Anda di halaman 1dari 28

Peningkatan Kapasitas Energi Listrik dengan Analisis Ekonomi Teknik untuk Meningkatkan Fasilitas Pariwisata di Pulau Derawan, Kalimantan

Timur

Disusun oleh : Hegar Mada Bhaswara 1006758792

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA 2013

EXECUTIVE SUMMARY

Tujuan utama dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui pengaruh besarnya kapasitas pembangkitan listrik dalam penyediaan fasilitas pariwisata di Pulau Derawan yang mempunyai potensi pariwisata sehingga dalam jangka waktu kedepan, pemerintah dan perusahaan pembangkit listrik nasional dapat meningkatkan elektrifikasi sekaligus meningkatkan kualitas tujuan pariwisata. Tujuan khusus dari penulisan ini adalah mengetahui bentuk pembangkit listrik yang sesuai dengan besarnya beban agar sesuai dengan peningkatan fasilitas untuk pariwisata dan perekonomian para penduduk Pulau Derawan. Metode yang digunakan yaitu analisa data dengan menggunakan dasar teori yang telah dipelajari dalam materi kuliah tenaga listrik maupun ekonomi teknik. Data data diperoleh dari berbagai sumber yang valid dan dapat dipercaya, seperti Perusahaan Listrik Nasional, media, dan juga beberapa pendapat dari penduduk Pulau Derawan.

DAFTAR ISI Halaman Judul Executive Summary Daftar Isi . 3 Kata Pengantar 4 Bab I Pendahuluan Latar Belakang Permasalahan . 5 Rumusan Permasalahan .. 7 Tujuan Permasalahan .. 7 Sistematika Penulisan .. 7 Bab II Landasan Teori Ekonomi Teknik . 9 Pembangkit Listrik . 15 Bab III Data dan Informasi Ketersediaan Sumber Energi Primer di Indonesia .. 17 Kondisi Pariwisata dan Transportasi di Indonesia .. 20 Bab IV Analisis dan Penjelasan Analisis Kebutuhan Daya di Pulau Derawan .. 22 Analisis Ketersediaan Sumber Energi Primer di Indonesia . 23 Bab V Kesimpulan 27 Bab VI Daftar Pustaka... 28

KATA PENGANTAR

Dengan memanjat puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karuniaNya, sehingga saya mampu menyelesaikan serangkaian kegiatan dalam rangka penulisan makalah dengan judul Peningkatan Kapasitas Energi Listrik dengan Analisis Ekonomi Teknik untuk Meningkatkan Fasilitas Pariwisata di Pulau Derawan, Kalimantan Timur. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas pengganti Ujian Tengah Semester mata kuliah Ekonomi Teknik Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Pada penulisan makalah ini, penulis menyadari adanya keterbatasan dan kekurangan. Oleh sebab itu, kritik, saran, dan penelitian lanjutan yang bertujuan melengkapi hasil penulisan ini agar lebih sempurna dan bermanfaat bagi ilmu pengetahuan sangat diharapkan. Akhirnya, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu agar penulisan makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Depok, Maret 2013

________________________ Hegar Mada Bhaswara 1006758792

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Negara Indonesia terdiri dari ribuan pulau yang terpisah pisah. Negara kepulauan ini menghasilkan tempat pariwisata dan panorama laut yang mengagumkan. Dari tahun ke tahun, semakin banyak penemuan penemuan terkait dengan tempat tujuan pariwisata yang berada di pulau pulau kecil, contohnya ada Kepulauan Rajaampat di Papua dan Pulau Derawan di Kalimantan Timur. Pulau Derawan, Kalimantan Timur mempunyai pemandangan laut yang sangat indah. Pulau Derawan dapat menjadi tujuan untuk surfing, snorkeling, dan mempunyai sumber daya teripang yang sangat banyak. Sumber daya teripang yang telah diteliti oleh Lipi menunjukkan adanya spesies teripang yang mempunyai harga tinggi di pasar dunia. Pengunjung Pulau Derawan tidak hanya turis local, tetapi juga turis mancanegara mengingat pulau ini cukup berdekatan dengan Negara tetangga, Malaysia. Sayangnya, keindahan dan kearifan lokal tersebut tidak sejalan dengan fasilitas fasilitas pariwisata yang memadai. Bahkan, pada tahun 2011, listrik yang menyala di pulau tersebut masih setengah hari, antara pukul 18.00 06.00. Hal ini berimbas pada ketersediaannya fasilitas pariwisata seperti penginapan, penerangan jalan, maupun BTS untuk jaringan komunikasi. Operator pariwisata yang mempunyai peran penting dalam peningkatan fasilitas pariwisata, harus berusaha sendiri untuk membangkitkan listrik saat siang hari. Padahal, beban saat siang hari cukup tinggi mengingat aktivitas pariwisata dan kegiatan rumah tangga masih berlangsung. Beberapa fasilitas pariwisata yang menggunakan listrik yaitu ada penggunaan kipas angin, pendingin ruangan, televisi, penggunaan charger alat komunikasi maupun kamera, dan lain sebagainya. Sedangkan malam hari, pemakaian beban meningkat seiring dengan penggunaan lampu dan juga penerangan jalan umum.

