Anda di halaman 1dari 29

( Penyakit Paru Obstruktif Kronis )

Inez Petrivania 11.2012.104

PPOK

Hambatan aliran udara yang tidak sepenuhnya reversible, bersifat Progresif & berhubungan dengan respon inflamasi paru terhadap partikel / gas berbahaya.

Emfisema dan Bronkhitis Kronis, tidak termasuk PPOK, Sebab keduanya tidak selalu mencerminkan hambatan aliran Udara dalam saluran napas. Emfisema diagnose Patologi Bronkhitis Kronis diagnose Klinis

Keradangan kronis pd sal. napas, parenkim paru, sistem vaskuler paru pe makrofag, limfosit T (CD8+), netrofil release mediator LB4, IL8, TNF - Imbalance proteinase anti proteinase Stres oksidatif Ketiga faktor diatas akan merusak

Patogenesa PPOK Partikel / Gas Beracun


Pajanan Antioksidan

Inflamasi Paru

Antiprotease

Stress Oksidatif

Protease
Perbaikan

PPOK

Perubahan anatomi meliputi: - Saluran Napas Besar Infiltrasi sel radang pd epitel Jumlah sel goblet meningkat & membesar Sekresi mukus meningkat - Saluran Napas Kecil : Inflamasi berulang Remodeling dinding saluran napas Peningkatan jar. kolagen & jar. ikat Penyempitan

- Parenkhim Paru : Destruksi parenkhim paru dari kerusakan minimal sampai luas alveoli melebar. - Perubahan Vaskuler Paru : Penebalan lap. intima, otot polos & kolagen bertambah & infil sel radang Penebalan dinding pembuluh darah

Perokok Usia tua ( > 45 tahun ) Pajanan polutan Defisiensi 1 antitripsin ( Bayi dg BBLR ) Infeksi sal.napas berulang ( saat balita ) Diit rendah ikan laut, buah & antioksidan

Batuk produktif, terutama pada pagi hari Sesak napas ( tergantung derajat keparahan ) Nyeri dada ( intercostal muscle ischemia ) Edema tungkai (cor pulmonale/decomp kanan) Gejala sistemik ( Kalori unt. Bernapas Kurus)

Pemeriksaaan Fisik
Inspeksi Bentuk dada : Barrel Chest Penggunaan otot bantu napas Pelebaran sela iga ( ICS ) Hypertropi alat bantu napas Palpasi Fremitus suara melemah

Frekwensi & intensitas batuk bertambah Produksi sputum bertambah banyak Sputum berubah warna (kuning/ hijau ) Sesak napas bertambah berat Keterbatasan aktifitas

Deraja t Deraja tI

Klinis

Faal Paru FEV1/VC < 70% FEV1 > 80% FEV1/VC < 70% 50% <FEV1 <80% FEV1/VC < 70% 30% <FEV1 <50%

Gejala + (sputum produktif ) Deraja Gejala + t II ( saat ber aktivitas ) Deraja Gejala + ( posisi t III relaks tetap sesak )

Derajat sesak napas 0 1 2 3 4

Sesak berhubungan dg. aktifitas

Sesak tak memberat dengan aktifitas apapun Sesak memberat dengan berlari. Sesak memberat dengan berjalan > 100 m Sesak memberat dengan

Diagnose Asma Bronkhial e

Gambaran klinik -Onset usia dini, Gejala bervariasi -Gejala timbul malam / dini hari -Alergi, rhinitis, eksim -Riwayat keluarga asma / alergi Obtruksi reversible

Diagnose Tuberkulosis

Gambaran klinis -Onset semua usia -Sputum BTA -Radiologi: infiltrat


-Riwayat

SOPT ( Sindroma Obstruksi Pasca TB )

terapi OAT -Faal paru: obstruksi ( irreversible ) -Radiologi: fibrotik, kalsifikasi

Eksaserbasi sedang s/d berat Terjadi komplikasi Infeksi saluran napas berat Gagal napas Gagal jantung kanan

