Anda di halaman 1dari 39

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang berkembang pada saat ini sangat erat kaitannya dengan perawatan, dimana setiap produk ataupun alat tertentu tidak akan bisa bertahan lama dengan sendirinya tanpa adanya perawatan. Maka seiring dengan majunya teknologi dan perkembangan zaman, kebutuhan manusia sangat meningkat. Perawatan yang dilakukan meliputi pengenalan komponen, pemeriksaan dan perbaikan agar mahasiswa dapat lebih memperdalam ilmu pada bidang perawatan.

1.2 Tujuan Tujuan dilaksanakannya praktikum perawatan I adalah: 1. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi chasis sepeda motor. 2. Mahasiswa dapat mengetahui komponen chasis sepeda motor. 3. Mahasiswa dapat membongkar, memasang, dan memeriksa komponen chasis sepeda motor. 4. Mahasiswa harus bisa membuat skematik sistem chasis sepeda motor. 1.3 Manfaat Manfaat yang diperoleh setelah melaksanakan praktikum perawatan I adalah sebagai berikut : 1. Mahasiswa mengetahui fungsi chasis sepeda motor. 2. Mahasiswa mengetahui komponen chasis sepeda motor. 3. Mahasiswa dapat membongkar, memasang, dan memeriksa komponen chasis sepeda motor. 4. Mahasiswa harus bisa membuat skematik sistem chasis sepeda motor.

1.4 Sistematika Penulisan Sistematika yang perlu diketahui dalam penulisan laporan ini adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini berisi tentang latar belakang, tujuan dan manfaat dilaksanakannya praktikum perawatan I, serta sistematika dalam penulisan laporan. BAB II TEORI DASAR Pada bab ini berisikan tentang teori-teori yang berhubungan dengan praktikum perawatan I yaitu pada sepeda motor. BAB III ALAT DAN BAHAN Pada bab ini berisikan tentang alat-alat dan bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum perawatan dan perbaikan sepeda motor. BAB IV PROSEDUR KERJA Pada bab ini berisikan tentang langkah-langkah kerja yang dilakukan selama pratikum pada sistem chasis atau kerangka sepeda motor. BAB V PEMBAHASAN Pada bab ini berisikan tentang pembahasan fenomena yang terjadi selama praktikum dan cara penanggulangannya. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran yang diperoleh selama berlangsungnya praktikum.

BAB II TEORI DASAR

2.1

Pengertian Sistem rangka, yang meliputi suspensi dan lengan ayun, berfungsi

menopang kemudi untuk mengatur arah kendaraan roda, ban, dan komponen rem untuk menghentikan jalannya kendaraan. Sistem ini berpengaruh langsung terhadap kenikmatan, kenyamanan dan keamanan berkendaraan.

Gambar 2.1 Kerangka (Chasis)

2.2 Suspensi Fungsi utama suspensi adalah sebagai peredam getaran, sehingga mempertahankan stabilitas kendaraan saat melewati tikungan atau mungkin melibas medan jalanan yang rusak. Adapun cara praktis mendeteksi berfungsi atau tidaknya shock absorber depan adalah dengan duduk diatas jok, lalu memantulkan roda kepermukaan tanah, shock yang baik akan memantul stabil. Peredam kejut

(shock) sebenarnya dirancang dan ditujukan untuk menciptakan stabilitas, traksi minimal dan peredaman maksimal.

Gambar 2.2 Suspensi 2.3 Ban Ban adalah bagian yang langsung bersentuhan dengan aspal. Oleh sebab itu, pemilihan ban harus sesuai dengan medan yang akan ditempuh karena sangat berpengaruh pada kenyamanan pengendara sepeda motor. Beraneka ragam tipe ban yang dijual dipasaran memaksa konsumen untuk lebih jeli dalam menentukan pilihan yang benar-benar pas dengan medan yang akan dilalui. 1. Ragam untuk hujan a. Banyak kembang atau ulir adalah termasuk tipe ban basah, dimana fungsi ulir adalah untuk membuang air yang terlindas. b. Pilih tipe soft (lunak), jangan pilih ban yang terlalu lembut karena akan cepat habis. Bila kondisi hujan, turunkan tekanan ban sekitar 5 psi, namun apabila grip ban tersebut mengadopsi jenis mengembang turunkan tekanan hingga 10 psi. agar daya cengkram pada aspal lebih maksimal.