Kelemahan fasilitas pariwisata dapat menurunkan minat dan jumlah pengunjung, baik dalam negeri maupun turis mancanegara. Untuk mencapai pulau tersebut, pengunjung dapat menggunakan pesawat terbang dengan tujuan Bandara Termindung, Samarinda, Kalimantan Timur. Dari statistik pengunjung kedatangan di Bandara Termindung, Samarinda, dapat terlihat adanya peningkatan dan penurunan dalam periode tertentu. Fasilitas fasilitas pariwisata yang terbatas ini juga karena kurangnya elektrifikasi yang ada di Pulau Derawan. Tercatat, terdapat kurang lebih 350 kepala keluarga dengan usaha yang bermacam macam mulai dari penginapan, warung, hingga persewaan alat selam. Sehingga, penggunaan daya energy listrik tidak hanya sebatas penggunaan seperti rumah rumah sederhana dengan kehidupan masyarakat normal. Tercatat, terdapat 3 cottage dan 108 penginapan rumah warga (homestay). Penggunaan beban listrik ini semakin tinggi saat mencapai weekend dan hari libur panjang. Sehingga, fasilitas fasilitas yang awalnya dapat beroperasi, harus dimatikan ataupun bergantian pengoperasiannya. Hal ini semakin memperburuk citra pariwisata Indonesia, khususnya Pulau Derawan. Pada tahun 2011, energy listrik disuplai dengan menggunakan PLTS sebesar 170 KW dan sisanya disuplai oleh PLTD. Pada tahun 2012, pemerintah menambah kapasitas daya PLTS menjadi mencapai 700 KW. Tetapi saat ini, PLTS sebesar itu sudah mengalami kerusakan dan warga kembali memanfaatkan genset pribadi masing masing. Sehingga, fasilitas pariwisata lagi lagi terkena imbasnya dan akan mempengaruhi kepuasan pengunjung dalam menikmati keindahan Pulau Derawan. Selain masalah beban, penggunaan sumber energy primer sebuah pembangkit listrik juga perlu ditinjau. Beberapa penelitian menunjukkan penggunaan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) menunjukkan bahwa solar cell lebih bekerja secara optimal ketika berada pada suhu yang sedang dan dingin. Ketika suhu alam cukup tinggi, maka solar cell akan mengalamai penurunan efisiensi. Kondisi Pulau Derawan yang berada dekat dengan garis khatulistiwa menunjukkan suhu rata rata pulau tersebut cukup tinggi, yakni sebesar 32 35 derajat celcius. Hal ini juga menjadi pertimbangan penulis tentang jenis sumber energy primer untuk pembangkit listrik yang cocok di Pulau Derawan.

B. RUMUSAN PERMASAHALAHAN Berdasarkan latar belakang permasahalan yang telah dibahas, maka perlu dirumuskan permasalahan sebagai berikut; 1. Bagaimana pengaruh ketersediaan energy listrik di Pulau Derawan? 2. Bentuk sumber energy listrik apa yang sesuai dengan Pulau Derawan dilihat dari sisi teknis dan ekonomis? 3. Bagaimana bentuk dan system pembangkit listrik yang affordable dan realizeable di Pulau Derawan?

C. TUJUAN PENELITIAN a. Tujuan Umum i. Untuk mempelajari peran ekonomi pada bidang engineering di Indonesia. b. Tujuan Khusus i. Untuk mengetahui bagaimana peran ekonomi teknik dalam perkembangan dan pertumbuhan Indonesia dari sisi pariwisata. ii. Untuk mengetahui pengaruh ada tidaknya ketersediaan listrik di Pulau Derawan. iii. Untuk mengetahui bentuk pembangkit listrik yang affordable dan realizable di Pulau Derawan dilihat dari sisi ekonomi dan sisi penggunaan beban.

D. SISTEMATIKA PENULISAN Dalam membuat makalah ini, penulis menerapkan sistematika sebagai berikut. 1. Halaman Judul 2. Kata Pengantar 3. Daftar Isi 4. Bab I : Pendahuluan a. Latar Belakang Permasalahan b. Rumusan Permasalahan c. Tujuan Penulisan d. Sistematika Penulisan
7

5. Bab II : Landasan Teori a. Ekonomi Teknik b. Pembangkit Listrik c. System Transmisi Dan Distribusi 6. Bab III : Data Dan Informasi a. Ketersediaan Sumber Energi Primer Di Indonesia b. Kondisi Pariwisata Dan Transportasi Indonesia 7. Bab IV : Analisis Dan Penjelasan 8. Bab V : Kesimpulan 9. Daftar Pustaka Selain itu, dalam penulisan makalah, penulis membuat beberapa asumsi sebagai berikut. 1. Statistik yang terkait dengan kependudukan dan transportasi di Pulau Derawan, didekati dengan statistic yang menunjukkan Kalimantan Timur atau Samarinda. 2. Penulis membatasi permasalahan hanya ada di Pulau Derawan.

BAB II LANDASAN TEORI

A. EKONOMI TEKNIK Deskripsi kerja teknik atau engineering adalah problem solver, yaitu sebagai penyelesai dari sebuah masalah. Jika dicari perbedaannya dengan scientist atau peneliti, scientist dapat meneliti sesuatu yang sudah ada, tetapi engineer dapat menciptakan sesuatu yang baru dan dapat memperbarui sesuatu yang telah ada. Dalam kehidupan sehari hari, para engineer yang seharusnya menyelesaikan masalah harus dikaitkan dengan segi ekonomi, dimana ketika kedua bidang ini dikaitkan, ada sebuah pemikiran pemikiran baru yang engineer tidak dapat lakukan, tetapi dapat dilakukan oleh para ekonom. Engineering economy, yang lebih dikenal dengan ekonomi teknik adalah disiplin ilmu yang menggabungkan analisa aspek aspek ekonomi dalam bidang teknik. Ekonomi teknik juga melingkupi bagaimana evaluasi sistematis dari prinsip ekonomi dalam sebuah solusi pada permasalahan teknik. Dalam kenyataannya, memang sebuah proyek teknik tidak harus selalu dapat diaplikasikan secara fisik, tetapi harus dapat dicapain dengan dana yang masuk akal. Sebuah proyek teknik untuk dapat diterima secara financial (affordable) harus mencapai sebuah benefit untuk jangka panjang ketimbang biaya jangka panjang. Aspek aspek ekonomi yang dimaksud ada beberapa, yaitu aliran kas (cash flow), pengaruh waktu terhadap uang (time value of money), equivalensi, nilai uang sekarang (present worth), nilai uang masa depan (future worth), pemanfaatan biaya (benefit cost ratio), suku bunga investasi (rate of return), breakeven point, suku bunga majemuk serta suku bunga nominal dan efektif. Beberapa contoh pemahaman diatas sangat penting dalam pembangunan atau mendesain sebuah proyek engineering. Ilmu ekonomi teknik dapat diselesaikan dengan menggunakan prosedur berstruktur dan dengan teknik permodelan matematika. Hasil dari perhitungan dan analisa ekonomi dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam memilih desain dan hasil karya dari beberapa
9

