Anda di halaman 1dari 15

PERKEMBANGAN ANAK

GERAKAN KASAR DAN HALUS, EMOSI, SOSIAL PERILAKU DAN BICARA

Skala Yaumil mimi


(Bag. Psikologi FKUI Bersama Unit Kerja Pediatri Sosial IDAI) 1. Dari lahir sampai 3 bulan : kontak tangan Mulai belajar meraih benda-benda yang ada dalam jangkauannya atau diluar jangkauannya Menaruh benda-benda di mulutnya Berusaha memperluas lapangan pandangan Terutama dan menjerit karena gembira bila diajak bermain Mulai berusaha mencari benda-benda yang hilang Menahan barang yang dipegangnya Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengolah Belajar mengangkat kepala Belajar mengikuti obyek dengan matanya Melihat ke muka orang dengan tersenyum Bereaksi terhadap suara / bunyi Mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pandangan dan

2. Dari 3 sampai 6 bulan : Mengangkat kepala 0 derajat dan mengangkat dada dengan bertopang

3. Dari 6 sampai 9 bulan : Dapat duduk tanpa dibantu Dapat tengkurap dan berbalik sendiri Dapat merangkak meraih benda atau mendekati seseorang Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain Memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk Bergembira dengan melempar benda-benda Mengeluarkan kata-kata yang tanpa arti Mengenal muka anggota-anggota keluarga dan takut kepada orang

asing / lain Mulai berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan dan sembunyisembunyian 4. Dari 9 sampai 12 bulan : mereka 7. Dari 2 sampai 3 tahun : Belajar meloncat, memanjat, melompat dengan satu kaki Membuat jembatan dengan 3 kotak Mampu menyusun kalimat dan menggambar lingkaran Mempergunakan kata-kata saya, bertanya, mengerti kata-kata yang ditujukan kepadanya Dapat berdiri sendiri tanpa dibantu Dapat berjalan dengan dituntun Menirukan suara Mengulang bunyi yang didengarnya Belajar menyatakan satu atau dua kata Mengerti perintah sederhana atau larangan Memperlihatkan minat yang besar dalam mengeksplorasi sekitarnya, inginmenyentuh apa saja dan memasukkan benda-benda ke mulutnya Berpartisipasi dalam permainan

5. Dari 12 sampai 18 bulan : Berjalan dan mengeksplorasi rumah serta sekeliling rumah Menyusun 2 atau 3 kotak Dapat mengatakan 5 10 kata Memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing

6. Dari 18 sampai 24 bulan : Naik turun tangga dan menyusun 6 kotak Menunjuk mata dan hidung serta menyusun dua kata Belajar makan sendiri Menggambar garis di kertas atau di pasir Mulai belajar mengontrol BAB dan BAK Menaruh minat kepada apa yang dikerjakan oleh orang-orang yang lebih besar Memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain-main dengan

Bermain bersama anak lain dan menyadari adanya lingkungan lain di luar keluarganya

8. Dari 3 sampai 4 tahun : Berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangga Berjalan pada jari kaki dan menggambar garis silang Belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri Menggambar orang hanya kepala dan badan Mengenal 2 atau 3 warna Bicara dengan baik dan banyak bertanya Menyebut namanya, jenis kelamin dan umurnya Bertanya bagaimana anak dilahirkan Mengenal sisi atas, bawah, muka belakang Mendengarkan cerita-cerita dan bermain dengan anak lain Menunjukkan rasa sayang kepada saudara-saudaranya Dapat melaksanakan tugas-tugas sederhana

9. Dari 4 sampai 5 tahun : Melompat dan menari Menggambar orang terdiri dari kepala, lengan dan badan Menggambar segi empat dan segi tiga Pandai bicara dan dapat menghitung jari-jarinya Dapat menyebut hari-hari dalam seminggu Mendengar dan mengulang hal-hal penting dan bercerita Minat kepada kata baru dan artinya Memprotes bila dilarang apa yang diinginkannya Mengenal 4 warna Memperkirakan bentuk dan besarnya benda, membedakan besar dan kecil Menaruh minat kepada aktivitas orang dewasa

Sumber

dr. Soetjiningsih, DSAK., Tumbuh Kembang Anak, Jakarta Buku Kedokteran EGC, 1995 (33 35).

