Anda di halaman 1dari 35

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Blok Hematologi Dan Limfatik adalah blok keduabelas pada semester IV dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario Ayang memaparkan tentang anemia defisiensi zat besi pada Ny. Ana.

1.2

Maksud dan Tujuan Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu : 1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. 2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis dan pembelajaran diskusi kelompok. 3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.

Skenario A blok 12 tutor 2 Anemia defisiensi besi

Page 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Data Tutorial Tutor Moderator Sekretaris Notulen Waktu : : : : : Dr. Desti Mariani Irvandra Afren Risma Kurniasih Maya Agustin Senin, 06 Mei 2013 Pukul 10.30 12.30 WIB. Rabu, 08Mei 2013 Pukul10.30 12.30 WIB. The Rule of Tutorial : 1. Menonaktifkan ponsel atau mengkondisikanponseldalam keadaan diam. 2. Mengacungkan tangan saat akan mengajukanargumen. 3. Izin saat akan keluar ruangan.

2.2 Skenario Kasus Ny. Ana, 32 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan mudah lelah, serta pusing, mata berkunang- kunang sejak 2 bulan yang lalu dan bertambah berat sejak 1 minggu. Satu bulan yang lalu Ny. Ana pernah berobat ke bidan desa dan dikatakan mengalami kurang darah. Ny. Ana dan suaminya bekerja sebagai petani penggarap dan memiliki 6 orang anak serta anak terakhirnya berusia 5 bulan dan masih disusui. Menu makan harian Ny. Ana sepiring nasi setiap makan disertai lauk seperti ikan asin dan jarang mengkonsumsi daging, ayam, telur, sayur dan buah-buahan. Riwayat menstruasi teratur. Riwayat penyakit dahulu tidak pernah menderita penyakit yang lama. Pemeriksaan fisik: Keadaan umum : tampak pucat, Nadi 100 x/menit, RR 24 x/menit, suhu 36,8 C, TD 110/70 mmhg, TB 155cm, BB 46 kg. Keadaan khusus: o Kepala o Leher o Thoraks : konjungtiva pucat : JVP (5-2) cm H2O, pembesaran KGB (-) : jantung dan paru normal
Page 2

Skenario A blok 12 tutor 2 Anemia defisiensi besi

o Abdomen

: datar, lemas, bising usus normal, hepar dan lien tidak teraba.

o Ekstremitas : edem tungkai (-), telapak tangan dan kaki pucat. Pemeriksaan laboratorium Darah : Hb 9,1 g/dl, MCV 70 fl, MCH 25%, MHCHC 29 %,. Gambaran darah tepi : anisositosis, hipokrom mikrositer, poilkilositosis, Fe serum 12 g/, iron binding capacity 460 g/dl, serum feritin 14 g/dl. I. Klarifikasi Istilah 1. kurang darah penurunan jumlah eritrosit, kuantitas Hb atau volume didalam darah dibawah normal. 2. Mata berkunang- kunang Pandangan berkelip- kelip seakan melihat cahaya seperti berkunang-kunang. 3. Mudah lelah Kondisi dimana tubuh lesu dan tidak bertenaga. 4. Anisitosis Adanya eritrosit yang menunjukkan berbagai ukuran dalam darah. 5. Pusing Perasaan terganggunya keseimbangan seperti berputar- putar / bergoyang- goyang. 6. Hipokrom mikrositer RBC dengan ukuran yang berkurang dan pewarnaan yang berkurang. 7. Poilkilositosis Adanya eritrosit dengan keragaman bentukyang abnormal dalam darah. 8. MCV Volume eritrosit rata- rata. 9. Iron binding capacity Untuk mengetahui jumlah transferin yang berada dalam sirkulasi darah. 10. MCH Jumlah rata- rata Hb dalam eritrosit. 11. MCHC Konsentrasi Hb rata- rata dalam eritrosit 12. Serum ferin Kompleks besi apoferitin yang merupakan bentuk utama penyimpanan besi dalam tubuh yang terdapat dalam serum. Skenario A blok 12 tutor 2 Anemia defisiensi besi
Page 3

II. Identifikasi Masalah 1. Ny. Ana, 32 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan mudah lelah, serta pusing, mata berkunang- kunang sejak 2 bulan yang lalu dan bertambah berat sejak 1 minggu. 2. Satu bulan yang lalu Ny. Ana pernah berobat ke bidan desa dan dikatakan mengalami kurang darah. 3. Ny. Ana dan suaminya bekerja sebagai petani penggarap dan memiliki 6 orang anak serta anak terakhirnya berusia 5 bulan dan masih disusui. 4. Menu makan harian Ny. Ana sepiring nasi setiap makan disertai lauk seperti ikan asin dan jarang mengkonsumsi daging, ayam, telur, sayur dan buah-buahan. 5. Riwayat menstruasi teratur. Riwayat penyakit dahulu tidak pernah menderita penyakit yang lama. 6. Pemeriksaan fisik: Keadaan umum : tampak pucat, Nadi 100 x/menit, RR 24 x/menit, suhu 36,8 C, TD 110/70 mmhg, TB 155cm, BB 46 kg. Keadaan khusus: o Kepala o Leher o Thoraks o Abdomen : konjungtiva pucat : JVP (5-2) cm H2O, pembesaran KGB (-) : jantung dan paru normal : datar, lemas, bising usus normal, hepar dan lien tidak teraba.

o Ekstremitas : edem tungkai (-), telapak tangan dan kaki pucat. 7. Pemeriksaan laboratorium Darah : Hb 9,1 g/dl, MCV 70 fl, MCH 25%, MCHC 29 %,. Gambaran darah tepi : anisositosis, hipokrom mikrositer, poilkilositosis, Fe serum 12 g/, iron binding capacity 460 g/dl, serum feritin 14 g/dl III. Analisis Masalah 1. Ny. Ana, 32 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan mudah lelah, serta pusing, mata berkunang- kunang sejak 2 bulan yang lalu dan bertambah berat sejak 1 minggu. a. Apa saja kemungkinan penyebab dari keluhan yang dialami Ny. Ana ? Jawab: 1) Kekurangan asupa nutrisi 2) Anemia 3) Dehidrasi 4) Hipoksia Skenario A blok 12 tutor 2 Anemia defisiensi besi
Page 4

b. Bagaimana hubungan umur dan jenis kelamin dengan keluhan Ny. Ana? Jawab: Kemungkina Ny. Ana mengalami anemia untuk umur tidak ada perbedaan antar umur semua umur bisa terkena anemia, sedangkan jenis kelami pada anakanak laki-laki lebih rentan terkena anemia dibandingkan perempuan. Namun pada usia dewasa wanita lebih rentan terkena anemia dibandingkan laki-laki.

c. Apa makna keluhan yang dirasakan sejak 2 bulan yang lalu dan semakin bertambah berat sejak 1 minggu? Jawab: Penyakit anemia biasanya progresivitasnya berlangsung lama, sejak 2 bulan yang lalu Ny. Ana sudah mengalami keluhan- keluhan tersebut namun dalam satu minggu terakhir keluhannya bertambah berat karena kemungkinan anemia yang dialami Ny. Ana sudah megalami progresivitas.

d. Bagaimana mekanisme dari mudah lelah, serta pusing, mata berkunang- kunang? Jawab: 1) Mekanisme lelah
Anemia pengangkutan oksigen terganggu pada saat bekerja, energi yang dibutuhkan tinggi tidak seimbang antara pembuatan energi dengan kebutuhan mudah lelah 2) Mekanisme pusig dan mata berkunang-kunang Anemia pengangkutan oksigen terganggu kebutuhan oksigen otak tidak tercukupi pusing da mata berkunang-kunang.

