BAB III
ENERGI IKAT
Setiap inti memiliki energi dasar yang rendah, keadaan dasar, dan energi
yang lebih tinggi pada keadaan pembangkit. Banyak yang dapat kita jelaskan
tentang nilai inti dan inti pada keadaan dasar, apakah inti tersebut dapat berdiri
sendiri untuk menjadi stabil atau mempunyai kemungkinan untuk penurunan
radioaktifitas. Hampir semua sistem bekerja pada massa, radius, muatan, nilai
rata-rata dan lainnya. Pada pengujian terakhir tentunya periodesitasnya juga akan
terbukti. Model inti atom yang mana akan dipertimbangkan untuk dijelaskan dan
dapat dibagi ke model semiklasik (partikel), dimana dapat dimengerti tentang
kecenderungan sistematik umum dan model mekanika kuantum (gelombang) yang
memberikan pemahaman tentang periodesitas. Model Liquid-drop dan mode shell
adalah metode yang dipakai setiap kelas dan akan diuraikan dibawah ini.
3.1. Definisi Energi Ikat
Suatu kuantitas yang paling penting menjadi pertimbangan adalah massa
inti. Biasanya diungkapkan dalam satuan massa, yaitu disingkat dengan u,
sehingga didefinisikan bahwa massa satu atom C
12
sama dengan 12.00 . . . u.
Perbedaan antara massa inti sebenarnya dan massa seluruh nukleon itu
sendiri disebut energi ikat total B
tot
(A,Z). Hal ini menggambarkan diperlukannya
kerja untuk memisahkan inti menjadi inti terpisah atau, sebaliknya, energi akan
terlepas jika nukleon yang telah terpisah dipasangkan menjadi sebuah nukleus.
Untuk memudahkan, massa atom lebih besar dari massa inti yang digunakan pada
semua perhitungan. Tidak ada kesulitan, kecuali pada energi ikat pada electron
atom harus dipertimbangkan juga. Untuk lebih sederhana, kita biasanya
mengabaikannya, dan dapat kita tulis dengan
B
tot
(A,Z)=[ZM
H
+NM-M(A,Z)]c
2
(3.1)
2
Rata-rata energi ikat per nukleon adalah :
= ) , ( Z A B
ave
A
Z A B
tot
) , (
(3.2)
Mass excess = M A (3.3)
Packing Fraction
A
A M
= (3.4)
Keperluan kerja untuk memisahkan proton, neutron, deuteron atau partikel alfa
dari inti disebut dengan separasi energi S. Sebaliknya, energi ini dilepaskan ketika
partikel ditangkap oleh sebuah nukleus. Untuk neutron
[( )
( )]
(3.5)
Semua separasi energi dapat dinyatakan dalam bentuk total energi ikat dari inti
yang terlibat dengan mensubstitusi persamaan untuk massa, diperoleh dari
persamaan (3.1), ke dalam persamaan yang sama dengan (3.5). Sehingga
diperoleh
( )
( ) (3.6)
( )
( )
() (3.7)
3.2. Energi Ikat Rata-Rata per Nukleon.
Berdasarkan percobaan, B
tot
dapat ditentukan dari pengukuran M oleh
massa spektrometer atau dari penentuan S dengan pembelajaran reaksi inti. Yang
sebagian besar cenderung pada B
ave
adalah bagian dari Gambar 3.1.
3
Gambar 3.1. Nilai rata-rata energi ikat per nukleon dengan nomor massa yang untuk terjadi pada
inti (dan Be
8
). Catat perubahan skala pada absis A = 30
Andaikata energi ikat (pada saat keadaan kimia) dari setiap nukleon yang sama
dengan konstanta C. Pada nukleus dengan nukleon A akan menjadi ) 1 (
2
1
A A
maka didapatkan persamaan sebagai berikut :
) 1 (
2
1
~ A CA B
tot
(3.8)
Maka
) 1 (
2
1
~ A C B
ave
(3.9)
Nilai konstan yang mendekati
ave
B diindikasikan pada setiap muatan
nukleon tidak sama dengan nukleon lainnya, tetapi lebih besar dari muatan inti
diantara nukleon tetapi tidak diperluas lebih dari sedikit nukleon. Muatan yang
lainnya harus memiliki jarak pendek dari diameter pada satu nukleon atau pada
keadaan jenuh, yang terlihat seperti ikatan kimia. pada titik kejenuhan berarti
bahwa pengikatan atau energi ikat diantara satu nukleon berdasarkan
penjangkauan nukleus pada suatu batas yang bernilai nomor pasti pada tiap
4
nukleon yang sudah terkumpul. Dari Gambar 3.1 diperlihatkan ada empat nukleon
atau lebih dan dalam keadaan jenuh.
