Anda di halaman 1dari 42

EFFECTS OF HEAT STRESS ON WORKING POPULATIONS WHEN FACING CLIMATE CHANGE

Kelompok : Adisa Ginanjar Prasojo Ismail Fahmi 09/281033/TK/34747 09/281153/TK/34824

Istiyana Yulia Pradinasari 09/281084/TK/34779 Muhammad Fikri Tauhid 09/281287/TK/34910

M. Abirahman Alfiano

09/281503/TK/35030

INTRODUCTION
Perubahan iklim mempengaruhi, baik secara langsung maupun tidak langsung pada berbagai isu pembangunan berkelanjutan seperti kesehatan, keamanan pangan, lapangan kerja, pendapatan dan mata pencaharian, kesetaraan gender, pendidikan, perumahan dan kemiskinan. Kebijakan yang ada dan sistem perlindungan sosial sering tidak memadai untuk meningkatkan ketahanan dan kapasitas adaptif atau untuk mengurangi dampak negatif perubahan iklim terhadap lapangan kerja. Pentingnya mencari solusi untuk mengurangi kerentanan pekerja dan perusahaan dari efek negatif perubahan iklim dan untuk meningkatkan kapasitas di tingkat individu dan masyarakat untuk beradaptasi, merespon dan mempersiapkan diri untuk perubahan iklim.

Literatur review ini berkonsentrasi pada efek heat stress pada penduduk yang bekerja dengan fokus pada negaranegara berkembang dalam kaitannya dengan perubahan iklim.

METODE
pearl picking
Mencari satu artikel yang sangat berguna (seperti review article) untuk melacak artikel kunci di lapangan. Caranya: Megeksplorasi seluruh database yang ada di library / university / internet search engine dengan kata kunci: occupational heat exposure, occupational heat stress, occupational heat strain, heat in/at workplace, work in the heat, occupational heat stress AND climate change and the more broad search words heat stress. Artikel yang relevan kemudian dipilih.
Artikel yang dipilih untuk pearl picking' adalah: Kjellstrom, HOLMER dan Lemke: Workplace heat stress, health and productivity an increasing challenge for low and middle-income countries during climate change.

Tord Kjellstrom

Holmer

Lemke

Workplace heat stress, health and productivity an increasing challenge for low and middle-income countries during climate change

CURRENT STATUS
Climate change and its effects kenaikan udara rata-rata global dan suhu laut, mencairnya salju dan es dan kenaikan rata-rata permukaan laut global. The Intergovernmental Panel on Climate Changes (IPCC) Forth Assessment Report (AR4) melaporkan bahwa hari-hari panas (Hot Days) dan gelombang panas telah menjadi dan akan menjadi lebih sering di sebagian daerah. Kenaikan terus menerus kelembaban mutlak di troposfer yang lebih rendah juga telah dilaporkan di berbagai daerah dimana dapat menambah implikasi besar untuk kenyamanan termal manusia. Ketika dunia semakin panas, populasi akan menyesuaikan diri sampai batas tertentu, meningkatkan suhu optimum. Kemungkinan peningkatan penggunaan AC, meskipun, dapat menghambat aklimatisasi alam dan berpotensi meningkatkan risiko.

(...)
Populasi manusia memiliki kapasitas yang besar untuk beradaptasi secara fisiologis, teknologi, dan dengan perubahan perilaku, untuk perubahan bertahap dalam iklim. Populasi manusia memiliki kapasitas yang besar untuk beradaptasi secara fisiologis, secara teknologi, dan dengan perubahan perilaku, untuk perubahan bertahap dalam iklim. Namun, perubahan mendadak dalam cuaca dapat memiliki dampak yang signifikan pada fisiologi manusia. Perubahan iklim akan menyebabkan peningkatan prevalensi, distribusi, dan tingkat keparahan ini diketahui adalah seperti heat stress dan kecelakaan meskipun, tidak ada bukti bahaya unik atau sebelumnya tidak diketahui. Namun, kemungkinan seperti itu tidak boleh dikecualikan, karena ada potensi interaksi bahaya dikenal dan kondisi baru yang mengarah ke bahaya baru dan risiko. Perubahan iklim akan mempengaruhi hidup dalam bekerja pada suatu lingkungan dan menciptakan ancaman kesehatan bagi jutaan orang.

