Anda di halaman 1dari 56

Secara embriologis

Secara anatomi

Epidermis Dermis Subkutis

Epidermis, berasal dari ektoderm

Dermis berasal dari mesoderm

Adneksa kulit: kuku, rambut, kelenjar sebacea, kelenjar apokrin, kelenjar ekrin

Fungsi: Proteksi barier, organisasi sel, sintesis vitamin D dan sitokin, pembelahan dan mobilisasi sel, pigmentasi (melanosit) dan pengenalan alergen (sel Langerhans).

Stratum korneum

Stratus lusidum

Stratum granulosu m

Stratum spinosum

Stratum basale

Terdiri atas sel keratinosit yang bisa mengelupa s dan

Berupa garis transluen terdapap ada kulit tebal: telapak tangan dan kaki

berganti

Ditandai oleh 3-5 lapis sel polygonal gepeng yang intinya ditengah sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar (granula keratohiali n) mengandun g protein kaya akan histidin Terdapat sel Langerhans .

Terdapat berkas filamen (tonofibr il) untuk mempert ahankan kohesi sel dan melindu ngi terhadap efek abrasi.

Terdapat aktifitas mitosis yang hebat dan bertanggu ng jawab dalam pembahar uan sel epidermis secara konstan.

Fungsi: struktur penunjang, mechanical strength, suplai nutrisi, menahan shearing forces dan respon inflamasi

Unsur seluler: fibroblas, sel mast, makrofagh, leukosit

Unsur fibrous: kolagen, elastis, retikulin

Substansi dasar

Pembuluh darah (plexus superfisialis dan profunda) dan limfe

Sistem saraf

Serabut adrenergic
menginervasi pembuluh darah (untuk vasokonstriksi pembuluh darah, m erector papilare (untuk kontraksi otot tersebut), dan kelenjar apokrin (untuk pengatur sekresi kelenjar apokrin)

Serabut kolinergik
menginervasi kelenjar ekrin.

Serabut sensorik
berfungsi untuk menerima rangsangan dari luar tubuh. akhiran serabut saraf sensorik, yaitu : Korpuskulum Meisnerri, Korpuskulum Paccini, Akhiran serabut saraf bebas.

Korpuskulum Meisnerri
menerima rangsangan sentuhan dan tekanan ringan Terdapat pada papilla dermis paling banyak pada telapak tangan dan kaki.

Korpuskulum Paccini
menerima rangsangan tekanan dalam terdapat pada dermis bagian dalam terutama pada bagian badan yang sering menahan beban berat

Akhiran serabut saraf bebas


menerima rangsangan panas, dingin, nyeri, gatal Akhiran saraf bebas ini terdapat terutama pada papilla dermis dan sekitar folikel rambut

Fungsi melekat ke struktur dasar, isolasi panas, cadangan kalori, kontrol bentuk tubuh dan mechanical shock absorber lapisan di bawah dermis (hipodermis) terdiri dari lapisan lemak, terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara longgar dengan jaringan di bawahnya. Berfungsi menunjang suplai darah ke dermis untuk regenerasi.

Arteri yang memberi nutrisi pada kulit membentuk pleksus terletak antara lapisan papiler dan retikuler dermis dan selain itu antara dermis dan jaringan subkutis. Cabang kecil meninggalkan pleksus ini memperdarahi papilla dermis, tiap papilla dermis punya satu arteri asenden dan satu cabang vena. Epidermis mendapat nutrient dari dermis melalui membran epidermis

Fungsi proteksi 2. Fungsi pengaturan suhu 3. Fungsi absorpsi 4. Fungsi ekskresi 5. Fungsi persepsi 6. Fungsi pembentukan pigmen 7. Fungsi keratinisasi 8. Fungsi pembentukan vitamin D
1.

Definisi Neoplasma
Pertumbuhan jaringan abnormal, terus menerus, tidak terkoordinasi

Mengalami proliferasi neoplastik

Membentuk massa neoplasma berupa tumor

Mekanisme neoplasma
Mutasi gen p53

karsinogen

Waktun laten

insiasi

Promosi

Fase menetap

Nevus pigmentosus 2. Xanthelasma 3. Siringoma 4. Trikoepitelioma 5. Dermatofibroma 6. Keratosis seboroika 7. Keloid 8. Silindrom (tumor turban) 9. Adenoma sebaseus
1.