Lampiran 5

RENCANA PENDIDIKAN KESEHATAN KELUARGA


TENTANG PENYAKIT DIARE

1. Topik : Penyuluhan mengenai penyakit diare, tentang pengertian, tanda dan gejala akibat dan pengaruh, penanganan dan pencegahan. 2. Tujuan : Agar keluarga mempunyai pengetahuan tentang penyakit diare, sehingga nantinya mampu merawat anggota keluarga yang sakit diare. 3. Sasaran : Keluarga Tn. A 4. Metode : Ceramah dan tanya jawab 5. Waktu dan tempat pelaksanaan : Hari Jumat 22 Juni 2001 Pukul 20.00 20.30 WIB Tempat : Rumah keluarga Tn. A 6. Materi : a. Pengertian penyakit diare : Buang air besar yang encer lebih dari tiga sehari dengan / tanpa darah dan / atau lendir tinja. b. Tanda dan gejala : Merasa haus, anak cengeng dan gelisah, mata cekung dan kemungkinan tidak ada air mata, bibir dan mulut kering, kulit kalau dicubit kembali pelan. Kemudian kadang-kadang disertai muntah, kencing sedikit, nafsu makan dan aktivitas menurun, ubun-ubun cekung, dan kehilangan berat badan 5 9%. c. Akibat dan pengaruh : Diare mempunyai dampak yang sangat fatal yaitu kematian, bila tidak ditangani secara cepat dan tepat. Kematian ini disebabkan oleh kehilangan cairan tubuh. Disamping itu diare dapat pula menimbulkan kurang gizi, karena : 1. Pada diare zat makanan hilang dari tubuh. 2. Zat makanan yang ada bukan untuk pertumbuhan dan perkembangan, namun untuk memperbaiki jaringan tubuh yang rusak karena diare. 3. Makanan dihentikan oleh ibu atau anaknya tidak mau makan serta ibu

mungkin tidak memberi makanan dengan baik. d. Penanganan : Dalam penanganan diare, kita harus memperhatikan prinsip tata laksananya, yaitu : 1) Mencegah terjadinya dehidrasi, bila mungkin 2) Mengobati dehidrasi dengan tepat dan secepatnya bila terjadi 3) Tetap memberi makanan pada anak 3 cara dasar terapi diare di rumah : a) Berikan anak lebih banyak cairan daripada biasanya, untuk mencegah dehidrasi : 1) Gunakan cairan rumah tangga yang dianjurkan seperti cairan oralit, makanan cairan (Sup, air tajin) atau air matang. Gunakan larutan oralit untuk anak seperti dijelaskan dalam kotak di bawah (catatan : jika anak berusia < 6 bulan dan belum makan makanan padat lebih baik diberi oralit dan air matang daripada makanan yang cair). 2) Berikan larutan ini sebanyak anak mau 3) Teruskan pemberian larutan ini hingga diare berhenti b) Beri anak makanan untuk mencegah kurang gizi : 1) Teruskan ASI 2) Untuk anak < 6 bulan atau telah mendapat makanan padat dapat diberikan susu yang diencerkan dengan air yang sebanding selama 2 hari. 3) Bila anak 6 bulan atau telah mendapat makanan padat : (a)Berikan bubur atau campuran tepung lainnya, bila mungkin dicampur dengan kacang-kacangan, sayur, daging atau ikan. Tambahkan 1 atau 2 sendok teh minyak sayur tiap porsi. (b)Berikan sari buah segar atau pisang halus untuk menambah kalium. (c)Berikan makanan yang segar, masak dan haluskan atau tumbuk dengan baik. (d)Dorong anak untuk makan, berikan makanan sedikitnya 6 kali sehari. (e)Berikan makanan yang sama setelah diare berhenti dan berikan makanan tambahan setiap hari selama 2 minggu. c) Bawa anak kepada petugas kesehatan bila anak tidak membaik dalam 3 hari atau menderita sebagai berikut : 1) Buang air besar cair lebih sering 2) Mentah berulang-ulang 3) Sangat haus sekali 4) Makan atau minum sedikit