Skenario A blok 12 tutor 2 Anemia defisiensi besi

Page 5

2. Satu bulan yang lalu Ny. Ana pernah berobat ke bidan desa dan dikatakan mengalami kurang darah. a. Bagaimana hubungan keluhan yang bertambah berat dngan riwayat berobat 1 bulan lalu? Jawab: Kemungkinan dalam mengkonsumsi obat Ny. Ana tidak teratur sehingga belum bisa mengganti kekurangan zat besi dalam tubuh, selai itu pola makan ny. Ana juga tidak diperbaiki sehingga anemianya berlanjut.

b. Apa saja komponen darah? Jelaskan! Jawab: 1) ElemenPadat a) Seldarahmerah (eritrosit) b) Seldarahputih (leukosit) c) Platelet (trombosit) 2) ElemenCair (Plasma) a) Air b) ZatLarut (solut) c) Protein d) Zat inorganic e) Nutrien f) Produksisa g) Gas larut h) Hormon Eritrosit (RBC) Selberbentukbikonkaf Tidakpunya nucleus Tidakdapatbereproduksi Membawa Hemoglobin (Hb) selmembawa 280 jutamolekulHb 1 molekulHbmengikat 4 molekul O2 Mengandungkarbonik anhydrase
Page 6

Skenario A blok 12 tutor 2 Anemia defisiensi besi

Fungsileukosit

Membawa CO2 Konsentrasi (hematokrit/packet cell) 4-6 juta/mm3

Leukosit (WBC) Memilikinukleus, tidakmembawaHb Konsentrasi: 5000-9000/mm3 Tipe WBC Diff-count Leukosit granular: Neutrofil (50-70%), Eosinofil (1-4%), Basofil (<1%). Leukositagranular: Limfosit (25-40%), Monosit/makrofag (2-8%).

Neutrofil Fagositosisbakteri&seldebris Berperanpentingpada proses inflamasi Eosinofil Menghancurkanbekuandarah Membunuhparasite Berperanpadamekanismealergi Basofil Sintesis&menyimpanhistamin (ageninflamasi) dan heparin (anti koagulan) Monosit (makrofag) Fagositosis di hepar, lien, pulmo, limfe Limfosit Responimun, produksiantibody Trombosit (Platelet) Dibentukdari stem cell selmagakariosit Konsentrasi normal 250.000/mm3 Waktuhidup 7-10 hari Fungsi: Hemostasis (pembekuandarah) mencegahpendarahanlanjut

Skenario A blok 12 tutor 2 Anemia defisiensi besi

Page 7

Plasma (elemencair) Darah 1) Air: Media transpordanpembawapanastubuh, Pengaturan suhu melalui mekanisme vasokonstriksi dan vasodilatasi. 2) Protein: Albumin, Globulin ,Fibrinogen. 3) Bahaninorganic: Na, Cl, K, Ca. 4) Nutrien: Glukosa, asam amino, lemak (FFA, gliserol), vitamin. 5) ProdukSisa: Urea, metabolitobat. 6) Gas larut: O2, CO2. 7) Hormon: GH, tiroksin, FSH, ACTH, dll. c. Bagaimana fisiologi darah? Jawab: Fungsi Umum dari darah ada 5 yaitu : 1) Transportasi Darah berungsi untu menyalurkan sari-sari makanan, oksigen Karbondioksida 2) Thermoregulasi Darah membantu untuk mengatur suhu tubuh. 3) Imunologi Dalam sel darah putih mengandung antibodi yang berfungsi untuk pertahanan tubuh manusia. 4) Homeostasis Berfungsi untuk mengatur keseimbangan zat-zat yang ada di dalam tubuh dan berfungsi sebagai PH Regulator untuk mengatue keseimbangan asam Basa. 5) Hemostasis dan Koagulasi Berfungsi untuk mengatur proses pembekuan darah. , sisa Metabolisme dan Air ). ,

d. Apa saja etiologi kurang darah dan bagaimana mekanismenya? Jawab: Anemia defisiensi besi dapat disebabkan oleh rendahnya masukan besi, gangguan absorpsi, serta kehilangan besi akibat perdarahan menahun. 1) Kehilangan besi sebagai akibat perdarahan menahun, yang dapat berasal dari : Saluran Cerna : akibat dari tukak peptik, kanker lambung, kanker kolon, divertikulosis, hemoroid, dan infeksi cacing tambang. Saluran genitalia wanita : menorrhagia, atau metrorhagia Skenario A blok 12 tutor 2 Anemia defisiensi besi
Page 8

Saluran kemih : hematuria Saluran napas : hemoptoe. 2) Faktor nutrisi : akibat kurangnya jumlah besi total dalam makanan, atau kualitas besi (bioavaibilitas) besi yang tidak baik (makanan banyak serat, rendah vitamin C, dan rendah daging). 3) Kebutuhan besi meningkat : seperti pada prematuritas, anak dalam masa pertumbuhan dan kehamilan 4) Gangguan absorpsi besi : gastrektomi, tropical sprue atau kolitis kronik 5) Gene (Genetik) 6) Defisisensi vitamin 7) Defisiensi Asam Folat 8) Pecahnnya dinding Sel darah Merah (RBC) 9) Ganguan Sumsum Tulang

e. Apa saja klasifikasi anemia? Jawab: 1) Klasifikasi berdasarka etiologi a) Anemia gizi b) Anemia pernisiosa c) Anemia aplastik d) Anemia ginjal e) Anemia perdarahan f) Anemia hemolitik

2) Klasifikasi berdasarkan morfologi a) Anemia hipokromik mikrositer Anemia defisiensi besi Thalassemia Anemia akibat penyakit kronik Anemia sideroblastik b) Anemia normokromik normositer Aemia pascaperdarahan akut Anemia aplastik- hipoplastik Anemia hemolitik Skenario A blok 12 tutor 2 Anemia defisiensi besi
Page 9

Anemia akibat penyakit kronik Anemia mieloptisik Anemia pada gagal ginjal kronik Anemia pada mielofibrosis Anemia pada sindrom mielodisplastik Anemia pada leukemia akut c) Anemia makrositer Megaloblastik o Anemia defisiensi folat o Anemia defisiensi vitamin B12 Nonmegaloblastik o Anemia pada penyakit hati kronik o Aemia pada hipotiroid o Anemia pada sindroma mielodisplastik