alternatef pilihan. Berikut adalah table hubungan antara analisis ekonomi teknik dengan proses desain engineering. Prosedur Analisis Ekonomi Teknik 1. Definisi, evaluasi, dan pemahaman masalah 2. Membuat beberapa alternative yang feasible 3. Analisa cash flow dan pengeluaran dari setiap alternative 4. Memilih kriteria 5. Analisa dan perbandingan dari setiap alternative yang telah dibuat 6. Memilih alternatif yang sesuai dan cocok 7. Pengamatan dan pasca-evaluasi dari hasil yang telah dijalankan 5. Membuat spesifikasi alternatif yang lebih sesuai 6. Komunikasikan hasilnya 4. Analisis, optimisasi, dan evaluasi Proses Desain Teknik 1. Definisi masalah 2. Formulasi dan evaluasi masalah 3. Membuat kemungkinan solusi yang dapat dijalankan beserta alternatifnya

1. DEFINISI, PEMAHAMAN, DAN EVALUASI MASALAH Sebuah masalah harus dimengerti dengan baik dan didefinisikan secara eksplisit sebelum tim proyek mengeksekusi. Maksud dari masalah disini bersifat umum. Kata tersebut mengandung seluruh situasi keputusan dan variable yang dibutuhkan pada analisis ekonomi teknik. Jika masalah sudah ditetapkan dan terdefinisi dengan baik, maka seluruh formula dan analisis harus dilihat dari sudut pandang system (system perspective). Sehingga, permasalahan lain yang timbul diluar tema dan topic harus benar benar dicermati. 2. MEMBUAT ALTERNATIF Ada dua langkah utama dalam membangun cara cara alternatif, yaitu mencari alternatif yang potensial, dan memilahnya menjadi beberapa grup kecil yang telah dikelompokkan dalam kriteria.
10

3. ANALISA CASH FLOW DAN PENGELUARAN DARI SETIAP ALTERNATIF Konsep cash flow sendiri yaitu sebuah perhitungan aliran dana yang masuk dan keluar dalam sebuah organisasi atau bisnis. Yang dilihat dari cahs flow pada setiap pilihan alternatif yaitu net cash flow, selisih antara seluruh transaksi masuk yang diterima dengan transaksi keluar pada suatu periode. Selain analisa diatas, ada juga nonmonetary factor yang juga sering diperhatikan perannya. Contoh dari factor ini dibandingkan profit maximation atau cost minimation yaitu; Alternatif tersebut sesuai dengan harapan dan ekspektasi customer Aman untuk pegawai dan public Dapat meningkatkan kepuasan pegawai Dapat diatur fleksibilatas produksi untuk mencocokkan dengan perubahan permintaan Memenuhi segala persyaratan dari segi lingkungan Mencapai hubungan yang baik dengan customer ataupun publik

4. MEMILIH KRITERIA Pemilihan kriteria harus sesuai dengan apa yang diminta dengan definisi permasalahan pada langkah 1. Biasanya, alternatif yang dpilih sesuai dengan permintaan dan benefit untuk jangka panjang. Selain itu, pemilihan kriteria ini juga sudah harus ditinjau dari berbagai sudut pandang. 5. ANALISA PERBANDINGAN DARI SETIAP ALTERNATIF Salah satu hal yang perlu dibandingkan antara satu alternatif dengan alternatif lain yaitu cash flow. Cash flow yang seimbang dan profit kemungkinan akan dipilih. Selain itu, hal lain yang turut menjadi pertimbangan yaitu perubahan suku bunga, efek dari adanya kemungkinan inflasi, ketidakpastian dimasa depan, maupun dari segi kebijakan atau regulasi. 6. MEMILIH ALTERNATIF Setelah lima langkah pertama tadi telah terselesaikan, barulah pilihan pilihan tersebut dapat terlihat mana yang lebih baik dan lebih sesuai untuk sebuah proyek.
11

7. PENGAMATAN DAN PASCA-EVALUASI DARI HASIL YANG TELAH DIJALANKAN Monitoring atau pengamatan dari hasil yang telah dijalankan dapat meningkatkan tujuan yang akan dicapai, sehingga akan mengurangi kemungkinan adanya variable variable yang akan menghambat. Langkah follow-up ini juga penting karena disini organisasi dapat membandingkan hasil nyata dengan hasil simulasi pada analisa yang sebelumnya telah dijalankan. Ada beberapa istilah penting terkait dengan ekonomi teknik. Istilah istilah tersebut adalah sebagai berikut. a. Fixed, Variable, Incremental Costs Fixed cost adalah harga atau biaya yang tetap dan tidak berubah dari keadaan perubahaan, waktu, maupun dari kapasitas produksi. Tentu saja, ketika terdapat perubahan besar pada perekonomian ataupun adanya pembangkit/pabrik yang ditutup, maka fixed cost juga akan terkena imbasnya. Variable cost adalah harga atau nilai yang dapat berubah berdasarkan operasi, kuantitas output ataupun adanya perubahan aktivitas lainnya. Pada analisis ekonomi teknik yang terdapat perubahan operasi, variable cost menjadi sesuatu yang mutlak harus diperhitungkan antara nilai sesaat dan nilai setelah adanya perubahan operasi. Incremental cost adalah nilai tambahan yang berasal dari kenaikan output pada system ataupun dari kenaikan perunit. b. Investment (Investasi) Investment merupakan kebutuhan modal yang dikeluarkan oleh pengusaha ataupun investor dalam membangun sebuah bisnis dimana modal tersebut adalah modal awal sebagai investasi bisnisnya, investasi benda tidak bergerak dan lain lain. Istilah modal menyatakan kekayaan dalam bentuk uang atau barang yang dapat digunakan untuk menghasilkn lebih banyak penghasilan atau kekayaan.