5) Demam atau tinja berdarah Kebutuhan oralit per kelompok umur Umur < 12 bulan 1 4 tahun > 5 tahun dewasa e. Pencegahan: 1) Hanya memberi ASI pada 4-6 bulan pertama (ASI eksklusif) dan meneruskan pemberian ASI hingga 2 tahun. 2) Mulai memberi makanan pendamping ASI pada umur 4-6 bulan. Makanan yang baik seperti bubur dicampur kacang-kacangan, sayuran daging atau ikan dan sedikit minyak sayur, makanan harus dimasak dan dilumatkan. 3) Berikan makanan yang baru disiapkan dan air matang. 4) Berikan susu dan cairan lain dengan cangkir dan sendok pengganti botol susu. 5) Biasanya seluruh anggota keluarga mencuci tangan dengan sabun setelah buang air dan sebelum mengolah atau makan makanan. 6) Pastikan seluruh anggota keluarga menggunakan jamban. 7) Membuang tinja anak dalam jamban atau menimbunnya. 8) Memberikan imunisasi campak anak pada umur 9 bulan. Lampiran 6 Jumlah oralit yang diberikan tiap BAB 50 100 ml 100 200 ml 200 300 ml 300 400 ml Jumlah oralit yang disediakan di rumah 400 ml / hari (2 bungkus) 600 800 ml / hari (3 4 bungkus) 800 1000 ml/hari (4-5 bungkus) 1200-2800 ml/hari

RENCANA PENDIDIKAN KESEHATAN KELUARGA


TENTANG PEMBUATAN DAN PEMBERIAN LARUTAN ORALIT

1. Topik: Penyuluhan mengenai pembuatan dan cara pemberian larutan oralit. 2. Tujuan: Membantu keluarga dalam mengetahui pembuatan dan pemberian larutan oralit dan mencegah persepsi yang keliru terhadap tindakan tersebut. 3. Sasaran: Keluarga Tn. A 4. Metode: Ceramah, tanya jawab dan demonstrasi 5. Waktu dan tempat pelaksanaan: Hari Jumat 22 Juni 2001 pukul 20.30 21.00 WIB Tempat : Rumah keluarga Tn. A 6. Media dan alat peraga: a. Bubuk oralit 7. Materi: a. Pembuatan larutan oralit: 1) Cuci tangan dengan air dan sabun 2) Tuangkan air ke dalam gelas ( 200 cc) air matang dan didinginkan. 3) Tuangkan semua bubuk oralit ke dalam gelas yang berisi air. 4) Aduk sampai larut benar 5) Sebelum diberikan kepada anak, cicipi dulu agar tahu rasanya. b. Cara memberikan oralit: 1) Berikan sesendok the tiap 1-2 menit untuk anak < 2 tahun. 2) Berikan beberapa teguk dari gelas untuk anak yang lebih tua. 3) Bila anak muntah, tunggulah 10 menit, kemudian berikan cairan lebih lama (misalnya sesendok tiap 2-3 menit). 4) Bila diare berlanjut setelah bungkus oralit habis, berikan cairan lain seperti dijelaskan pada materi sebelumnya atau kembali ke petugas kesehatan untuk mendapatkan tambahan oralit. Perhatian : 1. Jangan memakai air panas / mendidih 2. Larutan simpan di tempat yang bersih dan tertutup 3. Setelah > 24 jam larutan jangan diminum lagi b. air matang c. gelas d. sondok

