Anda di halaman 1dari 24

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

A. Perputaran Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva tetap Menurut Hendi Somantri (2000:121) Aktiva tetap atau disebut plant assets adalah aktiva berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam kegiatan usaha perusahaan, dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Suatu benda berwujud harus diakui sebagai suatu Aktiva dan dikelompokan sebagai aktiva tetap apabila : a. Besar kemungkinan bahwa manfaat keekonomian dimasa yang akan datang b. c. d. e. Berkaitan dengan entitas tertentu Memajukan pengorbanan ekonomi untuk memperoleh aktiva Menunjukan proses akuntansi Berkaitan dengan dimensi waktu Jadi yang dimaksud aktiva tetap adalah aktiva yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa lebih dari satu tahun. Aktiva tetap lazimnya dicatat sejumlah harga perolehan. yang dimaksud

harga perolehan adalah sejumlah uang yang dikeluarkan atau hutang yang timbul untuk memperoleh aktiva tetap, sampai aktiva tetap yang bersangkutan siap dioperasikan, maka harga perolehan ditetapkan sebagai berikut : 1) Aktiva tetap yang diperoleh dalam bentuk siap pakai, harga perolehan ditetapkan atas dasar harga beli ditambah dengan harga biaya yang terjadi sebubungan dengan usaha menempatkan aktiva tetap yang

bersangkutan. Contoh : biaya pemasangan, percobaan, dll. 2) Aktiva tetap yang dibangun sendiri, harga perolehan ditetapkan atas dasar biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan pembangunan aktiva tetap yang bersangkutan, hingga siap dipergunakan. Contoh : biaya tenaga kerja, biaya tak langsung. 3) Aktiva tetap yang diperoleh melalui pertukaran non moneter, harga perolehan ditetapkan atas dasar harga pasar aktiva diserahkan atau harga pasar aktiva diterima, tergantung harga mana yang lebih wajar. 4) Aktiva tetap yang diperoleh dari sumbangan, harga perolehan ditetapkan atas dasar harga pasar aktiva yang terima atau harga taksiran yang wajar.

2. Pengertian dan Penilaian Perputaran Aktiva tetap Menurut Beams ( 2000: 121) perputaran aktiva tetap adalah Posisi aktiva Tetap dan taksiran waktu perputaran aktiva tetap dapat dinilai dengan menghitung tingkat perputaran aktiva tetap yaitu, dengan membagi penjualan dengan total aktiva tetap bersih. Maka dapat disimpulkan bahwa perputaran aktiva tetap ditentukan oleh 2 faktor utama yaitu, penjualan dan total aktiva tetap bersih. Yang dimaksud total aktiva tetap bersih adalah total aktiva tetap setelah dikurangi penyusutan aktiva tetap. Metode perputaran total aktiva adalah : Perputaran total aktiva tetap : Penjualan Total aktiva tetap bersih

Waktu perputaran total aktiva :

365 Peputaran total aktiva

3.

Prinsip Penilaian Aktiva tetap Penilaian aktiva tetap berkaitan dengan penentuan nilai pertukaran dari aktiva tersebut. Ada dua jenis pertukaran yaitu, nilai keluaran dan nilai masukan. Nilai keluaran adalah: aliran dana yang diperkirakan akan diterima perusahaan dimasa uang akan datang sesuai dengan harga pertukaran. sedangkan nilai masukan menunjukan jumlah rupiah yang

harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh aktiva yang akan digunakan dalam kegiatan operasi perusahaan. Dalam hubungannya dengan pengeluaran-pengeluaran yang

berhubungan dengan pengunaan aktiva tetap terdiri dari: a. Pemeliharaan (Maintenance) Adalah pengeluaran yang bertujuan untuk mempertahankan aktiva tetap pada kondisi yang tetap baik. Dengan demikian tidak mengakibatkan penambahan manfaat. b. Reparasi Adalah pengeluaran yang bertujuan mengembalikan aktiva tetap pada kondisi semula. Manfaat ini hanya untuk kelangsungan jalannya operasi. c. Penggantian (Replacement) Adalah pengeluaran untuk mengantikan sebagian (komponen) aktiva tetap yang rusak berat. Akan menambah terhadap usia pengunaan aktiva tetap yang bersangkutan . d. Perbaikan (Betterment) Adalah pengeluaran yang bertujuan untuk meningkatkan akiva tetap dari kondisi semula kepada kondisi yang lebih baik.