Jarak muatan inti bisa kita simpulkan dari pembelajaran tentang hamburan
dari dua nukleon (p,p atau n,p) dan dari pengikatan energi deuteron. Kita temukan
bahwa jarak antar order adalah 2 F, yang mana dapat kita bandingkan dengan
dimeter pada tiap nukleon. Terdapat muatan yang berperan penting pada
ave
B jika
tiap nukleon terikat berdekatan. Tetapi volume dari nukleus tidak dapat berubah
agar sebanding dengan nilai A, jika
2 / 1
0
A R R = . Alasannya disini bahwa nukleon
diberikan oleh nukleus untuk mengatur dirinya sendiri seperti cara yang sama
dengan produksi system dari total energi minimum. Yang menarik dari muatan
inti adalah energi potensial yang terendah dan penjangkauannya jika semua
nukleon mendesak masuk ke suatu wilayah dengan tiap satunya mengandung 2 F.
Energi kinetik yang terendah pada tiap perpindahan nukleon ke volume inti yang
kemungkinan lebih besar. Pada energi potensial keluarannya akan menjadi
dominan, nukleus tersebut akan mengalami penurunan pada radius dengan order 2
F. Nyatanya, beberapa akibat yang lain adalah muatan pendek yang harus terjadi.
Teori yang terakhir tentang jejak struktur inti dan titik jenuh untuk dua
akibat. Yang pertama, telah dilakukan percobaan pada hubungan antara order
yang bermuatan 1/2F dengan gaya inti dapat kita katakan bahwa nukleon memiliki
sebuah inti. Walaupun itu akan diberikan
2 / 1
A ketergantungan untuk radius inti,
perhitungan konstan
0
R dengan keluaran yang terlalu kecil. Yang kedua adalah
prinsip Pauli, yang mana melarang dua inti jenis, dua proton, yang memiliki
nomor kuantum tetap yang sama.
Singkatnya, perbandingan energi ikat inti dan volume inti siap melengkapi
bagian yang penting mengenai muatan inti. Sebelum dijelaskan lebih rinci tentang
cara kerjanya, didapat petunjuk tentang sistem fisika yang lain, yang mana nilai
rata-rata energi ikat per partikel adalah konstan. Dinamakan zat padat atau liquid.
Pemanasan atau penguapan Q diperlukan kerja untuk memisahkan m gram dari zat
untuk penyebaran molekul, pada temperature konstan.
5
Jika
0
M adalah massa dari satu molekul :
0
nM m = (3.10)
Nilai rata-rata energi per molekul adalah sama dengan :
m
QM
n
Q
0
= (3.11)
Berdasarkan percobaan, didapat bahwa Q~ m, dan Q/m disebut sebagai
pemanasan oleh penguapan. Untuk air pada C 100
g x
x
M
g ergs x g cal
m
Q
23
23 0
10
10 99 . 2
10 02 . 6
18
/ 10 26 . 2 / 540
= =
= =
Dimana
42 . 0 10 75 . 6
13
= =
ergs x
n
Q
ev
Dengan membandingkan
ave
B kita lihat kembali bahwa atom dan energi inti
adalah orde dari ev hingga Mev..
Gambar 3.1 memperlihatkan bagian dari penyinaran inti, dengan nukleon
konstitusi sama dengan nomor integral dengan partikel alpha yang memiliki
partikulasi tinggi energi ikat per nukleon. Dapat dimengerti pada keadaan dasar
dari model mekanika kuantum dengan struktur inti yang mana ketergantungannya
dari gaya inti dan spin intrinsik dari yang bersifat nukleon. Kita bisa menarik
kesimpulan bahwa mengusulkan model partikel alpha pada inti tersebut, yang
mana partikel alpha tersebut bersifat koheren dan terjadi pengikatan antara
nukleon itu sendiri.
6
Dari Gambar 3.1. diatas, harus dicatat bahwa penurunan dari
ave
B
terhadap
nilai yang lebih tinngi dari A. ini dikarenakan karena pengaruh peningkatan
muatan coulomb, seperti yang dapat kita lihat dibawah.
