Bab I Ii Iii KPD
Bab I Ii Iii KPD
1.1
Latar Belakang
Selaput ketuban yang membatasi rongga amnion terdiri atas amnion dan
korion yang sangat erat kaitannya. Lapisan ini terdiri atas beberapa sel seperti sel epitel, sel mesenkim dan sel trofoblast yang terikat erat dalam metrics kolagen. Selaput ketuban berfungsi menghasilkan air ketuban dan melindungi janin terhadap infeksi. Dalam keadaan normal, selaput ketuban pecah dalam proses persalinan. Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan. Bila ketuban pecah dini terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu, disebut ketuban pecah dini pada kehamilan premature. Dalam keadaan normal 8-10% perempuan hamil aterm akan mengalami ketuban pecah dini. Ketuban pecah dini premature terjadi pada 1 % kehamilan. Pecahnya selaput ketuban berkaitan dengan perubahan proses biokimia yang terjadi dalam kolagen matriks eksta seluler amnion, korion, dan apoptosis membrane janin. Membrane janin dan desidua bereaksi terhadap stimuli, seprti infeksi dan peregangan selaput ketuban dengan memproduksi mediator seperti prostaglandin, sitokinin dan protein hormone yang merangsang aktivitas matriks degrading enzyme.
1.2Tujuan Penulisan
Untuk memenuhi tugas mata kuliah askeb IV Tujuan khusus Menambah pengetahuan bagi mahasiswa mengenai obstetri patologis Ketuban Pecah Dini. Mengembangkan kreatif mahasiswa dalam membuat makalah. Dapat berguna bagi yang membaca dikemudian hari.
1.3Ruang Lingkup
Penulisan makalah ini memiliki ruang lingkup yang cukup luas dan saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Ini merupakan pembahasan mengenai Ketuban Pecah Dini. Mencakup penjelasan mengenai pengertian, diagnosa, komplikasi, penatalaksanaan dan contoh kasus ketuban pecah dini
BAB II
TINJAUAN MATERI
2.1 Pengertian
Ketuban Pecah Dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum terjadi proses persalinan yang dapat terjadi pada usia kehamilan cukup waktu atau kurang waktu ( Cunningham, Mc. Donald, gant, 2002). Ketuban Pecah Dini adalah rupturnya membrane ketuban sebelum persalinan berlangsung (Manuaba, 2002) Ketuban pecah dini atau spontaneous / early / premature rupture of the membrane (PROM) adalah pecahnya selaput ketuban sebelum in partu, yaitu bila pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan pada multipara kurang dari 5 cm (Sinopsis Obstetri Jilid I, 1998)
2.2
2. Peninggian tekanan inta uterin Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara berlebihan dapat menyebabkan terjadinya ketuban pecah dini. Misalnya : a. Trauma : hubungan seksual, pemeriksaan dalam, amniosintesis b. Gemelli Kehamilan kembar adalah suatu kehamilan dua janin atau lebih. Pada kehamilan gemelli terjadi distensi uterus yang berlebihan, sehingga menimbulkan adanya ketegangan rahim secara berlebihan. Hal ini terjadikarena jumlahnya berlebih, isi rahim yang lebih besar dan kantung (selaput ketuban ) relative kecil sedangkan dibagian bawah tidak ada yang menahan sehingga mengakibatkan selaput ketuban tipis dan mudah pecah. ( Abdul Bari, Saifudin. 2002 ) c. Makrosomia Makrosomia adalah berat badan neonatus >4000 gram kehamilan dengan makrosomia menimbulkan distensi uterus yang meningkat atau over distensi dan menyebabkan tekanan pada intra uterin bertambah sehingga menekan selaput ketuban, manyebabkan selaput ketuban menjadi teregang, tipis, dan kekuatan membrane menjadi berkurang, menimbulkan selaput ketuban mudah pecah. ( Winkjosastro, Hanifah, 1999 ). d. Hidramnion Hidramnion atau polihidramnion adalah jumlah cairan amnion >2000 mL. uterus dapat mengandung cairan dalam jumlah yang sangat banyak. Hidramnion kronis adalah peningaktan jumlah cairan amnion terjadi secara berangsur-angsur. Hidramnion akut, volume tersebut meningkat tiba-tiba dan uterus akan mengalami distensi nyata dalam waktu beberapa hari saja. 3. Kelainan letak Misalnya pada letak sungsang dan lintang.