No Nama

Asal

Tempat predileksi

Gambaran klinis

Anjuran terapi bedah listrik Bedah beku Bedah kimia Bedah (skalpel)

1.

Kerato Epider sis mis seboroi k

tubuh bagian papul berwarna coklat atas sampai hitam Muka Dapat generalisata Perabaan kenyal

2.

Nevus pigme ntosus

Krista neural

Muka dan badan lainya

Papul berbatas tegas dan berkilat, umumnya berambut Atas histologik ditemukan bentuk: intradermal, nevus verukosus, blue nevus, compound nevus, junctional nevus

No Nama

Asal

Tempat predileksi

Gambaran klinis

Anjuran terapi

3.

Siringoma

ekrin

kelopak mata bawah/atas Pipi dahi Muka dan badan

papul miliar dan lentikular Putih

Bedah (listrik)

4.

Trikoepitelio Folikel ma soliter rambut

papul coklat Telangiektasis Miliar Lentikular


Papul coklat Telangiektasis Papul coklat Kenyal

Bedah (listrik)

5.

Silindrom (tumor Turban) Adenoma sebaseus (Pringle)

Ekrin dan apokrin Jaringan ikat vaskular

muka Kulit kepala Muka (sekitar hidung)

Bedah (listrik) Bedah (skalpel)

6.

No 7. 8.

Nama Xanthelas ma

Asal Deposit lipoid

Tempat predileksi Kelopak mata Badan dan ektremitas

Gambaran klinis Papul coklat kekuningan Nodus, kadang bertangkai, datar berwarna kecoklatan, perabaan keras keras tak teratur berbatas tegas coklat dan keputihan

Anjuran terapi Bedah (skalpel) Bedah (skalpel)

Dermatofi Jaringan ikat broma

9.

Keloid

Jaringan ikat, umumnya karena trauma, bakat

daerah deltoid dada punggung ektremitas

intralesi N2 cair radiasi bedah

Lesi prakanker adalah suatu tumor yang dalam perjalanan penyakitnya dapat berubah menjadi ganas.

Penting mengenali penyakit ini, karena bila ditemukan dalam bentuk prakanker & diobati adekuat akan memberikan penyembuhan.
Djuanda Adhi. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. 2007
18

Karsi Tumor Etiologi/ nom No. Prankaker Predisposisi a sel basal 1. Keratosis Sinar aktinik matahari (Keratosis senilis) 2. Penyakit Arsen, virus Bowen tipe C 3. Eritroplasia Iritasi kronik di mukosa genitalia (pada pria tidak dikhitan)

Karsin Melano oma ma Sarko planos malign ma elulare a


+

19

Karsino Melan Etiologi/ Karsinom Tumor ma oma Sarko No. Predisposis a sel Prankaker planosel malig ma i basal ulare na 4. Leukoplaki Iritasi kronik a 5. Keratosis Arsen + arsenik 6. Giant Virus, + condylom kelembab a an (Buschke & Lowenstei n) 7. Fibroepiteli Sinar X + 20

Karsino Melan Etiologi/ Karsinom Tumor ma oma Sarko No. Predisposis a sel Prankaker planosel malig ma i basal ulare na 9. Giant Kongenital + congenita l nevus pigmentos us 10. Liken ? + sklerosus et atrofikus 11. Xeroderm Resesif + ++ + + a autosomal pigmentos 21

Kelainan kulit ditandai lesi hiperkeratotik akibat perubahan sel epidermis. Karena efek kumulatif sinar matahari. Makula atau plak bentuk sailor or farmer skin. bulat, iregular, batas tegas, kering, dengan skuama yang melekat atau berupa papula Lokalisasi permukaan yang terpajan keratotik berwarna kuning sinar matahari. sampai coklat dengan skuama keras di atasnya. 22

Gambaran histopatologi Pada epidermis dijumpai hiperkeratosis, parakeratosis, papilomatosis, hipogranulasi, epidermis yang displastik dengan sel atipik dan sitoplasma pucat. Dermis mengalami degenerasi elastik dengan infiltrat sel-sel radang kronik terutama limfosit dan sel plasma. Secara histopatologi dibedakan 3 tipe yaitu tipe hipertrofik, atrofik, dan tipe Bowen.