Gambar 2.3 Konstruksi Ban

2. Perbedaan ukuran ban metric dan non-metric Ada dua versi ukuran ban, misalnya 2.50-17 (bukan metrik) dan 70/90-17 (metric). Pada ban metric 70/90-17 angka pertama, yakni 70, menunjukan lebar ban dalam satuan mm. sedangkan angka kedua 90, menunjukan presentase rasionya 90 presentase dari tingginya, sedangkan angka 17 adalah diameter pelek dalam satuan inchi. Jadi ban 70/90-17 artinya lebar tapak ban 70 mm, dengan tinggi 90% x 70 mm = 63 mm, dan diameter ban 17 inchi. Apakah ban ukuran 70/90-17 (metric) sama dengan 2.50-17? (1 inchi = 2,54 cm atau 25,4 mm), berarti lebar tapak dan tinggi ban 2,5 x 25,4mm = 63,4 mm, pada 17 menunjukkan lebar ukuran pelek dalam satuan inci. Kelebihan ban metric antara lain adalah membuat kendaraan lebih stabil dan untuk berbelok menikung lebih maksimal, sehingga kenyamanan dan keselamatan pengendara turut meningkat.

3. Tekanan ban Sesuai rekomendasi pabrik, pedoman tekanan ban untuk tipe motor bebek : a. 25 Psi (ban depan)

b. 28 Psi (ban belakang) Sedangkan untuk tipe sport : a. 28 Psi (ban depan) b. 30-33 Psi (ban belakang)

4. Kode ban Kode 0206 menandakan bahwa tahap produksi ban tersebut adalah bulan ke dua. Sedangkan, 06 adalah tahun pembuatan ban tersebut. Jadi angka tersebut menunjukan bahwa ban itu diproduksi pada bulan ke dua tahun 2006. Tanda panah pada ban menunjukan arah putaran ban, jangan sampai terbalik pada saat pemasangan ban apabila terbalik memasang ban maka resiko cukup besar efeknya pada daya cengkram ban yang tidak maksimum terhadap permukaan aspal jika dalam kondisi jalan yang basah atau hujan. Jika pada ban ada tercatat for wet and dry road, maksudnya adalah untuk lebih menekankan bahwa ban tersebut bisa digunakan untuk jalanan basah atau kering. Max load: 145 kg at 32 Psi, artinya, sesuai persyaratan pabrik, ban mampu menahan beban 145 kg pada tekanan angin 32 psi dan sanggup digeber hingga kecepatan 150 km/jam.

Gambar 2.4 Ban

Catatan : Memasang ban baru : 1. Pertama, perhatikan arah putaran ban, jangan sampai terbalik, ikuti tanda panah yang biasanya tercetak di pinggiran ban. 2. Kedua, saat memasang ban, pastikan list (garis) pinggir ban dalam posisi rata dan seimbang dengan bibir pelek. 3. Ketiga, posisi pentil harus lurus, jangan miring. Jika miring bisa membuat ban dalam gampang sobek.

1.Cara mengganti ban dalam yang benar Saat mengganti ban roda harus dibuka atau benar-benar dilepas dari motor. Selain memudahkan melepas ban luar, cara ini juga membantu penyesuaian kembali pemasangan ban dalam dan ban luar pada pelek. Kalau ban motor bagian belakang yang bocor, hendaknya motor ditegakkan bertumpu pada standar tengah. Jika yang bocor ban bagian depan, bagian mesin mesti diganjal dengan kayu. Selanjutnya, buka mur as roda dengan mengendurkan dengan kunci ring 17, yang diikuti dengan mengendurkan mur kuping penyetel ketegangan rantai dan baut batang pemegang panel rem. Setelah itu, sangkutkan rantai yang sydah kendur di lengan ayun. Kemudian tarik poros roda dari tromol dan cabut ban dari dudukannya.

