DEFINISI
Pankreatitis adalah reaksi peradangan pankreas Pankreatitis akut ditandai dengan nyeri perut yang akut disertai kenaikan enzim dalam darah dan urin Klasifikasi: 1. Pankreatitis Akut: fungsi pankreas kembali normal 2. Pankreatitis Kronik: terdapat sisa kerusakan yang permanen
DEFINISI
Pankreatitis Akut: Pankreatitis akut tipe interstisial. Terdapat nekrosis lemak di tepi pankreas dan edema interstitial. Biasanya ringan dan self limited. 80%. Pankreatitis akut tipe nekrosis. Terjadi nekrosis pankreas atau peripankreas . Lebih berat, mortalitas lebih tinggi. Ada korelasi antara derajat nekrosis dan manifestasi klinis. 20%. Pankreatitis akut bilier: akibat migrasi batu kandung empedu (termasuk lumpur bilier) ke duktus koledokus ampula Vater
EPIDEMIOLOGI
Di Barat
Alkoholisme (80-90% pada lakilaki) Batu empedu (75% pada perempuan) Pasca bedah Pasca ERCP Trauma tumpul Metabolik: hipertrigliseridemia Infeksi: parotitis, hepatitis, askaris Obat Penyakit jaringan ikat (Lupus)
di Indonesia
Batu bilier Infeksi: tifoid, DBD, leptospira, askaris, apendisitis akut, sepsis Idiopatik Metabolik: hipertrigliseridemia Lain-lain: Ca caput pankreas, gravidum
PATOGENESIS
Normal: pankreas dilindungi dari efek enzimnya sendiri. Enzim pankreas: Enzim proteolitik (tripsin, kimotripsin, karboksipeptidase, elastase) dan fosfolipase A. Enzim ini diaktivasi oleh pemecahan rantai peptik. Amilase dan lipase: disintesis dalam bentuk inaktif Terdapat inhibitor dalam jaringan pankreas, cairan pankreas dan serum yang dapat menginaktivasi protease yang diaktivasi dini.
PATOGENESIS
Mekanisme yang memulai aktivasi enzim: refluks isi duodenum, refluks cairan empedu, aktivasi sistem komplemen, stimulasi, sekresi enzim yang berlebihan. Alkohol menginduksi pankreatitis karena efek toksik langsung maupun efek merangsang sekresi enzim pankreas Batu empedu yang terjepit pada ampula vateri mengakibatkan refluks cairan empedu ke saluran pankreas Obat-obatan menginduksi pankreatitis karena hipersensitivitas atau terbentuk metabolit yang toksik Hipertrigliseridemia memicu pankreatitis karena efek toksik langsung dari lemak ke sel pankreas
PATOLOGI
1. Pankreatitis Akut Interstitial Makroskopik: pankreas membengkak difus dan pucat Mikroskopik: daerah interstitial melebar karena edema ekstrasel. Tidak ada destruksi asinus 2. Pankreatitis Akut Tipe Nekrosis hemoragik Makroskopik: nekrosis pankreas dengan perdarahan, tahap lanjut timbul abses di daerah nekrosis Mikroskopik: nekrosis lemak dan jaringan pankreas, kerusakan pembuluh darah, inflamasi perivaskular, vaskulitis dan trombosis.
GEJALA KLINIS
Ringan hingga berat ANAMNESIS: Nyeri tiba2, intens, terus menerus, makin lama makin hebat, lokasi epigastrium, menjalar ke punggung, disertai mual, muntah, demam, bahkan renjatan dan gangguan pernapasan. PEMERIKSAAN FISIK: nyeri tekan epigastrium karena rangsangan peritoneum lokal hingga peritonitis umum. Bising usus menghilang pada ileus paralitik, sebagian mengalami meteorismus. Suhu tinggi bila ada kolangitis, kolesistitis, abses pankreas. Kadang ikterus, asites, efusi pleura kiri.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
LABORATORIUM: Amilase serum/urin ataupun lipase serum naik 2x BANN. Kenaikan amilase mencapai maksimal dalam 24-36 jam, lalu turun dalam 24-26 jam. USG: pembengkakan pankreas setempat/difus dengan ekoparenkim yang berkurang, dan pseudokista di dalam atau luar pankreas. Adanya batu kandung empedu dan pelebaran duktus koledokus merupakan indikasi ERCP CT Scan penting untuk deteksi penyulit: nekrosis, pengumpulan cairan, pseudokista, flegmon, abses dll MRCP : akurasi dan kepekaan lebih tinggi
PENYULIT