10

e. Penambahan (Addition) Adalah pengeluaran yang bertujuan untuk memperluas dan peningkatan fasilitas yang sudah ada, misalnya penambahan bangunan. 4. Penyusutan Aktiva Tetap Menurut Hendi Somantri (2000:126) penyusutan adalah Alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi, penyusutan untuk periode akuntansi dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun tidak langsung. Nilai perolehan aktiva tetap, selama masa penggunannya akan turun setiap saat, sehingga habis masa pengunaannya aktiva tetap dianggap sudah tidak mempunyai manfaat lagi bagi perusahaan. Karena aktiva tetap

memberikan manfaat selama beberapa periode akintansi, maka kerugian tersebut harus dibebankan kepada periodeperiode selama masa

penggunaannya. Besarnya penyusutan yang menjadi beban setiap periode selam

masa penggunannya. Aktiva tetap, tergantung kepada empat faktor sebagai berikut : a. Harga Perolehan b. Nilai Sisa atau Nilai Residu Adalah nilai aktiva tetap setelah habis masa penggunannya, biasanya ditetapkan atas dasar taksiran.

11

c. Usia Ekonomis atau Usia Manfaat d. Metode Penyusutan yang diterapkan Metode penyusutan pada dasarnya dirancang atas dasar faktorfaktor tertentu contohnya : faktor waktu, faktor penggunaan. Metode penyusutan yang berdasarkan kepada faktor waktu antara lain : 1). Metode Garis Lurus Dimana metode ini , beban penyusutan tiap tahun penggunan aktiva tetap jumlahnya sama. Penyusutan = Harga perolehan Nilai Residu Usia Ekonomis 2). Metode Beban Menurun yaitu : a). Metode Jumlah Angka Tahun Metode ini penyusutan untuk tiap tahun jumlahnya menurun Penyusutan : Sisa usia aktiva tetap x jmlh yang disusutkan Jmlh angka tahun usia b). Metode Menurun Ganda Penyusutan ditetapkan atas dasar prosentase tertentu yang dihitung dari harga buku pada tahun yang bersangkutan.

12

Sedangkan metode penyusutan yang didasari kepada faktor penggunaanya, terdiri dari : 1. Metode Satuan Jam Kerja Metode ini, beban penyusutan ditetapkan atas dasar jam kerja yang dapat dicapai dalm periode yang bersangkutan . B. penyusutan : jam kerja yg dicapai x tarif penystan tiap jam kerja Tarif penyusutan tiap jam kerja : harga perolehan nilai residu Taksiran jam kerja yg dpt dicapai

2.

Metode Satuan Hasil Produksi Metode ini sama dengan satuan jam kerja, yaitu berdasarkan kepada faktor penggunaannya. Tarif penyusutan tiap satuan : harga perolehan nilai residu Taksiran jmlh satuan yg dihslkan

B.

Perputaran Piutang Usaha. 1. Pengertian Piutang Piutang merupakan salah satu unsur dari aktiva lancar dalam neraca perusahaan yang timbul akibat adanya penjualan barang dan jasa atau pemberian kredit terhadap debitur yang pembayaran pada umumnya

13

diberikan dalam tempo 30 hari (tiga puluh hari) sampai dengan 90 hari (sembilan puluh hari). Dalam arti luas, piutang merupakan tuntutan terhadap pihak lain yang berupa uang, barang-barang atau jasa-jasa yang dijual secara kredit. Piutang bagi kegunaan akuntansi lebih sempit pengertiannya yaitu untuk menunjukkan tuntutan-tuntutan pada pihak luar perusahaan yang diharapkan akan diselesaikan dengan penerimaan jumlah uang tunai. Pada umumnya piutang timbul akibat dari transaksi penjualan barang dan jasa perusahaan, dimana pembayaran oleh pihak yang bersangkutan baru akan dilakukan setelah tanggal transaksi jual beli. Mengingat piutang merupakan harta perusahaan yang sangat likuid maka harus dilakukan prosedur yang wajar dan cara-cara yang memuaskan dengan para debitur sehingga perlu disusun suatu prosedur yang baik demi kemajuan perusahaan. Piutang dapat digolongkan dalam dua kategori yaitu piutang usaha dan piutang lain-lain. Menurut Soemarso (2002:338) piutang usaha adalah: Perusahaan mempunyai hak klaim terhadap seseorang atau perusahaan lain dengan adanya hak klaim ini perusahaan dapat menuntut pembayaran dalam bentuk uang atau penyerahan aktiva atau jasa lain kepada pihak dengan siapa ia berpiutang.

