Ilmu adalah pengetahuan yang sudah dicoba dan diatur mernurut urutan dan arti serta menyeluruh dan sistematik.
Ilmu lahir karerna manusia diberkahi Tuhan suatu sifat ingin tahu. 3
PROSES BERPIKIR
J. Dewey (1933): Timbul rasa sulit, baik dalam bentuk adaptasi terhadap alat, sulit mengenal sifat, ataupun dalam menerangkan hal-hal yang muncul secara tiba-tiba. Pendefinisian rasa sulit dalam bentuk pertmasalahan Timbul suatu pemecahan masalah berupa rekareka,hipotesa, inferernsi atau teori. Ide-ide pemecahan diuraikan secara rasional melalui pembentukan implikasi dg jalan mengumpulkan bukti-bukti (data) Menguatkan pembuktian tentang ide-ide tersebut da menyimpulkannya. 5
Pada hakekatnya berpikir secara ilmiah merupakan gabungan antara penalaran secara deduktif dan induktif. Masing-masing penalaran ini berkaitan erat dengan rasionalisme atau empirisme. 6
Penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta dan prinsip-prinsip; suatu penyelidikan yang amat cerdik untuk menetapkan sesuatu (Websters New International) Suatu metode studi melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah, sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut (T. Hillway, 1956)
7
Selain untuk memperoleh kebenaran, penelitian juga merupakan suatu metode untuk berpikir secara kritis (FL. Whitney) Penelitian merupakan sebuah metode untuk menemukan kebenaran yang juga merupakan sebuah pemikiran kritis (critical thinking). Penelitian meliputi pemberian definisi dan redefinisi terhadap masalah, memformulasikan hipotesa atau jawaban sementara, membuat kesimpulan, dan melakukan pengujian yang hati-hati guna menyesuaikan hipotesa (Woody, 1927) Dalam penelitian ilmiah, selalu ditemukan 2 unsur penting, yaitu unsur observasi (pengamatan) dan unsur nalar (reasoning) (Ostle, 1975) 8
Hubungan antara ilmu dan penelitian adalah seperti hasil dan proses. Penelitian adalah proses, sedangkan hasilnya adalah ilmu (JC. Almack) Ilmu dan penelitian adalah sama-sama proses, sehingga ilmu dan penelitian adalah proses yang sama. Hasil dari proses tersebut adalah kebenaran (truth) (FL.Whitney) Umumnya, suatu kebenaran ilmiah dapat diterima karena 3 hal yaitu: 1) Adanya koheren atau konsisten; 2) Adanya koresponden; 3) Pragmatis.
9
KRITERIA KEBENARAN
Apakah benar itu?
Randall & Bucher: Persesuaian antara pikiran dan kenyataan.
Jujun S. Suriasumantri: Pernyataan tanpa ragu.
Ketika kita mengakui kebenaran sebuah proposisi bahwa bumi bergerak mengelilingi matahari, dasar kita, tidak lain adalah sesuai tidaknya proposisi tersebut dengan kenyataannya.
10
Suatu proposisi (pernyataan) dianggap benar apabila pernyataan tersebut bersifat konheren atau konsisten atau saling berhubungan dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
Contoh: jika kita menganggap bahwa, semua makhluk hidup pasti akan mati adalah pernyataan yang benar, maka pernyataan bahwa pohon kelapa adalah makluk hidup dan pasti akan mati adalah benar pula, sebab pernyataan kedua konsisten dengan pernyataan yang pertama. Teori koherensi dipergunakan pada proses penalaran teoritis yang didasarkan pada logika deduktif.
11
Teori ini digagas oleh Bernard Russell (1872-1970). Menurutnya pernyataan dikatakan benar bila materi pengetahuan yang dikandung pernyataan tersebut saling berkesesuaian dengan objek yang dituju oleh pernyataan tersebut. Contoh: jika seseorang mengatakan bahwa tugu monas ada di kota Jakarta maka pernyataan tersebut adalah benar sebab pernyataan tersebut sesuai dengan fakta bahwa tugu monas berdiri di kota Jakarta. Teori korespondensi digunakan untuk proses pembuktian secara empiris dalam bentuk pengumpulan data-data yang mendukung suatu pernyataan yang telah dibuat sebelumnya.
12
Teori yang dicetuskan oleh Peirce (1839-1914) ini disandarkan pada teori pragmatisme. Penganut teori ini menyatakan bahwa kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis?. Artinya, suatu pernyataan dikatakan benar jika konsekuensi dari pernyataan tersebut memiliki kegunaan praktis dalam kehidupan manusia. Pragmatisme bukanlah suatu aliran filsafat yang memiliki doktrin-doktrin falsafati, melainkan teori dalam penentuan kriteria kebenaran.
13
Pengetahuan (knowledge) sudah puas dengan menangkap tanpa ragu kenyataan sesuatu, sedangkan ilmu (science) menghendaki penjelasan lebih lanjut dari sekedar apa yang dituntut oleh pengetahuan.
Contoh: Si Buyung mengetahui bahwa pelampung kailnya selalu
terapung di air, ia akan membantah jika dikatakan bahwa gabus pelampungnya itu tenggelam, sampai disini wilayah pengetahuan. Namun, jika ia memahami bahwa berat jenis pelampung lebih kecil dibandingkan berat jenis air sehingga mengakibatkan pelampung selalu terapung, maka ini telah memasuki wilayah ilmu.
14
Kebenaran Ilmiah- diperoleh berupa kegiatan penelitian ilmiah dan dibangun atas teori-teori tertentu. Kita dapat pahami bahwa teori-teori tersebut berkembang melalui penelitian ilmiah, yaitu penelitian yang dilakukan secara sistematis dan terkontrol berdasarkan data-data empiris yang ditemukan di lapangan. Teori yang ditemukan harus dapat diuji keajekan dan kejituan internalnya. Artinya, jika penelitian ulang dilakukan dengan langkah-langkah serupa pada kondisi yang sama maka akan diperoleh hasil yang sama atau hampir sama.
15
2.
3.
Kritis Ciri berfikir ilmiah ketiga adalah ditandai dengan orang yang selalu berupaya mengembangkan kemampuan menimbang setiap permasalahan yang dihadapinya secara objektif. Hal ini dilakukan agar semua data dan pola berpikir yang diterapkan selalu logis.
16
17
19
20
21
22
23
24