Lampiran 7

RENCANA PENDIDIKAN KESEHATAN KELUARGA SIFAT, PENYEBAB DAN PENULARAN PENYAKIT DIARE
1. Topik: Penyuluhan mengenai sifat, penyebab dan penularan penyakit diare. 2. Tujuan: Agar keluarga mempunyai pengetahuan tentang sifat, penyebab dan penularan penyakit diare. Yang pada gilirannya bisa mengenal adanya bahaya / potensial penularan pada anggota keluarga yang lain. 3. Sasaran: Keluarga Tn. A 4. Metode: Ceramah dan tanya jawab 5. Waktu dan tempat pelaksanaan: Hari Sabtu 23 Juni 2001 pukul 16.00 17.00 WIB Tempat : rumah keluarga Tn. A 6. Materi: a. Sifat penyakit diare: Penyakit diare merupakan penyakit yang menular yang akut (mendadak) b. Penyebab diare: 1) Infeksi virus, bakteri, parasit (protozoa, cacing perut, jamur) 2) Malabsorbsi karbohidrat, lemak atau protein. 3) Makanan makanan basi, beracun, alergi. 4) Imunodefisiensi 5) Psikologis rasa takut yang cemas. c. Penularan penyakit diare: 1) Makanan dan minuman yang tercemar kuman. 2) Tangan yang kotor / tidak bersih. 3) Alat makan dan minum yang terkena kuman. 4) Pengolahan dan penyimpanan makanan dan minuman yang tidak sehat.

Lampiran 8

RENCANA PENDIDIKAN KESEHATAN KELUARGA TENTANG RUMAH SEHAT


1. Topik: Penyuluhan mengenai rumah sehat. 2. Tujuan: Keluarga bisa memahami manfaat rumah sehat, yang bisa berdampak positif terhadap peningkatan kesehatan keluarga. 3. Sasaran: Keluarga Tn. A 4. Metode: Ceramah dan tanya jawab 5. Waktu dan tempat pelaksanaan: Senin 25 Juni 2001 pukul 19.30 20.30 WIB Tempat : rumah keluarga Tn. A 6. Materi: Rumah sehat adalah sebuah lingkungan pemukiman / tempat tinggal dengan syarat-syarat kesehatan, sebagai berikut: a. Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu: 1) Suhu ruangan dalam rumah yang ideal antara 18 20C 2) Pencahayaan malam hari idealnya penerangan listrik, dan pagi hari semua ruangan mendapatkan sinar matahari. 3) Ventilasi udara setidaknya luas jendela 1/20 luas lantai ruangan. 4) Luas kamar 5 meter persegi per kapita per luas lantai. b. Memenuhi kebutuhan psikologis untuk menjamin privacy bagi penghuni rumah. Ruangan diatur / ditata dengan memenuhi rasa keindahan dan memungkinkan hubungan yang serasi antara orang tua dan anak. c. Perlindungan terhadap penularan penyakit: 1) Adanya sarana air bersih. 2) Ada fasilitas pembuangan air kotor. 3) Ada fasilitas penyimpanan makanan. d. Perlindungan / pencegahan terhadap bahaya kecelakaan dalam rumah: 1) Konstruksi rumah harus kuat. 2) Adanya alat pemadam kebakaran.

e.

Penatalaksanaan Dalam hal penatalaksanaan penderita diare, harus

memperhatikan prinsip tata laksana penderita diare, yaitu: 1) 2) terjadi. 3) Tetap memberi makanan pada anak. Kemudian untuk memberikan terapi terhadap penderita diare itu berdasarkan derajat dehidrasinya, yaitu: 1) 2) 3) 1) Tanpa dehidrasi, pilih rencana terapi A. Dengan dehidrasi ringan / sedang, pilih rencana terapi B. Dengan dehidrasi berat, pilih rencana terapi C Adapun rencana terapi tersebut, adalah sebagai berikut: Rencana terapi A Digunakan untuk: a) b) c) a) untuk mencegah dehidrasi: a.1. Gunakan cairan rumah tangga yang dianjurkan seperti cairan oralit, makanan cair (sup, air tajin) atau air matang. Gunakan larutan oralit untuk anak seperti dijelaskan dalam kotak di bawah (catatan : jika anak berusia < 6 bulan dan belum makan makanan padat lebih baik diberi oralit dan air matang daripada makanan yang cair). a.2. anak mau. a.3. hingga diare berhenti. b) kurang gizi. b.1. b.2. Teruskan ASI Untuk anak < 6 bulan dan belum Beri anak makanan untuk mencegah Teruskan pemberian larutan ini Berikan larutan ini sebanyak Mengatasi diare tanpa dehidrasi Meneruskan terapi diare di rumah Memberikan terapi awal bila anak terkena diare lagi Berikan anak lebih banyak cairan daripada biasanya Mencegah terjadinya dehidrasi, bila mungkin. Mengobati diare dengan tepat dan secepatnya bila