Atlas penyakit kulit, Siregar R S,

23

Diagnosis banding Veruka vulgaris: permukaan berdungkul dan perabaan keras. Keratosis seboroika: warna kecoklatan, permukaan licin dan konsistensi keras. Skin tag: umumnya bertangkai, permukaan kasar dengan perabaan lunak.

Prinsip destruksi lesi: cara bedah, bedah beku dengan nitrogen cair, salep 5-fluorourasil 1-5%. Prognosis baik. 20% berubah menjadi SCC

Atlas penyakit kulit, Siregar R S, 2005

24

Keratosis Radiasi (radiation induced keratosis) Akibat radiasi, pada penderita yang menjalani radioterapi. Sekitar 20% menjadi ganasa 2/3 menjadi BCC, 1/3 menjadi SCC. Keratosis Arsenik (arsenical keratosis) Arsenik digunakan sebagai obat pembunuh hama, jamur, dan tanaman pengganggu. Paparan kronis arsenik menimbulkan suatu lesi yang keras, kekuningan, plak hiperkeratosis, terutama pada daerah telapak tangan dan telapak kaki. Berpotensi menjadi BCC & SCC.
MedlinePlus, 2012
25

Adalah suatu penyakit atrofi berpigmen yang mulai pada masa kanak & berlangsung hingga awal senilitas pada kulit yang terpajan sinar matahari. Terdiri dari efelid, teleangiektasis, keratosis, papiloma, karsinoma, dan melanoma. Penyebab kerusakan biokimiawi pada sistem perbaikan DNA oleh sinar UV. Dapat mengenai usia anak-awal senilitas, perbedaan antara pria dan wanita tidak bermakna. Diturunkan autosomal resesif.
26

Adalah suatu penyakit atrofi berpigmen yang mulai pada masa kanak & berlangsung hingga awal senilitas pada kulit yang terpajan sinar matahari. Terdiri dari efelid, teleangiektasis, keratosis, papiloma, karsinoma, dan melanoma. Penyebab kerusakan biokimiawi pada sistem perbaikan DNA oleh sinar UV. Dapat mengenai usia anak-awal senilitas, perbedaan antara pria dan wanita tidak bermakna. Diturunkan autosomal resesif.
27

Gambaran utama adalah sensitivitas terhadap sinar dengan panjang gelombang 280-310 nm. Lesi yang paling buruk pada wajah , namun dapat mengenai bagian tubuh lain. Bintik pigmentasi bervariasi, dapat berwarna coklat hingga bercak atrofi berwarna putih dengan telangiektasis. Tumor slalu mengalami ulserasi atau berkrusta. Pada mata dapat terjadi fotofobia dan lakrimasi.

28

Lokalisasi pada kulit yang terpajan sinar matahari, wajah, leher, tangan, pergelangan tangan, dan tiap bagian kulit. Efloresensi bintik pigmentasi, berbagai ukuran, warna coklat, bercak atrofi berwarna putih & telangiektasis. Keganasan seperti keratosis solaris, karsinoma sel basal, karsinoma sel gepeng atau melanoma maligna selalu menjadi ulkus tidak teratur dan ditutup krusta warna coklat hitam.

29

Diagnosis banding Efelid & keratosis aktinik harus dipastikan dengan pemeriksaan histopatologi. Penatalaksanaan Hindari kontak sinar matahari. Keratosis aktinik dengan 5-fluorourasil supaya tidak jadi ganas. Jika sudah menjadi karsinoma dapat diatasi secara dini dengan eksisi. Prognosis Dari ringan-berat. Yang berat dapat timbul kematian pada masa anak. Risiko tinggi terkena BCC, SCC, atau melanoma maligna. Jarang melewati usia 7-10 tahun.