12

Dalam skala pembangkit listrik maupun ekonomi teknik, investasi dan modal sebuah perusahaan biasanya bersumber dari beberapa orang, sendiri, ataupun pinjaman dari bank. Ada juga yang menggunakan modal sendiri untuk mendirikan sebuah bisnis kemudian dibagi bagikan dan dijual dalam bentuk lembaran saham kepada investor lain. c. Minimum Attractive Rate of Return (MARR) MARR adalah sebuah peraturan atau policy yang dikeluarkan oleh mananjemen sebuah organisasi untuk beberapa pertimbangan. Pertimbangan yang dimaksud adalah sebagai berikut; Banyaknya uang yang dapat di investasikan dan juga sumber serta biaya dari investasi ini Banyaknya proyek yang potensial untuk dijadikan investasi Besarnya resiko yang terkait dengan investasi serta estimasi biaya untuk administrasi proyek selama jangka panjang maupun jangka pendek Tipe dari organisasi tersebut, apakah swasta, pemerintahan, ataupun punya umum. MARR, jika dalam teori disebut dengan hurdle rate, harus dipilih berdasarkan pertimbangan pertimbangan diatas. Dalam penyusunan MARR, beberapa yang perlu diikut sertakan dalam perhitungan yaitu opportunity cost dan fenomena capital rationing. Jika diketahui suku bunga, maka dengan membandingkan MARR, maka sebuah investasi dapat diketahui bagus tidaknya. Jika suku bunga investasi lebih besar dibandingkan dengan suku bunga bank atau MARR, maka investasi tersebut dapat dilakukan. Jika MARR lebih besar, ada baiknya uang atau kekayaan tersebut disimpan di bank. d. Breakeven Point Breakeven point adalah suatu keadaan di mana dalam suatu operasi perusahaan tidak mendapat untung maupun rugi/impas (penghasilan = total biaya). BEP penting saat kita membuat usaha agar kita tidak mengalami kerugian. Manfaat analisis BEP :

Alat perencanaan untuk menghasilkan laba.

13

Memberikan informasi mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang bersangkutan.

Mengevaluasi laba dan perusahaan secara keseluruhan. Mengganti sistem laporan yang tebal dengan grafik yang mudah dibaca dan dimengerti.

B. PEMBANGKIT LISTRIK Pembangkit listrik merupakan sebuah unit dimana terjadi proses konversi energi primer menjadi energi listrik yang dapat diutilisasi. Pembangkit listrik menggunakan berbagai sumber energi primer untuk dikonversikan menjadi energi listrik. Sehingga pembangkit listrik dapat dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan sumber energi primernya. 1. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) PLTA menggunakan energi potensial dari air yang telah disalurkan dari ketinggian tertentu dan dilewatkan ke turbin. Aliran air ini akan memutar turbin dan turbin akan menggerakkan generator. Daya yang dapat dibangkitkan cukup besar, tergantung dari ketinggian air yang disalurkan dan banyaknya debit air. Biasanya, PLTA digunakan secara terus menerus dan selalu terpasang untuk terhubung dengan beban dasar (base load). Salah satu inovasi dari PLTA yaitu PLTMH, pembangkit listrik tenaga mikro hidro. Prinsipnya sama dengan PLTA, tetapi kapasitas daya yang terpasang lebih kecil dan biasanya digunakan untuk beban yang off grid, tidak tersambung dengan jaringan PLN yang besar. PLTMH dibangun dibeberapa lokasi dipegunungan di Indonesia untuk menjangkau penduduk yang tidak mendapat listrik dari jaringan utama PLN. Kedua pembangkit ini juga mayoritas sama sama membendung aliran air sungai agar ketika debit air sungai turun, air yang masuk kepipa saluran turbin tetap mempunyai debit yang sama dan kontinu.
14

2. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Kondisi teknologi PLTS saat ini semakin maju. PLTS semakin berkembang seiring dengan penemuan penemuan bahan dan material silicon yang semakin meningkat. Solar cell yang berfungsi menyerap energi radiasi matahari dapat bekerja secara optimum dengan suhu yang sejuk dan rendah. Ketika suhu yang cukup tinggi, solar cell tidak dapat bekerja secara optimal. Selain itu, factor lain yang mempengaruhi efisiensi solar cell yaitu arah datangnya radiasi matahari dan juga pengaruh bayang bayang benda atau pohon disekitar solar cell. Sehingga, pemasangan solar cell dapat dikatakan cukup rumit dan membutuhkan perhitungan dan simulasi yang matang. Berikut ini adalah grafik efisiensi kinerja solar cell dengan variable suhu.