4. Korioamnionitis Adalah infeksi selaput ketuban. Biasanya disebabkan oleh penyebaran organism vagina ke atas. Dua factor predisposisi terpenting adalah pecahnya selaput ketuban > 24 jam dan persalinan lama.(Ben-Zion Taher , M.D 1994) 5. Penyakit infeksi Adalah penyakit yang disebabkan oleh sejumlah mikroorganisme yang meyebabkan infeksi selaput ketuban. Infeksi yang terjadi menyebabkan terjadinya proses biomekanik pada selaput ketuban dalam bentuk proteolitik sehingga memudahkan ketuban pecah.
2.3
Diagnosis
Pastikan selaput ketuban pecah. Tanyakan waktu terjadi pecah ketuban. Cairan ketuban yang khas jika keluar cairan ketuban sedikit-sedikit, tampung cairan yang keluar dan nilai 1 jam kemudian. Jika tidak ada dapat dicoba dengan menggerakan sedikit bagian terbawah janin atau meminta pasien batuk atau mengedan. Penentuan cairan ketuban dapat dilakukan dengan tes lakmus (nitrazin tes ), jika lakmus merah berubah menjadi biru menunjukan adanya cairan ketuban ( alkalis ). Darah dan infeksi vagina dapat menghasilkan tes yang positif palsu. pH air ketuban 7 7,5 Tes Pakis, dengan meneteskan cairan ketuban pada gelas objek dan dibiarkan kering. Pemeriksaan mikroskopik menunjukan kristal cairan amniom dan gambaran daun pakis. Tentuka usia kehamilan, bila perlu dengan pemeriksaan USG. Tentukan ada tidaknya infeksi. Tanda-tanda infeksi adalah bila suhu ibu lebih dari 38OC serta cairan ketuban keruh dan berbau. Leukosit darah lebih dari 15.000/mm3.
Janin yang mengalami takikardi, mungkin mengalami infeksi intra uterin. Tentukan tanda-tanda persalinan. Tentukan adanya kontraksi yang teratur Periksa dalam dilakukan bila akan dilakukan penanganan aktif ( terminasi kehamilan )
dan
tanda Gejala
dan
kadang-kadang ada
tiba Caiaran introitus Tidak ada his dalam 1 jam Riwayat cairan Uterus nyeri DJJ cepat Perdarahan pervaginam sedikit Gatal Keputihan Nyeri perut Disuria Nyeri perut Gerak janin berkurang tampak di
keluarnya
Amnionitis
riwayat
ketuban pecah
Perdarahan antepartum
2.4
Pengaruh KPD
1. Terhadap Janin Walaupun ibu belum menunjukan gejala-gejala infeksi tetapi janin mungkin
sudah terkena infeksi, karena infeksi intrauterin lebih dahulu terjadi (amnionitis, vaskulitis) sebelum gejala pada ibu dirasakan. Jadi akan meninggikan morrtalitas dan morbiditas perinatal. 2. Terhadap Ibu Karena jalan telah terbuka, maka dapat terjadi infeksi intrapartal, apalagi bila terlalu sering diperiksa dalam. Selain itu juga dapat dijumpai infeksi puerpuralis atau nifas, peritonitis dan septikemia, serta dry-labor. Ibu akan merasa lelah karena terbaring di tempat tidur, partus akan menjadi lama, maka suhu badan naik, nadi cepat dan nampaklah gejala-gejala infeksi lainnya.
2.5
kehamilan. Dapat terjadi Infeksi Maternal ataupun neonatal, persalinan prematur, hipoksia karena kompresi tali pusat, deformitas janin, meningkatnya insiden SC, atau gagalnya persalinan normal. (buku ilmu kebidanan 2008 hal. 678) IUFD Persalinan Prematur Setelah ketuban pecah biasanya segera disusul oleh persalinan. Periode laten tergantung umur kehamilan. Pada kehamilan aterm 90% terjadi dalam 24 jam setelah ketuban pecah. Pada kehamilan antara 28-34 minggu 50% persalinan dalam 24 jam. Pada kehamilan kurang dari 26 minggu persalinan terjadi dalam 1 minggu. Infeksi
Risiko infeksi ibu dan anak meningkat pada Ketuban Pecah Dini. Pada ibu terjadi Korioamnionitis. Pada bayi dapat terjadi septikemia, pneumonia, omfalitis. Umumnya terjadi korioamnionitis sebelum janin terinfeksi. Pada ketuban Pecah Dini premature, infeksi lebih sering daripada aterm. Secara umum insiden infeksi sekunder pada KPD meningkat sebanding dengan lamanya periode laten. Hipoksia dan asfiksia Dengan pecahnya ketuban terjadi oligohidramnion yang menekan tali pusat hingga terjadi asfiksia atau hipoksia. Terdapat hubungan antara terjadinya gawat janin dan derajat oligohidramnion, semakin sedikit air ketuban, janin semakin gawat. Syndrom deformitas janin Ketuban Pecah Dini yang terjadi terlalu dini menyebabkan pertumbuhan janin terhambat, kelainan disebabkan kompresi muka dan anggota badan janin, serta hipoplasi pulmonal.