3. Ny. Ana dan suaminya bekerja sebagai petani penggarap dan memiliki 6 orang anak serta anak terakhirnya berusia 5 bulan dan masih disusui. a. Bagaimana hubungan kondisi sosial ekonomi dengan keluhan? Jawab: Faktor ekonomi mempengaruhi asupan nutrisi seseorang yang akan mengakibatkan defisiensi zat besi sehingga terjadilah anemia.

b. Bagaimana hubungan menyusui anak dengan keluhan? Jawab: Pada saat menyusui nutrisi yang dibutuhkan juga meningkat sedangkan asupa nutrisi Ny. Ana tidak mencukupi sehingga mengakibatkan keluhan-keluhan.

c. Bagaimana hubungan pekerjaan Ny. Ana dan suaminya dengan keluhan yang dialami? Jawab: Pekerjaan Ny. Ana dan suaminya sebagai petani penggarap sawah mengharuskan mereka bekerja ditempat yang lebih becek dan lembab sehingga memudahkan tubuh terinfeksi cacing tambang yang bisa mengakibatkan anemia.

Skenario A blok 12 tutor 2 Anemia defisiensi besi

Page 10

4. Menu makan harian Ny. Ana sepiring nasi setiap makan disertai lauk seperti ikan asin dan jarang mengkonsumsi daging, ayam, telur, sayur buahan. a. Bagaimana asupan nutrisi yang baik untuk ibu menyusui? Jawab: 1) Ibu menyusui membutuhkan tambahan sekitar 750 kkal/ hari 2) Tambahan zat besi 5 mg 3) Tambahan asam folat 260-280 g 4) Vitamin B12 2,2 2,6 g dan buah-

b. Apa dampak hanya mengkonsumsi 1 piring nasi dan ikan asin dan jarang mengkonsumsi daging, ayam, telur, sayur dan buah-buahan? Jawab: Dapat kekurangan asupan nutrisi, karena Ny. Ana ini dalam kondisi menyusui anaknya sedangkan asupan yang masuk, sangat sedikit jadi tidak sesuai dengan pengeluaranyaa.

c. Apa saja kandungan nutrisi dari daging, ayam, telur, sayur dan buah-buahan? Jawab: 1) Nama Bahan Makanan : Daging Ayam

Banyaknya Daging Ayam yang diteliti (Food Weight) = 100 gr Bagian Daging Ayam yang dapat dikonsumsi (Bdd / Food Edible) = 58 % Jumlah Kandungan Energi Daging Ayam = 302 kkal Jumlah Kandungan Protein Daging Ayam = 18,2 gr Jumlah Kandungan Lemak Daging Ayam = 25 gr Jumlah Kandungan Karbohidrat Daging Ayam = 0 gr Jumlah Kandungan Kalsium Daging Ayam = 14 mg Jumlah Kandungan Fosfor Daging Ayam = 200 mg Jumlah Kandungan Zat Besi Daging Ayam = 2 mg Jumlah Kandungan Vitamin A Daging Ayam = 810 IU Jumlah Kandungan Vitamin B1 Daging Ayam = 0,08 mg Jumlah Kandungan Vitamin C Daging Ayam = 0 mg

Skenario A blok 12 tutor 2 Anemia defisiensi besi

Page 11

2) Nama Bahan Makanan : Daging Sapi Nama Lain / Alternatif : Banyaknya Daging Sapi yang diteliti (Food Weight) = 100 gr Bagian Daging Sapi yang dapat dikonsumsi (Bdd / Food Edible) = 100 % Jumlah Kandungan Energi Daging Sapi = 207 kkal Jumlah Kandungan Protein Daging Sapi = 18,8 gr Jumlah Kandungan Lemak Daging Sapi = 14 gr Jumlah Kandungan Karbohidrat Daging Sapi = 0 gr Jumlah Kandungan Kalsium Daging Sapi = 11 mg Jumlah Kandungan Fosfor Daging Sapi = 170 mg Jumlah Kandungan Zat Besi Daging Sapi = 3 mg Jumlah Kandungan Vitamin A Daging Sapi = 30 IU Jumlah Kandungan Vitamin B1 Daging Sapi = 0,08 mg 3) Nama Bahan Makanan : Telur Ayam Nama Lain / Alternatif : Banyaknya Telur Ayam yang diteliti (Food Weight) = 100 gr Bagian Telur Ayam yang dapat dikonsumsi (Bdd / Food Edible) = 90 % Jumlah Kandungan Energi Telur Ayam = 162 kkal Jumlah Kandungan Protein Telur Ayam = 12,8 gr Jumlah Kandungan Lemak Telur Ayam = 11,5 gr Jumlah Kandungan Karbohidrat Telur Ayam = 0,7 gr Jumlah Kandungan Kalsium Telur Ayam = 54 mg Jumlah Kandungan Fosfor Telur Ayam = 180 mg Jumlah Kandungan Zat Besi Telur Ayam = 3 mg Jumlah Kandungan Vitamin A Telur Ayam = 900 IU Jumlah Kandungan Vitamin B1 Telur Ayam = 0,1 mg Jumlah Kandungan Vitamin C Telur Ayam = 0 mg

Skenario A blok 12 tutor 2 Anemia defisiensi besi

Page 12

5. Riwayat menstruasi teratur. Riwayat penyakit dahulu tidak pernah menderita penyakit yang lama. a. Apa makna riwayat menstruasi normal dan tidak pernah menderita penyakit yang lama? Jawab: Makna riwayat menstruasi normal dan tidak menderita penyakt yang lama, adalah untuk membantu menegakkan diagnosis penyebab terjadinya anemia. Anemia sendiri bukan merupakan penyakit yang berlangsung secara akut melainkan penyakit yang berlangsung secara kronis. Anemia juga dapat berlangsung akibat kondisi perdarahan yang hebat atau kondisi penyakit kronik yang dialami dimana penyakit tersebut dapat menyebabkan perdarahan atau penurunan pembuatan eritrosit seperti penyakit GGK, Sirosis hepatis, Gangguan Fungsi Paru, dan kondisi keacingan.