30

Sekitar 70% penderita melanoma maligna mempunyai riwayat tahi lalat pada daerah kankernya. Merupakan lesi prakanker adalah tahi lalat sejak lahir, ukuran > 2 cm, batas tidak jelas / tidak berbentuk, berbulu & mudah berdarah.

(Dermatology Information System, 2012).

31

Penyakit Paget

Karsinoma sel basal

Tumor ganas kulit

Melanoma malugna

Karsinoma sel squamosa

Definisi Karsinoma sel basal berasal dari dari sel-sel basal epidermis dan apendiknya dan bersifat ganas. Sifat ganas yang dimiliki tumor sel basal adalah bahwa tumor

tersebut dapat menginvasi ke jaringan subkutan, fasia, otot dan tulang dan tidak
bermetastase. Faktor Resiko
1. 2.

Faktor internal : umur, ras, genetik dan jenis kelamin Faktor eksternal : radiasi ultraviolet UVB dan UVL, bahan-bahan karsinogenik (arsen, hidrokarbon, dll) , trauma mekanis kulit (bekas luka bakar, bekas vaksin, iritasi kronis)

Awal : terbentuk nodul-nodul berukuran 2-4mm, translusen,

berwarna pucat seperti lilin.


Eritem pada kulit Disekitar terdapat telangiektasis. Nodul tampak rata awalnya membesar akan cekung ditengah,

meninggi dibagian pinggir seperti mutiara. Mudah berdarah bila


ada trauma membentuk erosi ulkus. Ulkus akan memberi gambaran seperti kawah, berbatas tegas, dasar irreguler, diatasnya tertutup krusta. Pada palpasi akan didapatkan indurasi .

Tak jauh berbeda dengan tipe nodul


Lesi berwarna kehitaman seperti melanoma maligna Palpasi teraba lembut dan berkilau. Dapat berupa lesi kistik dengan bentuk oval atau bulat

dengan cekung pada bagian tengah

Tipe ini jarang ditemui. Lesi ini berbentuk plakat dengan berwarna kekuningan dan pinggirnya tidak rata. Bahkan kadang-kadang meninggi. Pada permukaan terdapat folikel rambut yang

mencengkung di bagian tengahnya menyerupai sikatriks dan diatasnya tertutup oleh krusta. Tepi lesi cenderung invasive ke rah dalam dan menyerupai kelainan kulit skleroderma.

Tipe ini menyerupai bercak kemerahan dengan skuama halus dan tepi yang meninggi. Lesi dapat meluas secara lambat tanpa terbentuk ulser. Dapat berjumlah multiple dan sering ditemui pada bagian badan

Diagnosis karsinoma dapat ditegakkan sel basal berdasarkann anamnesis dan gambaran klinis. Konfirmasi histopatologis dengan cara biopsi eksisi, biopsi insisi, atau eksisi terapeutik diperlukan tergantung pada ukuran tumor dan tindakan yang akan diambil. Bila ada destruksi diperlukan CT-Scan dan MRI untuk menentukan tingkat kedalaman infiltrasi yang terjadi akibat desktruksi tersebut. Apabila sudah terjadi metastasis ke kelenkar limfe atau organ dalam perlu dilakukan pemeriksaan USG limfonodus, foto rontgen thoraks, dan CT-Scan Abdomen

Pembedahan
1. Bedah eksisi dilakukan bila ukuran tumor masih kecil

2.
3.

Kuretasi dan elektrodesikasi


Cryosurgery Pembedahan beku tersebut dilakukan dengan suatu bahan yang dapat menurunkan suhu jaringan dari puluhan sampai ratusan derajat Celcius dibawah 0.

Tindakan cryosurgeri dilakukan agar memberikan efek berupa : 1. Perubahan sel epidermis dan epidermolisis dalam pembekuaan yang ringan yang akan menimbulkan vesikulasi (pembentukan vesikel dan bula) lalu akan diikuti pembentukan krusta dan proses wound healing tanpa disertai dnegan jaringan parut dan hipopigmentasi. 2. Cryonecrosis, destruksi serta nekrosis sel dalam jaringan dermisa dan jaringan dibawahnya dengan cara pembentukan kristal es intra dan ekstra sel yang akan mengakibatkan kerusakan membran sel dan perubahan konsentrasi elektrolit, iskemik, respon immunologi selama proses pencairan es (thaw periode).

