Definisi
Keadaan dimana struktur lapisan otak dari lapisan kulit kepala tulang tengkorak, duramater, pembuluh darah serta otaknya mengalami cedera baik yang trauma tertutup maupun trauma tembus.
Klasifikasi
Berdasarkan Glasgow Coma Scale (GCS), cedera kepala dapat diklasifikasikan menjadi: 1. Cedera kepala ringan, GCS 13-15 2. Cedera kepala sedang, GCS 9-12 3. Cedera kepala berat, GCS 3-8
Etiologi
Trauma primer terjadi karena benturan langsung atau tidak langsung (akselerasi dan deselerasi) Trauma sekunder terjadi akibat trauma saraf yang meluas
Patofisiologi
Trauma tengkorak & isinya bergetar kerusakan getaran diteruskan ke galia aponeurotika banyak energi diserap oleh perlindungan otak pembuluh darah robek hematoma epidural, subdural, intrakranial mempengaruhi sirkulasi darah ke otak supply o2 hipoksia jaringan udem cerebral.
Lanjutan
akibat hematoma ditorsi pd otak TIK merangsang kelenjar pituitari dan steroid adrenal sekresi asam lambung meningkat mual dan muntah
Pemeriksaan diagnostik
X-Ray tengkorak CT-Scan Angiografi
Makanan atau cairan. Pada trauma ringan bila muntah-muntah tidak dapat diberikan apa-apa, hanya cairan infus dextrosa 5%, aminofusin, aminofel (18 jam pertama dari terjadinya kecelakaan), 2-3 hari kemudian diberikan makanan lunak. Pembedahan.
Pada trauma berat, hari-hari pertama (23 hari), tidak terlalu banyak cairan. Dekstrosa 5% 8 jam pertama, ringer dekstrose 8 jam kedua dan dekstrosa 5% 8 jam ketiga. Pada hari selanjutnya bila kesadaran rendah, makanan diberikan melalui nasogastric tube (25003000 TKTP). Pemberian protein tergantung nilai urea N.
Prognosis
Mortalitas pasien dg TIK > 20 mmHg selama perawatan 47% TIK dibawah 20 mmHg 39% Pasien dg cedera kepala berat mengalami gangguan kejang-kejang dlm 2 tahun petama post trauma 17%