2.6
Penatalaksanaan
Konservatif Rawat di rumah sakit Jika ada perdarahan pervaginam dengan nyeri perut, pikirkan solusio plasenta Jika ada tanda-tanda infeksi ( demam dan cairan vagina berbau ), berikan antibiotika sama halnya jika terjadi amnionitosis Jika tidak ada infeksi dan kehamilan <37 minggu Berikan antibiotika untuk mengurangi morbiditas ibu dan janin Ampisilin 4x 500mg selama 7 hari ditambah eritromisin 250 mg per oral 3x perhari selama 7 hari. Jika usia kehamilan 32-37 mg, belum inpartu, tidak ada infeksi, beri dexametason, dosisnya IM 5 mg setiap 6 jam sebanyak 4 x, observasi tanda-tanda infeksi dan kesejahteraan janin. Jika usia kehamilan sudah 32-37 mg dan sudah inpartu, tidak ada infeksi maka berikan tokolitik, dexametason, dan induksi setelah 24 jam.
Aktif Kehamilan lebih dari 37 mg, induksi dengan oksitosin Bila gagal Seksio Caesaria dapat pula diberikan misoprostol 25 mikrogram 50 mikrogram intravaginal tiap 6 jam max 4 x. Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotika dosis tinggi dan persalinan diakhiri.
Indikasi melakukan induksi pada ketuban pecah dini adalah sebagai berikut : 1. Pertiimbangan waktu dan berat janin dalam rahim. Pertimbangan waktu apakah 6, 12, atau 24 jam. Berat janin sebaiknya lebih dari 2000 gram. 2. Terdapat tanda infeksi intra uteri. Suhu meningkat lebih dari 38c, dengan pengukuran per rektal. Terdapat tanda infeksi melalui hasil pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan kultur air ketuban.
pematangan paru atau ampicillin Antibiotika setelah persalinan Ada infeksi Tidak ada infeksi Lanjutkan untuk Tidak perlu antibiotik 24-48 jam setelah bebas panas
Penatalaksanaan lanjutan 1. Kaji suhu dan denyut nadi setiap 2 jam. Kenaikan suhu sering kali didahului kondisi ibu yang menggigil. 2. Lakukan pemantauan DJJ. Pemeriksaan DJJ setiap jam sebelum aw itan persalinan adalah tindakan yang adekuat sepanjang DJJ dalam batas normal.
pemantauan DJJ ketat dengan alat pemantau janin elektronik secara kontinu dilakukan selama induksi oksitosin untuk melihat tanda gawat janin akibat kompresi tali pusat atau induksi. Takikardia dapat mengindikasikan infeksi uteri. 3. Hindari pemeriksaan dalam yang tidak perlu. 4. Ketika melakukan pemeriksaan dalam yang benar-benar diperlukan, perhatikan juga hal-hal berikut: a. Apakah dinding vagina teraba lebih hangat dari biasa b. Bau rabas atau cairan di sarung tanagn anda c. Warna rabas atau cairan di sarung tangan 5. Beri perhatian lebih seksama terhadap hidrasi agar dapat diperoleh gambaran jelas dari setiap infeksi yang timbul. Seringkali terjadi peningkatan suhu tubuh akibat dehidrasi.
3.2
: 37 minggu : Tanggal 07 Maret 2011, Pukul 04.00 WIB : Keluar air-air sejak pukul 03.30
I.