14

Piutang usaha menunjukkan klaim yang akan dilunasi dengan uang yang tidak didukung dengan janji tertulis yang timbul dari penjualan barang-barang atau jasa-jasa yang dihasilkan perusahaan. Piutang usaha meliputi piutang yang timbul karena penjualan produk atau penyerahan jasa dalam rangka kegiatan usaha normal perusahaan. Piutang usaha adalah tagihan yang tidak didukung dengan janji tertulis yang hanya dilengkapi oleh surat jalan, faktur/tanda terima lainnya yang telah ditandatangani oleh debitur sehingga pernyataan telah menerima barang ada didalam surat-surat tersebut. Selain itu pengertian piutang yang pada umumnya digolongkan dalam aktiva lancar yang berarti bahwa tagihan-tagihan pada pihak lain yang nantinya akan diminta pembayarannya dalam jangka waktu yang tidak lama (kurang dari satu tahun) yang biasanya digolongkan dalam piutang jangka pendek. Piutang usaha jangka pendek dapat dibagi atas dua yaitu: a. Piutang usaha/piutang terhadap langganan Piutang usaha/piutang terhadap langganan dalam perkiraan piutang usaha dicatat sebagai tagihan yang timbul dari penjualan barang atau jasa yang merupakan usaha perusahaan yang normal/kurang dari 1

15

tahun, disajikan dalam neraca sebagai aktiva lancar, tetapi apabila telah lebih dari jangka waktu 1 tahun maka akan dilaporkan sebagai aktiva tidak lancar. Jadi tagihan kepada langganan yang biasanya disebut piutang dagang adalah tuntutan keuangan terhadap pihak lain baik perorangan maupun organisasi-organisasi atau debitur-debitur lainnya. b. Piutang yang akan diterima Piutang yang akan diterima merupakan kontrak prestasi yang sebenarnya sudah menjadi hak perusahaan, akan tetapi belum/tidak saatnya untuk diterima, piutang ini timbul pada suatu akhir periode dimana sebenarnya tagihan tersebut akan diterima pada periode yang akan datang. Hal-hal yang termasuk dalam piutang yang akan diterima adalah: 1) Bunga yang masih harus diterima yang timbul dari aktiva yang dimiliki perusahaan, seperti wesel tagih dan bon. 2) Piutang sewa yang masih harus diterima yang timbul dari hasil penyewaan, seperti gedung, mobil dan alat-alat besar lainnya. 3) Pendapatan piutang merupakan pendapatan yang akan diterima sebagai hasil investasi dalam perusahaan.

16

Penggolongan piutang dan umur piutang dapat digolongkan ke dalam 4 jenis, yaitu: a. Piutang lancar adalah piutang yang diharapkan tertagihnya dalam 1 tahun atau siklus usaha normal b. Piutang tidak lancar adalah tagihan/piutang yang tidak dapat ditagih dalam jangka waktu 1 tahun c. Piutang yang dihapuskan adalah suatu tagihan yang tidak dapat ditagih lagi dikarenakan pelanggan mengalami kerugian/bangkrut (tidak tertagih) d. Piutang dicadangkan adalah tagihan yang disisihkan sebelumnya untuk menghindari piutang tidak tertagih 2. Perputaran Piutang Piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan mempunyai hubungan yang erat dengan volume penjualan kredit, karena timbulnya piutang disebabkan oleh penjualan barang-barang secara kredit dan hasil dari penjualan secara kredit netto dibagi dengan piutang rata-rata merupakan perputaran piutang. Nilai dari perputaran piutang tergantung dari syarat pembayaran piutang tersebut. Makin lunak atau makin lama syarat pembayaran yang

17

ditetapkan berarti makin lama modal terikat dalam piutang. Mengenai perputaran piutang. Pendapat mengenai perputaran piutang menurut Drs. Munawir (2004:75) mengatakan bahwa: Posisi piutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai dengan menghitung tingkat perputaran piutang turn over receivable yaitu, dengan membagi total penjualan kredit neto dengan piutang rata-rata. Menurut Warren Reeve (2005:407) perputaran piutang adalah

