Anda di halaman 1dari 10

ETIKA BERBANGSA DAN BERNEGARA

Pendidikan Kewarganegaraan berhubungan dengan politik terutama menyangkut pada etika dalam berpolitik. Bangsa Indonesia telah memiliki dasar negara Pancasila sebagai sumber etika untuk berpolitik dalam menyelenggarakan negara. Etika sangat berperan dalam penyelenggaraan negara, tapi kebanyakan zaman sekarang orang mulai meninggalkan etika berpolitik. Menurut kami etika lebih menekankan pada kejujuran kepada rakyat, membela pada kebenaran , tranparan serta tidak memihak kepada siapapun serta lebih menekankan pada kelayakan dan kemampuan pada seseorang. Penempatan para politisi sering tidak sesuai dengan keahlian dan kemampuan, sehingga politisi ini harus banyak belajar kembali extra cepat dalam menyesuaikan kedudukan dan jabatannya. Agar cepat bisa bekerja dan mampu memanage permasalahan dengan baik. Politisi bergerak harus berdasarkan etika sehingga bisa bertindak jernih, melihat kenyataan dan selalu mendasarkan pada aspek kejujuran, inilah nampaknya barang langka, yang masih dapat kita temukan di negeri tercinta ini . Praktek demokrasi di Indonesia sudah saatnya ditemukan formula yang terbaik untuk membangun negeri sehingga tidak cenderung bebas dan anarkhi ,Pemaksaan kehendak di setiap demonstarasi. Apa yang harus dilakukan ? 1. etika kejujuran dikedepankan 2. hindari pemaksaan kehendak 3. tegas terhadap setiap pelanggaran 4. cepat atasi masalah dan tentukan target penyelesaian 5. budaya silaturahmi dihidupkan kembali dan keterbukaan Politisi juga harus demokratis dalam mensikapi permasalahan bangsa, tentu setiap penyelenggara negara terdapat kekurangan, mencari solusinya yang terbaik dan rembug bersama.

ETIKA suatu ilmu yang mebicarakan masalah perbuatan atau tingkah laku manusia, manayang dapat dinilai baik dan mana yang dapat dinilai tidak baik. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. CONTOH DARI ETIKA A. ETIKA PRIBADIMisalnya seorang yang berhasil dibidang usaha(wiraswasta) dan menjadi seseorang yang kaya raya. Iadisibukkan dengan usahanya sehingga ia lupa akan diripribadinya sebagai hamba Tuhan. Ia mempergunakanuntuk keperluan-keperluan hal-hal yang tidak terpujidimata masyarakat (mabuk-mabukan, suka menggangguketentraman keluarga orang lain). Dari segi usaha iamemang berhasil mengembangkan usahanya sehinnga iamenjadi jutawan, tetapi ia tidak berhasil dalammngembangkan etika pribadinya. ETIKA SOSIALMisalnya seorang pejabat pemerintah (Negara)dipercaya untuk mengelola uang negara. Uang milikNegara berasal dari rakyat dan untuk rakyat. Pejabattersebut ternyata melakukan penggelapan uang Negarautnuk kepentingan pribadinya, dan tidak dapatmempertanggungjawabkan uang yang dipakainya itukepada pemerintah. Perbuatan pejabat tersebut adalahperbuatan yang merusak etika sosial. ETIKA MORALMisalnya berkenaan dengan kebiasaan berperilaku yangbaik dan benar berdasarkan kodrat manusia. Apabilaetika ini dilanggar timbullah kejahatan, yaitu perbuatanyang tidak baik dan tidak benar. Kebiasaan ini berasaldari kodrat manusia yang disebut moral.

ETIKA BERBANGSA Nilai-nilai yang mengedepankankejujuran, amanah, keteladanan, sportifitas , disiplin, etos kerja, kemandirian, sikap toleransi, rasa malu, tanggungjawab, menjaga kehormatan serta martabat diri sebagai warga bangsa. Macam-Macam Etika BerbangsaEtika Sosial dan Bertolak dari rasa kemanusiaan yang Budaya mendalam dengan menampilkan kembali sikap jujur, saling peduli, saling memahami, saling menghargai, saling mencintai dan saling menolong di antara sesama manusia dan warga bangsa. untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih, efisien, dan efektif sertaEtika Politik dan menumbuhkan suasana politik yang Pemerintahan demokratis yang bercirikan keterbukaan, rasa bertanggungjawab, tanggap akan aspirasi rakyat, menghargai perbedaan, jujur dalam persaingan, kesediaan untuk menerima pendapat yang lebih benar, serta menjunjung tinggi hak asasi manusia dan keseimbangan hak dan kewajiban dalam kehidupan berbangsa. Etika Ekonomi perilaku ekonomi dan bisnis, baik oleh perseorangan, institusi, maupun pengambil dan Bisnis keputusan dalam bidang ekonomi dapat melahirkan kondisi dan realitas ekonomi yang bercirikan persaingan yang jujur, berkeadilan, mendorong berkembangnya etos kerja ekonomi, daya tahan ekonomi dan kemampuan saing, dan terciptanya suasana kondusif untuk pemberdayaan ekonomi yang berpihak kepada rakyat kecil melalui kebijakan secara berkesinambungan.Etika Penegakan Hukum menumbuhkan kesadaran bahwa tertib yang Berkeadilan sosial, ketenangan dan keteraturan hidup bersama hanya dapat diwujudkan

dengan ketaatan terhadap hukum dan seluruh peraturan yang berpihak kepada keadilan. Menjunjung tinggi nilai-nilaiEtika Keilmuan kemanusiaan, ilmu pengetahuan dan teknologi agar warga bangsa mampu menjaga harkat dan martabatnya, berpihak kepada kebenaran untuk mencapai kemajuan sesuai dengan nilainilai agama dan budaya.Etika Lingkungan menegaskan pentingnya kesadaran menghargai dan melestarikan lingkungan hidup secara bertanggung jawab. ETIKA BERNEGARASuatu sistem nilai dan norma yang menjadipegangan dalam mengatur tingkah laku yang berkaitan dengan penyelenggaraan sebuah negara. Oleh karena itu, pelaku etika bernegarameliputi individu, kelompok maupun bangsa yang menempati sebuah negara CONTOH ETIKA BERNEGARA Melaksanakan sepenuhnya Pancasila dan Undang- Undang Dasar1945. Mengangkat harkat dan martabat bangsa dan negara. Menjadi perekat dan pemersatu bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Menaati semua peraturan perundang-undangan yang berlaku dalammelaksanakan tugas. Akuntabel dalam melaksanakan tugas penyelenggaraanpemerintahan yang bersih dan berwibawa. Tanggap, terbuka, jujur, akurat, dan tepat waktu dalammelaksanakan setiap kebijakan dan program Pemerintah

Pengertian & Macam/Jenis Norma (Agama, Kesusilaan, Kesopanan, Kebiasaan, Hukum)


Norma adalah aturan yang berlaku di kehidupan bermasyarakat. Aturan yang bertujuan untuk mencapai kehidupan masyarakat yang aman, tertib dan sentosa. Namun masih ada segelintir orang yang masih melanggar norma-norma dalam masyarakat, itu dikarenakan beberapa faktor, diantaranya adalah faktor pendidikan, ekonomi dan lain-lain. Norma terdiri dari beberapa macam/jenis, antara lain yaitu : 1. Norma Agama 2. Norma Kesusilaan 3. Norma Kesopanan 4. Norma Kebiasaan (Habit) 5. Norma Hukum Penjelasan dan Pengertian Masing-Masing Jenis/Macam Norma Yang Berlaku Dalam Masyarakat : 1. Norma Agama Adalah suatu norma yang berdasarkan ajaran aqidah suatu agama. Norma ini bersifat mutlak yang mengharuskan ketaatan para penganutnya. Apabila seseorang tidak memiliki iman dan keyakinan yang kuat, orang tersebut cenderung melanggar norma-norma agama. 2. Norma Kesusilaan Norma ini didasarkan pada hati nurani atau ahlak manusia. Melakukan pelecehan seksual adalah salah satu dari pelanggaran dari norma kesusilan. 3. Norma Kesopanan Adalah norma yang berpangkal dari aturan tingkah laku yang berlaku di masyrakat. Cara berpakaian dan bersikap adalah beberapa contoh dari norma kesopanan. 4. Norma Kebiasaan (Habit) Norma ini merupakan hasil dari perbuatan yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan. Orang-orang yang tidak melakukan norma ini dianggap aneh oleh anggota masyarakat yang lain. Kegiatan melakukan acara selamatan, kelahiran bayi dan mudik atau pulang kampung adalah contoh dari norma ini. 5. Norma Hukum

Adalah himpunan petunjuk hidup atau perintah dan larangan yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat (negara). Sangsi norma hukum bersifat mengikat dan memaksa. Melanggar rambu-rambu lalulintas adalah salah satu contoh dari norma hukum.

PENGERTIAN HUKUM MENURUT PARA AHLI HUKUM


1. Plato, dilukiskan dalam bukunya Republik. Hukum adalah sistem peraturan-peraturan yang teratur dan tersusun baik yang mengikat masyarakat. 2. Aristoteles, hukum hanya sebagai kumpulan peraturan yang tidak hanya mengikat masyarakat tetapi juga hakim. Undang-undang adalah sesuatu yang berbeda dari bentuk dan isi konstitusi; karena kedudukan itulah undang-undang mengawasi hakim dalam melaksanakan jabatannya dalam menghukum orang-orang yang bersalah. 3. Austin, hukum adalah sebagai peraturan yang diadakan untuk memberi bimbingan kepada makhluk yang berakal oleh makhluk yang berakal yang berkuasa atasnya (Friedmann, 1993: 149). 4. Bellfoid, hukum yang berlaku di suatu masyarakat mengatur tata tertib masyarakat itu didasarkan atas kekuasaan yang ada pada masyarakat. 5. Mr. E.M. Mayers, hukum adalah semua aturan yang mengandung pertimbangan kesusilaan ditinjau kepada tingkah laku manusia dalam masyarakat dan yang menjadi pedoman penguasa-penguasa negara dalam melakukan tugasnya. 6. Duguit, hukum adalah tingkah laku para anggota masyarakat, aturan yang daya penggunaannya pada saat tertentu diindahkan oleh suatu masyarakat sebagai jaminan dari kepentingan bersama terhadap orang yang melanggar peraturan itu. 7. Immanuel Kant, hukum adalah keseluruhan syarat-syarat yang dengan ini kehendak dari orang yang satu dapat menyesuaikan dengan kehendak bebas dari orang lain memenuhi peraturan hukum tentang Kemerdekaan. 8. Van Kant, hukum adalah serumpun peraturan-peraturan yang bersifat memaksa yang diadakan untuk mengatur melindungi kepentingan orang dalam masyarakat. 9. Van Apeldoorn, hukum adalah gejala sosial tidak ada masyarakat yang tidak mengenal hukum maka hukum itu menjadi suatu aspek kebudayaan yaitu agama, kesusilaan, adat istiadat, dan kebiasaan. 10. S.M. Amir, S.H.: hukum adalah peraturan, kumpulan peraturan-peraturan yang terdiri dari norma-norma dan sanksi-sanksi. 11. E. Utrecht, menyebutkan: hukum adalah himpunan petunjuk hidup perintah dan larangan yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat, dan seharusnya ditaati oleh seluruh anggota masyarakat yang bersangkutan, oleh karena itu pelanggaran petunjuk hidup tersebut dapat menimbulkan tindakan oleh pemerintah atau penguasa itu.