HEALTH EFFECT AND OCCUPATIONAL HEAT EXPOSURE

TOLERANSI PANAS PADA MANUSIA


Adalah hasil dari serangkaian adaptasi yang telah dikodekan secara genetis dan setiap individu memiliki tingkat sensitivitas yang berbeda

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT TOLERANSI PADA MANUSIA


Penyakit yang sudah ada Perilaku (Kurang Gerak dll) Pakaian Sirkulasi Udara Usia Jenis Kelamin Kemampuan Aklimitasi Panas Tingkat Aktivitas Fisik Ukuran Tubuh

DAMPAK FISIOLOGIS AKIBAT SUHU LINGKUNGAN MELEBIHI SUHU TUBUH NORMAL (37O CELCIUS)
~Penurunan Produktivitas Organ Tubuh ~Aliran Darah Meningkat ~Heat Stroke ~Dehidrasi ~ Penyakit Pernafasan, Kardiovaskuler,Katarak, Gagal Ginjal, Sistem Kekebalan Tubuh Melemah hingga Kematian

KEKEBALAN TUBUH DITENTUKAN OLEH 6 FAKTOR

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Suhu Udara Suhu Radiasi Cahaya Kelembaban Sirkulasi Udara Panas Yang Dihasilkan oleh Metabolisme Manusia Pakaian

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEIMBANGAN SUHU


- Aklimitasi - Status Hidrasi - Postur Tubuh - Permeabilitas Pakaian

PARAMETER LINGKUNGAN MEMPENGARUHI SUHU MANUSIA Perpindahan Panas Tubuh -Makro Environtment (Radiasi, Konveksi, Konduksi dan Evaporasi Pada kulit dan Paru Paru)

RUMUS PENYIMPANAN PANAS TUBUH


S = (M-W) - (hres + E + R + C + K)
S = penyimpanan panas tubuh M = produksi panas metabolik W = kerja mekanik eksternal Hres = pernafasan pertukaran panas E = menguapkan pertukaran panas R = radiasi pertukaran panas

C = konvektif pertukaran panas


K = pertukaran panas konduktif

BEBERAPA PENYEBAB UTAMA TERJADINYA GANGGUAN PANAS


Dehidarasi/Kekurangan Aklimitisasi Kurang Memperhatikan Bahaya Panas

RESIKO PEKERJAAN DENGAN PAPARAN PANAS YANG TINGGI


Pekerja mudah dehidrasi (kekurangan air sekitar 6% berat tubuh) Keram karena kerusakan syaraf dan otot Penurunan produktivitas yang cepat

CARA MENGATASI PANAS PADA LINGKUNGAN KERJA


Minum yang cukup Menggunakan alat pelindung diri yang tepat Penjadwalan waktu kerja

Membuat sirkulasi udara lingkungan kerja yang sehat

FAKTOR INDIVIDU
Seorang dengan penyakit cardiovascular, diabetes, liver, ginjal, paru-paru ibu hamil

Overweight Berbadan kecil Usia

Seseorang dalam pengaruh:


Alkohol Kafein nikotin

Faktor usia Jenis kelamin Kemampuan tiap individu menyesuaikan diri kepada suatu iklim

1. ANAK-ANAK DAN ORANG TUA


Angka kematian anak lebih tinggi dibanding orang tua yang dikarenakan suhu panas, karena :
Terbatasnya kemampuan untuk mengatur panas (termoregulasi) sehingga menyebabkan dehidrasi Responnya anak-anak lebih cepat terhadap suhu tubuh

Orang tua berumur 80 tahun mengalami penurunan kemampuan mengatur panas karena usia, ukuran tubuh dan aktivitas yang dilakukan, dan metabolisme rendah.

2. LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN


Laki-laki
Lebih kuat Ukuran tubuh lebih besar Sweat rate nya tinggi Tahan pada cuaca panas dan kering

Wanita
Rentan kehilangan panas tubuh Dapat mentolerir udara panas dan lembab Lebih mudah berkeringat 0.3-0.5oC

Perempuan menunjukkan peningkatan yang lebih besar dalam batas tolerir berkeringat saat latihan

Sebuah study pengaturan suhu manusia berubah saat kehamilan. Suhu ibu hamil di 3 bulan awal adalah masa suhu tertinggi, 3 bulan pasca melahirkan adalah suhu terendah

3. ETNIK
Masyarakat yang tinggal di iklim dingin dan panas dalam waktu lama mempunyai kemampuan psikologi yang ekstrim Seeorang dengan ukuran tubuh ramping akan memaksimalkan proporsi pendinginan suhu tubuh dengan jaringan tubuh penghasil panas yang dimiliki Orang Afrika akan menurun performanya apabila mengalami penurunan temperatur Resiko kematian yang berhubungan dengan panas tinggi di Afrika dan Amerika

PRODUCTIVITY LOSS AND ECONOMIC IMPACT

Produktivitas sangat tergantung pada kondisi termal, khususnya selama kerja yang menuntut fisik. Kondisi termal bisa mengakibatkan tingkat kecelakaan ,kebiasaan dan performa kognitif.