Mengurangi gejala Mencegah progresifitas penyakit Meningkatkan toleransi latihan Meningkatkan kwalitas hidup penderita Mencegah dan mengobati komplikasi

Derajat Semua Derajat Derajat 0 Derajat 1 ( PPOK Ringan )

Karakteristik

Pengobatan Hindari Pencetus & Vaksinasi flue

Gejala kronis, FP Normal FEV1 / VC < 75% FEV1 > 80% Bronkhodil kerja cepat / SABA Antikholinergik kerja lambat
Bronkhodil

Derajat 2 FEV1 / VC < 75% ( PPOK 50% < FEV1 < Sedang ) 80% atau 30% < FEV1 <

Reguler / LABA Rehabilitasi

Terapi - PPOK Stabil


Emphisema Stabil

Edukasi

Farmako Terapi Non Farmako terapi

Stop Rokok Pengetahuan dasar PPOK Obat-obatan Pencegahan perburukan Menghindari pencetus Penyesuaian

Bronkhodilator : Antikholinergik 2 Agonis Xantine SABA & Antikholinergik LABA & Steroid Mukoitik

Rehabilasi :Terapi Oksigen Vaksinasi Nutrisi Ventilasi Bedah

DP, FP ( FEV1, PEFR, Sat O2 ), AGD

Serangan Ringan

Serangan Sedang / Berat O2 Nasal Canula 2 Agonis MDI / SC / 20 mt s/d 1 jam Aminophyllin 5 mg / Kg BB Bolus IV Hydrocortison 200 250 mg IV Evaluasi Ulang Setelah 1 Jam Terapi. DP, FP ( FEV1, PEFR, Sat O2 ), AGD.

Serangan Mengancam JIwa

Respon Baik Pulang Ke Rumah

Respon Tak Sempurna MRS Di Ruangan

Respon Buruk MRS Di ICU

Respon Baik : DP. Normal FEV1 > 70% PEFR > 20% Sat O2 > 90% 2 Agonis MDI Kortikosteroid PO Edukasi
FEV1 > 70% PEFR > 20%

Respon Tak Sempurna: Pemeriksaan Fisik: Asma Ringan s/d Sedang 70 % > FEV1 > 30% Sat O2 Tak membaik O2 Nasal Canula / Masker 2 Agonis MDI Kortikosteroid IV Aminophyllin 20 mg / Kg BB / 24 jam / Drip Mo: FEV1, sat O2, Vital Sign Membaik

Respon Buruk: Distress napas Kesadaran Menurun FEV1 < 30%, Pa CO2 > 45 %,Pa O2 < 60% O2 Masker 2 Agonis MDI / SC Kortikosteroid IV Aminophyllin 20 mg / Kg BB / 24 jam / Drip Ventilator ( Bila Di Perlukan ) Tak Membaik

Pulang

6 12 jam terapi

Macam 2 agonis Kerja cepat

Obat Salbutamol Terbutalin

Preparat Tablet Inhalasi Tablet Inhalasi

Dosis / kali 4 4 mg 200 mcg 2,5 5 mg 250 500 mcg 50 100 mcg 40 80 mcg

2 agon /lambat Anticholiner gik

Salmeterol Ipatopropiu m

Inhalasi Inhalasi

Kriteria

Pink puffer ( Emphisema ) 60 tahun an Kurus Purse lip breathing Kemerahan Setelah sesak Sedikit, mukoid Jarang Sering terminal

Blue bloater ( Bronkhitis Kronis ) 50 tahun an Gemuk Ringan Kebiruan Sebelum sesak Banyak, purulen Sering Berulang

Usia Profil fisik Sesak Wajah Batuk Sputum Infeksi bronkhus

Kriteria

Pink puffer Blue bloater ( Emphisema ) ( Bronkhitis Kronis ) Jarang Sangat turun Normal s/d ringan Menurun 35 40 mmHg Sering Normal Meningkat Normal s/d turun 50 60 mmHg

Cor pulmonale Elastic recoil Resistensi Kapasitas paru Pa CO2

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai