Anda di halaman 1dari 12

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air adalah salah satu kebutuhan utama bagi manusia. Baik dalam kebutuhan seharihari rumah tangga atau bahkan kebutuhan industri. Ketersediaan air bersih di sebuah kawasan sangatlah penting. Namun, mengingat bahwa tidak semua kawasan mendapatkan air bersih, maka perlu adanya pemerataan distribusi air bersih bagi masyarakat. Kriteria air bersih biasanya meliputi 3 aspek, yaitu kualitas, kuantitas, dan kontinuitas. Dalam usaha menyediakan air bersih, biasanya BUMN di Indonesia yang berkaitan dengan hal ini adalah PDAM Perusahaan Dagang Air Minum. Kadang ada yang menyindirnya sebagai Perusahaan Dagang Air Mandi, karena terkadang air yang didistribusikan tidak memenuhi kriteria air minum, Secara teknis, tulisan ini sebenarnya akan membahas mengenai jenis-jenis pengolahan air bersih. Secara umum, pengolahan air bersih terdiri dari 3, yaitu pengolahan secara fisika, kimia, dan biologi. Pada pengolahan secara fisika, biasanya dilakukan secara mekanis, tanpa adanya penambahan bahan kimia. Contohnya adalah pengendapan, filtari, adsorpsi, dan lain-lain. Pada pengolahan secara kimiawi, terdapat penambahan bahan kimia, seperti klor, tawas, dan lain-lain, biasanya digunakan untuk menyisihkan logamlogam berat yang terkandung dalam air. Pada pengolahan secara biologis, biasanya memanfaatkan mikroorganisme sebagai media pengolahnya.

1.2 Tujuan
Mahasiswa dapat mengetahui sistem pemurniaan air di PDAM Mahasiswa dapat mengetahui alat-alat yang dipergunakan untuk pemurniaan air Di PDAM

1.3 Metode Pengumpulan Data


Metoda yang dilakukan adalah dengan menggunakan : 1. Literatur : dengan mencari berbagai referensi dari berbagai internet.

BAB II

ISI

2.1 Kriteria Kelayakan Air


Pada proses pemurniaan air di PDAM (Perusahaan Dagang Air Minum) ada beberapa kriteria untuk menentukan sebuah air layak untuk dipakai oleh konsumen atau tidak. Kriteria ini pun terbagi menjadi beberapa bagian yaitu untuk kebutuhan konsumsi atau kebutuhan industri. Pada kasus ini, kriteria kelayakan air dibagi menjadi 3, yaitu: Kualitas, Kuantitas, dan Kontinuitas.

Kualitas Air standar peraturan Menteri Kesehatan RI No.

Berdasarkan

416/MENKES/PER/IX/1990 tentang Persyaratan Kualitas Air Bersih terdiri dari: 1. Persyaratan Fisik Kualitas fisik yang dipertahankan atau dicapai bukan hanya semata-mata dengan pertimbangan dari segi kesehatan saja akan tetapi juga menyangkut keamanan dan dapat diterima oleh masyarakat pengguna air dan mungkin pula menyangkut segi estetika. 2. Persyaratan Kimiawi Kandungan unsur kimia di dalam air harus mempunyai kadar dan tingkat konsentrasi tertentu yang tidak membahayakan kesehatan manusia atau mahluk hidup lainnya, pertumbuhan tanaman, atau tidak membahayakan kesehatan pada penggunaannya dalam industri serta tidak minumbulkan kerusakan-kerusakan pada instalasi sistem penyediaan air minumnya sendiri. Beberapa unsur tertentu, sebaliknya diperlukan dalam jumlah yang cukup untuk penciptaan suatu kondisi air minum yang dapat mencegah suatu penyakit atau kondisi kualitas yang menguntungkan. Dalam hubungannya dengan masalah kualitas kimiawi

tersebut di atas pada dasarnya unsur-unsur kimiawi dapat dibedakan atas 4 golongan: 1. Unsur-unsuryang bersifat racun. 2. Unsur-unsur tertentu yang dapat mengganggu kesehatan. 3. Unsur-unsur yang dapat menimbulkan gangguan pada sistem atau penggunaannya untuk keperluan atau aktivitas manusia. 4. Unsur-unsur yang merupakan indikator pengotoran. 3. Persyaratan Bakteriologi

Dalam persyaratan ini ditentukan batasan tentang jumlah bakteri pada umumnya dan khususnya bakteri penyebab penyakit (ekoli).