3.2.1 Sistematik Pemisahan Energi
Jenis yang beraturan pada pemisahan energi S
n
adalah jelas terlihat pada
Gambar 3.2. Diberikan Z dan S
n
lebih besar dari inti N genap dengan N ganjil.
Dengan cara yang sama diberikan N, S
p
lebih besar dari Z genap dengan Z ganjil.
Diakibatkan karena properti dari nilai inti memproduksi lebih ikatan diantara
bagian dengan nukleon yang sama pada keadaan stabil, yang mana berlawanan
langsung dengan (total) momentum angular. Ini juga diakibatkan oleh stabilitas
luar biasa dengan struktur partikel alpha, yang telah disebutkan diatas. Pada
bagian selanjutnya, fakta yang lebih kompleks akan diberikan, perbedaannya
Z A S
n
, ( genap ) 1 , , 1 ( ) N Z A S N
n
(3.12)
Disebut juga energi neutron yang kompleks dan perkiraan jenis 4 ke 2 Mev
dengan peningkatan A. dengan nilai yang sama dengan penjelasan proton.
Pasangan inti rata-rata, lebih stabil dari (rata-rata Z, rata-rata N) menjadi
lebih stabil inti genap-ganjil atau ganjil-genap dan itu akan menjadi lompatan
yang lebih sempit dari inti ganjil-ganjil.
7
Gambar 3.2. Pemisahan energi neutron dengan isotop sebagai fungsi dari nomor neutron.(data dari
H. T. Tu, Grafik perbedaan massa, Data sheet nuclear, vol. 5, set 3, 1963)
3.2.2. Sistematis Abundance pada inti stabil
Inti ditemukan dibumi yang merupakan salah satu dari dua yang merupakan
radioaktif dengan setengah kehidupan kira-kira yang lebih lama dari 10
9
tahun,
ketika mereka memproduksi terakhir pada 5 x 10
9
tahun yang lalu, kira-kira
dengan teori arus. Gambar 3.3 memperlihatkan N, Z ditandai untuk mengetahui
inti stabil dibagi dengan dan isobar ganjil rata-rata. Untuk inti penyinaran, garis
stabilitas rata-rata berkelombok mengelilingi N=Z; untuk lebih beratnya, dari
penyimpangannya dengan peningkatan yang penting dari nilai coulomb. Untuk A
ganjil, hanya ada satu isobar stabil (pengecualian A = 113, 123). Untuk rata-rata
A, hanya rata-rata keluaran inti (pengecualian A = 2, 6, 10, 14). Ringkasan
peristiwa dari frekuensi diberikan pada Table 3.1
8
Gambar 3.3. Nomor neutron berlawanan dengan nomor atom pada keadaan inti stabil. Isobar ganjil
telah ditandai pada sisi kiri dan rata-rata isobar pada sisi kanan. Tanda panah
merupakan nomor ajaib nilai dari N dan Z : 20, 28, 50, 82, 126. Dengan isobar A
ganjil-ganjil : 2, 6, 10 dan 14 seperti yang telah terlihat.
Perkiraan rata-rata inti dilakukan secara terus-menerus. Pada keadaan inti
stabil dimana melalui proses peningkatan energi rata-rata diproduksi dengan
peningkatan abundance, kita bisa menarik kesimpulan bahwa rata-rata inti
merupakan jenis inti yang paling stabil, kita bisa menyamakan abundance dengan
stabilitas. Diputuskan untuk menyepakati Gambar dari sistematik pemisahan
energi. Proses dari formasi dasar mungkin akan menjadi kompleks, tapi dengan
satu kemungkinan formasi proses, letusan super dahysat, energi ikat inti tidak
berperan dominan dalam abundance. Dapat dipercaya sekarang inti yang
terbanyak (tetapi tidak abundant terbanyak) dimana merupakan proses yang
benar-benar terjadi.
Table 3.1 frekuensi dengan peristiwa inti stabil
N
Z
Genap ganjil genap ganjil
Genap genap ganjil ganjil
Banyak inti 160 53 49 4
9
Abundance relative dari isotop dan abundance nyata dari inti juga memiliki
sifat yang menarik. Seperti ilustrasi, Gambar 3.4 memberikan abundance isotopic
relative ( Z = 50). Abundance relative yang terendah dari isotop adalah dengan N
ganjil adalah nilai nyata. Ini akan bersambungan lagi dengan bagian dari formasi
proses inti yang istimewa dengan energi ikat tinggi. Pembelajaran lebih mendetail
tentang abundance diam merupakan akhir yang sama.