Pada Tanggal : 07 Maret 2011 A. Anamnesa Nama Klien Umur Kebangsaan Agama Pendidikan Pekerjaan : Ny. A : 23 tahun : Indonesia : Islam : SMA : IRT
Alamat Kantor : -
Alamat Rumah : Jl. Menteng Dalam Alamat Rumah : Jl. Menteng Dalam B. Riwayat Menstruasi Menarche: 11 tahun Hari Pertama Menstruasi yang Terakhir: 16 Juni 2010. Lamanya: hari. Banyaknya: 3-4 x ganti pembalut. Siklus: 28 hari, teratur. Konsistensi cair. Dismenore / Tidak. C. Tanda-Tanda kehamilan Hasil test kahamilan : (+) HCG. Tanggal dilakukan test : 10 Agustus 2010. D. Pergerakan fetus dirasakan pertama kali : usia kehamilan 18 minggu. Pergerakan fetus dalam 24 jam terakhir : > 10 kali. E. Kebiasaan Sehari-hari Diet/makan : 3 x sehari. Makanan sehari-hari: Nasi, sayuran, tahu, tempe, ikan, buah, susu. Perubahan makanan yang dialami : tidak ada. Nafsu makan : baik. Pola Eliminasi : BAB : 1 kali / hari Warna : kuning kecoklatan Konsistensi : lunak Tidak ada keluhan BAK: > 6 x sehari Warna : kuning jernih Konsistensi : cair Tidak ada keluhan
Aktifitas sehari-hari : mengerjakan pekerjaan ibu rumah tangga, seperti memasak, mencuci, nyapu & ngepel. Pola istirahat dan tidur Malam + 7 jam, siang 1 jam. Seksualitas : tidak ada gangguan.
F. Imunisasi TT I tanggal :, TT 2 tanggal : G. Riwayat KB Kontrasepsi yang pernah digunakan : tidak ada Kepuasan terhadap kontrasepsi : Efek samping : Lama penggunaan : H. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu : No 1. Tgl/Thn partus Hamil ini Tempat Usia Partus Jenis Kehamilan Partus Penolong Penyulit JK PB PB
I. Riwayat Ginekologi Infeksi pada vagina Pap Smear Pembedahan di daerah kemaluan Pembedahan di daerah payudara Infertilitas J. Riwayat kesehatan 1. Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita Penyakit jantung TBC Asma Hipertensi Epilepsi Diabetes Anemia berat Penyakit ginjal Hepatitis 2. Riwayat medis keluarga Penyakit jantung : tidak ada. : tidak pernah. : tidak pernah. : tidak pernah. : tidak pernah. : tidak pernah. : tidak pernah. : tidak pernah. : tidak pernah. : tidak pernah. Tidak ada Tidak pernah Tidak pernah Tidak pernah Tidak ada
Kelainan kongenital Penyakit darah Penggunaan alcohol Merokok, makan sirih sehari. K. Riwayat Sosial
Kehamilan lebih dari satu : tidak ada. 3. Perilaku yang merugikan kesehatan Obat-obatan/jamu yang sering digunakan : tidak ada Irigasi vagina / ganti pakaian dalam : tidak, ganti pakaian dalam 2 x
1. Apakah kehamilan ini direncanakan / diinginkan : ya. 2. Jenis Kelamin yang diharapkan : / sama saja, yang penting sehat. 3. Status Perkawinan : menikah, Jumlah: 1 kali, lama perkawinan: 1 tahun. 4. Hubungan dengan suami : baik. 5. Hubungan dengan keluarga ibu / mertua : baik. 6. Hubungan dengan tetangga : baik. 7. Susunan keluarga yang tinggal serumah No 1. Umur (Tahun) 26 th Jenis Kelamin L Hubungan Keluarga Suami Pendidikan SMA Pekerjaan Karyawan Swasta Ket. Sehat
8. Kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan ibu hamil, bersalin dan nifas : tidak ada. L. Pemeriksaan Fisik Keadaan umum : baik, Kesadaran : compos mentis Keadaan emosional : stabil Tanda-tanda vital : Tekanan darah : 110/70 mmHg Suhu tubuh : 36,6 0C Denyut nadi Pernafasan : 80 x/mnt : 20 x/mnt
Tinggi badan
: 153 cm
Berat badan
: 56 kg
Sebelum hamil : 46 kg Kenaikan BB selama hamil : 10 kg Kepala Rambut Muka Mata : hitam, bersih, tidak berketombe, tidak rontok. : tidak ada cloasma gravidarum, bersih, tidak oedem. : conjungtiva : tidak anemis, sclera : tidak ikterik. Mulut/Gigi : tidak stomatitis, tidak caries. THT : Telinga : bersih, tidak ada serumen, tidak ada OMP. Hidung : bersih, tidak ada serosum, tdak ada polip. Tenggorokan : tidak ada radang. Leher : Kel. Thyroid Vena Jugularis Dada dan Axila : Dada : Mammae : Membesar , simetris, tidak ada benjolan/tumor. Areolla : hiperpigmentasi. Pappila mammae : bersih, menonjol, tidak lecet, ada pengeluaran colostrum. Striae : Tidak ada. Axilla : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening. Abdomen a. Inspeksi : Pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan, dengan arah memanjang. Terdapat linea nigra dan striae albicans. Tidak ada bekas operasi/Secsio Caesaria. Terlihat gerakan janin. : tidak ada pembengkakan. : tidak ada pembesaran.
b. Palpasi : Leopold I : TFU: 3 jari bawah Px (Mc.Donald: 33 cm). Pada bagian fundus teraba 1 bagian besar, kurang bulat, lunak, tidak melenting. Leopold II : Kanan Kiri Leopold III : Leopold IV : Kontraksi : : : teraba 1 tahanan keras memanjang. teraba bagian-baigan kecil janin.
