Anda di halaman 1dari 5

Judul: Exergy analysys of cement production Penulis: C. Koroneos, G. Roumbas dan N.

Moussiopoulos, Greece Ringkasan baca: Proses produksi semen merupakan industry yang memanfaatkan energy dalam jumlah besar. Selain itu, industry semen juga menghasilkan CO2 dari dekomposisi CaCO3. Menurut catatan IEA total CO2 yang dihasilkan oleh industry semen sebanyak 8% dari total emisi CO2 dari seluruh aktifitas manusia. Input energy yang diperlukan pada industry semen sebesar 3.22 GJ/ton. Adapun best practice untuk konsumsi energy adalah 2.9 3.2 GJ/t. Ongkos energy pada industry semen mencapai 25% dari total ongkos produksi. Semen terdiri dari oksida calcium, silicon, aluminium dan besi sekitar 90% sisanya merupakan gypsum, garam magnesium, potassium dan elemen lainnya. Berikut siklus produksi di industry semen: Raw materials extraction (tambang) Limestone crushing (crusher) Raw material storage dan pre-homogenation (mix pile) Raw material grinding (raw mill) Raw meal homogenization and storage (blending silo) Firing clinker production (kiln) Clinker grinding (finish mill) Cement storage (cement silo) Distribution-consumption Concrete production Demolition

Berikut life cycle industry semen

Pengguna energy terbesar adalah pada proses produksi semen sebesar 59.6% dari total energy yang digunakan. Definisi exergy adalah kerja maksimum yang disediakan suatu system pada keadaan lingkungan tertentu (Cangel dan Boles, 1988) sejumlah kerja maksimum yang dapat disediakan dari aliran material, panas atau kerja hingga mencapai kesetimbangan pada referensi lingkungan tertentu. Exergy mengukur aliran potensi yang terjadi karnea perubahan sebagai konsekuensi ketidakstabilan relative terhadap lingkungan referensi. Exergy bukan bukan bagian dari hukum kekekalan tetapi menuju ke kehancuran karena ketidakbalikan untuk setiap proses (van Schijndel et al., 1998) Exergy dirumuskan sebagai berikut: E = U + P0V + T0S - ini

Dimana: i chemical potential, ni jumlah mol. Kerja pada suatu system bergantung pada initial state, final state dan process path. Sedangkan exergy, initial state di tentukan tapi bukan merupakan variable. Berikut digambarkan exergy:

Rumus balance exergy:

Efisiensi exergetix:

Anergy, % exergy loses:

Berikut beberapa persamaan yang digunakan untuk analisis exergy: 1. Physical exergy mengikuti persamaan berikut

Dengan heat capacity masing-masing, persamaannya sebagai berikut:

2. Mixing exergy, mixing exergy dapat dihitung melalui pendekataan ideal gas

Untuk perhitungan gas hasil pembakaran mengikuti rumus berikut:

3. Chemical exergy Chemical exergy dihitung dengan rumus berikut:

Jika chemical exergies mengandung reaksi seperti berikut: M+NP Maka rumus yang berkaitan dengan energy bebas Gibbs adalah sebagai berikut:

Chemical exergies ditabulasi dan sejumlah aliran gas dengan N komponen sebagai berikut:

4. Total exergy dirumuskan dengan

5. Exergy heat dirumuskan dengan

6. Exergy efficiency

Berikut reaksi yang terjadi pada system pembuatan semen:

Komposisi kiln feed 75% (limestone) + 25% (shale). Untuk bahan bakar menggunakan pet-coke dan heavy fuel. Untuk menghitung exergy fuel menggunakan rumus sebagai berikut:

Untuk reaksi pembakaran menggunakan rumus sebagai berikut:

Exergy per kg dari pembakaran dari fuel dengan persamaan sebagai berikut:

Anda mungkin juga menyukai