3. Pembangkit Listrik Tenaga Uap Uap dihasilkan dari air yang dipanaskan dengan suhu tinggi. Batubara dan minyak bumi adalah bahan bakar yang sering digunakan di Indonesia. Meskipun kedua sumber energi ini termasuk energi tidak terbarukan, tetapi cadangan batubara dan minyak bumi Indonesia cukup tinggi. Berdasarkan data dari Kementrian ESDM, cadangan batubara dan minyak bumi Indonesia dapat menutupi kebutuhan energi nasional hingga 100 tahun kedepan. Di Indonesia, penggunaan batubara sebagai bahan bakar lebih banyak dibandingkan dengan minyak bumi. Uap yang bertekanan tinggi ini kemudian disalurkan dan dilewatkan melalui turbin sehingga dapat bergerak dan akhirnya menggerakkan generator. PLTU mempunyai kontruksi tambahan dibandingkan dengan PLTA dan PLTS, yaitu sebuah pendingin dimana sebagai antisipasi ketika boiler tempat pembakaran mengalami failure. Konstruksi ini juga ada di pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Jika di PLTN, konstruksi pendingin dan pengamanan reactor lebih kompleks dibandingkan pendingin untuk boiler PLTU.

15

4. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Prinsip utama PLTD yaitu sebuah motor yang dapat menggerakkan generator. Sama halnya seperti kendaraan bermotor. PLTD membutuhkan bahan bakar solar untuk menggerakkan generator yang nantinya akan menghasilkan energi listrik. PLTD juga banyak digunakan di Indonesia karena bahan bakar solar juga lebih murah dan masih disubsidi pemerintah.

5. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Panas bumi merupakan sebuah energi terbarukan yang sangat besar potensialnya. Data dari kementrian ESDM mencatat bahwa setidaknya terdapat 29 GigaWatt (29 GW) potensial panas bumi yang ada di Indonesia. Tetapi hingga saat ini, potensi yang masih dimanfaatkan masih sekitar 3 GW. Potensi panas bumi untuk PLTP lebih aman dan lebih ramah lingkungan. Tetapi, biaya investas PLTP ini sangat besar dibandingkan dengan pembangkit listrik yang telah disebutkan. Hal ini dikarenakan reservoir panas bumi yang ada harus digali didaratan, dan biaya pengeboran dan penggalian didaratan cukup mahal. Ketika ada kegagalan perhitungan, maka biaya penggalian itu menjadi sia sia. Beberapa perusahaan energi yang berkecimpung di PLTP yaitu Chevron Geothermal Indonesia dan PT. Pertamina Geothermal Indonesia (PT. PGE).

6. Pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) PLTG masih belum banyak digunakan di Indonesia. Salah satu perusahaan besar yang menggunakan daya dari gas yaitu PT. Perusahaan Gas Negara (PT. PGN) dan Badak NGL.

16

BAB III DATA DAN INFORMASI

A. KETERSEDIAAN SUMBER ENERGI PRIMER DI INDONESIA 1. POTENSI ENERGI SURYA Sumberdaya energi surya merupakan sumber daya yang ketersediaanya paling universal, yaitu dapat dijumpai di seluruh lokasi permukaan bumi. Dengan penerapan teknologi, energi surya dapat dimanfatkan untuk menghasilkan energi dalam bentuk listrik atau energi thermal (panas). Berdasarkan data penyinaran matahari yang dihimpun dari berbagai lokasi di Indonesia menunjukan sumberdaya energi surya di Indonesia dapat dikelompokkan berdasarkan wilayah yaitu kawasan barat dan timur Indonesia. Sumberdaya energi surya Indonesia berdasarkan wilayah adalah sebagai berikut. Kawasan barat Indonesia = 4.5 kWh/m2.hari, variasi bulanan sekitar 10% Kawasan timur Indonesia = 5.1 kWh/m2.hari, variasi bulanan sekitar 9% Rata-rata Indonesia = 4.8 kWh/m2.hari, variasi bulanan sekitar 9% Dalam kontek pemanfaatan energi surya untuk penyediaan tenaga listrik, terdapat 3 alternatif yaitu : penyediaan listik individual per rumah (Solar Home System), Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) hybrid dengan pembangkit listrik lainnya (angin dll.) atau PLTS terintegrasi dengan jaringan listrik PLN yang ada. Pada saat ini pemanfaatan energi surya di Indonesia masih sangat rendah yaitu sekitar 8 MW, berupa Solar Home System (SHS) untuk penyediaan listrik di wilayah perdesaan. Rendahnya pemanfaatan potensi energi surya dikarenakan harga peralatan (panel surya) yang masih mahal. Dengan makin berkembangnya permintaan pasar panel surya di dunia, diperkirakan harga panel surya masa mendatang akan cenderung turun. Oleh karena itu, pemanfaatan energi surya Indonesia perlu terus dikembangkan termasuk kemungkinan pemanfaatan dalam skema terintegrasi dengan jaringan PLN.
17

2. POTENSI PANAS BUMI Indonesia memiliki sumber daya energi panas bumi terbesar di dunia yaitu sekitar 27,6 GWe dengan cadangan terbukti sebesar 2.288 MWe dan cadangan terduga diperkirakan mencapai 11.229 MWe (Badan Geologi, 2008). Sumberdaya panas bumi Indonesia tersebar di 256 lokasi. Distribusi lokasi sumberdaya dan cadangan panas bumi Indonesia diperlihatkan pada table berikut.