Kuantitas Air Kuantitas air menyangkut berapa jumlah air yang digunakan oleh konsumen untuk kebutuhannya. Karena apabila kuantitas air tidak mencukupi kebutuhan konsumen hal itu berakibat berkurangnya kepuasaan pelanggan.

Kontinuitas Air Kontinuitas air merupakan ketersediaan air secara terus menerus tanpa terputus dan sesuai dengan kebutuhan konsumen. Karena air yang digunakan oleh konsumen bukanlah sekali pakai.

2.2 Pengolahan Air di PDAM Perusahaan Dagang Air Minum (PDAM), biasanya melakukan pengolahan secara fisika dan kimiawi dalam proses penyediaan air bersih. Terdapat 3 bagian penting dalah sistem pengolahan air tersebut, yaitu: Bangunan Intake, Water Treatment Plant. Dan Reservoir.

Gambar. Skema Pengolahaan Air di PDAM.

Bangunan Intake Bangunan intake ini, berfungsi sebagai bangunan pertama untuk masuknya air dari

sumber air. Pada umumnya, sumber air untuk pengolahan air bersih, diambil dari sungai. Pada bangunan intake ini biasanya terdapat bar screen yang berfungsi untuk menyaring benda-benda yang ikut tergenang dalam air. Selanjutnya, air akan masuk ke dalam sebuah bak yang nantinya akan dipompa ke bangunan selanjtunya, yaitu WTP Water Treatment Plant. Ada beberapa jenis bagian intake, yaitu:

1. Reservoir Intake ( Intake Tower) Reservoit intake atau yang lebih dikenal intake tower yang merupakan salah satu jenis dari Intake. Untuk pembuatan intake tower harus dilihat dari beberapa segi: Lokasi : Sedekat mungkin dengan tepian air namun di tempat dimana kedalaman air min 10 ft (3m) dengan pengecualian intake yang berukuran kecil.

Bentuk dan Ukuran : Bagian puncak tower hanya punya ketinggian 5 ft (1.5m) diatas muka air tertinggi. Jembatan penghubung juga harus memiliki ketinggian yang sama. Diameter dalam pada tower harus cukup besar untuk meletakan dan memperbaiki pintu.

Struktur : Material yang digunakan untuk membangun tower harus kuat dan tahan lama seperti reinforced concrete dan harus dibangun diatas pondasi yang kokoh sehingga dapat bertahan saat banjir.

Intake Ports : Pintu intake ports harus tersedia untuk beberapa kedalaman air. Pintu terendah terletak 2 ft dari dasar, interval vertikel, pintu pintu tersebut 10-15 ft (3-4.5m). Kecepatan aliran yang melewati pintu pada ketinggian yang sama tidak boleh melewati 1 pft (0.3m/dt). Didaerah daerah dimana sering terjadi pembekuan air, keepatan aliran diharapkan di bawah 0.5 ft (0.15m/dt).

Gambar. Intake Tower

2. Lake Intake Persyaratan lokasi intake pada danau dan reservoir: Karakteristik stratifikasi air; Kualitas air; Karakteristik pertumbuhan alga, dan siklus pertumbuhan mikro organisme; Kondisi tepian air, arah angin, kecepatan aliran; Kondisi area penyadapan air termasuk potensi sebab polusi; Kondisi yang menyebabkan terjadinya sedimentasi pada reservoar; Kegunaan utama reservoar; Kegiatan rekreasi dan olahraga yang diperbolehkan; Bahaya banjir.