Usaha (account receivable turn over) untuk mengukur seberapa sering piutang usaha berubah menjadi kas dalam setahun. Dari dua pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa perputaran piutang itu ditentukan dua faktor utama, yaitu penjualan kredit dan ratarata piutang. Rata-rata piutang dapat diperoleh dengan cara

menjumlahkan piutang awal periode dengan piutang akhir periode dibagi dua. Adakalanya angka penjualan kredit untuk suatu periode tertentu tidak dapat diperoleh sehingga yang digunakan sebagai penjualan kredit adalah angka total penjualan. Dari uraian di atas maka perputaran piutang dapat dirumuskan sebagai berikut: Rata-rata piutang = Piutang awal + piutang akhir 2 Perputaran piutang = Penjualan kredit bersih Piutang dagang

18

Dari definisi dapat diketahui bahwa rasio perputaran yang tinggi mencerminkan kualitas piutang yang semakin baik. Tinggi rendahnya perputaran piutang tergantung pada besar kecilnya modal yang diinvestasikan dalam piutang. Makin cepat perputaran piutang berarti semakin cepat modal kembali. Tingkat perputaran piutang suatu perusahaan dapat menggambarkan tingkat efisiensi modal perusahaan yang ditanamkan dalam piutang, sehingga makin tinggi perputaran piutang berarti makin efisien modal yang digunakan. Selain perputaran piutang yang digunakan sebagai indikator terhadap efisien atau tidaknya piutang, ada indikator lain yang cukup penting yaitu jika waktu rata-rata pengumpulan piutang (average collection periode). Jangka waktu pengumpulan piutang adalah angka yang menunjukkan waktu rata-rata yang diperlukan untuk menagih piutang. (Munawir 2004:76) Perumusan dari uraian di atas adalah sebagai berikut: Periode rata-rata pengumpulan piutang = 360 Perputaran piutang Periode rata-rata penagihan piutang = Piutang dagang x 365 Penjualan kredit

19

Jumlah hari penjualan dalam piutang memberi tolak ukur mengenai lamanya waktu piutang dagang yang beredar. Semakin besar rasio umur piutang, semakin besar kemungkinan rasio tidak tertagihnya piutang. Perubahan rasio antara penjualan kredit dan rata-rata piutang disebabkan oleh banyak hal. Munawir (2004:75) mengemukakan bahwa faktor-faktor penyebabnya adalah sebagai berikut: 1. 2. Turunnya penjualan dan naiknya piutang Turunnya piutang dan diikuti turunnya penjualan dalam jumlah yang lebih besar 3. Naiknya penjualan diikuti naiknya piutang dalam jumlah yang lebih besar 4. 5. Turunnya penjualan dengan piutang yang tetap Naiknya piutang sedangkan penjualan tidak berubah. Terlepas dari hal-hal tersebut diatas, dalam piutang, resiko kerugian akibat piutang yang tidak dapat diterima pembayarannya selalu ada. Ada dua metode penyisihan piutang yaitu : 1 Metode penghapusan langsung Dalam metode ini kerugian piutang yang tidak bisa ditagih, dicatat langsung pada periode saat terjadinya penghapusan piutang dengan

20

perkiraan debet beban penghapusan piutang dan kredit perkiraan piutang dagang. 2. Metode Penyisihan/cadangan. Ada metode ini, setiap akhir periode dilakukan penaksiran terhadap piutang yang dimiliki perusahaan, sehingga diperoleh taksiran dari piutang yang disangsikan dapat diterima pembayarannya. Taksiran ini dicatat pada perkiraan debet beban piutang dan kredit pada perkiraan penyisihan piutang. Jumlah taksiran kerugian piutang dapat ditetapkan atas dasar : a. Atas dasar jumlah penjualan Piutang terjadi karana akibat dari penjualan kredit maka taksiran menhunakan jumlah penjualan selama periode bersangkutan. Yaitu dengan membandingkan kerugian piutang yang sebenarnya terjadi dengan total pejualan kemudian dilakukan perubahan-perubahan atas kemungkinan yang akan datang. Biasanya dalam persentase. b. Atas dasar saldo piutang Jumlah ini dihitung dengan cara mengalikan suatu persentase tertentu dengan saldo piutang pada akhir periode. Dengan bentuk