6. Pemeriksaan fisik: Keadaan umum : tampak pucat, Nadi 100 x/menit, RR 24 x/menit, suhu 36,8 C, TD 110/70 mmhg, TB 155cm, BB 46 kg. Keadaan khusus: o Kepala o Leher o Thoraks o Abdomen teraba. o Ekstremitas: edem tungkai (-), telapak tangan dan kaki pucat. a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme dari pemeriksaan fisik? Jawab: Semua pemeriksaan fisik normal kecuali tampak pucat, konjungtiva pucat dantelapak tangan serta kaki pucat. 1) Mekanisme pucat Keseimbangan besi yang negative serum Fe menurun plasma mengikat besi meningkat (IBC meningkat) sinetesis hemoglobin menurun gangguan hemoglobinisasi RBC yang sedang berkembang RBC pucat (hipokrom) dan kecil (mikrositer) : konjungtiva pucat : JVP (5-2) cm H2O, pembesaran KGB (-) : jantung dan paru normal : datar, lemas, bising usus normal, hepar dan lien tidak

Skenario A blok 12 tutor 2 Anemia defisiensi besi

Page 13

7. Pemeriksaan laboratorium Darah : Hb 9,1 g/dl, MCV 70 fl, MCH 25%, MCHC 29 %,. Gambaran darah tepi : anisositosis, hipokrom mikrositer, poilkilositosis, Fe serum 12 g/, iron binding capacity 460 g/dl, serum feritin 14 g/dl a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme dari pemeriksaan laboratorium? Jawab: 1) Hb 9,1 g/dl Interpretasi : Anemia (normal = 13-18 gr/dl Mekanisme : Defisiensi zat besi pembentukan Hb terganggu Hb menurun. 2) MCV 70 fl Interpretasi : Mikrositer (normal = 80-94 fl) Mekanisme : anemia defisiensi Fe serum Fe menurun plasma mengikat besi meningkat (IBC meningkat) sinetesis hemoglobin menurun gangguan hemoglobinisasi RBC yang sedang berkembang RBC kecil (mikrositer) 3) MCH 25% Interpretasi : Hipokrom (normal = 27-31%) Mekanisme : anemia defisiensi Fe setelah serum Fe menurun plasma mengikat besi meningkat (IBC meningkat) sinetesis hemoglobin menurun gangguan hemoglobinisasi RBC yang sedang berkembang RBC pucat (hipokrom). 4) MCHC 29% Interpretasi : Hipokrom (normal = 33-37%) Mekanisme : anemia defisiensi Fe setelah serum Fe menurun plasma mengikat besi meningkat (IBC meningkat) sinetesis hemoglobin menurun gangguan hemoglobinisasi RBC yang sedang berkembang RBC pucat (hipokrom). 5) anisositosis Interpretasi : ukuran eritrosit bervariasi (eritrosit normal berbentuk piringan bikonkaf dengan diameter 6-8 m) Mekanisme : Defisiensi besi eritropoesis terganggu ukuran eritrosit bervariasi.

Skenario A blok 12 tutor 2 Anemia defisiensi besi

Page 14

6) hipokrom mikrositer Interpretasi : warna eritrosit pucat dan ukuran eritrosit kecil Mekanisme : anemia defisiensi Fe setelah serum Fe menurun plasma mengikat besi meningkat (IBC meningkat) sinetesis hemoglobin menurun gangguan hemoglobinisasi RBC yang sedang berkembang RBC pucat (hipokrom) dan kecil (mikrositer)

7) poikilositosis? Interpretasi : bentuk dari eritrosit yang bervariasi Mekanisme : Defisiensi besi eritropoesis terganggu bentuk eritrosit bervariasi

Skenario A blok 12 tutor 2 Anemia defisiensi besi

Page 15

8) Fe serum 12 ug/dl? Interpretasi : menurun (normal = 50-150g/dl) Mekanisme : Defisiensi Fe berlangsung secara bertahap dan lambat. Pada tahap pertama yang terjadi adalah penurunan simpanan Fe. Terjadi anemia tetapi belum terjadi perubahan pada ukuran sel darah merah. Feritin serum menjadi rendah sementara Total Iron Binding Capacity serum meningkat. Setelah simpanan Fe habis, produksi sel darah merah tetap dilakukan. Fe serum akan mulai menurun dan saturasi transferin juga menurun. Pada tahap awal Mean Corpuscular Volume (MCV) tetap normal. Pada keadaan lanjut, MCV mulai menurun dan ditemukan gambaran sel mikrositik hipokrom. Kemudian terjadi anisositosis diikuti dengan poikilositosis. Didapatkan sel darah merah yang mikrositik hipokrom. Serum Iron (SI) menurun, sedangkan Iron Binding Capacity (IBC) bertambah. 9) Iron binding capacity 460 ug/dl? Interpretasi : meningkat (normal = 240-360g/dl) Mekanisme : Defisiensi Fe berlangsung secara bertahap dan lambat. Pada tahap pertama yang terjadi adalah penurunan simpanan Fe. Terjadi anemia tetapi belum terjadi perubahan pada ukuran sel darah merah. Feritin serum menjadi rendah sementara Total Iron Binding Capacity serum meningkat. Setelah simpanan Fe habis, produksi sel darah merah tetap dilakukan. Fe serum akan mulai menurun dan saturasi transferin juga menurun. Pada tahap awal Mean Corpuscular Volume (MCV) tetap normal. Pada keadaan lanjut, MCV mulai menurun dan ditemukan gambaran sel mikrositik hipokrom. Kemudian terjadi anisositosis diikuti dengan poikilositosis. Didapatkan sel darah merah yang mikrositik hipokrom. Serum Iron (SI) menurun, sedangkan Iron Binding Capacity (IBC) bertambah. 10) Serum feritin 14 ug/dl? Interpretasi : menurun (normal = 20-250g/dl) Mekanisme : Defisiensi Fe berlangsung secara bertahap dan lambat. Pada tahap pertama yang terjadi adalah penurunan simpanan Fe. Terjadi anemia tetapi belum terjadi perubahan pada ukuran sel darah merah. Feritin serum menjadi Skenario A blok 12 tutor 2 Anemia defisiensi besi
Page 16

rendah sementara Total Iron Binding Capacity serum meningkat. Setelah simpanan Fe habis, produksi sel darah merah tetap dilakukan. Fe serum akan mulai menurun dan saturasi transferin juga menurun. Pada tahap awal Mean Corpuscular Volume (MCV) tetap normal. Pada keadaan lanjut, MCV mulai menurun dan ditemukan gambaran sel mikrositik hipokrom. Kemudian terjadi anisositosis diikuti dengan poikilositosis. Didapatkan sel darah merah yang mikrositik hipokrom. Serum Iron (SI) menurun, sedangkan Iron Binding Capacity (IBC) bertambah. Tabel. Interpretasi Fe serum, IBC dan Serum feritin : Nilai normal Fe Serum IBC 50-150g/dl 240-360g/dl Kasus 12g/dl 460 g/dl Interpretasi Menurun Meningkat Keterangan Defisiensi besi Kapasitas transferin serum mengikat meningkat karena menunjukkan tingkat kejenuhan apotransferin terhadap besi Serum Feritin 20-250g/dl 14g/dl Menurun Untuk menilai cadangan total besi tubuh besi

Skenario A blok 12 tutor 2 Anemia defisiensi besi

Page 17

b. Bagaimana cara pemeriksaan darah lengkap dan darah tepi? Jawab: Pemeriksaan kadar hemoglobin (Hb)Cara pemeriksaan kadar Hb yang lazim digunakan adalah cara fotoelektrik dan kolorimetrikvisual. 1) Cara fotoelektrik Dengan cara ini, hemoglobin diubah menjadi sianmethemoglobin

(hemoglobin-sianida) dalam larutan yang berisi kaliumferrisianida dan kalium sianida. Larutan Drabkin mengubah hemoglobin, oksihemoglobin, methemoglobin dan karboksihemoglobin menjadi sianmethemoglobin. Cara ini tidak kita bahas lebih lanjut, yang jelas cara ini sangat bagus untuk laboratorium rutin karena memiliki akurasi yang sangat tinggi. 2) Carakolorimetrikvisual(caraSahli) Dengan cara ini, hemoglobin diubah menjadi hematin asam yang berwarna coklat. Kemudian warna ini dibandingkan dengan warna standar secara visual. Langkahlangkah pemeriksaan dengan cara Sahli yaitu: a) Masukkan 5 tetes HCl 0,1 N ke dalam tabung pengencer b) Isap darah kapiler atau darah vena dengan antikoagulan EDTA atau oksalat dengan menggunakan pipet Hb sampai tanda 20 L tanpa terputus c) Hapuslah darah diluar ujung pipet d) Segera alirkan darah ke dasar tabung,. e) Angkat pipet sedikit lalu hisap HCl 2 atau 3 kali untuk membersihkan darah. f) Aduklah supaya cepat terjadi reaksi antara darah dan HCl. Selama pengadukan tambahkan setetes demi setetes aquades. g) Setelah 3-5 menit bandingkan warna tersebut dengan warna standar sampai benarbenar sama. Bacalah kadar Hb setinggi permukaan cairan dalam tabung

Skenario A blok 12 tutor 2 Anemia defisiensi besi

Page 18

Kelemahan metode ini adalah: Tak semua hemoglobin menjadi hematin asam, misalnya

karboksihemoglobin (Hb-CO2), methemoglobin dan sulfhemoglobin Kemampuan visual pemeriksa sangat mempengaruhi hasil Cahaya yang kurang terang mempengaruhi hasilPenghitungan sel-sel darah. Lekosit, eritrosit dan trombosit dihitung setelah diencerkan. Pada laboratorium besar, penghitungan dilakukan secara elektronik dan pengenceran otomatis sehingga memberikan hasil yang sangat akurat. Selanjutnya cara ini tak dibahas. Selain itu, masih ada cara manual yang tetap diperlukan hingga saat ini yaitu menggunakan pipet dan kamar hitung. Untuk menghitung lekosit, darah diencerkan dalam pipa lekosit lalu dimasukkan ke dalam kamar hitung. Pengencer yang digunakan adalah larutan Turk. Langkah-langkah pemeriksaan yang diterapkan adalah: a) Hisap darah kapiler, darah EDTA atau darah oksalat sampai tanda 0,5 b) Hapus kelebihan darah di ujung pipet c) Masukkan ujung pipet ke dalam larutan Turk dengan sudut 45o, tahan agar tetap di tanda 0,5. Isap larutan Turk hingga mencapai tanda 11. Jangan sampai ada gelembung udara d) Tutup ujung pipet dengan ujung jari lalu lepaskan karet penghisap e) Kocok selama 15-30 detik f) Letakkan kamar hitung dengan penutup terpasang secara horisontal di atas meja g) Kocok pipet selama 3 menit, jaga agar cairan tak terbuang dari pipet h) Buang semua cairan di batang kapiler (3-4 tetes) dan cepat sentuhkan ujung pipet ke Skenario A blok 12 tutor 2 Anemia defisiensi besi
Page 19

kamar hitung dengan menyinggung pinggir kaca penutup dengan sudut 30o. Biarkan kamar hitung terisi cairan dengan daya kapilaritas i) Biarkan 2-3 menit supaya lekosit mengendap j) Gunakan lensa obyektif mikroskop dengan pembesaran 10 kali, fokus dirahkan ke garis-garis bagi. k) Hitunglah lekosit di empat bidang besar dari kiri atas ke kanan, ke bawah lalu ke kiri, kebawah lalu ke kiri dan seterusnya. Untuk sel-sel pada garis, yang dihitung adalah padagaris kiri dan atas. l) Jumlah lekosit per L darah adalah: jumlah sel X 50 Penghitungan eritrosit Untuk menghitung eritrosit, darah diencerkan dalam pipa eritrosit lalu dimasukkan ke dalam kamar hitung. Pengencer yang digunakan adalah larutan Hayem. Langkah-langkah pemeriksaan yang diterapkan adalah: a. Hisap darah kapiler, darah EDTA atau darah oksalat sampai tanda 0,5 b. Hapus kelebihan darah di ujung pipet c. Masukkan ujung pipet ke dalam larutan Hayem dengan sudut 45o, tahan agar tetap di

tanda 0,5. Isap larutan Hayem hingga mencapai tanda 101. Jangan sampai ada gelembung udara d. Tutup ujung pipet dengan ujung jari lalu lepaskan karet penghisap e. Kocok selama 15-30 detik f. Letakkan kamar hitung dengan penutup terpasang secara horisontal di atas meja g. Kocok pipet selama 3 menit, jaga agar cairan tak terbuang dari pipet

h. Buang semua cairan di batang kapiler (3-4 tetes) dan cepat sentuhkan ujung pipet ke kamar hitung dengan menyinggung pinggir kaca penutup dengan sudut 30o. Biarkankamar hitung terisi cairan dengan daya kapilaritas. Skenario A blok 12 tutor 2 Anemia defisiensi besi
Page 20

i. Biarkan 2-3 menit supaya eritrosit mengendap j. Gunakan lensa obyektif mikroskop dengan pembesaran 40 kali, fokus dirahkan ke garis-garis bagi dalam bidang besar yang tengah. k. Hitunglah eritrosit di 5 bidang sedang yang masing-masing tersusun atas 16 bidang kecil, dari kiri atas ke kanan, ke bawah lalu ke kiri, ke bawah lalu ke kiri dan seterusnya. Untuk sel-sel pada garis, yang dihitung adalah pada garis kiri dan atas. l. Jumlah lekosit per L darah adalah: jumlah sel X 10000)

Penghitungan trombosit Ada 2 cara penghitungan trombosit yaitu cara langsung dan cara tak langsung. Cara tak langsung tidak dibahas dalam kuliah ini. Untuk menghitung trombosit secara langsung, darah diencerkan dalam pipet eritrosit lalu dimasukkan ke dalam kamar hitung. Pengencer yang digunakan adalah larutan Rees Ecker. Langkahlangkah pemeriksaan yang diterapkan adalah: a) Hisap cairan Rees Ecker sampai tanda 1 dan buang lagi cairan tersebut b) Hisap darah sampai tanda 0,5 dan cairan Rees Ecker sampai tanda 101 lalu kocok selama 3 menit c) Lanjutkan langkah-langkah seperti penghitungan eritrosit d) Biarkan kamar hitung selama 10 menit dalam posisi horisontal supaya trombosit mengandap e) Hitunglah trombosit dalam seluruh bidang besar tengah dengan lensa obyektif besar f) Jumlah trombosit per L darah adalah: jumlah trombosit x 2000.