2.Tips Menjaga Ban Sepeda Motor Tetap Awet

Ban, piranti yang memegang peranan vital pada sepeda motor. So merawat si bundar ini sudah pasti menjadi ritual wajib bagi pengendara sepedamotor, selain sebagai penghematan, merawat ban dengan benar juga turut menjaga keselamatan pengendara maupun penumpangnya. Tekanan udara ban yang tak tepat sangat mempengaruhi keseimbangan dan stabilitas laju sepeda motor. Jangan pernah memakai ban lain kecuali yang ditetapkan oleh pabrikan sepeda motor karena fungsi ban yang sangat vital bagi sepeda motor Anda perlu mengetahui penyebab kerusakannya seperti: ban bocor. Periksalah apakah pentil ban mengalami kebocoran. Untuk memeriksanya lepaskanlah tutup pentil dan taruhlah air sabun di atas lubang pentil Ban aus secara abnormal. Periksalah apakah tekanan ban sudah benar. Jika telapak atau tread ban telah aus, ban mudah tertusuk dan rusak. Tekanan ban harus disetel supaya sesuai beban pada sepeda motor. Jangan sampai sepeda motor dibebani berlebihan karena dapat menyebabkan ban cepat rusak. 2.4 Rantai Roda 1. Tip Perawatan Rantai a. Bersihkan dari kotoran yang melekat. b. Jangan direndam dalam cairan minyak tanah, bensin, solar ataupun pelarut lainnya karena dapat menghilangkan grease yang terdapat disela-sela komponen rantai. c. Atur ketegangan rantai secukupnya ( 20 s/d 30 mm ) agar tidak cepat aus. d. Gunakan selalu roda gigi ( depan atau belakang ) yang asli untuk memaksimalkan usia pemakaian rantai. e. Jangan memotong mata rantai karena komponen rantai akan menjadi cacat sehingga mengurangi performa komponen rantai dan rantai akan mudah putus.

f. Gantilah rantai motor dengan rantai yang baru bila batas penyetalan rantai sepeda motor anda telah habis, penyetalan yang terlalu longgar dapat mengakibatkan rantai lepas dari kedudukannya. g. Rantai harus sesuai dengan tipe, menempel semua pada sprocket, tidak melintir dan mudah ditekuk. 2. Hal-hal yang mempengaruhi umur rantai a. Beban kejut ( akselerasi atau rem mendadak ). b. Rantai tdak diberi pelumas. c. Karat d. Sprocket yang aus. e. Pelumas tidak sesuai.

3. Penyebab rantai berbunyi tidak normal a. Rantai terlalu kendur atau tegang. b. Sprocket tidak center. c. Penutup rantai tidak pas. d. Pelumas tidak sesuai. 4. Penyebab rantai bergetar a. Simpang berlebihan atau terlalu tegang. b. Keausan rantai tidak merata. c. Rantai melintir. d. Sprocket tidak center.

5. Chain lubricant Bukan zamannya lagi rantai dilekati dengan banyak kotoran . ada cara smart dan lebih bersih, yakni memakai cairan khusus yang dapat disemprotkan ke permukaan rantai. a. Semprot dahulu bagian seluruh bibir pin sambungan rantai luar. b. Kemudian semprot bagian tengah rantai yang menempel disprocket belakang. c. Terakhir, semprotkan cairan itu secara menyeluruh pada bibir pin bagian dalam.

Gambar 2.5 Rantai

Catatan : 1. Saat memasang klip sambungan pengunci rantai, ujung klip pengunci yang terbuka harus menghadap belakang, berlawanan arah dengan gerakan rantai. 2. Jangan menggunakan terlalu banyak oli komersil karena akan terbuang percuma. Pakailah pelumas baru, jangan gunakan yang bekas karena daya lumasnya sudah berkurang dan membuat rantai kotor. 3. Jangan menggunakan produk imitasi saat mengganti rantai karena bila performa rantai tersebut tidak baik, rantai akan putus secara mendadak.

10

bayangkan, jika rantai putus krtika sedang melaju kencang. Tentu saja hal tersebut sangat membahayakan keselamatan. 4. Ganti karet stopper rantai atau dudukan rantai yang terpasang dibagian depan as lengan ayun atau swing arm karena bila rusak atau lepas bisa menimbulkan suasana berisik dan rantai mudah aus. Jadi, bukan semata-mata masalah kurang perawatan. a.Tips Perawatan Rantai : Demi keamanan pengendara, periksalah selalu kondisi dan setelan rantai sebelum memakai sepeda motor. Pada pelaksanaan pemeriksaan berkala, pada tiap 1.000 km, periksalah kondisi kemungkinan kerusakan rantai berikut ini : 1. Pin kendor atau terlepas. 2. Mata rantai rusak. 3. Mata rantai macet atau oblak. 4. Melampaui batas pemakaian atau aus. 5. Setelan rantai tidak tepat. b.Penyetelan Rantai Penggerak Setel ketegangan rantai penggerak setiap 1.000 km dengan cara di bawah ini, hingga didapatkan ketegangan 5- 25 mm.