21

demikian yang dijadikan dasar adalah jumlah piutang dagang yang dimiliki perusahaan pada akhir periode. c. Atas dasar analisis usia piutang Penerapan metode ini pada dasrnya sama dengan penentuan taksiran kerugian piutang atas dasar saldo piutang, metode ini dikelompokan menjadi kelompok piutang yang belum jatuh tempo, dan kelompok yang telah jatuh tempo. Sedangkan kelompok yang telah jatuh tempo dikelompokkan atas dasar lamanya jatuh tempo. Lamanya tunggakan, dihitung dari tanggal jatuh tempo piutang sampai tanggal 31 Desember. Contoh : Jatuh tempo piutang tgl 10 November 2004 tapi sampai tgl 31 Desember 2004 belum dibayar maka dihitung sebagati berikut : Bulan November , 30 hari -10 hari = 20 hari 51 hari Dengan demikian piutang telah lewat jatuh tempo selama 51 hari. Dan besarnya presentase taksiran kerugian tiap kelompok piutang, ditetapkan atas dasar kelompok usia masing-masing dengan demikian jurnal penyesuaian yang harus dibuat adalah : ( debet ) Beban piutang sangsi ( kredit ) xxxx xxxx

Bulan Desember = 31 hari

Penyisihan untuk piutang sangsi -

22

Beban piutang sangsi akan mempengaruhi secara langsung laporan laba rugi. C. Profitabilitas Profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain. Profitabilitas adalah sebagai berikut: Kemampuan suatu perusahaan untuk mencapai laba. Menurut G. Sugiyarso dan F. Winarni (2005:118) profitabilitas adalah Menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam

hubungan dengan penjualan total aktiva maupun modal sendiri. Dari definisi ini terlihat jelas bahwa sasaran yang akan dicari adalah laba perusahaan. 1. Jenis-jenis Profitabilitas dan Pengukurannya Adapun jenis-jenis profitabilitas dan pengukurannya adalah sebagai berikut: Menurut Sofian Syafri Harahap (2001:304) a. Profit Margin Profit Margin = Pendapatan bersih Penjualan Angka ini menunjukkan berapa besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh setiap penjualan. Semakin besar rasio ini semakin

23

baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi. b. Retrun on Asset (ROA) ROA = Laba Bersih Total Aktiva Rasio ini menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik. Hal ini berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba. c. Return On Equity (ROE) ROE = Laba bersih Rata-rata modal (equity) Rasio ini menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik. Semakin besar semakin bagus. d. Basic Earning Power Basic Earning Power = Laba sebelum bunga dan pajak Total aktiva Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba diukur dari jumlah laba sebelum dikurangi bunga dan pajak dibandingkan dengan total aktiva. Semakin besar rasio semakin baik. 24

e.

Earning Per Share ( EPS ) Earning Per Share = Laba bagian saham bersangkutan Jumlah saham Rasio ini menunjukkan berapa besar kemampuan perlembar saham menghasilkan laba.

f.

Contribution Margin Contribution Margin = Laba kotor Penjualan Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan melahirkan laba yang akan menutupi biaya-biaya tetap atau biaya operasi lainnya. Dengan pengetahuan atas rasio ini kita dapat mengontrol pengeluaran untuk biaya tetap atau biaya operasi sehingga perusahaan dapat menikmati laba.

g.

Rasio rentabilitas Ini biasa juga digambarkan dari segi kemampuan karyawan, cabang, aktiva tertentu dalam meraih laba, misalnya: kemampuan karyawan per kepala meraih laba dapat dihitung: Jumlah laba Jumlah karyawan

25

Tapi rasio ini dapat juga digolongkan sebagai rasio produktivitas. 2. Manfaat Profitabilitas Profitabilitas yang digunakan seabgai criteria penilaian hasil operasi

perusahaan mempunyai manfaat yang sangat penting dan dapat dipakai sebgai berikut : a. Analisis kemampuan menghasilkan laba itunjukan untuk

mendeteksi penyebab timbulnya laba atau rugi yang dihasilkan oleh suatu objek informasi dalam periode akuntansi tertentu. b. Profitabilitas dapat dimanfaatkan untuk menggambarkan kriteria yang sangat diperlukan dalam menilai sukses suatu perusahan

dalm hal kapabilitas dan motivasi dari manajemen. c. Profitabilitas merupakan suatu alat untuk membuat proyeksi laba perusahaan karena menggamberkan korelasi antra laba dan jumlah modal yang ditanamkan. d. Profitabilitas merupakan suatu alat pengendalian bagi manajemen, profitabilitas dapat dimanfaatkan oleh pihak intern untuk menyusun target, budget, koordinasi, evaluasi hasil pelaksanaan operasi perusahaan dan dasar pengambilan keputusan .