Tiga cara dasar terapi di rumah, adalah sebagai berikut:

mendapat makanan padat dapat diberikan susu yang dicairkan dengan air yang sebanding selama 2 hari.

b.3. mendapat makanan padat:

Bila anak 6 bulan atau telah b.3.1 Berikan bubur atau

campuran tepung lainnya, bila mungkin dicampur dengan kacang-kacangan, sayur, daging atau ikan, tambahkan 1 atau 2 sendok the minyak sayur tiap porsi. b.3.2 b.3.3 b.3.4 b.3.5 setiap hari selama 2 minggu. c) Bawa anak kepada petugas kesehatan bila anak c.1. c.2. c.3. c.4. c.5. c.6. Buang air besar cair lebih sering. Muntah berulang-ulang. Sangat haus sekali / nyata. Makan atau minum sedikit. Demam Tinja berdarah tidak membaik dalam 3 hari atau menderita sebagai berikut: Berikan sari buah segar Berikan makanan yang Dorong anak untuk atau pisang halus untuk menambah kalium. segar, masak dan haluskan atau tumbuk dengan baik. makan, berikan makanan sedikitnya 6 kali sehari. Berikan makanan yang sama setelah diare berhenti dan berikan makanan tambahan

Jika anak akan diberi larutan oralit di rumah, tunjukkan kepada ibu jumlah oralit yang diberikan setiap habis buang air besar dan berikan oralit yang cukup untuk 2 hari. Kebutuhan oralit per kelompok umur Umur < 12 bulan 1 4 tahun > 5 tahun Dewasa Jumlah oralit yang diberikan tiap B.A.B 50 100 ml 100 200 ml 200 300 ml 300 400 ml Jumlah oralit yang disediakan di rumah 400 ml/hari (2 bungkus) 600 800 ml/hari (3-4 bungkus) 800 1000 ml/hari (4-5 bungkus) 1200 2800 ml/hari

Cara memberikan oralit:

a) dibawah umur 2 tahun. b) lebih tua. c) d)

Berikan sesendok the tiap 2-4 menit untuk anak Berikan beberapa teguk dari gelas untuk anak yang Bila anak muntah, tunggulah 10 menit. Kemudian Bila diare berlanjut setelah bungkus oralit habis,

berikan cairan lebih lama (misalnya sesendok tiap 2-3 menit) beritahu ibu untuk memberikan cairan lain seperti dijelaskan pertama kali atau kembali ke petugas kesehatan untuk mendapatkan tambahan oralit. 2) Rencana terapi B Dalam 3 jam pertama, berikan 75 ml/Kg BB atau bila berat badan anak tidak diketahui dan atau memudahkan di lapangan, berikan larutan oralit paling sedikit sesuai tabel ini, yaitu: Umur Jumlah oralit a) berikanlah. b) c) Dorong ibu untuk meneruskan ASI. Untuk bayi < 6 bulan yang tidak mendapat ASI, berikan < 1 tahun 300 ml Bila anak 1-5 tahun 600 ml > 5 tahun 1200 ml lebih Dewasa 2400 ml banyak oralit,

menginginkan

juga 100-200 ml air masak selama masa ini. Amati anak dengan seksama dan bantu ibu memberikan oralit a) b) c) d) e) tersebut telah hilang. Setelah 3-4 jam, nilai kembali anak menggunakan bagan penilaian, kemudian pilih rencana terapi A,B atau C untuk melanjutkan pengobatan. a) tidur. Bila tidak ada dehidrasi, ganti ke rencana A, bila dehidrasi telah hilang, anak biasanya kencing dan lelah kemudian mengantuk dan Tunjukkan jumlah cairan yang harus diberikan Tunjukkan cara memberikannya sesendok the tiap 1-2 Periksa dari waktu ke waktu bila ada masalah. Bila anak muntah tunggu 10 menit, kemudian teruskan Bila kelompok anak bengkak, hentikan pemberian

menit (< 2 tahun), beberapa teguk dari cangkir untuk anak yang lebih tua.

pemberian oralit tetapi lebih lambat, misalnya sesendok tiap 2-3 menit. oralit dan berikan air masak atau ASI. Beri oralit sesuai rencana A bila bengkak

b) c) rencana C.