Beberapa wilayah Indonesia yang memiliki cadangan panas bumi besar adalah: Jawa Barat (1.535 MWe terbukti, 1.452 MWe terduga), Sumatera Utara (1.384 MWe terduga), dan Lampung (1.072 MWe terduga). Pemanfaatan utama energi panas bumi adalah pembangkit litsrik (Tenaga Panas Bumi, PLTP). Dibandingkan sumberdaya yang dimiliki, kapasitas terpasang PLTP Indonesia masih rendah yaitu hanya 1052 MWe (4% dari total sumberdaya). 3. POTENSI BATU BARA Status Januari 2008 Indonesia memiliki sumberdaya batubara sekitar 104,8 miliar ton dengan cadangan sebesar 18,8 miliar ton. Sumberdaya batubara Indonesia dalam 8 tahun terakhir terus meningkat secara signifikan. Dengan cadangan 18,8 miliar ton dan pada tingkat produksi saat ini yaitu sekitar 188 juta ton per tahun (tahun 2008),
18

reserve to production ratio (R/P) batubara Indonesia adalah 100 tahun. Sumberdaya batubara Indonesia sebagian besar (66,4%) merupakan batubara kalori sedang dan rendah (20,2%) sedangkan sisanya berkalori tinggi (12,4%) dan sangat tinggi (1%). Lokasi sumber daya batubara terpusat di Pulau Kalimantan (53 %) dan Pulau Sumatera (47 %), sementara sisanya terletak di Pulau Jawa, Sulawesi, dan Papua. Sebagian besar (74%) produksi batubara Indonesia diekspor. Pemanfaatan batubara dalam negeri sebagian besar (60%) untuk pembangkit listrik sedangkan sisanya untuk industri semen, industri logam dan industri lainnya (tekstil, pupuk dll). Konsumen batubara domestik sebagian besar terletak di pulau Jawa.

4. POTENSI TENAGA AIR Sumber daya energi tenaga air dikelompokkan dalam skala besar (dapat dikembangkan untuk pembangkit listrik di atas 10 MW per lokasi) dan skala mini/mikro (potensi pembangkitan tenaga listrik kurang dari 10 MW). Potensi tenaga air Indonesia skala besar dan skala mini/mikro diperkirakan masing-masing sebesar 75 GW dan 450 MW. Potensi tersebut tersebar cukup merata diberbagai wilayah

19

Indonesia. Wilayah yang memiliki potensi tenaga air terbesar adalah Papua dengan total potensi sekitar 25 GW. Sumberdaya tenaga air telah sejak lama dimanfaatkan untuk pembangkit listrik (PLTA, pembangkit listrik Indonesia tenaga air). Pemanfaatan sumberdaya tenaga air saat ini masih relatif rendah yaitu 4,2 GW skala besar dan 84 MW skala mini/mikro. Sebagian besar PLTA skala besar terletak di Pulau Jawa sedangkan lokasi PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mini/mikro Hidro) cukup tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Pemanfaatan sumberdaya tenaga air perlu terus dikembangkan terutama dengan skema Pembangkit Skala Kecil Tersebar untuk memenuhi kebutuhan listrik setempat. Kendala yang kemungkinan membatasi peningkatan pemanfaatan tenaga air masa mendatang adalah kenyataan bahwa lokasi sumberdaya tidak bertepatan dengan permintaan listrik.

B. KONDISI PARIWISATA DAN TRANSPORTASI INDONESIA 1. RATA RATA TAMU ASING MENGINAP DI INDONESIA Rata-rata lama menginap tamu asing dan Indonesia hotel berbintang pada Januari 2013 di 23 provinsi di Indonesia mencapai 1,97 hari, turun 0,05 hari jika dibanding ratarata lama menginap pada Januari 2012. Apabila dibandingkan dengan rata-rata lama menginap pada Desember 2012 mengalami kenaikan sebesar 0,11 hari. Secara keseluruhan, rata-rata lama menginap tamu asing pada Januari 2013 lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata lama menginap tamu Indonesia, yaitu masing-masing 3,02 hari dan 1,72 hari. Jika dirinci menurut provinsi, rata-rata lama menginap tamu yang tertinggi pada Januari 2013 terjadi di Provinsi Bali yaitu 3,14 hari, diikuti oleh Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 2,69 hari, dan Jambi 2,37 hari. Sedangkan rata-rata lama menginap tamu yang terendah terjadi di Provinsi Sumatera Barat yaitu 1,31 hari. Untuk tamu asing, rata-rata lama menginap tertinggi terjadi di Provinsi Sumatera Selatan yakni 5,51 hari. Sedangkan rata-rata lama menginap tamu asing terpendek terjadi di Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 1,44 hari. Sementara itu, untuk tamu Indonesia, tercatat rata-rata lama menginap tertinggi di Provinsi Bali sebesar 2,56 hari, dan terendah terjadi di Provinsi Sumatera Barat sebesar 1,28 hari.

20

Kalimantan Timur tercatat mengalami penurunan yang cukup drastis dari Januari 2012 hingga Desember 2012, yaitu sebesar 3,49 hari. Dan tren ini berlanjut hingga Januari 2013 turun mencapai 1,84 hari.

21

BAB IV ANALISIS DAN PENJELASAN

A. ANALISIS KEBUTUHAN DAYA DI PULAU DERAWAN Sebagai tempat pariwisata yang telah dikenal, Pulau Derawan menjadi salah satu tujuan wisata bahari yang mempunyai panorama laut yang sangat indah. Tidak sedikit para turis mancanegara berkunjung ke Pulau Derawan dengan akses melalui Bandara Udara Termindung di Samarinda. Fasilitas penginapan sudah seharusnya mutlak menjadi perhatian, agar para pengunjung juga betah untuk tetap stay di Pulau Derawan. Jumlah rumah tangga yang ada di Pulau Derawan diperkirakan sejumlah 350 108 = 242 rumah tangga dengan daya rumah tangga normal sekitar 450 VA masing masing. Sehingga, total daya rumah tangga adalah 900 VA x 242 = 217800 VA = 218 kVA. Beberapa penduduk menyewakan rumahnya sebagai penginapan, sehingga rumah tersebut diasumsikan dapat ditinggali oleh beberapa keluarga. Asumsi penggunaan daya pada penginapan homestay dapat diestimasi sebagai tiga kali daya rumah tangga normal, yaitu 10000 VA. Sehingga total daya homestay yaitu 10000 VA x 108 = 1080000VA = 1,1 MVA. Dengan jumlah cottage sebanyak 3 buah, dengan masing masing memiliki estimasi kamar sejumlah 30 buah dengan daya 1300 VA, maka total daya cottage yaitu 39000 VA atau setara dengan 39 kVA. Sehingga total daya untuk rumah tangga yaitu 1,4 MVA. Selain kebutuhan rumah tangga, beberapa estimasi fasilitas umum yang ada di Pulau Derawan yaitu Puskesmas = 10000 VA

