Anda di halaman 1dari 3

Trauma Oklusal Definisi Trauma oklusal (trauma yang disebabkan oleh oklusi) adalah perubahan patologis atau adaptif

pada jaringan periodontal yang disebabkan oleh kekuatan oklusal berlebihan (traumatogenik oklusi) yang melebihi kapasitas reparatifnya (Davies dkk., 2001; Deas dan Mealey, 2006). Riwayat trauma oklusal diklasifikasikan menjadi trauma oklusal primer dan trauma oklusal sekunder. Trauma oklusal primer dihasilkan dari kekuatan oklusal berlebihan yang diterima oleh gigi dengan jaringan pendukung yang normal dan sehat, sedangkan trauma oklusal sekunder merupakan perubahan yang terjadi saat kekuatan oklusal normal maupun abnormal dikenakan pada gigi dengan jaringan pendukung yang inadekuat (Davies dkk., 2001). Pemeriksaan klinis Peningkatan mobilitas gigi tidak selalu diindikasikan sebagai trauma oklusi. Hipermobilitas yang terjadi sebagai akibat dari trauma oklusi dideteksi dengan adanya penurunan perlekatan periodontal pada pasien. Alasannya, trauma oklusi dapat mempercepat reduksi lebih lanjut dari perlekatan periodontal pada pasien dengan periodontitis aktif. Diagnosis klinis trauma hanya dapat dipastikan jika mobilitas progresif dapat diidentifikasi melalui pengukuran berulang selama beberapa periode. Tanda klinis trauma oklusal dapat berupa peningkatan mobilitas dan migrasi atau penyimpangan gigi, fremitus, dan ketidaknyamanan saat makan (Davies dkk., 2001).. Radiologis Tanda-tanda radiografis yang terlihat biasanya berupa diskontinuitas dan penebalan lamina dura, perlebaran ruang ligamen periodontal, radiolusen dan kondensasi tulang alveolar atan resorpsi akar (Davies dkk., 2001).

radiografis

Histologis Perubahan histologis yang terjadi berupa gangguan sistem sirkulasi, edema, dan hyalinisasi serat ligamen periodontal, infiltrat inflamasi sedang, dan piknosis nukleus osteoblas, sementoblas, serta fibroblas. Ruang ligamen periodontal bertambah luas dan terlihat berbentuk seperti jam pasir. Tidak terdapat perubahan histologis pada serat kolagen gingiva maupun junctional epithelium. Perubahan histologis pada periodonsium bersifat reversibel jika penyebab dieliminasi. Kegoyahan gigi juga akan kembali normal saat etiologi hilang (Rateitschak dkk., 1985). Ligamen periodontal gigi yang terkena traumatogenik oklusi menunjukkan respon berupa zona tegangan dan tekanan yang nyata. Tingkat keparahan lesi trauma oklusal pada ruang ligamen periodontal tergantung pada besarnya kekuatan. Pada kekuatan yang rendah, perubahan mikroskopis berupa peningkatan vaskularisasi, peningkatan permeabilitas vaskuler, trombosis, dan terganggunya fibroblas dan serat kolagen. Pada kekuatan sedang, osteoklas terlihat pada permukaan alveolus dan membentuk jala resorpsi tulang. Pada kekuatan yang lebih tinggi, trauma oklusal dapat menyebabkan nekrosis jaringan ligamen periodontal, termasuk lisisnya sel, dan gangguan pada pembuluh darah serta hialinisasi serat kolagen. Osteoklas terlihat pada ruang sumsum yang berdekatan dengan tulang alveolar, menghasilkan resorpsi tulang. Selain itu, resorpsi permukaan akar juga dapat terjadi pada lesi oklusal trauma (Deas dan Mealey, 2006).

referensi: Davies, S.J., Gray, R. J. M., Linden, G. J., & James J. A., 2001, Occlusal: Occlusal considerations in periodontics, British Dental Journal 191, 597 604 Deas, D. E. and Mealey, B. L., 2006, Is there an association between occlusion and periodontal destruction? J Am Dent Assoc, Vol 137, No 10, 1381-1389. Rateitschak, K. H., Rateitschak, E. M., Wolf, H. F., & Hassell, T. M., 1985, Color Atlas of Periodontology, Thieme Inc., New York

Anda mungkin juga menyukai