merupakan bagian yang sangat peka. Meskipun mata telah mendapat perlindungan dari tulang orbita, bantalan lemak retrobulbar, kelopak mata dengan bulu matanya, juga dengan telah dibuatnya macam-macam alat untuk melindungi mata, tetapi frekuensi kecelakaan masih sangat tinggi.
rusaknya
jaringan pada bola mata, kelopak mata, saraf mata dan atau rongga orbita karena adanya benda tajam atau tumpul yang mengenai mata dengan keras/cepat ataupun lambat.
Kejadian Hasil
studi United States Eye Injury Register (USEIR) di AS : dominan Lk umur 29 th (trauma tajam okuli) epidemiologi internasional: dominan Lk 30 th ( trauma tajam okuli ) 25-
Studi
Penyebab
saat :
bekerja, bermain berolahraga.
Trauma
mata dapat dibagi menjadi: 1. Trauma mekanik 2. Trauma Fisika 3. Trauma kimia
Trauma tajam okuli adalah tindakan sengaja maupun tidak yang menimbulkan perlukaan mata, dimana mata ditembus oleh benda tajam atau benda dengan kecepatan tinggi yang mempenetrasi kornea dan sklera.
Trauma tembus
Terlihat tanda-tanda bola mata tembus, seperti tajam penglihatan yang menurun, laserasi kornea, bentuk dan letak pupil yang berubah, terlihat ruptur pada kornea atau sklera,
Palpebra
10
Saluran Lakrimalis
Dapat
11
Kongjungtiva
12
Kornea Bila luka tembus mengenai kornea dapat menyebabkan gangguan fungsi penglihatan karena fungsi kornea sebagai media refraksi.
13
Sklera Bila ada luka tembus pada sklera dapat menyebabkan penurunan tekanan bola mata dan kamera okuli jadi dangkal, luka sklera yang lebar dapat disertai prolap jaringan bola mata, bisa juga menyebabkan infeksi dari bagian dalam bola mata
14
Corpus
siliar Luka pada corpus siliar mempunyai prognosis yang buruk, karena kemungkinan besar dapat menimbulkan endoftalmitis, panoftalmitis yang berakhir dengan ptisis bulbi pada mata yang terkena trauma.
15
Lensa mengganggu daya fokus sinar pada retina sehingga menurunkan daya refraksi, penglihatan menurun karena daya akomodasi tidak adekuat
16
Orbita Luka tajam yang mengenai orbita dapat merusak bola mata, merusak saraf optik menyebabkan kebutaan atau merobek otot luar mata sehingga menimbulkan paralisis dari otot dan diplopia
17
Retina
Dapat menyebabkan perdarahan retina yang dapat menumpuk pada rongga badan kaca, hal ini dapat muncul fotopsia dan ada benda melayang dalam badan kaca
18
Trauma
tumpul okuli adalah cedera yang disebabkan oleh benda tumpul seperti pukulan, bola tennis dll,yang terjadi pada mata, saraf mata, dan rongga orbita. Trauma tumpul dapat ditemukan pada keadaankeadaan pukulan langsung pada bola mata Trauma tumpul pada bola mata dapat ditemukan di jalanan, di perkebunan dan kawasan industri
19
Trauma tumpul dibedakan menjadi dua jenis: Kontusio kontak langsung oleh benda dari luar terhadap bola mata, tanpa menyebabkan robekan pada dinding bola mata Konkusio secara tidak langsung terjadi pada jaringan disekitar mata,kemudian getarannya sampai ke bola mata
20
Hematoma Kelopak
Hematoma palpebra yang merupakan pembengkakan atau penimbunan darah di bawah kulit kelopak akibat pecahnya pembuluh darah palpebra.
Hematoma subkonjungtiva
Hematoma subkonjungtiva terjadi akibat pecahnya pembuluh darah yang terdapat pada atau di bawah konjungtiva, seperti arteri konjungtiva dan arteri episklera
Edema kornea
Edema kornea akan memberikan keluhan penglihatan kabur dan terlihatnya pelangi sekitar bola lampu atau sumber cahaya yang dilihat
21
Erosi Kornea
keadaan terkelupasya epitel kornea yang dapat diakibatkan oleh gesekan keras pada epitel kornea
Hifema
Hifema atau darah di dalam bilik mata depan dapat terjadi akibat trauma tumpul yang merobek pembuluh darah iris atau badan siliar
Dislokasi lensa
Dislokasi lensa terjadi pada putusnya zonula Zinn yang akan mengakibatkan kedudukan lensa terganggu.
Subluksasi lensa
Subluksasi lensa terjadi akibat putusnya sebagian zonula Zinn sehingga lensa berpindah tempat
22
Ruptur Koroid
Pada trauma keras dapat terjadi perdarahan subretina yang dapat merupakan akibat ruptur koroid. Ruptur ini biasanya terletak di polus posterior bola mata dan melingkar konsentris di sekitar papil saraf optik
23
Trauma
kimia mata : trauma yang mengenai bola mata akibat terpaparnya bahan kimia baik yang bersifat asam atau basa yang dapat merusak struktur bola mata kimia :
Trauma
24
Contoh
bahan kimia bersifat asam : asam sulfat, air accu, asam sulfit, asam klorida, zat pemutih, asam asetat, asam nitrat, asam kromat, asam hidroflorida, dan lain sebagainya
Contoh
bahan kimia bersifat basa : amoniak, freon/bahan pendingin lemari es, sabun, shampo, kapur gamping, semen, tiner, lem, kaustik soda, cairan pembersih dalam rumah tangga
25
Bila bahan asam mengenai mata maka akan segera terjadi pengendapan ataupun penggumpalan bahan protein permukaan. Biasanya akan terjadi kerusakan pada bagian superfisisal saja, tetapi bahan asam kuat dapat bereaksi yang mengakibatkan trauma menjadi lebih dalam. Pengobatan dilakukan dengan irigasi jaringan yang terkena secara perlahan-lahan dan selama mungkin dengan air bersih atau garam fisiologik minimal selama 15 menit
26
27
bahan-bahan
basa memiliki dua sifat yaitu hidrofilik dan lipolifik dapat secara cepat untuk penetrasi sel membran dan masuk ke bilik mata depan, bahkan sampai retina trauma basa akan terjadi penghancuran jaringan kolagen kornea Pada pH yang tinggi alkali akan mengakibatkan safonifikasi disertai dengan disosiasi asam lemak membran sel
28
Mukopolisakarida
jaringan oleh basa akan menghilang dan terjadi penggumpalan sel kornea atau keratosis Serat kolagen kornea akan bengkak dan stroma kornea akan mati terdapat serbukan sel polimorfonuklear ke dalam stroma kornea disertai jg dengan pembentukan pembuluh darah baru atau neovaskularisasi
29
sel
basal epitel kornea rusak akan memudahkan sel epitel diatasnya lepas Sel epitel yang baru terbentuk akan berhubungan langsung dengan stroma dibawahnya melalui plasminogen aktivator dilepas juga kolagenase yang akan merusak kolagen kornea gangguan penyembuhan epitel ulkus kornea perforasi kornea.
30
31
Derajat
1 : terjadi hiperemi konjungtiva disertai dengan keratitis pungtata Derajat 2 : terjadi hiperemi konjungtiva disertai hilangnya epitel kornea Derajat 3 : terjadi hiperemi disertai dengan nekrosis konjungtiva dan lepasnya epitel kornea Derajat 4 : konjungtiva perilimbal nekrosis sebanyak 50%
32
33