Penerangan Jalan Umum = 10000 VA Fasilitas pelabuhan Perkantoran Sekolah = 10000 VA = 10000 VA = 10000 VA

22

Analisa dan estimasi diatas dihitung dengan kondisi beban normal atau beban dasar (base load). Saat weekend dan long holiday, beban menjadi naik drastic dan mencapai beban puncak yang seringkali tidak dapat diberi suplai energi lagi. Sehingga perlu dibangun sebuah infrastruktur pembangkit listrik. Ini juga menjadi salah satu alasan mengapa fasilitas pariwisata menjadi terbatas di Pulau Derawan.

B. ANALISIS SUMBER ENERGI PRIMER Dalam sebuah system tenaga listrik, perlu digunakan sebuah pembangkit listrik yang dapat menjadi back up ketika beban mencapai puncak. Pembangkit listrik yang menjadi back up harus mempunyai kriteria sebagai berikut. 1. Start up generator harus cepat, karena kebutuhan untuk memenuhi suplai energi beban puncak harus cepat, agar beban tidak mengalami black out 2. Telah tersambung dengan grid/jaringan yang telah terhubung dengan beban Seperti yang telah dijelaskan dalam landasan teori, beberapa pembangkit listrik dapat dijalankan dengan cepat ataupun lambat. Pembangkit listrik yang menggunakan uap sebagai penggerak turbin termasuk pembangkit listrik yang startin-nya lambat dan membutuhkan waktu yang lama untuk pembakaran. Karena prinsip dari PLTU yaitu bahan bakar yang dibakar digunakan untuk memanaskan air dan air perlu membutuhkan waktu untuk berubah menjadi uap. Pembangkit listrik berbahan bakar batubara, minyak bumi, dan nuklir termasuk PLTU. Pembangkit listrik yang dapat digunakan sebagai pembangkit listrik cadangan atau saat mencapai beban puncak yaitu pembangkit listrik yang cepat startingnya, contohnya pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD). Dengan menggunakan bahan bakar solar, diesel dapat segera dijalankan ketika beban telah melebihi beban normal. Sehingga kebutuhan daya di Pulau Derawan dapat dipenuhi dari berbagai kondisi. 1. Waktu starting Kondisi Pulau Derawan yang merupakan tujuan pariwisata menyebabkan beban yang ada mengalami fluktuasi saat weekday dan weekend. Hal ini menyebabkan
23

adanya perbedaan yang cukup besar antara base load dan peak load. Sehingga, perlu adanya integrasi pembangkit listrik saat base load dan saat peak load. Saat memenuhi beban dasar, pembangkit listrik tenaga air, batubara, minyak bumi dan gas lebih cocok, karena pembangkit ini dapat terus beroperasi tanpa terganggu dengan cuaca maupun temperatur. Dari sumber energi terbarukan, pembangkit listrik tenaga arus laut dapat menjadi alternatif untuk beban dasar. Pembangkit ini telah dikembangkan oleh PT. T-Files, dimana energi primernya berasal dari arus laut yang ada di kedalaman tertentu. 2. Segi ekonomis Dilihat dari segi biaya, kelima pilihan diatas-air, batu bara, minyak bumi, gas, dan arus laut-mempunyai perbedaan yang cukup besar. Beberapa hal yang menjadi factor yaitu transportasi sumber energi, konstruksi, letak dan jarak pembangkit dengan beban. Untuk factor yang terakhir tidak terlalu mempengaruhi, karena luas dari Pulau Derawan tidak terlalu signifikan untuk memperhitungkan jarak beban ke pembangkit. Selain itu, analisis dari PLTD dirasa tidak perlu diperhitungkan dari segi ekonomis, karena memang PLTD sangat dibutuhkan dalam memenuhi kebutuhan beban puncak dan PLTD tidak selalu dinyalakan setiap saat, sehingga biaya produksinya tidak tetap dan selalu berubah ubah. a. Biaya untuk batubara Batubara membutuhkan biaya transportasi yang cukup mahal. Dari data sebelumnya, batu bara menunjukkan adanya peningkatan produksi dari tahun ke tahun. Produksi dan penggalian batu bara cukup murah dibandingkan dengan shipping batubara, hal ini yang mengakibatkan bisnis batubara dari tahun ke tahun juga meningkat dan semakin banyak tingkat produksi batu bara di Indonesia. Meskipun batubara membutuhkan biaya shipping, tapi efisiensi batubara cukup tinggi. Pembakaran batubara lebih efisien dan lebih murah daripada penggunaan sel surya, karena energi yang ditangkap tidak konstan, sedangkan pembakaran batubara akan menimbulkan panas yang konstan.

