Anda di halaman 1dari 24

METODOLOGI PENELITIAN

Oleh: KASDAN, AKS, M.Si.


Pertemuan ke-3

ILMU PENGETAHUAN DAN PENELITIAN

Oleh: KASDAN, AKS, M.Si.


2

ILMU DAN PROSES BERPIKIR


ILMU
Mencakup lapangan yang sangat luas, menjangkau semua aspek tentang progres manusia secara menyeluruh. Termasuk didalamnya pengetahuan yang telah dirumuskan secara sistematik melalui pengamatan dan percobaan yang terus menerus, yang telah menghasilkan penemuan kebenaran yang bersifat umum (J. Maranon, 1953). Ilmu bukan saja merupakan sustu himpunan pengetahuan yang sistematis, tetapi juga merupakan suatu metodologi. (VA. Tan, 1954). Ilmu adalah pengetahuan yang bersifat umum dan sistematik, pengetahuan dari mana dapat disimpulkan dalil-dalil tertentu menurut kaidah-kaidah yang umum

Ilmu adalah pengetahuan yang sudah dicoba dan diatur mernurut urutan dan arti serta menyeluruh dan sistematik.
Ilmu lahir karerna manusia diberkahi Tuhan suatu sifat ingin tahu. 3

ILMU DAN PROSES BERPIKIR


PROSES BERPIKIR
Konsep antara ilmu dan berpikir adalah sama. Dalam memecahkan masalah, keduanya dimulai dari adanya rasa sangsi dan kebutuhan akan suatu hal yang bersifat umum. Proses berpikir adalah suatu refleksi yang teratur dan hatihati. Proses berpikir lahir dari suatu rasa sangsi akan sesuatu dan keinginan untuk memperoleh suatu ketentuan, yang kemudian tumbuh menjadi suatu masalah yang khas. Masalah ini memerlukan suatu pemecahan dan untuk ini dilakukan penyelidikan terhadap data yang tersedia dengan metode yang tepat. Manusia normal selalu berpikir dengan situasi permasalahan. Hanya terhadap hal-hal yang lumrah saja biasanya reaksi manusia terjadi tanpa berpikir. Tetapi jika masalah yang dihadapi adalah masalah yang rumit, maka manusia normal akan mencoba memecahkan masalah tersebut menurut langkah-langkah tertentu. Berpikir demikian dinamakan reflective thinking. 4

ILMU DAN PROSES BERPIKIR


Proses berpikir mempunyai urutan sebagai berikut:

PROSES BERPIKIR

J. Dewey (1933): Timbul rasa sulit, baik dalam bentuk adaptasi terhadap alat, sulit mengenal sifat, ataupun dalam menerangkan hal-hal yang muncul secara tiba-tiba. Pendefinisian rasa sulit dalam bentuk pertmasalahan Timbul suatu pemecahan masalah berupa rekareka,hipotesa, inferernsi atau teori. Ide-ide pemecahan diuraikan secara rasional melalui pembentukan implikasi dg jalan mengumpulkan bukti-bukti (data) Menguatkan pembuktian tentang ide-ide tersebut da menyimpulkannya. 5

ILMU DAN PROSES BERPIKIR


PROSES BERPIKIR Berpikir secara nalar mempunyai 2 kriteria penting:
SJC. Weigel & Madden:

Ada unsur logis Ada unsur analitis

Pada hakekatnya berpikir secara ilmiah merupakan gabungan antara penalaran secara deduktif dan induktif. Masing-masing penalaran ini berkaitan erat dengan rasionalisme atau empirisme. 6

APA ITU PENELITIAN


Terjemahan dari kata Inggris Research atau riset Berasal dari kata re artinya kembali dan to search artinya mencari--- mencari kembali

Penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta dan prinsip-prinsip; suatu penyelidikan yang amat cerdik untuk menetapkan sesuatu (Websters New International) Suatu metode studi melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah, sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut (T. Hillway, 1956)
7

APA ITU PENELITIAN

Selain untuk memperoleh kebenaran, penelitian juga merupakan suatu metode untuk berpikir secara kritis (FL. Whitney) Penelitian merupakan sebuah metode untuk menemukan kebenaran yang juga merupakan sebuah pemikiran kritis (critical thinking). Penelitian meliputi pemberian definisi dan redefinisi terhadap masalah, memformulasikan hipotesa atau jawaban sementara, membuat kesimpulan, dan melakukan pengujian yang hati-hati guna menyesuaikan hipotesa (Woody, 1927) Dalam penelitian ilmiah, selalu ditemukan 2 unsur penting, yaitu unsur observasi (pengamatan) dan unsur nalar (reasoning) (Ostle, 1975) 8