Bila tanda menunjukkan dehidrasi ringan/sedang, Bila tanda menunjukkan dehidrasi berat, ganti dengan Bila ibu harus pulang sebelum selesai

ulangi rencana B tetapi tawarkan makanan, susu dan sari buah seperti rencana A.

rencana terapi B, maka : a) pengobatan 3 jam di rumah. b) Berikan bungkus oralit untuk rehidrasi dan untuk 2 hari lagi seperti dijelaskan dalam rencana A. c) berhenti. Memberikan makan anak * Mulai diberi cairan IV segera. bila Bila perlu. c.3. Membawa anak ke petugas kesehatan penderita bisa minum, berikan oralit 3) Rencana terapi C sewaktu cairan IV dimulai. Beri 100 Ikuti arah panah. Bila jawaban dari pertanyaan ya, mg / kg cairan RL (atau garam teruskan ke kanan. Bila tidak, teruskan ke bawah. normal) d bagi sebgai berikut : Umur Pemberian I Dapatkah saudara Kemudian memberikan cairan Ya 30 ml/ dalam 70 ml / kg intravena ? dalam bayi < 12 bln 1 jam 5 jam anak > 1 th -1 jam 21/23 jam * Ulangi bila nadi masih lemah atau tidak terabi. * Nilai kembali penderita tiap 1-2 jam. Bila rehidrasi belum tercapai percepat tetesan intravera. * Juga berikan oralit (5ml/kg /jam) penderita bisa minum, biasanya tidak setelah 3-4 jam (bayi) atau 1-2 jam (anak) * Setelah 3-6 (bayi) atau 3 jam (anak) nilai lagi penderita menggunakan bagan penilaian. Kemudian pilihlah rencana yang sesuai (A, B dan C) untuk melanjutkan pengobatan c.2. Tunjukkan cara menyiapkan larutan oralit. c.1. Memberikan oralit atau cairan lain hingga iare Tunjukkan jumlah oralit yang harus dihabiskan dalam

Adakah pengobatan terdekat (dalam 30 menit) ?

Ya

* Kirim penderita untuk pengobatan IV * Bila penderita bisa minum, sediakan oralit untuk ibu dan tunjukkan cara memberikan selama di perjalanan. * Mulai rehidrasi dengan selang nasogastrik berikan 20ml/kg/jam selama 6 jam (total 120ml/kg). * Nilailah penderita tiap 1-2 jam bila muntah atau perut kembung berikan cairan pelan-pelan bila rehidrasi tidak tercapai setelah 3 jam, kirim penderita untuk terapi IV * Setelah 6 jam nilai kembali penderita dan pilih rencana terapi yang sesuai * mulai rehidrasi melalui mulut dengan oralit berikan ml/kg/jam selama 6 jam (total 120 ml/kg) * Nilai penderita tiap 1-2 jam bila muntah atau perut kembung berikan cairan pelan-pelan bila rehidrasi tidak tercapai setelah 3 jam, kirim penderita untuk terapi IV * Setelah 6 jam nilai kembali penderita dan pilih rencana terapi yang sesuai

tidak

Apakah saudara dapat menggunakan pipa nasogastrik untuk rehidrasi ?

Ya

tidak

Apakah penderita bisa minum

Ya

tidak

Segera rujuk anak untuk rehidrasi melalui nasogastrik atau intravena Catatan :

* Bila mungkin amati penderita sedikitnya 6 jam setelah rehidrasi untuk memastikan ibu dapat menjaga mengembalikan cairan yang hilang dengan memberi oralit. * Bila umur diatas 2 tahun dan kolera baru saja berjangkit di daerah anda, pikirkan kolera dan beri antibiotik yang tepat secara oral begitu anak sadar.

Anda mungkin juga menyukai