Partikulasi stabilitas tinggi dan abundance tinggi dengan timbal-balik yang
berdekatan dengan inti merupakan rekan dengan inti yang mana N atau Z sama
dengan 2, 8, 20, 28, 50, 82, dan 126. Beberapa pengaruh dari nomor khusus bisa
diberitahukan dengan memeriksakan akhir dari Gambar 3.3; fakta-fakta yang lain
untuk membuktikan adanya akan diperlihatkan setelah ini. Nomor khusus
menggambarkan efek pada inti yang biasanya sama dengan penutup dari elektron
kulit atom. Disini ada alasan menarik mengapa nomor tersebut tidak pernah setuju
dengan periode, dari periode table 2, 8, 18, 32. Sebelum berdiskusi dengan model
inti shell, model tetes zat cair akan bisa dilihat kembali karena itu sangat mudah
untuk mengerti dan menjelaskan sejauh mana data tersebut desebutkan.
Gambar 3.4. Abundance relative dari tin isotop sebagai fungsi dari nomor neutron. Sebuah isotop
dengan N3, 71, 73 adalah stabil.
10
3.3. Model Tetes Zat Cair
Sebuah teori mengenai energi ikat inti, didasarkan pada teknik matematika
dan konsep fisika, telah dikembangkan oleh Brueckner dan rekan kerjanya (1954-
1961). Sebuah model yang jauh lebih kasar ada di mana gaya inti diabaikan, tetapi
daya tarik antar inti kuat ditekankan. Hal ini ditemukan oleh von Weizscker
(1935) atas dasar analogi tetes zat cair untuk inti yang disarankan oleh Bohr.
Asumsi yang penting adalah :
1. Inti terdiri dari bahan yang tidak dapat digenggam sehingga R ~ A
1/3
.
2. Gaya inti identik untuk tiap nukleon dan tidak tergantung mengenai
apakah merupakan neutron atau proton.
3. Gaya Inti Jenuh
Dari asumsi 2 dan 3 pada inti A energi ikat utama adalah sebanding dengan
inti A biasanya diasumsikan dalam sebuah bentuk bola seperti terlihat pada
Gambar 3.5 oleh karena itu inti pada permukaan tertarik sebanyak yang
diperkirakan.
Gambar 3.5 Sebuah bola inti dalam materi inti tak terbatas.
Ikatan juga dapat dikurangi karena efek coulomb antara sebuah pasangan
pada proton. Dalam penjumlahan sebuah suku. Suku ini diakibat langsung dari
perlakuan mekanika kuantum pada neutron dan proton. Akhirnya koreksi suku
harus dijumlahkan karena memberikan ikatan lebih besar dari inti genap-genap.
Ikatan paling sedikit pada inti genap-genap menggambarkan pengaruh kulit .
Disini menceritakan energi ikat utama sebanding dengan A, harus dikoreksi,
bergantung dengan yang lain. Dengan asumsi muatan independen dari gaya inti
11
kita dapat menyimpulkan interaksi inti n n, p p, dan p n adalah identik. Kita
dapat menulis energi ikat pada inti
( )
( ) ( )
q o +
=
A
N
a
A
Z Z
a A a A a Z A B
s c s v tot
2
3 / 1
3 / 1
2 1
, (3.13)
Dimana
a
v
A = volume
3 / 1
A a
s
= permukaan ~ area permukaan 4R
2
o = pasangan energi
0 jika inti A ganjil
+ jika inti A genap-genap
- Jika inti A ganjil-ganjil
q = kulit,
Positif jika N atau Z mendekati
Gambar 3.6. Energi coulomb pada muatan bola seragam, (a) distribusi muatan yang sebenarnya,
sebuah lapisan ketebalan dr ditambahkan ke bola berjari-jari r. (b) distribusi muatan
Setara untuk tujuan perhitungan energi potensial. Massa jenis muatan disebut .