Perubahan suhu beberapa derajat dapat berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja di beberapa tugas Diperkirakan kira-kira meningkat 7% pada produktivitas disebuah tempat kerja suhu antara 20-24 C Produktivitas dipengaruhi setelah sekitar satu jam pekerjaan fisik moderat dalam suhu di atas 32 C 60% pekerja melaporkan kehilangan kapasitas kerja dalam kondisi panas, dan sekitar 20% lebih rentan terhadap penyakit selama musim panas Reaksi natural dari orang yang bekerja di kondisi panas mengurangi aktifitas fisik, yang mana mengurangi produksi panas dalam tubuh Aksi pekerja untuk mencegah sakit akan mengakibatkan produktifitas rendah dan kehilangan jam kerja siang akan terjadi

DEVELOPING COUNTRY CONTEXT Proporsi dari populasi dunia yang tinggal di iklim tropis, diperkirakan 40% dari populasi dunia Dampak perubahan iklim terhadap rentan kerja, kemiskinan kerja (pendapatan di bawah kemiskinan line), pemuda dan perempuan, kerugian upah dan kondisi kerja mungkin menjadi diperburuk

Secara umum, negara-negara berkembang juga memiliki tingkat angka kecelakaan kerja yang fatal sangat tinggi dibandingkan dengan Negara maju
Banyak pekerja kurang mendapatkan keamanan kerja dan kurang dibayar menurut output, sebagai akibatnya, para pekerja harus bekerja jam lebih lama untuk mencapai target produksi Bekerja dalam panas membatasi kemampuan untuk memproduksi, stres dan masalah kesehatan mental dan fisik yang serius menjadi hasil negatif

Pekerja pertanian beresiko tinggi karena - bekerja di bawah tekanan tinggi - melakukan perpanjangan jam kerja dalam panas dan kelembaban yang tinggi - menderita dehidrasi dan seringkali tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang pencegahan dari paparan panas - aspek budaya dan Kekurangan nutrisi - kemiskinan - stres kematian karena panas menyumbang 11% dari kecelakaan pertanian di India selama gelombang panas dari 1998-1999 Satu hipotesis adalah bahwa beban kerja berat di iklim yang panas menyebabkan dehidrasi kronis Di negara berkembang orang mungkin kurang menyesuaikan diri meskipun status kesehatan dan gizi, akses untuk air minum dan kerja yang tak tentu secara luas adalah faktor yang menentukan.

Langkah Langkah Preventif & Control


Strategi untuk mengurangi efek perubahan iklim di masa depan thd manusia
Mitigasi = mengurangi emisi green house gasses Adaptasi = kemampuan untuk mengatasi efek tsb secara langsung

ADAPTASI
Beberapa risiko dapat di atasi dengan langkah adaptasi dimana keberhasilan nya tergantung pada:
Kecepatan dan seberapa luas perubahan iklim terjadi Keberlanjutan langkah langkah/solusi yang diambil Tingkat dukungan global untuk berpartisipasi

Gelombang panas 2003 di eropa menunjukkan bahwa adaptasi belum berjalan dengan sukses bahkan di negara negara yang sudah berkembang/maju dan respon sistem kesehatan umum lebih cenderung kepada tindakan pencegahan jangka pendek daripada adaptasi jangka panjang Persepsi umum yang dimiliki adalah suhu panas bukan prioritas/masalah yang besar sehingga tidak dilakukan tindakan untuk menghidari HEAT STRESS Padahal pada prakteknya di dunia kerja, pengendalian lingkungan yang ber suhu tinggi sudah mapan contohnya NIOSH 1986, penggunaan program aklimatisasi, pentingnya penggantian air, penetapan indikator heat stress (harus dipelajari kembali oleh umum)

HEAT STRESS
Faktor utama untuk memproteksi dari suhu panas di lingkungan kerja
Menjaga jarak pekerja dari sumber panas Mengendalikan sumber panas

Pengendalian Heat stress dibagi 2


General & Spesifik

General
Metode audit thermal Monitoring personal ( heart rate & internal body temp. equpiment) Sebaiknya diimplementasikan kapanpun terdapat potensi heat stress, dan diaplikasikan secara luas ke seluruh bagian pekerjaan