Tindakan preventif :
1.

Memakai sunscreen cream dengan SPF lebih dari 15-30 untuk menghindari paparan sinar UV. Menghindari radikal bebas dari sinar UV yang dapat merusak kulit, perlu antioksidan guna menetralkan kerusakan kulit berupa vitamin C, E dan betakaroten.

2.

Rekurensi
Karsinoma sel basal bila dilakukan terapi yang tidak adekuat akan menimbulkan rekurensi lebih tinggi, yakni selama 4 bulan atau 12 bulan setelah pengobatan. Prognosis Berdasarkan five years survival rate prognosis penyakit ini mencapai 99%.

Definisi Suatu keganasan pada kulit non melanoma yang berasal dari sel keratinosit epidermis yang merupakan tipe sel epidermis yang paling banyak dan salah satu kanker kulit yang juga ditemui setelah basalioma. Etiologi (belum diketahui secara pasti) Faktor resiko Sinar UV matahari, bahan-bahan karsinogenik (arsen, hidrokarbon, dll), suhu, radiasi, bekas jaringan parut dan virus.

tanda klinis
Inspeksi : tampak makula hiperkeratosis, papul atau plak berbatas tegas. Dapat juga dijumpai

lesi eritema yang multiple atau soliter dengan


permukaan sisik yang sedikit, erosi dan krusta. Kelainan tersebut dapat ditemui pada penyakit Bowen. karsinoma sel in situ yang terbentuk

akibat paparan virus HPV akan tampak lesi


papul yang berhiperpigmentasi dan dapat disertai erosi serta krusta di atasnya atau dikenal dengan nama Bowenoid paplosis.

perkembangan dari lesi karsinoma sel skuamosa insitu. dapat berasal dari kulit normal atau lesi pre kanker lesi berawal berupa nodul kecil dengan batas tidak jelas dengan warna sama seperti kulit normal atau tampak eritema. Permukaan lembut lama-lama berkembang menjadi verukosa atau papilomatosa Bisa dijumpai ulkus disekitar tumor Permukaan tumor dapat granuler dan mudah berdarah Pinggir ulkus akan meninggi dan keras dengan krusta diatasnya Palpasi akan didapatkan indurasi pada papul, plak atau nodul hiperkeratosis

Karsinoma sel skuamosa in situ

Pemberian kemoterapi topikal : pemberian krim yang mengandung 5Fluorouracil efektif dalam mengobati karsinoma sel skuamosa Terapi Cryosurgery Pembedahan eksisi

Karsinoma sel skuamosa invasif Pembedahan Pembedahan pada kasus ini tergantung pada lokasi dan sejauh mana lesi terletak. Pembedahan eksisi. Radioterapi dapat dilakukan jika pembedahan tidak mungkin dilakukan

Prognosis
Pada kasus karsinoma sel skuamosa in situ bila tidak ditangani secara dini akan berkelanjutan menjadi karsinoma sel skuamosa invasif. Dan penyakit ini dapat bermetastasi

ke tempat jauh melalui kelenjar getah bening regional. Biasanya karsinoma sel skuamosa
akan bermetastasis setelah 1 sampai 3 tahun penegakan diagnosis. prognosis tidak baik bila karsinoma sel skuamosa dengan diameter lebih dari 2 cm, kedalaman lebih dari 4 mm dan tumor kulit tersebut telah mengenai tulang, otot dan juga saraf

Definisi

Melanoma maligna adalah tumor ganas kulit yang berasal dari sel melanosit dengan gambaran berupa lesi kehitam-hitaman pada kulit atau

mukosa.

Melanoma

sebagian

besar

ditemukan

di

kulit,

namun

kemungkinan juga dapat terjadi pada tempat lain.


Etiologi 1. Paparan sinar ultraviolet matahari 2. Jenis dan tipe kulit 3. Nevi 4. Riwayat melanoma dan kehamilan 5. Faktor biologi 6. Faktor genetik

Superfisial Spreading Melanoma Berupa plak dengan ukuran 0.5 3 cm dengan tepi
meninggi dan irreguler. Permukaan lesi dapat berwarna hitam, cokelat, abu-abu dan sering kemerahan. Dapat mengalami regresi spontan dengan meninggalkan bercak hipopigmentasi. Predileksi dapat di tungkai bawah, badan dan leher.