2.4

Sprocket Sprocket atau gear adalah istilah lain dari driven gear, yang biasa dicek dari

kandungan logamnya. Caranya adalah gear belakang ditopang dengan lima jari, lalu pinggiran gear diketok dengan benda logam. Gear yang diketok akan menghasilkan getaran dan bunyi. Getarannya akan merambat ke tangan. Kalau getarannya bisa bertahan lebih lama dibanding bunyinya, berarti kandungan logamnya padat.

11

Peningkatan torsi bisa dilakukan dengan menambah jumlah mata gear dibelakang atau mengurangi jumlah mata gear depan. Sedangkan penambahan top speed bisa dilakukan dengan mengurangi jumlah mata gear di belakang atau menambah jumlah mata gear depan.

Gambar 2.6 Sproket 2.5 Pelek Jari-jari roda dapat menjadi longgar setelah dipakai dalam waktu lama sehingga pelek roda tidak lurus. Hal ini disebabkan jari-jari longgar membuat jarijari lain menanggung beban yang besar. Dalam kondisi ini jari-jari bisa putus. Untuk itu, jari-jari dan pelek harus disetel. Jika roda belakang terasa goyang ketika motor dikendarai, penyebabnya adalah : 1. Swing arm atau lengan ayun sudah aus yang menyebabkan bagian belakang tidak stabil jika motor dikendarai dalam kecepatan tinggi. 2. Sprocket belakang aus. 3. Sprocket tidak terpasang kuat yang membuat rantai tidak berjalan mulus pada relnya. 4. Kalau sprocket mulus, bisa jadi snap gear (tempat dudukan sprocket) sudah aus. Jika dudukan bearing aus, bearing tersebut tidak diam ditempat.

12

5. Tromol yang rumah bearingnya oblak sudah pasti membuat roda belakang goyang. Shock absorber pun ikut andil memberikan goyangan. Sumbernya adalah as dalam shock sudah aus. 6. Bila lima gejala diatas tidak ditemui, tiba saatnya memeriksa pelek. Biasanya pelek sudah tidak bulat lagi. Untuk pelek cw (pelek palang), kerusakan ringan dapat diperbaiki dengan mengepresnya. Untuk pelek beruji atau jari-jari, pelek biasanya disetel.

Gambar 2.7 Pelek 2.6 Bearing roda Umur bearing dipengaruhi oleh kualitas dan perlakuan terhadap bearing, yaitu pemasangan, pelumas (grease), kondisi jalan berlubang, geram kotor atau air dan beban berlebih. 1. Pemasangan salah Pemasangan yang salah bisa menyebabkan bearing cepat rusak, misalnya pukulan yang tidak rata (seirama) pada cincin luar dan dalam, mengakibatkan clearance bearing tidak rata lagi.

2. Kurang pelumas

13

Pelumas diperlukan sebagai bantalan yang melancarkan pergerakan bearing dan meredam panas yang muncul dari gesekan antara biji-biji bearing dan dinding bagian dalam bearing. Pilih pelumas yang berkualitas. Khususnya untuk bearing yang ada dalm mesin, harus lebih teliti saat mengganti oli. Bak mesin harus bersih untuk menghindari geram pada sisa oli karena geram bisa memperpendek waktu pakai (live time) bearing.

3. Beban awal berlebih Hati-hati saat membeli bearing baru pastikan ukuran yang tertera dicincin bearing tepat. Jika bearing salah ukurannya dan tetap dipaksakan pemasangannya, hal itu akan menimbulkan beban awal berlebih yang bisa merusak bearing dan dudukan bearing.

4. Jalan berlubang Bearing juga akan mudah rusak jika jalanan yang dilalui tidak rata atau banyak berlubang. Hal ini terjadi karena beban yang diterima roda dengan pusatnya bearing berganti-ganti secara mendadak. Oleh sebab itu untuk meminimalkan bearing rusak, sebisa mungkain hindari beban kejut dengan memilih jalanan yang rata.