Teraba 1 bagian keras, bulat, melenting. Bagian terendah janin sudah masuk PAP : 4/5 ada, brakton hicks.
Perabaan janin saat kontraksi : sulit teraba. Pergerakan janin : ada. TBF : (33-13) x 155 + 10 % = + 3100 gr (2780 gr - 3410 gr) c. Auscultasi : Punctum maksimum : 1, di kuadran kanan bawah pusat Frekuensi DJJ : 144 x /menit, teratur/tidak, intensitas : kuat Punggung dan pinggang Posisi Tulang Belakang : lordosis fisiologis Nyeri Pinggang : tidak ada Ekstremitas atas dan bawah Atas : Simetris, tidak oedem. Bawah : Simetris, tidak oedem, tidak Varices, Refleks Patella +/+ Anogenital Vulva/Vagina : Tidak ada kelainan Pengeluaran : Air ketuban Periksa dalam : - Portio - Penipisan - Pembukaan - Ketuban - Petunjuk - Penurunan Kepala : Arah Retro :0% : 1 cm : Ada : UUK Kanan Depan : Hodge I
M. Pemeriksaan Laboratorium Darah Urine : Hb 12,3 gram %, Golongan darah : B, Rh + : Protein : (-), Reduksi : (-)
Pemeriksaan Penunjang lain : tidak ada II. INTERPRETASI DATA No 1. Diagnosa Ibu, Janin, Dasar S : - Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama, belum pernah melahirkan dan keguguran. Ketuban - HPHT : 16 Juni 2010. - Hasil tes HCG + pada tanggal 10 Agustus 2010. - Ibu sudah merasakan pergerakan janin sejak hamil 18 minggu. - Ibu mengatakan keluar air-air yang tidak dapat ditahan dari kemaluannya. O : - Pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan, dengan arah memanjang. - L I : Mc.Donald 33 cm, TFU: 3 jari bawah Px. - DJJ 144 x/menit, teratur, intensitas : kuat. - Gerakan anak (+) 2. Janin tunggal, hidup , intra Tunggal uterin, presentasi kepala S : - Ibu mengatakan tidak ada keturunan kembar O: pada LI, LII, LIII hanya teraba satu bagian besar janin. - pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan, dengan letak memanjang. punctum maksimum terdengar di satu tempat, kuadran bawah pusat.
Masalah Kesehatan Ibu G1P0A0 hamil 37 minggu dengan suspect Pecah Dini (KPD)
No
Diagnosa
Ibu,
Janin, Hidup S: O: -
Masalah Kesehatan
Dasar
Ibu mengatakan merasakan gerakan janin. DJJ (+) 144 x/menit, teratur , intensitas: kuat. Gerakan janin (+)
Intra uterin S: O: Ibu mengatakan tidak merasa sakit saat janin bergerak, dan saat dilakukan palpasi. Gerakan janin terlihat Saat kontraksi, janin sulit diraba
Preskep O: Pada Leopold III teraba satu bagian keras, bulat, melenting. 3. Masalah Keluar air-air S : - Ibu mengatakan keluar air-air yang tidak dapat ditahan dari kemaluannya. O : - Pada pemeriksaan anogenital didapat Pengeluaran pervaginam : air ketuban, warna: jernih, konsistensi: cair, jumlah: + 100 cc. Rasa cemas takut dan S : - Ibu bertanya apa yang terjadi pada dirinya dan janinnya. O : - Wajah ibu terlihat cemas dan gelisah. 4. Kebutuhan S : - Ibu bertanya apa yang harus ia lakukan saat ini. O : - Ibu terlihat cemas III. ANTISIPASI MASALAH/RESIKO YANG BERHUBUNGAN 1. Resiko terjadinya Infeksi pada ibu
Dasar : ketuban pecah sebelum waktunya. 2. Resiko terjadinya gawat janin Dasar : jumlah air ketuban berkurang sebelum persalinan. IV. TINDAKAN SEGERA / KOLABORASI 1. Observasi adanya tanda-tanda persalinan 2. Apabila tidak ada kemajuan dalam 4 jam segera lakukan induksi
V.
