyarakat setempat Memenuhi permintaan masyarakat Mengembangkan kemampuan-kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi Memerlukan banyak sumber daya dalam organsasi penggerak Berdasarkan rencana rasional dalam rumusan tujuan, sasaran, pesan, indicator dan umpan balik mobilisasi Memerlukan pengulangan secara periodic Menggunakan individu yang terkenal atau dihormati sebagai penggerak

Peran dan karakteristik penggerak masyarakat, harus merupakan elemen kemasyarakatan, memilih inisiatif dan cara penglolaan masyarakat sendiri, memiliki solidaritas dan kerja sama antar kelompok atau organisasi masyarakat, memiliki keterpaduan dengan elemen pemerintah dan non pemerintah. Langkah-langkah mobilisasi social Memberikan pelatihan/orientasi kepada kelompok pelopor (kelompok yang paling mudah menerima isu yang sedang diadvokasi) Mengkonsolidasikan mereka yang telah mengikuti pelatihan/ortientasi menjadi

kelompok-kelompok pendukung/kader

Mengembangkan pendukung

koalisi

diantara

kelompok-kelompok

maupun

pribadi-pribadi

Mengembangkan jaringan informasi diantara anggota koalisi agar selalu mengetahui dan merasa terlibat dengan isu yang di advokasikan

Melaksanakan kegiatan yang bersifat masal dengan melibatkan sebanyak mungkin snggots koalisi.

Anda mungkin juga menyukai