5. Geram kotor atau air Khusus bearing yang ada diluar mesin, agar bearing tidak cepat dihinggapi debu, kotoran, geram dan air. Pilihlah bearing yang memilki tutup pelat atau karet. Bearing yang memiliki seal dipasang dengan seal menghadap keluar untuk melindunginya dari debu atau air.

14

6. Beban berlebih Apabila beban putar berlebih, dalam pengertian bahwa bobot yang harus dipotong oleh bearing tidak sesuai dengan kekuatan bearing, wajar apabila bantalan gelinding menjadi cepat aus.

Gambar 2.8 Bearing Catatan: Untuk mendeteksi roda oleng, fokuskan pada tiga hal: bearing roda, as roda, dan rumah bearing tromol. Yang paling vital adalah bearing roda yang sudah aus. Kalau tidak segera diganti, as roda sebagai dudukan bearing akan ikut menjadi cacat (terkikis atau bengkok), lantas dudukan bearing ditromol ikut terkikis yang menimbulkan beban pada bearing dan as roda.

2.7

Rem

1. Rem cakram Rem cakram ( disc brake ), pada dasarnya terdiri atas rem yang terbuat dari besi tuang ( disc rotor atau piringan cakram ) yang berputar dengan roda dan bahan gesek. Daya pengereman dihasilkan oleh adanya gesekan antara disc pad dan cakram ( disc ). Merawat cakram bukan sekedar mengganti kampas rem atau

15

menambah minyak rem. Life time cakram rem adalah sekitar 2 atau 3 tahun karena cakram terkikis oleh kampas rem. Lihat keterangan dibawah piringan, tercetak min th artinya minimum thicness ( ketebalan minimal ). Ketebalan rata-rata cakram untuk motor bebek berkisar 2,5 sampai 3 mm. untuk sport, antara 3,5 sampai 4 mm, karena tenaga motor sport lebih besar. Cara mengukurnya adalah dengan alat sigmat. Tetapi, mengganti cakram bukan hanya cakram sudah tipis karena cakram bisa juga rusak oleh hal lainnya. Misalnya, permukaan cakram tergores karena akibat terlambat ganti kampas rem atau pad. Cakram peyang karena terbentur atau jatuh, atau cakram melenting akibat overheat. Kalau cakram hanya sedikit cacat ( permukaan piringan rem alias disc brake sudah tidak rata ), permukaan cakram dapat dibubut agar kampas rem dapat mencekram dengan sempurna. Perbaikan ( perataan ulang ) dengan memakai mesin bubut adalah agar kampas rem lebih awet karena pengikisan kampas bisa rata atau tidak tebal sebelah. Prosespembubutan harus dilakukan dengan perhitungan yang tepat (simetris ) atau dibuat center diatas bubut. Hanya saja, jangan sampai cakram menjadi terlalu tipis.

Gambar 2.9 Disc Brake

16

2. Rem tromol Kekuatan tenaga pengereman diperoleh dari sepatu rem ( brake shoes ) yang diam menekan permukaan tromol bagian dalam berputar bersama-sama dengan roda, karena adanya energy zeng action yang ditimbulkan oleh perputaran tromol dan sepatu rem, tenaga pengereman yang dihasilkan sangat besar walau dengan tuas pedal rem yang relative kecil.

Gambar 2.8 Rem Tromol

3. Minyak rem Minyak rem adalah cairan yang tidak mengandung minyak bumi yang sebagian besar terdiri dari alkohol dan susunan kimia dan ester ( zat yang membuat orang tidak sadar ).

Syarat-syarat minyak rem yang berkualitas ; a. Mempunyai titik didih yang rendah Komponen rem yang bergesekan karena penggunaan yang berulang kali akan menjadi panas. Kadang kala, minyak rem pun dapat menguap, yang

17

menyebabkan fluida berbusa. Bila hal ini terjadi, cengkraman yang terjadi pada handel rem hanya menekan minyak rem yang sudah menjadi uap sehingga tidak ada tenaga yang bekerja pada selinder caliper rem. b. Mencegah karat pada logam Kerapatan akan berkurang bila minyak merusak seal dan hal ini akan menyebabkan kebocoran. Lalu hal ini akan berlanjut dengan hilangnya tenaga hidraulis. Minyak rem dibuat dari bahan sintetis dengan maksud agar tidak merusak karet ( seal ), dan menghindari terjadinya karat pada logam c. Viskositas yang baik Minyak rem harus memiliki kekentalan ( viskositas ) untuk meneruskan tekanan dengan minyak perubahan yang bervariasi.