Skenario A blok 12 tutor 2 Anemia defisiensi besi

Page 21

8. Bagaimana cara mendiagnosis dari kasus ini? Jawab: Diagnosis anemia defisiensi besi ditegakkan berdasarkan hasil temuan dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan laboratorium yang dapat mendukung sehubungan dengan gejala klinik yang sering tidak khas. a. Anamnesis Ditujukan untuk mengeksplorasi : Riwayat penyakit sekarang. Riwayat penyakit terdahulu. Riwayat gizi. Anamnesis mengenai lingkungan, pemaparan bahan kimia fisik serta riwayat pemakaian obat. b. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik terhadap pasien pada konjungtiva mata, warna kulit, kuku, mulut, dan papil lidah apakah terdapat gejala umum anemia/ sindrom anemia. c. Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan laboratorium meliputi : pemeriksaan index eritrosit, retikulosit, morfologi darah tepi. pemeriksaan darah rutin seperti Hb, PCV, leukosit, trombosit. pemeriksaan status besi (Fe serum, TIBC, saturasi transferin, FEP, feritin) apus sumsum tulang. 9. Apa saja DD pada kasus ini? Jawab: Anemia defisiensi besi MCV MCH Serum Iron TIBC Saturasi tranferin Feritin serum < 15 % < 20 Anemia akibat Thalassemia Anemia Sideroblastik Normal Normal > 20 % /N /N Normal Normal/ > 20 %

peny.kronik /N /N 10 20 % Normal

Skenario A blok 12 tutor 2 Anemia defisiensi besi

Page 22

10. pemeriksaan penunjang tambahan apa saja yang dibutuhkan untuk menegakkan penyakit pada kasus ini? Jawab: Pemeriksaan laboratorium pada pasien anemia (Doenges, 2000 :572) : 1) Jumlah eritrosit : menurun (AP), menurun berat (aplastik); MCV (volume korpuskular rerata) dan MCH (hemoglobin korpuskular rerata) menurun dan mikrositik dengan eritrosit hipokronik (DB), peningkatan (AP). Pansitopenia (aplastik). Nilai normal eritrosit (juta/mikro lt) : 3,9 juta per mikro liter pada wanita dan 4,1 -6 juta per mikro liter pada pria 2) Jumlah darah lengkap (JDL) : hemoglobin dan hematokrit menurun. 3) Jumlah retikulosit : bervariasi, misal : menurun (AP), meningkat (respons sumsum tulang terhadap kehilangan darah/hemolisis). 4) Pewarna sel darah merah : mendeteksi perubahan warna dan bentuk (dapat mengindikasikan tipe khusus anemia). 5) LED : Peningkatan menunjukkan adanya reaksi inflamasi, misal : peningkatan kerusakan sel darah merah : atau penyakit malignasi. 6) Masa hidup sel darah merah : berguna dalam membedakan diagnosa anemia, misal : pada tipe anemia tertentu, sel darah merah mempunyai waktu hidup lebih pendek. 7) Tes kerapuhan eritrosit : menurun (DB). 8) SDP : jumlah sel total sama dengan sel darah merah (diferensial) mungkin meningkat (hemolitik) atau menurun (aplastik). Nilai normal Leokosit (per mikro lt) : 6000 10.000 permokro liter 9) Jumlah trombosit : menurun caplastik; meningkat (DB); normal atau tinggi (hemolitik). Nilai normal Trombosit (per mikro lt) : 200.000 400.000 per mikro liter darah 10) Hemoglobin elektroforesis : mengidentifikasi tipe struktur hemoglobin. Nilai normal Hb (gr/dl) : Bilirubin serum (tak terkonjugasi): meningkat (AP, hemolitik). 11) Folat serum dan vitamin B12 membantu mendiagnosa anemia sehubungan dengan defisiensi masukan/absorpsi 12) Masa perdarahan : memanjang (aplastik) 13) LDH serum : menurun (DB) 14) Tes schilling : penurunan eksresi vitamin B12 urine (AP)

Skenario A blok 12 tutor 2 Anemia defisiensi besi

Page 23

15) Guaiak : mungkin positif untuk darah pada urine, feses, dan isi gaster, menunjukkan perdarahan akut / kronis (DB). 16) Pemeriksaan andoskopik dan radiografik : memeriksa sisi perdarahan : perdarahan GI 17) Aspirasi sumsum tulang/pemeriksaan/biopsi : sel mungkin tampak berubah dalam jumlah, ukuran, dan bentuk, membentuk, membedakan tipe anemia, misal: peningkatan megaloblas (AP), lemak sumsum dengan penurunan sel darah (aplastik)

11. Apa WD pada kasus ini? Jawab: Anemia hipokromik makrositer defisiensi besi.

12. Apa etiologi dari kasus ini? Jawab: defisiensi zat besi

13. Bagaimana epidemiolgi dari penyakit pada kasus? Jawab: Afrika Laki dewasa Wanita tak hamil Wanita hamil 6% 20% 60% Amerika latin 3% 17%-21% 39%-46% Indonesia 16%-50% 25%-48% 46%-92%

14. Bagaimana manifestasi klinis pada penyakit ini? Jawab: 1) Gejala umum anemia Gejala ini baru akan timbul apabila terjadi penurunan kadar hemoglobin hingga 7-8 gr/dl Lemah, lesu, lelah, mata berkunang-kunang dan telinga berdenging 2) Gejala khas defisiensi besi Koilonichya (spoon nail) yaitu kuku yang cekung seperti sendok, memiliki garis-garis vertikal dan rapuh. Atrofi papil lidah sehingga permukaan lidah menjadi licin dan mengkilap

Skenario A blok 12 tutor 2 Anemia defisiensi besi

Page 24

Stomatitis angularis (cheilosis) yaitu adanya radang pada sudut mulut berupa bercak keputihan Disfagia Atrofi mukosa gaster pica : keinginan makan makanan yang tidak lazim seperti tanah liat, lem dll

15. Bagaimana tatalaksana secara komprehensif pada kasus ini? Jawab: Terapi kausal: tergantung penyebabnya, misalnya : pengobatan cacing tambang, pengobatan hemoroid, pengobatan menoragia. Dalam hal ini adalah Ulkus, ganti antasid dengan obat-obat sitoprotektif seperti Sukralfat (Al-sukrosa Sulfat) Ganti obat NSAID dengan yang dapat dipakai dalam jangka waktu lama tanpa menggangu sistem GIT. Pemberian preparat besi untuk mengganti kekurangan besi dalam tubuh : Besi peroral : merupakan obat pilihan pertama karena efektif, murah dan aman. Besi parental : Efek samping lebih berbahaya, serta harganya lebih mahal. Indikasi, yaitu: Intoleransi oral berat Kepatuhan berobat berkurang Kolitis ulserativa Perlu peningkatan Hb secara cepat (misal preoperasi, hamil trisemester terakhir) Preparat yang tersedia : iron dextran complex, iron sorbitol citric acid complex. Efek samping obat : reaksi anafilaksism flebitis, sakit kepala, flushing, mual, muntah, nyeri perut dan sinkop.

