Anda di halaman 1dari 12

Our Presentation..

1. 2. 3. 4. 5. Afina Nur Fadhila Annissa Dian K Baeti Novita Sari Devi Tristiawati Dwi Kurniawati (K7112004) (K7112025) (K7112043) (K7112055) (K7112070)

PENGERTIAN MOTIF
1. Woolfolk (1993) menegaskan bahwa motivasi dapat didefinisikan sebagai keadaan internal yang menaikkan, mengarahkan, dan memelihara perilaku. Dengan kata lain bahwa motivasi merupakan salah satu penyebab yang sangat penting akan munculnya perilaku seseorang. 2. Samsudin (2005) memberikan pengertian bahwa yang dimaksud dengan motivasi sebagai proses mempengaruhi atau mendorong dari luar terhadap seseorang atau kelompok kerja agar mereka mau melaksanakan sesuatu yang telah ditetapkan.

3. Santrock dan Yussen (1992) menegaskan bahwa pasa dasarnya motivasi itu bermakna kontekstual. Motivasi dapat dipahami sebagai:
a. b. c. d. e. Motivasi yang berarti motif biologis. Motivasi kompetensi. Motivasi dipelajari. Motivasi berprestasi. Motivasi Keridhoan.

HIRARKI MOTIF
Maslow (Santrock dan Yussen, 1992) menegaskan bahwa kebutuhan dasar harus dipuaskan sebelum kebutuhan yang tinggi. Hirarki motif merupakan konsep Maslow yang mengisyaratkan semua individu memiliki lima kebutuhan utama, yang harus dipuaskan dengan urutan sebagai berikut: 1. Kebutuhan Fisiologi 2. Kebutuhan Keselamatan dan Keamanan 3. Kebutuhan Sosial 4. Kebutuhan harga diri/Penghargaan 5. Aktualisasi diri

Woolfolk (1992), memberikan uraian lebih detail tentang kebutuhan aktualisasi diri, yaitu kebutuhan prestasi intelektual, apresiasi estetik, dan aktualisasi diri. Dari hirarki kebutuhan tersebut diatas secara garis besar dikelompokkan ke dalam dua kelompok, yaitu: 1. Kebutuhan defisiensi (deficiency need) 2. Kebutuhan (pertumbuhan) untuk eksis (Being Needs)

IMPLIKASI MOTIF ANAK TERHADAP KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR (KBM)


Di antara faktor internal dan eksternal, faktor internal yang memiliki sumbangan yang besar bagi terciptanya kegiatan belajar mengajar yang efektif serta hasil pendidikan yang memuaskan. Adapun salah satu faktor psikologis yang sangat potensial untuk mendukung keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran adalah motivasi kompetensi dan berprestasi.

Sadar akan kebermaknaan motivasi berkompetensi, maka sudah sewajarnyalah anak-anak dikondisikan sejak usia dini untuk diberdayakan sehingga keberadaannya sebagai subyek dari segala aktivitas yang terkait dengan pengembangan dirinya. Posisi guru harus menempatkan dirinya lebih sebagai fasilitator, motivator (pendorong), dan pendukung yang mampu menjadikan kegiatan belajar itu sebagai aktivitas yang produktif dan media untuk berlatih dalam memecahkan persoalan akademik khususnya, dan persoalan kehidupan pada umumnya.

Kemudahan guru memberikan hadiah yang layak kepada siswa yang berprestasi merupakan langkah yang strategis dalam mengembangkan minat belajar siswa. Guru yang efektif akan memungkinkan setiap siswa memiliki kemandirian yang cukup. Selain daripada itu, guru dapat menciptakan lingkungan fisik dan sosial yang kondusif dengan melakukan manajemen kelas yang memungkinkan tercipta suasana yang nyaman bagi anak.

Hal yang jarang dilakukan dan bahkan sangat mungkin dicoba adalah mengundang orang sumber ke dalam kelas untuk membagi pengalamannya dengan siswa, jadi bukan guru saja yang diandalkan satu-satunya sebagai pusat informasi, melainkan orang lain yang memiliki kompetensi juga dapat diundang ke kelas atau anak-anak dapat dibawa ke tempat orang sumber itu berada. Sekolah juga dapat menegakkan kegiatankegiatan yang bernuansa memberikan motivasi terhadap belajar siswa.

PERTANYAAN
1. Adi Apa hubungan motivasi dan kebutuhan ? 2. Atin Anak hiperaktif, cara menanganinya? 3. Tiwi Cara memotivasi anak trauma terhadap suatu peristiwa? 4. Devia Bagaimana memotivasi seseorang yg berada pada posisi nyaman ?

1. Anas Apakah dlm motif berprestasi terdapat kompetensi? 2. Anggun Mengapa faktor internal lbh berpengaruh drpd faktor eksternal?

Anda mungkin juga menyukai