Nodular Melanoma

Lesi berupa nodul berbentuk setengah bola (dome shaped) atau polipoid dan eksofolik. Pertumbuhan lesi terjadi secara vertikal dan berjalan progresif sesuai kadar pigmen melanin. Dapat membentuk ulserasi yang mudah berdarah jika terjadi trauma ringan. Dapat bermetastase secara hematogen dan limfogen

Lentigo Maligna Melanoma


Pertumbuhan lesi ini secara vertikal, Biasanya sering ditemukan di kepala, leher, dan lengan pada individu yang lebih tua dengan rata-rata umur 65 tahun. Lesi precursor in situ biasanya besar, berdiameter 1-3 cm dengan tepi yang ireguler . Lesi menunjukkan pigmentasi makula dari coklat tua sampai kehitaman, tetapi pada beberapa area juga dapat berupa hipopigmentasi. Invasi pada dermal berkembang menjadi lentigo maligna melanoma yang ditandai nodul biru-kehitaman dalam lesi in situ

Acral Lentiginous Melanoma


Paling sering ditemui di telapak tangan, ibu jari kaki, daerah subungul, dan membran mukosa. Ditemui usia 50-70 tahun. Efloresensi berupa pigmentasi hitam, makula batas tidak teratur, yang kemudian berkembang menjadi papula yang invasif. Pertumbuhan lesi makula meluas kearah lateral dan ke arah vertikal berupa penebalan lesi .

Berdasarkan anamnesis : 1. Mengeluh kelainan kulit berupa bintik kecil berwarna kehitaman seperti tahi lalat yang makin lama terjadi perubahan ukuran, warna dan bentuk. 2. Bisa atau tidak disertai dengan rasa gatal dan nyeri. Perubahan tahi lalat mengarah ke melanoma maligna dikenal dengan singakatan A-B-C-D

Pemeriksaan klinis oleh tenaga medis dapat menggunakan dengan cara : MacKie's revised seven-point checklist/ Glasgow seven point checklist

Pemeriksaan penunjang Dapat dilakukan dengan cara biopsi eksis atau insisi tergantung dari besar lesi, kemudian dilakukan peemriksaan mikroskopik.

1. Bedah eksisi 2. Interferon 2b 3. Kemoterapi 4. Terapi radiasi Prognosis Prognosis tergantung dari tingkat penyebaran tumor ke organ lain. Prognosis akan buruk bila tumor telah bermetastase ke organ hepar, paru, otak dan usus. Ketahanan hidup seseorang sampai 10 tahun rata-rata 40-90%. Tetapi bila diagnosis dini melanoma maligna telah dilakukan dan sesegara mungkin dilakukan tindakan bedah eksisi, angka kesembuhannya dapat mencapai 95%

Perubahan paradigma dari lesi pre kanker menjadi salah satu jenis tumor ganas kulit Berawal dari adanya Carsinoma mammae Lesi muncul unilateral di regio mammae khususnya papilla mammae dan bisa menyebar ke areola. Dapat ditemui di organ genital berasal dari adnexal carsinoma atau karsinoma lower traktus urinarius. Umumnya menyerang pada usia 50-60 tahun

Keluhan dirasakan pada unilateral pada papila mammae yang diikuti tandatanda inflamasi berupa kemerahan dan bengkak disekitar lesi.

Efloresensi yang tampak berupa , lesi eritema sirkumstrip , edema, skuama kasar, erosi, krusta dan madidans.

Palpasi didapatkan indurasi disekitar papila mammae pada tahap dini, tahap lanjut teraba infiltrat dan ulserasi Papilla mammae dapat tertarik ke dalam

Dapat bermetastase secara limfogen

Berdasarkan anamnesis Pemeriksaan klinis Gambaran histopatologi menunjukkan sel Paget

Penanganan
Mastektomi Prognosis

dubia

Anda mungkin juga menyukai