12. M.H. Tirtaamidjata, S.H., bahwa hukum adalah semua aturan (norma) yang harus dituruti dalam tingkah laku tindakan-tindakan dalam pergaulan hidup dengan ancaman mesti mengganti kerugian jika melanggar aturan-aturan itu akan membahayakan diri sendiri atau harta, umpamanya orang akan kehilangan kemerdekaannya, didenda dan sebagainya. 13. J.T.C. Sumorangkir, S.H. dan Woerjo Sastropranoto, S.H. bahwa hukum itu ialah peraturan-peraturan yang bersifat memaksa, yang menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat, yang dibuat oleh badan-badan resmi yang berwajib, pelanggaran mana terhadap peraturan-peraturan tadi berakibat diambilnya tindakan, yaitu dengan hukuman. 14. Soerojo Wignjodipoero, S.H. hukum adalah himpunan peraturan-peraturan hidup yang bersifat memaksa, berisikan suatu perintah larangan atau izin untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu atau dengan maksud untuk mengatur tata tertib dalam kehidupan masyarakat. 15. Dr. Soejono Dirdjosisworo, S.H. menyebutkan aneka arti hukum yang meliputi: (1) hukum dalam arti ketentuan penguasa (undang-udang, keputusan hakim dan sebagainya), (2) hukum dalam arti petugas-petugas-nya (penegak hukum), (3) hukum dalam arti sikap tindak, (4) hukum dalam arti sistem kaidah, (5) hukum dalam arti jalinan nilai (tujuan hukum), (6) hukum dalam arti tata hukum, (7) hukum dalam arti ilmu hukum, (8) hukum dalam arti disiplin hukum. 16. Dr. Soerjono Soekanto, S.H., M.A., dan Purnadi Purbacaraka, S.H. menyebutkan arti yang diberikan masyarakat pada hukum sebagai berikut: a. Hukum sebagai ilmu pengetahuan, yakni pengetahuan yang tersusun secara sistematis atas dasar kekuatan pemikiran. b. Hukum sebagai disiplin, yakni suatu sistem ajaran tentang kenyataan atau gejala-gejala yang dihadapi. c. Hukum sebagai kaidah, yakni pedoman atau patokan sikap tindak atau perikelakuan yang pantas atau diharapkan. d. Hukum sebagai tata hukum, yakni struktur dan proses perangkat kaidah-kaidah hukum yang berlaku pada suatu waktu. e. Hukum sebagai petugas, yakni pribadi-pribadi yang merupakan kalangan yang berhubungan erat dengan penegakan hukum. f. Hukum sebagai keputusan penguasa, yakni hasil proses diskresi yang menyangkut keputusan penguasa. g. Hukum sebagai proses pemerintahan, yaitu proses hubungan timbal-balik antara unsurunsur pokok sistem kenegaraan. h. Hukum sebagai sikap tindak ajeg atau perikelakuan yang teratur, yaitu perikelakuan yang

diulang-ulang dengan cara yang sama, yang bertujuan untuk mencapai kedamaian. i. Hukum sebagai jalinan nilai-nilai, yaitu jalinan-jalinan dari konsepsi-konsepsi abstrak tentang apa yang siagap baik dan buruk. 17. Otje Salman, S.H.: dilihat dari kenyataan sehari-hari di lingkungan masyarakat mengartikan atau memberi arti pada hukum terlepas dar apakah itu benar atau keliru, sebagai berikut: a. Hukum sebagai ilmu pengetahuan, diberikan oleh kalangan ilmuan. b. Hukum sebagai disiplin, diberikan oleh filosof, teoritis dan politisi (politik hukum). c. Hukum sebagai kaidah, diberikan oleh filosof, orang yang bijaksana. d. Hukum sebagai Lembaga Sosial, diberika oleh filosof, ahli Sosiaologi Hukum. e. Hukum sebagai tata hukum, diberikan oleh DPR. Dan eksekutif (di Indonesia). f. Hukum sebagai petugas, diberikan oleh tukang beca, pedagang kaki lima. g. Hukum sebagai keputusan penguasa, diberikan oleh atasan dan bawahan dalam suatu Instansi atau lembaga negara. h. Hukum sebagai proses pemerintah, diberika oleh anggota dan pimpinan eksekutif. i. Hukum sebagai sarana sistem pengandalian sosial, diberikan oleh para pembentuk dan pelaksana hukum. j. Hukum sebagai sikap tindak atau perikelakuan ajeg, diberikan oleh anggota dan pemuka masyarakat. k. Hukum sebagai nilai-nilai diberikan oleh filosof, teorotis (ahli yurisprudence). l. Hukum sebagai seni, diberikan oleh mereka yang peka terhadap lingkungannya; ahli karikatur.