ILMU, PENELITIAN DAN KEBENARAN

Hubungan antara ilmu dan penelitian adalah seperti hasil dan proses. Penelitian adalah proses, sedangkan hasilnya adalah ilmu (JC. Almack) Ilmu dan penelitian adalah sama-sama proses, sehingga ilmu dan penelitian adalah proses yang sama. Hasil dari proses tersebut adalah kebenaran (truth) (FL.Whitney) Umumnya, suatu kebenaran ilmiah dapat diterima karena 3 hal yaitu: 1) Adanya koheren atau konsisten; 2) Adanya koresponden; 3) Pragmatis.
9

KRITERIA KEBENARAN
Apakah benar itu?
Randall & Bucher: Persesuaian antara pikiran dan kenyataan.
Jujun S. Suriasumantri: Pernyataan tanpa ragu.

Ketika kita mengakui kebenaran sebuah proposisi bahwa bumi bergerak mengelilingi matahari, dasar kita, tidak lain adalah sesuai tidaknya proposisi tersebut dengan kenyataannya.

10

TEORI PENENTUAN KEBENARAN


1. Teori Koherensi (Teori kebenaran saling berhubungan)

Suatu proposisi (pernyataan) dianggap benar apabila pernyataan tersebut bersifat konheren atau konsisten atau saling berhubungan dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
Contoh: jika kita menganggap bahwa, semua makhluk hidup pasti akan mati adalah pernyataan yang benar, maka pernyataan bahwa pohon kelapa adalah makluk hidup dan pasti akan mati adalah benar pula, sebab pernyataan kedua konsisten dengan pernyataan yang pertama. Teori koherensi dipergunakan pada proses penalaran teoritis yang didasarkan pada logika deduktif.

11

TEORI PENENTUAN KEBENARAN


2. Teori Korespondensi (Teori saling berkesesuaian)

Teori ini digagas oleh Bernard Russell (1872-1970). Menurutnya pernyataan dikatakan benar bila materi pengetahuan yang dikandung pernyataan tersebut saling berkesesuaian dengan objek yang dituju oleh pernyataan tersebut. Contoh: jika seseorang mengatakan bahwa tugu monas ada di kota Jakarta maka pernyataan tersebut adalah benar sebab pernyataan tersebut sesuai dengan fakta bahwa tugu monas berdiri di kota Jakarta. Teori korespondensi digunakan untuk proses pembuktian secara empiris dalam bentuk pengumpulan data-data yang mendukung suatu pernyataan yang telah dibuat sebelumnya.

12

TEORI PENENTUAN KEBENARAN


3. Teori Pragmatisme (Teori konsekuensi kegunaan)

Teori yang dicetuskan oleh Peirce (1839-1914) ini disandarkan pada teori pragmatisme. Penganut teori ini menyatakan bahwa kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis?. Artinya, suatu pernyataan dikatakan benar jika konsekuensi dari pernyataan tersebut memiliki kegunaan praktis dalam kehidupan manusia. Pragmatisme bukanlah suatu aliran filsafat yang memiliki doktrin-doktrin falsafati, melainkan teori dalam penentuan kriteria kebenaran.
13

CARA PENEMUAN KEBENARAN


Antara Pengetahuan dan Ilmu

Pengetahuan (knowledge) sudah puas dengan menangkap tanpa ragu kenyataan sesuatu, sedangkan ilmu (science) menghendaki penjelasan lebih lanjut dari sekedar apa yang dituntut oleh pengetahuan.
Contoh: Si Buyung mengetahui bahwa pelampung kailnya selalu
terapung di air, ia akan membantah jika dikatakan bahwa gabus pelampungnya itu tenggelam, sampai disini wilayah pengetahuan. Namun, jika ia memahami bahwa berat jenis pelampung lebih kecil dibandingkan berat jenis air sehingga mengakibatkan pelampung selalu terapung, maka ini telah memasuki wilayah ilmu.
14

KEBENARAN ILMIAH & NON ILMIAH

Kebenaran Ilmiah- diperoleh berupa kegiatan penelitian ilmiah dan dibangun atas teori-teori tertentu. Kita dapat pahami bahwa teori-teori tersebut berkembang melalui penelitian ilmiah, yaitu penelitian yang dilakukan secara sistematis dan terkontrol berdasarkan data-data empiris yang ditemukan di lapangan. Teori yang ditemukan harus dapat diuji keajekan dan kejituan internalnya. Artinya, jika penelitian ulang dilakukan dengan langkah-langkah serupa pada kondisi yang sama maka akan diperoleh hasil yang sama atau hampir sama.