18

BAB III ALAT DAN BAHAN

3.1

Alat Alat-alat yang digunakan dalam praktikum perawatan dan perbaikan sepeda

motor adalah sebagai berikut :

1. Kunci Pas 14 Kunci pas berfungsi untuk membuka as roda sepeda motor.

Gambar 3.1 Kunci Pas (Wrench)

19

2. Kunci T-Shaped Kunci T-Shaped digunakan untuk membuka mur atau baut yang agak sulit dijangkau.

Gambar 3.2 Kunci T-Shaped

3. Kunci L 6 Kunci ini digunakan untuk mengencangkan dan mengendurkan baut pada pelindung jok belakang dan shock breaker.

Gambar 3.3 Kunci L 4. Obeng Plus Obeng digunakan untuk mengendurkan dan mengencangkan baut pada body atau kap pada sepeda motor.

20

Gambar 3.4 Obeng Plus 5. Kunci Inggris Kunci inggris digunakan untuk membuka as roda pada sepeda motor.

Gambar 3.5 Kunci Inggris

3.2

Bahan Bahan yang digunakan dalam praktikum perawatan dan perbaikan yaitu

adalah 1 unit sepeda motor :

21

Gambar 3.6 Sepeda Motor

BAB IV PROSEDUR KERJA

4.1

Prosedur Umum Prosedur umum yang dilakukan dalam praktikum adalah sebagai berikut:

1. Alat dan bahan disiapkan

22

2. Table peminjaman alat dan bahan diisi 3. Table SOP disiapkan 4. Melakukan proses perawatan dan pemeriksaan pada sepeda motor 5. Tempat praktikum dibersihkan dan dirapikan

4.2

Prosedur Pembongkaran

4.2.1 Pembongkaran Kap Depan 1. Baut kap pada sepeda motor dibuka dengan obeng plus.

Gambar 4.1 Kap Depan 2. Kap dilepaskan dari sepeda motor lalu disusun rapi diatas meja agar mudah saat pemasangan kembali.

4.2.2Pembongkaran Bagian Depan 1. Baut pada as roda depan dibuka dengan menggunakan kunci inggris dan kunci ring pas 14.

23

Gambar 4.2 Roda Depan 2. As roda depan dilepas dari roda.

Gambar 4.3 Pelepasan As Roda 3. Roda sepeda motor dilepaskan dari sepeda motor.

Gambar 4.4 Pelepasan Roda Depan 4. Shock depan dilepaskan dari sepeda motor dengan menggunakan kunci T14.

24

Gambar 4.5 Pelepasan Shock depan 4.2.3 Pembongkaran Bagian belakang

1. Baut penutup sprocket dibuka.

Gambar 4.6 Penutup Sproket 2. Penutup sproket dilepaskan dari sepeda motor lalu disusun rapi diatas meja agar mudah saat pemasangan.

Gambar 4.7 Pelepasan Penutup Sproket 3. Penumpu sepeda motor dilepaskan dengan menggunakan kunci T 8.

25

Gambar 4.8 Penumpu Sepeda Motor 4. Handle belakang atau pijakan kaki dilepaskan dari sepeda motor dengan menggunakan kunci T 10 dan T 8.

Gambar 4.9 Handle belakang 5. Baut pada as roda belakang dibuka dengan kunci T 14 dan kunci inggris.

Gambar 4.10 Pelepasan Baut Roda belakang 6. As roda belakang dilepaskan dari sepeda motor.

26

Gambar 4.11 Pelepasan As Roda belakang 7. Roda belakang dilepaskan dari sepeda motor setelah rantai, sprocket dan rem tromol dilepaskan dari roda belakang. 8. Suspensi belakang dilepaskan dari sepeda motor.

Gambar 4.12 Suspensi 9. Lengan ayun dilepaskan dari sepeda motor.