Beberapa pertimbangan lain yang juga diperlukan: Penggunaan danau secara bersama; Kemungkinan penggunaa alat pencampuran air artifisial untuk melakukan destrarfikasi air dan alat untuk menghancurkan es pada intake yang terletak di daerah yang dingin.

Gambar. Lake Intake

3. River Intake Kriteria pemilihan lokasi intake sungai : Kualitas air; Kemungkinan perubahan yang terjadi, contoh: dipejompongan dulu kosong sekarang banyak industri sehingga kualitas air menurun; Minimasi efek efek negatif; Adanya akses yang baik guna perawatan dan perbaikan; Adanya tempat bagi kendaraan; Pertambahan fasilitas dimasa yang akan datang; Kuantitas air; Efek terhadap kehidupan aquatik yang ada; Kondisi geologis yang baik;

Pemilihan tempat intake :

Gallery : Sitem ini punya gallery yang diisi dengan kerikil yang mempunyai banyak bukaan (pipa yang berlubang). Gallery ini dapat dibangun dibawah permukaan sungai, paralel dengan dasar sungai atau disebuah sumur yang dipenuhi dengan kerikil didasar sungai. Keuntungan : Masalah masalah yang berhubungan dengan pembekuan air dapat dihindari dan air minum yang didapatkan punya kualitas yang baik. Kerugian : Adanya kemungkinan terjadinya reduksi air akibat penyumbatan oleh pasir dan lap. Kerikil serta kapasitasnya yang terbatas.

Gambar. River Intake

Water Treatment Plant

Bangunan utama pengolahan air bersih. Biasanya bagunan ini terdiri dari 4 bagian, yaitu : 1. 2. 3. 4. 1. Bak Koagulasi Koagulasi adalah proses pembubuhan bahan kimia Al2(SO4)3 (Tawas) kedalam air agar kotoran dalam air yang berupa padatan resuspensi misalnya zat warna organik, lumpur halus, bakteri dan lain-lain dapat menggumpal dan cepat mengendap. bak koagulasi, bak flokulasi, bak sedimentasi, dan bak filtrasi

Gambar. Bak Koagulasi 2. Bak Flokulasi Setelah dari unit koagulasi, selanjutnya air akan masuk ke dalam unit flokulasi. Unit ini ditujukan untuk membentuk dan memperbesar flok. Teknisnya adalah dengan dilakukan pengadukan lambat (slow mixing).

Gambar. Bak Flokulasi 3. Bak Sedimentasi Selanjutnya perjalanan air akan masuk ke dalam unit sedimentasi. Unit ini berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel koloid yang sudah didestabilisasi oleh unit sebelumnya. Unit ini menggunakan prinsip berat jenis. Berat jenis partikel koloid (biasanya berupa lumpur) akan lebih besar daripada berat jenis air. Dalam bak sedimentasi, akan terpisah antara air dan lumpur.

Gambar. Bak Sedimentasi

Gambar. Gabungan Sedimentasi, Flokulasi,dan Koagulasi

4. Bak Filtrasi

Setelah proses sedimentasi, proses selanjutnya adalah filtrasi. Unit filtrasi ini, sesuai dengan namanya, adalah untuk menyaring dengan media berbutir. Media berbutir ini biasanya terdiri dari antrasit, pasir silica, dan kerikil silica denga ketebalan berbeda. Dilakukan secara grafitasi.

Gambar. Bak Filtrasi

Selesai sudah proses pengolahan air bersih. Biasanya untuk proses tambahan, dilakukan disinfeksi berupa penambahan chlor, ozonisasi, UV, pemabasan, dan lain-lain sebelum masuk ke bangunan selanjutnya, yaitu reservoir.

Reservoir Reservoir ini berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air bersih sebelum didistribusikan melalui pipa-pipa secara grafitasi. Karena kebanyakan distribusi di kita menggunakan grafitasi, maka reservoir ini biasanya diletakkan di tempat dengan eleveasi lebih tinggi daripada tempat-tempat yang menjadi sasaran distribusi. Biasanya terletak diatas bukit, atau gunung.

Gambar. reservoir

Anda mungkin juga menyukai