PENYULIT LOKAL Pseudokista Abses Pankreas Penjalaran peradangan yang hemoragik Nekrosis Fistel Ulkus duodenum Ikterus Obstruksi Asites dengan kadar amilase tinggi PENYULIT JARAK JAUH SEPSIS: eksudat pleura, atelektasis, pneumonia KARDIOVASKULER: eksudat perikard, KID, renjatan SSP: psikosis, emboli lemak STEATONEKROSIS: pada omentum dan peritoneum GANGGUAN GI: nekrosis dinding duodenum dan kolon GINJAL: trombosis arteri, GGA METABOLIK: hiperglikemia
PROGNOSIS
PROGNOSIS ditentukan oleh: 1. Kriteria Ranson 2. Skor APACHE: buruk bila nilai > 12 3. Ada Cairan Peritoneal hemoragik: prognosis buruk 4. Indikator penting:
Prognosis buruk bila Hipotensi (TD<90mmHg) atau takikardia >130/mnt PO2, 60mmHg Oliguria (<50cc/jam) atau BUN-kreatinin meningkat Metabolik: Ca serum < 8mg% atau albumin serum <3,2 g%
PROGNOSIS
Kriteria Ranson
DIAGNOSIS DIFERENSIAL
Kolik empedu Kolesistitis akut Kolangitis Gastritis akut Tukak peptik Infark mesenterial Aneurysma aorta yang pecah Pneumonia basalis Obstruksi usus akut dengan strangulasi IMA inferior KET Kolik ginjal Vaskulitis pada SLE Periarteritis nodosa
TERAPI
Tujuan: menghentikan proses peradangan dan autodigesti atau menstabilkan keadaan klinis sehingga memberi kesempatan resolusi penyakit tersebut 90% berhasil dengan cara konservatif, 10% memerlukan tindakan bedah terbuka (laparatomi dan nekrosektomi) atau terapi per endoskopik (papilotomi), sfingterotomi bila ada batu koledokus
TERAPI KONSERVATIF
1. 2. 3. 4. Analgetik kuat (petidin) Puasa untuk mengistirahatkan pankreas Nutrisi parenteral total Penghisapan cairan lambung untuk Mengurangi penglepasan gastrin dan mencegah isi lambung masuk duodenum merangsang pankreas Dekompresi ileus, mengendalikan muntah, mencegah aspirasi 5. PPI atau ranitidin untuk mencegah stress ulcer dan mengendalikan gejala dispepsia 6. Antibiotik bila demam atau akibat batu empedu
NUTRISI PARENTERAL
Dr. Suzanna Ndraha SpPD
Nutrisi parenteral
Nutrisi parenteral adalah pemberian nutrisi baik sebagian atau total secara intravena baik melalui vena perifer maupun vena sentral. Indikasi: Peradangan yang cukup berat, post operasi dimana intestinal belum normal. Obstruksi usus: Ca esofagus, Ca gaster, Ca colon dll Fistula dengan kehilangan cairan yang tinggi Tidak ada akses untuk nutrisi enteral Pankreatitis Akut
Dekstrosa 5%
Dekstrosa 10% KaEn Mg3 Pan Amin G Triparen no.2 Aminovel 600 Triofusin E1000
278
506 695 507 7NS 1230 > 900
50 6 57,5 35 80
20 45 25 30
200
400 400 200 1168 600 1000
27,2 50 -
Contoh kasus: pasien wanita 50 tahun, 40 kg, WD/ Dispepsia ec gastritis akuta, bisa makan habis setengah porsi. Oleh dokter diberikan infus : Dextrose 5 % : NaCl 0,9 % = 2:1 = 8 jam/kolf Apakah mencukupi?
Jumlah cairan 1500 cc, Na 154 mEq, kalium tidak ada, kalori 200 kcal
Contoh kasus: pasien wanita 50 tahun, 40 kg, WD/ Dispepsia ec gastritis akuta, bisa makan habis setengah porsi. Oleh dokter diberikan infus : Dextrose 10 % : NaCl 0,9 % + Kcl 25 mEq = 2:1 = 8 jam/kolf Apakah mencukupi?
Jumlah cairan 1500 cc, Na 154 mEq, kalium 25 mEq, kalori 400 kcal
KaEn Mg3
Pan Amin G Pan Amin G Jumlah
695
507 507
50
6 6 112
20
40
400
200 200 1200
27,2 27,2 55
Artinya dalam 24 jam kita memberikan 2000 cc cairan, 1200 kalori, 55 gram protein, 112 meq Na dan 40 mEq K dengan infus perifer. Apakah mencukupi?
Tahap pemberian TNPE : Hari I : 25 % keb.total Hari kedua : 50 % keb.total Hari ketiga : 75 % kebutuhan Hari keempat dst : 100 % kebutuhan total
Hal yang harus diperhatikan dalam pemberian NPE : - Jika vena perifer perhatikan osmol kemasan - Gagal jantung /gagal ginjal : hati-hati overload - Pada kasus ensefalohepatik, pilih AARC - Hindari energi dari lemak pada kasus hiperlipidemia - Kenali karakteristik berbagai kemasan
LATIHAN KASUS
Wanita, 50 tahun, 50 kg, normoweight, gizi baik, tidak demam, dirawat di lt VIa RSUD Koja dengan WD/ pankreatitis akut. Lab: Leukosit 26.000/mL, GDs 270 mg%, AGD dalam batas normal, SGOT 190 U/L, SGPT 210 UI/L Pertanyaan: 1. Bagaimanakah prognosisnya menurut Ranson 2. Bagaimana merancang infus pada hari pertama untuk kasus ini