PERENCANAAN No 1. Interpretasi Data Ibu G1P0A0 Hamil 37 minggu dengan Ketuban Dini (KPD) 2. Janin tunggal, hidup , intrauterin, presentasi kepala Masalah 3. Keluar airair Rasa takut dan cemas suspect Pecah Rencana Tindakan Beritahu ibu tentang keadaan
kehamilan ibu saat ini dan kondisi ibu serta janin berdasarkan hasil pemeriksaan
Observasi keadaan umum ibu, dan TTV (nadi dan kenaikan suhu setiap 2 jam, TD setiap 4 jam) Observasi DJJ setiap 30 menit
Beritahu ibu bahwa akan dilakukan pemeriksaan dengan Nitrazin test (lakmus merah menjadi biru, lakmus biru tetap berwarna biru)
Beritahu ibu untuk memperhatikan pergerakan janinnya Beritahu ibu bahwa akan dilakukan induksi jika tidak ada kemajuan persalinan
VI. PELAKSANAAN TINDAKAN Memberitahu ibu tentang keadaan kehamilan ibu saat ini dan kondisi ibu serta janin berdasarkan hasil pemeriksaan - Usia kehamilan ibu saat ini 37 minggu - Kondisi ibu saat ini baik - TD : 120/80 mmHg - N : 78 x/mnt - RR : 19 x/mnt - S : 37,0 0C - Kondisi janin ibu juga baik dengan denyut jantung janin 140 x/menit, teratur, dan intensitasnya kuat Mengobservasi keadaan umum ibu, dan TTV (nadi dan kenaikan suhu setiap 2 jam, TD setiap 4 jam) Mengobservasi DJJ setiap 30 menit Melakukan pemeriksaan inspekulo di kanalis servikalis dengan Nitrazin test, dengan hasil: lakmus merah menjadi biru, hal ini memastikan bahwa cairan yang keluar adalah cairan ketuban Memberikan support mental ibu untuk tetap tenang dalam menghadapi masalahnya dengan cara melibatkan keluarga untuk mendampingi ibu dan berdoa. Memberitahu ibu untuk memperhatikan pergerakan janinnya, hal ini dilakukan untuk mengetahui keadaan janinnya. Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan induksi jika tidak ada kemajuan persalinan, hal ini dilakukan untuk mempercepat persalinan.
Memberitahu Ibu akan dirujuk ke Rumah sakit apabila terdapat komplikasi pada Ibu dan janinnya. VII. EVALUASI S : Ibu memahami penjelasan yang dijelaskan bidan O : Ibu mampu menjelaskan kembali yang dijelaskan bidan Tanggal Pukul : 07 Maret 2011 : 08.30 WIB
SUBJEKTIF Ibu mengatakan sampai saat ini belum merasakan mulas Ibu mengatakan masih merasakan pergerakan janinnya
OBJEKTIF Keadaan umum Keadaan emosional Tanda-tanda vital : Tekanan darah x/mnt Suhu tubuh x/mnt Abdomen a. Inspeksi : Gerakan janin : Ada b. Palpasi : Leopold I : TFU: 3 jari bawah Px (Mc.Donald: 33 cm). Pada bagian fundus teraba 1 bagian besar, kurang bulat, lunak, tidak melenting. Leopold II : Kanan Kiri Leopold III : Leopold IV : : : teraba 1 tahanan keras memanjang. teraba bagian-baigan kecil janin. : 36,7 0C Pernafasan : 22 : 110/70 mmHg Denyut nadi : 82 : baik, : stabil Kesadaran : compos mentis
Teraba 1 bagian keras, bulat, melenting. Bagian terendah janin sudah masuk PAP : 4/5
His c. Auscultasi :
Belum ada
Pergerakan janin : ada. Punctum maksimum : 1, di kuadran kanan bawah pusat Frekuensi DJJ : 148 x /menit, teratur/tidak, intensitas : kuat Anogenital Vulva/Vagina : Tidak ada kelainan Pengeluaran : Air ketuban Periksa dalam : - Portio - Penipisan - Pembukaan - Ketuban - Petunjuk - Penurunan Kepala ASSESMENT / DIAGNOSA Ibu : G1P0A0 hamil 37 minggu inpartu kala I fase laten dengan : Tunggal, hidup, intrauterine, presentasi belakang kepala Ketuban Pecah Dini Janin : Arah Retro :0% : 1 cm : Ada : UUK Kanan Depan : Hodge I