15

CARA PENEMUAN KEBENARAN ILMIAH


Untuk sampai pada kebenaran ilmiah ini, maka harus melewati 3 tahapan berpikir ilmiah yang harus dilewati, yaitu: 1) Skeptik; 2) Analitik; dan 3) Kritis. 1. Skeptik Cara berfikir ilmiah pertama ini ditandai oleh cara orang di dalam menerima kebenaran informasi atau pengetahuan tidak langsung di terima begitu saja, namun dia berusaha untuk menanyakan fakta atau bukti terhadap tiap pernyataan yang diterimanya. Analitik Ciri ini ditandai oleh cara orang dalam melakukan setiap kegiatan, ia selalu berusaha menimbang-nimbang setiap permasalahan yang dihadapinya, mana yang relevan dan mana yang menjadi masalah utama dan sebagainya. Dengan cara ini maka jawaban terhadap permasalahan yang dihadapi akan dapat diperoleh sesuai dengan apa yang diharapkan.

2.

3.

Kritis Ciri berfikir ilmiah ketiga adalah ditandai dengan orang yang selalu berupaya mengembangkan kemampuan menimbang setiap permasalahan yang dihadapinya secara objektif. Hal ini dilakukan agar semua data dan pola berpikir yang diterapkan selalu logis.

16

KEBENARAN NON ILMIAH


Kebenaran Non Ilmiah- diperoleh melalui proses non ilmiah,seperti: a. Penemuan kebenaran secara kebetulan b. Penemuan dengan cara Akal Sehat (Common Sense) c. Penemuan kebenaran secara Wahyu d. Penemuan kebenaran secara intuitif e. Penemuan kebenaran melaui Trial and Error f. Penemuan kebenaran melalui Spekulasi g. Penemuan kebenaran karena Wibawa

17

KEBENARAN NON ILMIAH


a. Penemuan kebenaran secara kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan tidak lain dari Takdir Allah. Contoh: - Penemuan kristal Enzim Urease oleh Dr. JS. Summers tahun 1926 - Penemuan pigment warna biru terbaru di laboratorium pada Universitas Oregon State
18

KEBENARAN NON ILMIAH


b. Penemuan dengan cara Akal Sehat (Common Sense)
Akal sehat dapat menghasilkan kebenaran dan dapat pula menyesatkan. Contoh: Pada abad 19, orang percaya ttg punishment untuk mendidik anak, tapi sekarang orang lebih percaya reward

19

KEBENARAN NON ILMIAH


c. Penemuan kebenaran secara Wahyu
Kebenaran yang didasarkan kepada wahyu merupakan kebenaran mutlak, jika wahyu datangnya dari Allah melalui Rasul dan Nabi.

20

KEBENARAN NON ILMIAH


d. Penemuan kebenaran secara Intuitif
Kebenaran dengan intuisi diperoleh secara cepat sekali melalui proses luar sadar tanpa menggunakan penalaran dan proses berfikir, ataupun melalui suatu renungan.

21

KEBENARAN NON ILMIAH


e. Penemuan kebenaran melalui Trial and Error
Melakukan sesuatu secara aktif dengan mengulang ulang pekerjaan tersebut berkali-kali dengan menukar-nukar cara dan materi. Pengulangan tersebut tanpa dituntun oleh suatu petunjuk yang jelas sampai seseorang menemukan sesuatu.

22

KEBENARAN NON ILMIAH


f. Penemuan kebenaran melalui Spekulasi
Penemuan kebenaran secara spekulasi sedikit lebih tinggi tarafnya dari penemuan secara trial & error, karena seseorang dibimbing oleh suatu pertimbangan, meskipun dikerjakan dalam suasana penuh resiko.

23

KEBENARAN NON ILMIAH


g. Penemuan kebenaran karena Wibawa
Kebenaran ada kalanya diterima karena dipengaruhi oleh kewibawaan seseorang. Padahal, ada kalanya kebenaran tersebut setelah diuji ternyata tidak benar sama sekali. Umumnya kebenaran karena kewibawaan didasarkan pada logika saja.

Contoh: kasus Gunung Merapi???

24

Anda mungkin juga menyukai