24

Selain itu, konstruksi pengamanan berupa pendinginan dapat menggunakan air laut. Sehingga, transportasi air laut menuju ke boiler tidak membutuhkan biaya yang besar, karena Pulau Derawan sendiri tidak terlalu luas. b. Biaya untuk air Biaya untuk PLTA cukup mahal dalam konstruksi bendungan. Tetapi, jika pembangunan bendungan jauh lebih murah daripada shipping batubara. Jika biaya bendungan hanya dibayarkan sekali dalam awal investasi, biaya shipping batubara akan terus dibayarkan selama pembangkit beroperasi. Biaya lain dari PLTA yang perlu menjadi perhatian yaitu penstock, karena penstock yang baik dan bagus harus mempunyai filter agar pasir dan sampah tidak masuk ke dalam turbin. Filter ini juga akan menjaga umur kerja dari penstock dan turbin. c. Biaya minyak bumi Biaya untuk minyak bumi tidak jauh dengan biaya batu bara, butuh biaya shipping yang cukup besar. Sehingga kedua sumber energi primer ini tidak disarankan untuk beban di Pulau Derawan. d. Biaya tenaga surya Sel surya saat ini cukup mahal harganya untuk daya yang besar. Dan kapasitas daya yang dihasilkan hamper tidak stabil untuk sel surya yang kurang berkualitas. Tetapi, sel surya lebih murah digunakan ketika sel surya terhubung off grid dan dipakai dalam setiap rumah. Artinya, sel surya dapat lebih hemat ketika digunakans secara pribadi dan tidak terhubung dengan grid Pulau Derawan. e. Biaya gas Transportasi gas membutuhkan sebuah unit penampung gas yang baru saja ditransportasikan. Sehingga, gas juga belum menjadi pilihan yang baik menjadi sumber energi primer. Sesuai dengan data (pada lampiran), investasi

25

pada transportasi gas dengan menggunakan Floating Storage Regasifiction Unit (FSRU) dinilai cukup mahal. f. Biaya arus laut Arus laut merupakan sumber energi yang baru dikembangkan. Salah satu perusahaan dari Indonesia yaitu PT. T-Files yang mematok harga investasi berkisar sekitar U$50.000, atau sekitar Rp. 500.000.000,00. Sumber ini cukup potensial, karena Pulau Derawan juga dekat dengan Samudra Pasifik dan Laut Cina Selatan. g. Biaya Panas Bumi Investasi untuk panas bumi cukup besar, mengingat pengeboran dan penggalian reservoir berada di daratan. Selain itu, analisa dan simulasi yang dibutuhkan juga membutuhkan tenaga ahli yang cukup mahal. Untuk jangka panjang, panas bumi dapat menjadi pilihan yang baik, karena sekalipun investasi awal cukup besar, tetapi energi ini berkelanjutan dan tahan lama. Tetapi, karena Pulau Derawan terlalu kecil luasnya, maka peluang menemukan reservoir juga kecil. Sehingga, metode gambling tidak terlalu disarankan. 3. Segi ketersediaan energi Dilihat dari data dan informasi yang didapat, beberapa sumber energi terjadi peningkatan produksi, yaitu pada batubara, panas bumi, dan gas. Berdasarkan sumber yang ada, cadangan energi panas bumi dan batubara juga menunjukkan peningkatan produksi dan hal ini didukung oleh program pemerintah terkait energy terbarukan. Meskipun energi surya universal dan gratis untuk dimanfaatkan, tetapi kondisi suhu yang cukup tinggi akan menyebabkan sel surya tidak bekerja secara optimal. Kondisi yang ideal untuk cara kerja sel surya yaitu sekitar 24 25 derajat Celcius.

26

BAB V KESIMPULAN Kesimpulan dari penulisan ini yaitu 1. Pulau Derawan adalah salah satu pulau dengan wisata bahari yang sangat menarik, dan menjadi salah satu tujuan para turis maupun local. 2. Dilihat dari data banyaknya rata rata turis asing dan wisatawan local yang menginap di Kalimantan Timur, terjadi penurunan pada awal Januari 2012 menuju Desember 2012. Hal ini dikarenakan pada akhir tahun 2013 terjadi penurunan kapasitas daya PLTS yang ada di Pulau Derawan. 3. Perubahan kapasitas pembangkit listrik menimbulkan adanya pengaruh pada fasilitas pariwisata, sehingga menimbulkan penurunan minat dari wisatawan asing dan wisatawan local. 4. Dilihat dari segi teknis, sumber energi primer yang lebih sesuai di Pulau Derawan yaitu batu bara dan diesel. Hal ini dikarenakan kebutuhan listrik untuk fasilitas pariwisata harus selalu siap dan harus selalu tersedia. Dengan jumlah air yang melimpah, air laut dapat dimanfaatkan sebagai pendingin dan konstruksi dari boiler pembakaran batubara. Diesel digunakan sebagai pembangkit listrik cadangan ketika beban mencapai puncak. 5. Dilihat dari segi ekonomis, sumber energi primer yang lebih sesuai di Pulau Derawan yaitu sel surya dan diesel. Sel surya lebih ekonomis ketika penggunaannya sesuai dengan setiap individu rumah dalam rumah tangga ataupun untuk komersial. 6. Dari poin 4 dan poin 5, dapat disimpulkan bahwa pembangkit listrik yang sesuai untuk Pulau Derawan yaitu PLTU dengan bahan bakar batubara serta terintegrasi dengan PLTD sebagai pembangkit listrik cadangan. 7. Dengan peningkatan kapasitas energi listrik, operator pariwisata dapat meningkatkan fasilitas fasilitas, seperti pemasangan pendingin ruangan, penerangan umum, ataupun perbaikan fasilitas umum.

27

BAB VI DAFTAR PUSTAKA 1. http://www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Meteorologi/Prakiraan_Cuaca_Propinsi.bmkg?pro p=23 2. http://kaltim.tribunnews.com/2012/01/06/listrik-derawan-kembali-ke-diesel 3. http://www.scribd.com/doc/52019327/3/Resistansi-Beban 4. http://www.bappenas.go.id/node/116/3412/potensi-pariwisata-indonesia-harusdikembangkan/

5. Statistik PLN 2011 Perusahaan Listrik Negara (PLN) 6. Indonesia Energy Outlook 2010 Pusat Data dan Informasi Energi Sumber Daya Mineral Kementrian ESDM

28

Anda mungkin juga menyukai