PLANNING 1) Lakukan inform consent Melakukan Informed concent atas tindakan yang dilakukan Keluarga telah menandatangani format inform consent 2) Beritahu ibu hasil pemeriksaan Tekanan darah Suhu tubuh dalam keadaan baik 3) beritahu ibu bahwa akan dilakukan induksi memberitahu ibu bahwa akan dilakukan induksi apabila tidak ada kemajuan persalinan dengan alasan ketubannya sudah pecah namun belum ada tanda tanda persalinan keluarga dan ibu menyetujui untuk diinduksi. :110/70mmHg : 36,7 0C ibu
4) Lakukan induksi menginduksi ibu secara drip oksitosin dengan cairan RL 500 cc dan oksitosin 5 diinduksi 5) Observasi HIS dan DJJ tiap 15 menit melakukan observasi kepada ibu mengenai his dan DJJ his ibu belum ada dan DJJ : 145 x/menit 6) Mengobservasi keadaan umum ibu, dan TTV (nadi dan kenaikan suhu setiap 2 jam, TD setiap 4 jam) serta periksa dalam setiap 4 jam atau bila ada indikasi IU dengan tetesan pertama 8 tetes/menit apabila tidak ada kemajuan HIS dinaikan 4 tetes/15 menit ibu telah
Tanggal
: 7 Maret 2011
Keadaan emosional Tanda-tanda vital : Tekanan darah Suhu tubuh Abdomen a. Inspeksi :. Gerakan janin : Ada b. Palpasi : Leopold I :
: 80 x/mnt : 19 x/mnt
TFU: 3 jari bawah Px (Mc.Donald: 33 cm). Pada bagian fundus teraba 1 bagian besar, kurang bulat, lunak, tidak melenting.
Leopold II
Kanan Kiri
: :
Leopold III :
Pergerakan janin : ada. Punctum maksimum : 1, di kuadran kanan bawah pusat Frekuensi DJJ : 150 x /menit, teratur/tidak, intensitas : kuat ASSESMENT / DIAGNOSA Ibu Janin : G1P0A0 hamil 37 minggu inpartu kala I fase laten dengan : Tunggal, hidup, intrauterine, presentasi belakang kepala
PLANNING 1) Beritahu ibu hasil pemeriksaan Tekanan darah Suhu tubuh dalam keadaan baik . Observasi HIS dan DJJ tiap 15 menit melakukan observasi kepada ibu mengenai his dan DJJ his ibu belum ada dan DJJ : 150 x/menit 1) Mengobservasi keadaan umum ibu, dan TTV (nadi dan kenaikan suhu setiap 2 jam, TD setiap 4 jam) serta periksa dalam setiap 4 jam atau bila ada indikasi Tambah tetesan induksi menambah tetesan induksi sebanyak 4 tetes menjadi 12 tetes/menit apabila tidak ada kemajuan his ditambahkan 4 tetes/15 menit tetesan telah ditambah :120/70mmHg : 36,7 0C ibu
Tanggal SUBJEKTIF -
: 7 Maret 2011
OBJEKTIF Keadaan umum : baik, Kesadaran : compos mentis Keadaan emosional : stabil Tanda-tanda vital : Tekanan darah : 120/80 mmHg Suhu tubuh Abdomen a. Inspeksi :. Gerakan janin : Ada b. Palpasi : Leopold I : TFU: 3 jari bawah Px (Mc.Donald: 33 cm). Pada bagian fundus teraba 1 bagian besar, kurang bulat, lunak, tidak melenting. Leopold II : Kanan Kiri Leopold III : Leopold IV : His c. Auscultasi : Punctum maksimum : 1, di kuadran kanan bawah pusat Frekuensi DJJ : 162 x /menit, teratur/tidak, intensitas : kuat ASSESMENT / DIAGNOSA Ibu : G1P0A0 hamil 37 minggu inpartu kala I fase laten dengan : Tunggal, hidup, intrauterine, presentasi belakang kepala ketuban Pecah Dini Janin : : : teraba 1 tahanan keras memanjang. teraba bagian-baigan kecil janin. : 36,7 0C Denyut nadi Pernafasan : 81 x/mnt : 20 x/mnt
Teraba 1 bagian keras, bulat, melenting. Bagian terendah janin sudah masuk PAP : 4/5 Belum ada
dengan gawat janin PLANNING 1) Beritahu ibu hasil pemeriksaan Tekanan darah :120/80mmHg
Suhu tubuh
: 36,7 0C
ibu