Gambar 4.13 Lengan Ayun 10. Badan mesin dilepaskan dari sepeda motor.

27

Gambar 4.14 Badan Mesin 11. Tangki bahan bakar dilepaskan dari sepeda motor.

Gambar 4.15 Tangki Bahan Bakar

4.3 Prosedur Pemasangan 1. Baut pengikat pada spak board dipasang lalu dikunci dengan kunci T 10.

Gambar 4.16 Pemasangan Spak Board

28

2. Baut pengikat pada tangki bahan bakar dipasang lalu dikunci dengan menggunakan kunci T 8.

Gambar 4.17 Tangki Bahan Bakar 3. As mesin dimasukkan lalu dikunci dengan menggunakan kunci T 14 dan kunci inggris.

Gambar 4.18 Badan Mesin 4. As pada lengan ayun dipasang lalu baut pengunci dikunci dengan menggunakan kunci T 14.

Gambar 4.19 Lengan Ayun

29

5. Rantai dipasang pada porosnya. 6. Baut pada suspensi dipasang lalu dikunci dengan kunci T 14 dan kunci inggris.

Gambar 4.20 Pemasangan Suspensi 7. Baut pada handle dipasang lalu dikunci dengan kunci T 10 dan kunci T 8. 8. Baut pada knalpot dipasang lalu dikunci dengan kunci inggris dan kunci pas 8. 9. As dimasukkan kedalam roda lalu baut pengunci dipasang dan dikunci dengan kunci T 14 dan kunci inggris.

Gambar 4.21 Pemasangan Roda belakang 10. As roda dipasang lalu dikunci dengan kunci T 14 dan kunci inggris. 11. Shock breker dipasang pada garputala lalu dikunci dengan kunci T 14.

30

Gambar 4.22 Pemasangan Shock Breker 12. Baut kap depan dipasang dan dikunci dengan obeng plus.

13. Jok motor diposisikan pada tempatnya,lalu baut pengunci dikunci dengan kunci T 8. 14. Baut pada batok kepala diposisikan pada tempatnya lalu dikunci dengan kunci T 8 dan obeng plus.

31

BAB V ANALISA & PEMBAHASAN

5.1

Analisa Analisa yang dapat diambil dari praktikum perawatan I ini adalah:

1. Pada kendaraan sepeda motor, sistem rangka sangat berpengaruh terhadap kenyamanan berkendara. 2. Pada rantai sepeda motor, ketegangannya sangat perlu di perhatikan, karena untuk kenyamanan dan keawetan rantai. 3. Sistem suspensi merupakan komponen yang sangat berpengaruh pada kendaraan. 4. Dalam penggantian rem harus sesuai dengan urutan pergantiannya. 5. Velg pada sepeda motor juga harus diperhatikan,karena untuk kenyamanan berkendara.

5.2 Permasalahan 1. Pada saat diputar roda belakang tidak berputar dengan lancar, hal ini disebabkan setelan rem yang terlalu tengang sehingga putaran roda menjadi berat, untuk mengatasi hal ini, setelan rem di atur ulang sampai benar-benar tepat. 2. Ketika roda belakang diputar, rantai berbunyi dan roda tidak berputar baik, hal ini disebabkan setelan rantai yang tidak tepat. Untuk mengatasi hal ini, maka rantai disetel dengan benar.

32

Dari praktikum yang telah dilaksanakan maka didapat hasil pemeriksaan sebagai berikut

Tabel 5.1 SOP Sistem Chasis atau Kerangka Sepeda Motor


NO. Nama komponen Fungsi komponen Tool yang digunakan Urutan Pembongkaran dan Perakitan 1. Spak lampu belakang. board -sebagai lampu. -sebagai pemberi tanda(peng ereman,sein ) 2. Tangki bahan bakar. Sebagai tempat pengisian bahan bakar 3. Mesin Sebagai sumber tenaga -Kunci 14 -Kunci ring pas 16 Kunci T 8 Baut bakar lalu pengikat dipasang dikunci Baik Layak pakai -Kunci T 8 -Obeng Plus(+) -Baut dipasang 10. pengikat lalu Kondisi Komponen baik Layak pakai Keteran gan

belakang dan penahan

pada spak board dikunci dengan T

pada tangki bahan

dengan T8. T -Mesin diposisikan pada sepeda motor. -As dimasukkan dikunci menggunakan kunci T 14 kunci inggris. dan mesin lalu dengan baik Layak pakai

33

4.