Spesifik
Training spesifik Praktek perilaku higienis Pengawasan kesehatan

Heat stress assesment


Eliminasi, substitusi, engineering controls, administrative controls, personal protection (sama seperti hazard control pada umumnya)

ENGINEERING CONTROL MEASURES


Yang termasuk
Risk alert systems Response plans Water delivery Portable shade structures Water and air based cooling systems Decreased clothing insulation (smart fabric) Ventilated clothes Cooling centre Air conditioning Personal cooling (ice vest) White and loose fit clothing

Acvtive cooling system


circulated garments, phase change material (PCM (Frozen gel, salt, wax)) cooling saat mencair, heating saat memadat

Penentuan sistem pendinginan (garmen maupun system) akan tergantung pada kebutuhan masing masing pekerjaan dan sebaiknya memperhitungkan organisasi & desain kerja Sistem pendinginan efektif
Sebaiknya ditempatkan dimana perpindahan panas terjadi mis. Leher, pergelangan, ketiak Tidak membatasi thermoregulation

Contoh
Menggunakan vest pendingin saat lari ke atas bukit, metabolic cost > cooling benefit (membatasi penguapan keringat, menambah beban berat, meningkatkan tingkat metabolisme)

Metode teknis tsb tidak cocok di negara berkembang dimana banyak usaha kecil menegah dengan dana investasi minim
Cooling vest $200 -$300 Lebih baik tindakan preventif dan manajerial

Untuk kasus usaha kecil tadi Mengurangi kelembaban dan suhu udara di dalam ruangan dapat meningkatkan produktivitas, namun banyak situasi dimana AC tidak memungkinkan karena mahal dan menggunakan banyak energi (menambah problem perubahan iklim) sedangkan kipas tidak berpengaruh karena suhu sangat tinggi. Maka memindahkan pekerja ke tempat yang bersuhu lebih rendah dan menurunkan suhu tubuhnya merupkan tindakan preventif yang paling tepat Solusi lain terdapat inovasi dimana sistem mensuplai udara kering ke dalam ruangan dengan tenaga matahari, teknologi ini dapat di reproduksi menggunakan sumberdaya lokal sehingga dapat menjadi alternatif low cost untuk AC

PREVENTATIVE CONTOL
Yang termasuk
Desain penghijauan di daerah industri Desain pemukiman dan lingkungan kerja yang mengurangi heat exposure Menambah daerah teduh Desain program occupational health Merancang sistem work-rest (harus memperhatikan faktor2 lain seperti produktivitas dan insentif) Training dan edukasi pekerja

CONCLUSION
Sebelumnya, heat stress telah dikaji secara intensif Namun, dalam konteks perubahan iklim, terdapat kekurangan informasi mengenai luasnya heat stress dimasa depan dan konsekuensinya, terutama di lingkungan kerja Heat stress sering menjadi masalah yang diabaikan dan harus dipelajari kembali Faktor utama untuk memperuncing masalah heat stress saat ini dan di masa depan yaitu
Heat island effect Pekerjaan fisik Perbedaan individu Konteks negara berkembang, dimana solusi teknologi dan beberapa solusi lainnya tidak dapat diterapkan Belum ada informasi spesifik mengenai efek terhadap manula dan ibu hamil

CONCLUSION
Occupational safety merupakan hak dasar pekerja yang sering diabaikan di negara berkembang dan produktivitas negara tsb menurun dengan meningktanya suhu. Ditambah lagi dengan fakta bahwa negara berkembang mayoritas berada di daerah dengan iklim yang bersuhu tinggi. Untuk mengatasi masalah masalah yang telah disebutkan diatas, baik saat ini maupun dimasa depan, solusi berkelanjutan harus diterapkan dengan mempertimbangkan aspek sosial, ekonomi, lingkungan, dan teknis Baik mitigasi dan adaptasi harus dipertimbangkan, terkadang kombinasi keduanya beserta solusi preventative & pengendalian akan menciptakan multiple benefit Selain itu diperlukan juga kesadaran dan edukasi seluruh lapisan masyarakat

SARAN

Occupational heat stress in different countries and ways of dealing with it; studies are especially needed in Africa. Heat island effects on workplaces in urban areas. Current adaptation practices in warm countries. Heat stress control options and possible sustainable solutions (low cost). Analysis of future productivity losses due to heat stressand economic analysis. Social and health effects of heat stress. Effects on vulnerable groups such as young and elderly people, women, pregnant women, and poor people.

Anda mungkin juga menyukai