Cara pemberian Besi : Dosis besi parental : harus dihitung dengan tepat karena besi berlebihan akan membahayakan pasien. Besarnya dosis dapat dihitung dengan rumus berikut ini : Kebutuhan besi (mg) = (15-Hb sekarang) x BB x 3 Skenario A blok 12 tutor 2 Anemia defisiensi besi
Page 25

Pengobatan lain Diet : sebaiknya diberikan makanan bergizi dengan tinggi protein terutama yang berasal dari protein hewani Vitamin C : vitamin C diberikan 3 x 100 mg/ hari untuk meningkatkan absopsi tubuh Transfusi darah : anemia kekurangan besi jarang memerlukan transfusi darah. Indikasi pemberian transfusi darah pada anemia kekurangan besi adalah : Hb < 7 gr/dl Anemia yang sangat simptomatik, misalnya anemia dengan gejala pusing yang mencolok Penderita memerlukan peningkatan kadar hemoglobin yang cepat,

16. Apasaja komplikasi dari penyakit pada kasus ini? Jawab: Komplikasi seperti pada anemia yang lain apabila anemianya berat maka akan timbul komplikasi pada sistem kardiovaskuler berupa dekompensatio cordis.

17. Bagaimana prognosis dari penyakit ini? Jawab: Quo at vitam Quo at functional : bonam : bonam

18. Bagaimana KDU dalam kasus ini? Jawab:

Skenario A blok 12 tutor 2 Anemia defisiensi besi

Page 26

KDU 4
mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaanpemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya : pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan mampu menangani problem itu secara mandiri hingga tuntas.

19. Apa pandangan islam mengenai kasus ini? Jawab:


Dari Abu Hurairah r.a. Nabi Muhammad SAW. Bersabda : Tidaklah seorang muslim ditimpa musibah, kesusahan, kesedihan, penyakit, gangguan menumpuk pada dirinya kecuali Allah SWT hapuskan akan dosa-dosanya (HR. Bukhari dan Muslim)

Skenario A blok 12 tutor 2 Anemia defisiensi besi

Page 27

IV.

Kerangka Konsep

Ibu menyusui

Kebutuhan +

Asupan (-)

Sosial ekonomi

Peurunan cadanga besi

Fe serum menurun

Penurunan serum feritin

Cadangan besi tubuh menurun

Penurunan saturasi transferin

Penurunan TIBC

Eritripoesis meurun

Kadar HB menurun

Suplai O2 kejaringan menurun

Eritrosit menurun

Lelah dan pusing

MCV, MCH, MCHC menurun

Poilkilositosis, anisositosis,hipokrom mikositer

Skenario A blok 12 tutor 2 Anemia defisiensi besi

Page 28

V. Kesimpulan Nyonya Ana seorang ibu menyusui mengalami anemia defisiensi zat besi karena asupan nutrisi yang inadekuat. ANEMIA DEFISIENSI BESI 1. Definisi Anemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul akibat berkurangnya penyediaan besi untuk eritropoietik karena cadangan besi kosong sehingga pembentukan hemoglobin berkurang. Berbeda dengan anemia akibat penyakit kronik, berkurangnya penyediaan besi untuk eritropoietik terjadi akibat pelepasan besi dari system retikuloendotelial yang berkurang, sementara cadangan besi normal. Namun, kedua jenis anemia ini merupakan anemia dengan gangguan metabolisme besi. 2. Epidemiologi Anemia defisiensi besi (ADB) merupakan jenis anemia yang paling banyak diderita oleh penduduk di negara berkembang, termasuk di indonesia. Sebanyak 16-50 % laki-laki dewasa di Indonesia menderita ADB dengan penyebab terbanyak yaitu infeksi cacing tambang (54%) dan hemoroid (27%). 25-48 % perempuan dewasa di Indonesia menderita ADB dengan penyebab terbanyak menorraghia (33%) , hemoroid (17%) dan infeksi cacing tambang (17%). 46-92 % wanita hamil di Indonesia menderita ADB. 3. Etiologi Anemia defisiensi besi dapat disebabkan oleh karena rendahnya masukan besi, gangguan absorbs, serta kehilangan besi akibat perdarahan menahun : Kehilangan besi sebagai akibat perdarahan menahun dapat berasal dari : Saluran cerna : akibat dari tukak peptic, pemakaian salisilat atau NSAID, kanker lambung, kanker kolon, divertikulosis, hemoroid dan infeksi cacing tambang (ankilostomiasis) Saluran genitalia perempuan : menorrhagia atau metrorhagia Saluran kemih : hematuria Saluran nafas : hemaptoe

Penyebab perdarahan paling sering pada laki-laki adalah perdarahan gastrointestinal, di Negara tropic paling sering karena infeksi cacing tambang (ankilostomiasis). Sedangkan pada perempuan dalam masa reproduksi paling sering karena menometrorhagia. Skenario A blok 12 tutor 2 Anemia defisiensi besi
Page 29

Faktor nutrisi : akibat kurangnya jumlah besi total dalam makanan, atau kualitas besi (bioavailabilitas) besi yang tidak baik (makanan banyak serat, rendah vitamin C, dan rendah daging)

Kebutuhan besi meningkat : seperti pada prematuritas, anak dalam masa pertumbuhan dan kehamilan Gangguan absorbs besi : gastrektomi, tropical sprue atau colitis kronik

4. Metabolisme Besi Besi dalam makanan terikat pada molekul lain yang lebih besar. Di dalam lambung besi akan dibebaskan menajdi ion feri oleh pengaruh asam lambung (HCl). Di dalam usus halus, ion feri diubah menjadi ion fero oleh pengaruh alkali. Ion feri inilah yang kemudian diabsorbsi oleh sel mukosa usus. Sebagian akan disimpan sebagai persenyawaan feritin dan sebagian masuk ke peredaran darah berikatan dengan protein yang disebut transferin. Selanjutnya transferin ini akan dipergunakan untuk sintesis hemoglobin. Sebagian dari transferin yang tidak terpakai akan disimpan sebagai labile iron pool. Ion fero diabsorbsi jauh lebih mudah dari pada ion feri., terutama bila makanan mengandung vitamin atau fruktosa yang akan membentuk suatu kompleks besi yang larut, sedangkan fosfat, oksalat dan fitrat menghambat absorbs besi.