3.3.1. Energi Coulomb pada Inti Bola
Meskipun gaya coulomb antara pasangan proton sudah cukup untuk tujuan
saat ini namun perlu dipertimbangkan inti sebagai bola dengan muatan seragam
Ze dan rapat muatan
=
3
3
4
R
Ze
t
(3.14)
12
Asumsikan muatan bola berjari-jari r, seperti terlihat pada Gambar. 3.6a. Dengan
mengasumsikan muatan t
3
3
4
r dari bola berkonsentrasi pada pusat shell (lihat
Gambar. 3.6). Energi potensial listrik dari inti
V
coulomb
=
}
R
r
dr r r
0
2 3
3
4
1
. / 4 . t t =
5 2 2
15
16
R t =
R
e Z
2 2
5
3
(3.15)
Kita asumsikan muatan masing-masing proton melalui keseluruhan inti,
persamaan (3.15) mengandung suku "energi dirinya" 3e
2
/ (5R) untuk setiap
proton (dengan Z = 1). Pengurangan proton Z memberikan energi interaksi
pasangan proton
V
coulomb
=
( )
R
e Z Z
2
1
5
3
(3.16)
Nilai konstan a
c
dalam persamaan. (3.13) diperoleh
a
c
=
0
2
5
3
R
e
= 0.62 or 0.72 Mev dari R
0
= 1.4 or 1.2 F (3.17)
Istilah coulomb dalam Pers. (3.13) terjadi dengan tanda negatif karena energi
positif coulomb mengurangi energi ikat inti.
3.3.2. Energi Asimetri
Sebuah model yang sangat sederhana untuk menunjukkan istilah asimetri
dalam Pers. (3.13). Karena neutron dan proton mematuhi hukum mekanika
kuantum, neutron dan proton harus dalam keadaan energi mirip dengan kotak
tertutup. Untuk memudahkan perhitungan, asumsikan bahwa level berjarak sama
dengan jarak dan bahwa sebagai akibat dari Prinsip Pauli Prinsip eksklusi yaitu
hanya ada satu nukleon identik setiap level. Berdasarkan asumsi bahwa Gaya
antara busur neutron identik dengan gaya antara proton kecuali untuk efek
coulomb menyebutkan energi neutron dan proton diperkirakan akan identik.
13
Energi Asimetri adalah perbedaan dalam energi inti dengan nomor neutron
N dan nomor proton Z dan bahwa isobar dengan nomor neutron dan proton
keduanya sama dengan A\2, v proton harus diubah menjadi neutron.
N = ) (
2
1
2
1
2
1
Z N v or v A Z v A = = +
jumlah kerja setara dengan
2
A =
2
1
(N Z)
2
A (3.18)
Hal ini dapat dilihat dari Gambar. 3.7. Perhatikan bahwa masing-masing v proton
harus dibesarkan dalam energi dengan jumlah v . Karena persamaan (3.18)
selalu positif, energi ikat inti akan selalu lebih kecil untuk inti dengan N Z
dibanding dengan N = Z. Kita juga dapat menunjukkan bahwa A ~ 1/A dengan
menghitung energi yang E
max
dimana level dari inti harus diisi untuk menampung
neutron N dan kemudian menetapkan A ~ E
max
/ N
Gambar 3.7. Model untuk bentuk asimetri . Neutron dan proton diasumsikan memiliki keadaan
berjarak sama dengan jarak A. Melintas mewakili keadaan awalnya Dalam transfer
dari tiga proton, menyatakan energi neutron 3 x 3 A yang harus dikeluarkan.
3.4 Pengaruh Tegangan Permukaan
Nilai penurunan yang cepat pada energi ikat pernukleon di A kecil dapat
dijelaskan sebagai pengaruh tegangan permukaan jika nukleus di pandang sebagai
tetesan cair. Nukleon di dalam bagian inti di tarik dari setiap sisi oleh nukleon
14
yang berdekatan saat diatas permukaan hanya menarik dari satu sisi. Ini
mengantarkan ke nilai kecil energi ikat untuk permukaan nukleon. Pengaruh
tegangan permukaan disini adalah lebih besar untuk inti dengan A kecil karena
fraksi n lebih besar pada nukleon dekat permukaan dibandingkandengan inti yang
A nya besar. Jika R adalah radius pada nukleon, s adalah koefisien tegangan
permukaan, energi permukaan E
s
adalah:
E
s
= 4R
2
S = 4(r
o
A
1/3
)
2
S
= (4r
o
2
S) A
2/3
=
2
A
2/3
(3.19)
Dimana
jumlahnya kira-kira
17,80Mev atau 0,019114U, yang mana nilai hasil dari koefisien tegangan
permukaan S menjadi ~ 10
10
ton/mm.