Hukum adalah himpunan peraturan-peraturan yang dibuat oleh penguasa negara atau pemerintah secara resmi melalui lembaga atau intuisi hukum untuk mengatur tingkah laku manusia dalam bermasyarakat, bersifat memaksa, dan memiliki sanksi yang harus dipenuhi oleh masyarakat. Definisi Hukum dari Kamus Besar Bahasa Indonesi (1997):
a

1. 2. 3. 4.

peraturan atau adat, yang secara resmi dianggap mengikat dan undang-undang, peraturan dan sebagainya untuk mengatur kehidupan patokan (kaidah, ketentuan). keputusan (pertimbangan) yang ditentukan oleh hakim dalam

dikukuhkan oleh penguasa, pemerintah atau otoritas. masyarakat.

pengadilan, vonis. B. KETERKAITAN ETIKA, NORMA, DAN HUKUM 1. ETIKA Karena Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab, dengan pengertian masing masing, sebagai berikut : a. Pengertian Benar Bertindak sesuai aturan / hukum yang berlaku di masyarakat. b. Pengertian Salah Bertindak tidak sesuai dengan aturan / hukumyang berlaku di masyarakat. c. Pengertian Baik Sesuatu hal dikatakan baik bila ia mendatangkan rahmat, dan memberikan perasaan senang, atau bahagia ( Sesuatu dikatakan baik bila ia dihargai secara positif ). d. Pengertian Buruk Segala yang tercela. Perbuatan buruk berarti perbuatan yang bertentangan dengan norma-norma masyarakat yang berlaku. e. Pengertian Tanggung jawab Sesuatu yang harus dilakukan sesuai dengan kewajiban dan dimensi waktu. Benar, salah, baik, dan buruk sendiriterkait dengan aturan / hukum dan nilai nilai yang berlaku di masyarakat ( norma ) maka jelaslah ada keterkaitan diantara etika, norma, dan hukum.

Etika juga menyangkut cara dilakukannya suatu perbuatan sekaligus memberi norma dari perbuatan itu sendiri. Misal : Dilarang mengambil barang milik orang lain tanpa izin karena mengambil barang milik orang lain tanpa izin sama artinya dengan mencuri dan jika kita mencuri, maka akan di kenai sanksi sesuai dengan hukum yang ada. 2. NORMA Norma dapat dipertahankan melalui sanksi-sanksi, yaitu berupa ancaman hukuman terhadap siapa yang telah melanggarnya. Tetapi dalam kehidupan masyarakat yang terikat oleh peraturan hidup yang disebut norma, tanpa atau dikenakan sanksi atas pelanggaran, bila seseorang melanggar suatu norma, maka akan dikenakan sanksi sesuai dengan tingkat dan sifatnya suatu pelanggaran yang terjadi, misalnya sebagai berikut: * Semestinya tahu aturan tidak akan berbicara sambil menghisap rokok di hadapan tamu atau orang yang dihormatinya, dan sanksinya hanya berupa celaan karena dianggap tidak sopan walaupun merokok itu tidak dilarang. * Seseorang tamu yang hendak pulang, menurut tata krama harusdiantar sampai di muka pintu rumah atau kantor, bila tidak maka sanksinya hanya berupa celaan karena dianggap sombong dan tidak menghormati tamunya. Norma yang berkaitan dengan etika seseorang terhadap orang lain. * Orang yang mencuri barang milik orang lain tanpa sepengetahuan pemiliknya, maka sanksinya cukup berat dan bersangkutandikenakan sanksi hukuman, baik hukuman pidana penjara maupun perdata (ganti rugi). Norma yang berkaitan dengan hukum. 3. HUKUM Dalam hukum pidana dikenal, 2 jenis perbuatan yaitu kejahatan dan pelanggaran, kejahatan ialah perbuatan yang tidak hanya bertentangan dengan undang-undang tetapi juga bertentangan dengan nilai moral, nilai agama dan rasa keadilan masyarakat, contohnya mencuri, membunuh, berzina, memperkosa dan sebagainya ( inilah contoh tindakan tindakan yang bukan hanya menyimpang hukum tetapi juga menyimpang norma dan etika ). Filsafat hukum membahas soal-soal kongkret mengenai hubungan antara hukum dan moral ( etika ).

Anda mungkin juga menyukai