5. Patogenesis dan Patofisiologi Skenario A blok 12 tutor 2 Anemia defisiensi besi


Page 30

Perubahan Fungsional Anemia

Iron Depleted Stated Cadangan besi menurun namun, eritropoietik belum terganggu Iron Deficient Eritropoietic Cadangan besi kosong dan eritropoietik terganggu namun, gejala anemia belum manifes Iron Deficiency Anemia Eritropoietik sangat terganggu, kadar Hb menurun sehingga gejala anemia bermanifes Anemia Defisiensi Besi

feritin serum pengecatan besi pada sumsum tulang negatif absorbsi besi melalui usus Free protophorfirin TIBC

Anemia hipokrom mikrositer Gejala klinik anemia

Perubahan Fungsional Non-Anemia

Sistem Neuromuskuler Fe mioglobin, enzim sitokrom, gliserofosfat gangguan gilkolisis asam laktat kelelahan otot Gangguan mental dan kecerdasan Fe gangguan enzim aldehidoksidase & enzim monoaminooksidase serotonin & katekolamin di otak Gangguan imunitas dan ketahanan terhadap infeksi Fe enzim untuk sintesis DNA dan enzim mieloperoksidase netrofil imunitas seluler Gangguan terhadap ibu hamil dan janin yang dikandung Fe angka kematian maternal, gangguan partus, risiko prematuritas, morbiditas & mortalitas fetus

6. Manifestasi Klinik 3) Gejala umum anemia Skenario A blok 12 tutor 2 Anemia defisiensi besi
Page 31

o Gejala ini baru akan timbul apabila terjadi penurunan kadar hemoglobin hingga 7-8 gr/dl o Lemah, lesu, lelah, mata berkunang-kunang dan telinga berdenging 4) Gejala khas defisiensi besi o Koilonichya (spoon nail) yaitu kuku yang cekung seperti sendok, memiliki garis-garis vertikal dan rapuh o Atrofi papil lidah sehingga permukaan lidah menjadi licin dan mengkilap o Stomatitis angularis (cheilosis) yaitu adanya radang pada sudut mulut berupa bercak keputihan o Disfagia o Atrofi mukosa gaster o Pica : keinginan makan makanan yang tidak lazim seperti tanah liat, lem dll 5) Gejala penyakit dasar o Gejala tergantung penyebab dasar yang menimbulkan anemia o Pada infeksi cacing tambang terdapat gejala dispepsia, parotis yang membengkak dan kulit telapak tangan berwarna kuning seperti jerami o Anemia akibat kanker kolon dapat disertai oleh gangguan BAB

7. Penegakan Diagnosis Terdapat tiga tahap diagnosis anemia defisiensi besi, yaitu : 1. Penentuan adanya anemia Anemia secara klinis dapat memberikan beberapa gambaran, yang disebut sebagai sindroma anemia yakni badan lemah, letih, leu, cepat lelah, mata berkunang-kunang, telinga sering berdenging. Namun, biasanya, gejala simptomatis ini ditemukan apabila kadar Hb < 7 g/dl. Pada pemeriksaan fisik ditemukan anemis pada konjutiva dan jaringan bawah kuku. Berdasarkan kadar hemoglobin, kriteria anemia menurut WHO ( Hoffbrand AV, 2001) : Kelompok Laki-laki dewasa Wanita dewasa tidak hamil Wanita dewasa hamil Kriteria anemia ( Hb) < 13 g/dl < 12 g/dl < 11 g/dl

2. Penentuan defisiensi besi sebagai penyebab anemia Manifestasi klinis yang khas untuk anemia defisiensi besi adalah ; a. Atrofi papil lidah ; permukaan lidah licin, mengkilap karena papil lidah hilang Skenario A blok 12 tutor 2 Anemia defisiensi besi
Page 32

b. Stomatitis angularis ; radang pada sudut mulut c. Disfagia akibat kerusakan epitel hipofaring d. Koilonichya ; kuku sendok ( spoon nail ), kuku rapuh, bergaris-garis vertical dan menjadi cekung sehingga mirip sendok e. Atrofi mukosa gaster f. Pica ; makan yang tidak lazim seperti tanah liat, es, lem dll

Secara laboratorium, untuk menegakan diagnosis defisiensi besi ( modifikasi kriteri Kerlin, et al ) yaitu : Anemia hipokrom mikrositik pada apusan darah tepi , atau MCV < 80 fl, dan MCHC < 31 % dengan salah satu dari criteria berikut : g. 2 dari 3 parameter berikut : i. Besi serum < 50 mg/dl ii. TIBC > 350 mg/dl iii. Saturasi transferin < 15 %

h. Feritin serum < 20 mg/l i. Pengecatan besi sumsum tulang negative j. Pemberian SF 3 x 200 mg/hari selama 4 minggu dapat meningkatkan kadar Hb > 2 gr.dl

3. Penentuan penyebab dasar timbulnya anemia defisiensi besi Gejala klinis tergantung pada penyeakit dasar yang menyertai. Pada anemia yang disebabkan oleh penyakit cacing tambang, ditemukan dyspepsia, parotis membengkak, dan kulit telapak tangan kuning seperti jerami. Apada anemia akibat perdarahan kronik akibat kanker kolon akan ditemukan keluhan BAB. Apabila dicurigai penyakit cacing tambang, dilakukan pemeriksaan feses untuk mencari telur cacing. Pada kecurigaan perdarahn sementara tidak ditemukan perdarahan nyata, maka dapat dilakukan tes darah samar ( occult blood test ) pada feses, dapat juga dilakukan endoskopi saluran cerna atas atau bawah jika ada indikasi.

Skenario A blok 12 tutor 2 Anemia defisiensi besi

Page 33

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

Ny. Ana 32 tahun seorang ibu menyusui mengalami anemia defisiensi besi karena asupan nutrisi yang inadekuat.

Skenario A blok 12 tutor 2 Anemia defisiensi besi

Page 34

DAFTAR PUSTAKA Davey, Patrick. 2003. At a Glance MEDICINE. Jakarta : Erlangga Departemen Kesehatan Republik Indonesia Dorland, W.A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta : EGC Ganong. 1993. Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC Guyton, Arthur C., John E. Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC Staf Pengajar FK UI. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta. Binarupa Harrison, T.R., Harrisons Principle of Internal Medicine, 17th ed., The McGraw-Hill Companies, Inc., United States Amerika, 2008 Katzung, B.G., 2007 , Basic and Clinical Pharmacology - 10th Ed., 1009-1011, The McGraw-Hill Companies, Inc., USA. Price,A. Sylvia, and Wilson, M. Lorraine., Patofisiologi, 6th ed., EGC., Jakarta. 2003. Vinay, Kumar, et all., Buku Ajar Patologi Robbins, 7th ed., EGC., Jakarta. 2007. Arif, Mansjoer, et all. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III, Cetakan ke sepuluh., Media Aesculapius., Jakarta. 2009.

Skenario A blok 12 tutor 2 Anemia defisiensi besi

Page 35

Anda mungkin juga menyukai