3.5 Efek Coloumb
Penurunan dalam kurva energi ikat pada nilai A yang besar dapat dijelaskan
oleh efek coulomb. Menurut hukum coulomb, proton di dalam nukleus akan
menolak satu sama lain, mengurangi energi ikat atau meningkatkan massa inti.
Karena gaya coulomb dalam jangka panjang, masing-masing proton
mempengaruhi tiap-tiap proton lainnya, tidak hanya tetangganya. Oleh karena itu,
gaya tolak terus meningkat dengan meningkatnya Z dan meningkatnya A.Gaya
tolak coulomb menghasilkan dua konsekuensi:
1. Energi ikat rata-rata per nukleon akan turun sebagai penambahan A. ini
jelas dari Gambar 3.8 yang menunjukkan penurunan bertahap dalam BE/A
pada nilai yang lebih tinggi dari A.
2. Pada tempat inti yang stabil harus menyimpang dari garis N/Z=1 menuju
arah jumlah neutron yang lebih tinggi seperti ditunjukkan pada Gambar
3.8.
15
Gambar 3.8.Sebuah grafik N versus Z dari inti. Kestabilan inti ditunjukan oleh rectangles padat.
Kurva stabil yang ditunjukan inti mulai dengan N/Z=1 dari inti dengan nomor
massa rendah dan mencapai nilai N/Z=1,6 dari nomor massa tinggi (Gambar grafik
dari inti/nuclides)
Gambar 3.8 adalah singkatan dari grafik Nuklida diberikan pada bagian akhir
buku. Ini menunjukkan jumlah neutron N terhadap dengan nomor proton Z. Setiap
persegi kecil yang merupakan isotop dan kotak hitam padat merupakan isotop
stabil. Kedua kurva ini halus, satu melewati isotop yang stabil dan yang lainnya
untuk N=Z. Itu terbukti dari jumlah rendah untuk nilai N dan Z, isotop stabil
memiliki N/Z=1. Untuk unsur yang lebih berat, kurva stabil secara bertahap
menyimpang dari baris N / Z = 1, mencapai nilai N / Z = 1,6 untuk A = 283.
Kurva stabil dari kedua sisi pada isotop adalah radioaktif dan nantinya meluruh
sehingga membentuk isotop yang stabil akhirnya.
Kita kembali mengasumsikan model cair dari penurunan inti atom meskipun
penurunan memiliki muatan Ze, dimana Z adalah jumlah proton di dalam nukleus,
dan e adalah muatan proton masing-masing.
16
Selanjutnya, jika di seluruh bola, kerapatan muatan diberikan oleh
|
.
|
\
|
3
3
4
R
t
= Ze (3.20)
Atau
=
3
4
3
R
Ze
t
(3.21)
Total energi listrik statis E, dari distribusi muatan bola merata yang diberikan oleh
E =
( )( )
}
R
r
dr r r
0
2
4 3 / 3 4 t t
(3.22)
Dimana r merupakan jarak radial dari pusat inti dan R adalah jari-jari inti.
Mengintegrasikan persamaan (3.22)
E = 16
2
2
R
5
/15 (3.23)
Dan subtitusi nilai dari persamaan (3.21) ke dalam persamaan (3.23) mendapat
E = 3Z
2
e
2
/5R (3.24)
Perhatikan bahwa ungkapan di atas untuk E juga meliputi jumlah tambahan yang
dibuat energi itu sendiri dari hasil masing-masing proton dari asumsi di seluruh
volume. Persamaan (3.24), oleh karena itu, membutuhkan istilah koreksi. Energi
itu sendiri bagi sebuah proton dari persamaan (3.24) adalah 3e
2
/5R dan untuk
proton Z adalah Z (3e
2
/5R). Pengurangan Z(3e
2
/5R) dari E, kita mendapatkan
energi coulomb total, E
c
diberikan oleh
E
c
= Z
R
e
Z
R
e
2
2
2
5
3
5
3
atau
E
c
= Z
R
e
2
5
3
(Z 1) (3.25)
17
Yang bisa ditulis seperti
E
c
=
2
) 1 (
5
6
2
Z Z
R
e
(3.26)
Energi coloumb antara pasangan proton dengan masing-masing radius R dapat
ditunjukkan menjadi
3 / 1
2
3
3 / 1
2
0
2
5
3
A
Z
a
A
Z
r
e
E
c
= = (3.28)
Dimana
( )
Atau
( ) (3.29)
dimana energi ikat elektron dan proton diabaikan untuk membentuk atom
hidrogen.