dalam keadaan baik . 2) Observasi HIS dan DJJ tiap 15 menit melakukan observasi kepada ibu mengenai his dan DJJ his ibu belum ada dan DJJ : 162 x/menit, tidak teratur , kuat dan terdapat gawat janin. 3) Anjurkan ibu untuk miring ke kiri dan bantu ibu untuk dapat memasang adan menghirup O2 4lt/menit untuk melancarkan aliran O2 dari ibu ke janin. namun, apabila keadaan janin tidak membaik lakukan rujukan ke RS. 4) Mempertahankan induksi tetap 12 tetes/menit. 5) Mengobservasi keadaan umum ibu, dan TTV (nadi dan kenaikan suhu setiap 2 jam, TD setiap 4 jam) serta periksa dalam setiap 4 jam atau bila ada indikasi Tanggal Pukul SUBJEKTIF Ibu mengatakan belum merasa mulas : 7 Maret 2011 : 09.30 WIB
OBJEKTIF Keadaan umum : baik, Kesadaran : compos mentis Keadaan emosional : stabil Tanda-tanda vital : Tekanan darah : 120/80 mmHg Suhu tubuh Abdomen a. Inspeksi :. Gerakan janin : Ada b. Palpasi : Leopold I : TFU: 3 jari bawah Px (Mc.Donald: 33 cm). : 36,7 0C Denyut nadi Pernafasan : 83 x/mnt : 20 x/mnt
Pada bagian fundus teraba 1 bagian besar, kurang bulat, lunak, tidak melenting. Leopold II : Kanan Kiri Leopold III : Leopold IV : His c. Auscultasi : Punctum maksimum : 1, di kuadran kanan bawah pusat Frekuensi DJJ : 168 x /menit, teratur/tidak, intensitas : kuat ASSESMENT / DIAGNOSA Ibu Janin : G1P0A0 hamil 37 minggu inpartu kala I fase laten dengan : Tunggal, hidup, intrauterine, presentasi belakang kepala : : : teraba 1 tahanan keras memanjang. teraba bagian-baigan kecil janin.
Teraba 1 bagian keras, bulat, melenting. Bagian terendah janin sudah masuk PAP : 4/5 Belum ada
ketuban Pecah Dini dengan gawat janin PLANNING 1) Beritahu ibu hasil pemeriksaan Tekanan darah Suhu tubuh :120/80mmHg : 36,7 0C ibu
dalam keadaan baik . 2) Observasi HIS dan DJJ tiap 15 menit melakukan observasi kepada ibu mengenai his dan DJJ his ibu belum ada dan DJJ : 168 x/menit, tidak teratur , kuat dan terdapat gawat janin. 3) mempertahankan induksi tetap 12 tetes/menit. 4) Lakukan Informed consent pada ibu dan keluarga melakukan inform consent pada ibu dan keluarga bahwa ibu harus segera dirujuk ke RS ibu dan keluarga telah menandatangani inform consent. 5) Rujuk dengan BAKSOKU merujuk ibu dengan posisi miring ke kiri, memasang O2 4 liter/menit, Mengobservasi TTV ibu selama dalam perjalanan, Mengobservasi DJJ dan pergerakan janin selama dalam perjalanan ibu dirujuk ke RS
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pemeriksaan dalam dengan jari meningkatkan resiko infeksi dan tidak perlu dilakukan pada wanita dengan pecah ketuban dini, karena ia akan diurus sesuai kebutuhan persalinan sampai persalinan terjadi atau timbul tanda dan gejala korioamninitis. Jika timbul tanda dan gejala korioamnionitis, diindikasikan untuk segera berkonsultasi dengan dokter yang menangani wanita guna menginduksi persalinan dan kelahiran. Pilihan metode persalinan (melalui vagina atau SC) bergantung pada usia gestasi, presentasi dan berat korioamnionitis.
4.2Saran
Ketuban Pecah Dini dapat menimbulkan kecemasan pada wanita dan keluarganya. Bidan harus membantu wanita mengeksplorasi rasa takut yang menyertai perkiraan kelahiran janin premature serta risiko tambahan korioamnionitis. Rencana penatalaksanaan yang melibatkan kemungkinan periode tirah baring dan hospitalisasi yang memanjang harus didiskusikan dengan wanita dan keluarganya. Pemahaman dan kerja sama keluarga merupakan hal yang penting untuk kelanjutan kehamilan.
DAFTAR PUSTAKA
Chandranita Manuaba,Ida Ayu,dkk. 2009. Buku Ajar Patologi Obstetri. Jakarta. EGC Mochtar, Rustam. 1990. Sinopsis Obstetri I. Jakarta : Buku Kedokteran EGC. Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Varney, Hellen,dkk. 2008. Buku Ajar Asuha Kebidanan Volume 2. Jakarta: EGC.