26

D.

Hubungan antar Variabel 1. Aktiva tetap dengan profitabilitas Aktiva perlu didefinisikan karena definisi tersebut akan digunakan untuk mengidentifikasi peristiwa ekonomi yang harus diukur, diakui, dan dilaporkan dalam neraca. Penilaian terhadap aktiva merupakan proses penentuan besarnya potensi jasa (aktiva) yang dapat digunakan pada periode mendatang. Didalam aktiva juga ada pengeluaran yang di gunakan oleh aktiva tetap. Pengeluaran pada dasarnya dapat dibedakan antara pengeluaran modal dan pengeluaran pendapatan. Pengeluaran modal adalah pengeluran yang manfaatnya dapat dinikmati dalam waktu lebih dari satu periode akuntansi, biasanya merupakan biaya yang harus menjadi beban periodeperiode selama umur manfaatnya, contoh: pengantian, perbaikan,

penambahan. Dari kesimpulan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa: jika mengakibatkan penambahan manfaat dari aktiva dan jumlahnya cukup berarti maka akan dianggap sebagai pengeluaran modal. Pengeluaran ini akan dicatat sebagai berikut: dicatat debit pada perkiraan aktiva tetap dan kredit akumulasi penyusutan. Pengeluaran pendapatan adalah pengeluaran yang manfaatnya dinikmati hanya dalam periode saat terjadinya. Pengeluaran ini biasanya dihubungkan dengan pendapatan, sehingga biaya ini menjadi beban periode 27

saat terjadinya, contoh : beban pemeliharaan, beban reparasi. Pengeluaran ini akan dicatat sebagai berikut : debit pada perkiraan beban yang

bersangkutan dan kredit pada perkiraan kas atau hutang. Maka pada pengeluaran pendapatan ini akan mempengaruhi dalam perhitungan laba rugi perusahaan. 2. Piutang dagang dengan profitabilitas Kebijakan penjualan kredit diberlakukan perusahaan untuk menambah tingkat penjualannya yang mana dengan bertambahnya penjualan maka diperkirakan akan menambah keuntungan/laba yang akan diperoleh

perusahaan. Tetapi kaidah umum, semakin banyak putaran piutang, maka semakin banyak sumber daya perusahaan yang terbenam dalam piutang,

dan jika perusahan tidak cepat dalam melakukan penagihan piutang maka akan terjadi kerugian pada perusahaan. Karena periode penagihan yang lebih panjang umumnya berarti kemungkinan penagihan yang lebih rendah. Piutang yang ada biasannya dibuatkan tabel piutang dari situ kita dapat melihat sudah berapa lama piutang yang kita punya. Dan kita dapat menukur berapa besar yang bisa kita dapat .

28

Kerangka Pemikiran Dalam melakukan penelitian penulis membuat kerangka pemikiran sebagai berikut: Gambar I

X1 = Perputaran aktiva tetap Y = Profitabilitas X2 = Perputaran Piutang

Sumber : penulis

Keterangan : 1. Variabel bebas Pertama ( X1 ) = Perputaran Aktiva tetap 2. Variabel bebas Kedua ( X2 ) = Perputaran Piutang 3. Variabel Terikat ( Y ) = Profitabilitas

Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, karena rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalm bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru

29

berdasarkan pada teori yang relevan. Sedangkan fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Penelitian dibedakan menjadi dua jenis yaitu : hipotesis penelitian dan hipotesis stastitik. Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang mengunakan pendekatan kuantitatif. Sedangkan Pada penelititan statistik adalah penelitian yang bekerja berdasarkan sample. Hipotesis merupakan pernyataan sementara mengenai hubungan antara variable-variabel yang menjadi objek penelitian dalam penelitian ini dapat dirumuskan suatu hipotesis mengenai apakah ada hubungan yang berpengaruh perputaran piutang dan perputaran aktiva tetap terhadap profitabilitas yaitu : Perumusan Pada penelitian ini hipotesis yang digunakan adalah: H1 = Perputaran Aktiva tetap berpengaruh terhadap Profitabilitas H2 = Perputaran Piutang berpengaruh terhadap Profitabilitas H3 = Perputaran Aktiva tetap dan Perputaran Piutang berpengaruh Profiitabilitas

30

Anda mungkin juga menyukai