3.7.2 Spesifik energi ikat inti.
(3.30)
tanda negatif berarti A meningkatkan massa lebih banyak diubah energi inti agar
dalam lipatan energi ikat total. nilai dari
(3.31)
dimana
(3.32)
dimana
.
3.7.5 Pasangan nukleon.
Istilah ini tergantung pada jumlah relatif dari proton dan neutron. survei
menunjukkan bahwa inti yang stabil cenderung membentuk diri pada neutron-
proton pasangan; inti akan paling stabil dan, karenanya, lebih terikat jika A=2Z.
setiap penyimpangan dari A=2Z harus mengurangi energi ikat. dengan demikian,
istilah massa-koreksi positif untuk jumlah nukleon tidak berpasangan diterapkan
dalam bentuk berikut
(3.33)
dimana
(3.35)
3.7.6 Rumus untuk penjumlahan
Menambahkan semua enam istilah yang diberikan di atas, kita
mendapatkan penjelasan untuk massa atom
( )
( )
*(
)+
( )
(3.36)
nilai-nilai a
1
,a
2
,a
3
,a
4
dan (A, Z) dapat ditemukan dalam persamaan 3.36 sesuai
dengan nilai-nilai eksperimental dari MAZ. persamaan ini harus memenuhi tiga
kondisi berikut, yang pada gilirannya dapat digunakan untuk mengevaluasi
konstanta
(i) Plot M(A,Z) dengan Z untuk nilai tetap dari A harus memberikan
parabola, sebagaimana eksperimental abserved. minimum ini parabola
harus sesuai dengan isobar stabil
(ii) Plot M(A,Z) harus memberikan N yang benar versus kurva Z untuk
elementes stabil. (N/Z=1 untuk nomor massa rendah dan N/Z 1,6 untuk
nomor massa tinggi)
(iii) (A, Z) = 0, jika ganjil, kurva ini harus memberikan massa keseimbangan-
A elemen. bagaimanapun, harus disesuaikan untuk memberikan MAZ
untuk A
Jika kita menentukan kondisi (i) pada Persamaan. 3.36 isobar stabil diberikan oleh
(3.37)
23
karena (
(3.38)
sesuai dengan kondisi (ii) ini harus mewakili kurva stabilitas nuklir diberikan
dalam Gambar 3.8 nilai terbaik dari
(3.39)
sekarang kita dapat menggunakan kondisi (iii) untuk menemukan semua konstanta
lainnya. pertama-tama, kita menggunakan massa eksperimen ditentukan dari
keseimbangan -A yang stabil isotop dan menemukan(unit massa atomik dalam
karbon 12 skala)
bahkan nomor massa A sekarang dapat digunakan untuk menentukan nilai f(A).
paling cocok memberikan
()
dengan demikian ekspresi lengkap untuk M(A,Z) dalam persamaan 3.36 menjadi
(dalam
scale)
( )
[(
)]
( ) (3.41)
24
Dimana nilai dari ( ) adalah diberikan oleh
( ) {
} (3.42)
Menguji keakuratan persamaan 3.41 itu lebih nyaman untuk mengungkapkannya
dalam bentuk energi ikat per nukleon sehingga setiap perselisihan kecil tidak
dapat ditutupi oleh dua istilah pertama, mana yang paling dominan. sehingga
menata ulang persamaan 3.41 dan menggunakan konversi 1U=9311.441Mev, kita
bisa
)-()
*(
)+
(
()
) (3.43)
Dimana ( )
( )
adalah
( ) (
) (
) (3.44)
Dimana I=N-Z
Perbaikan terbaru lainnya telah dibuat oleh P.A. Seeger yang telah
mengambil inti pertimbangan efek deformasi nuklir dan struktur shell. ini hasil
dalam pengurangan dari suku S
jk
(N, Z) istilah dari rumus standar untuk
25
kelebihan massal diberikan dalam Persamaan. 3.44 massa yang benar berlebihan,
oleh karena itu, diberikan oleh
( )
( )
) (3.45)
Dimana
(3.46)