Lengan ayun

Membuat roda elastisitas.

Kunci 14

As pada lengan ayun dikunci kunci 14. dipasang dengan lalu baut pengunci menggunakan

Baik

Layak pakai

5.

Rantai roda

Meneruska n mesin roda. ke

Manual/tan

Rantai

dipasang

Baik

Layak pakai

putaran gan.

pada porosnya.

6.

Suspensi belakang

Meredam getaran

-Kunci 14 -Kunci inggris

T -Suspensi diposisikan pada tempatnya. -Baut lalu dengan menggunakan kunci T 14 dan kunci Inggris. pada dikunci

Baik

Layak pakai

suspensi dipasang

7.

Handle belakang

Pijakan kaki belakang

Kunci T 10 -Handle belakang dan T 8. diposisikan pada tempatnya. -Baut pada handle dikunci 8 dengan kunci T 10 dan T

Baik

Layak pakai

34

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

5.3 Kesimpulan Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum perawatan sepeda motor adalah sebagai berikut : 1. Chasis pada sepeda motor sebagai rangka kendaraan harus mampu menopoang beban dan memberi kenyamanan dalam berkendaraan. 2. Kestabilan sepeda motor pada saat dikendarai sangat berpengaruh besar terhadap keadaan suspensinya. 3. Sprocket yang aus sangat mempengaruhi umur rantai roda. 4. Umur bearing dipengaruhi oleh kuwalitas dan perlakuan terhadap bearing tersebut. 5. Alur pada permukaan ban sangat berpengaruh terhadap medan jalan yang dilewati. 6. Peningkatan torsi dilakukan dengan menambah jumlah mata gear belakang atau mengurangi mata gear depan.

5.4 Saran Adapun saran yang dapat diberikan kepada pembaca yaitu adalah sebagai berikut :

35

1. Saat mengganti ban, roda harus dibuka atau dilepas dari motor. Agar memudahkan melepas ban luar juga membantu menyesuaikan pemasangan ban dalam dan ban luar pada pelek. 2. Saat memasang klip sambungan pengunci rantai, ujung klip pengunci yang terbuka harus menghadap belakang ( berlawanan arah gerakan rantai ). 3. Pada saat membuka stang kemudi perhatikan bearing dan buka dengan baik agar ball pada bearing tidak lepas. 4. Jangan memotong mata rantai karena komponen rantai akan menjadi cacat, sehingga mengurangi performa rantai dan rantai akan mudah putus. 5. Jangan merendam rantai dalam cairan minyak tanah, bensin, solar, ataupun pelarut lainnya karena dapat menghilangkan grease yang ada disela-sela rantai. 6. Pada saat melepaskan bearing dari dudukannya usahakan pukulan yang diberikan seirama atau merata pada sekeliling lingkar bearing.

36

DAFTAR PUSTAKA

1. Aris, setyawan, Eko S.B, dan Kelik, Udin. Buku Pintar Sepeda Motor Penerbit Media Pressindo, 2010. Yogyakarta. 2. Santoso, Alex dkk, Belajar Merawat dan Memperbaiki Sepeda Motor Dengan Mudah. Penerbit Absolut, 2007, Yogyakarta. 3. Setiawan, Acip, The Secret Of Skutik Penerbit PT Gramedia Pustaka Umum, 2009, Jakarta. 4. Soedarmono, Hartoto. Panduan Praktis Merawat dan Memperbaiki Sepeda Motor. Penerbit PT Gramedia Pustaka Umum, Jakarta, 2008. 5. Subandrio, Merawat dan Memperbaiki Sepeda Motor Matic. Penerbit PT Kawan Pustaka, 2009, Jakarta Selatan. 6. Suganda, Hadi dan Kageyama, Katsumi. Pedoman Perawatan Sepeda Motor. Penerbit PT Pradnya Pramita, Jakarta, 2007. 7. Suwarto, Toto, Tune-Up Ringan Sepeda Motor 4-Tak. Penerbit PT Kawan Pustaka, 2008, Jakarta Selatan. 8. http://www.google.com

37

LAMPIRAN

38

39

Anda mungkin juga menyukai