Anda di halaman 1dari 6

Januari: Disonansi dan Alusi Ketika Hawa diperdaya Iblis supaya makan buah pengetahuan baik dan jahat,

secara berulang kali dan ekspisit, di Alkitab disebutkan ular. Dengan tegas, selama dialog itu, hanya Hawa dan ular yang terlibat (Kej. 3:1-14). Namun seorang di antaramu adalah Iblis (Yoh. 6:70). Maksudnya adalah Yudas, anak Simon Iskariot karena ia menyerahkan Yesus, Gurunya, kepada orang Farisi dan para ahli Taurat untuk disalibkan. Untuk memahami dua ayat itu, tampaknya kita harus menggunakan Disonansi. Disonansi diambil dari konsep musik. Konsep ini menunjukkan bahwa dua nada yang tidak selaras telah terdengar secara bersamaan. Demikian juga dua ide (gagasan) yang berbeda dan saling berlawanan telah membaur dalam satu peristiwa yang sama. Coba Anda perhatikan, ketika terjadi dialog di Taman Eden, Iblis telah memperdaya Hawa. Namun bacalah, Ular itu berkata kepada perempuan (Kej. 3:1). Ketika hendak menyerahkan gurunya, Yudas mencium Yesus (Mat. 26:48). Namun, menurut Injil Yohanes, Yesus menyebut Iblis kepada Yudas Di sini telah terjadi disonansi ular-Iblis danYudas- Iblis. Disonansi ini tampak ketika ular berbicara dengan perempuan. Mustahil, ular dapat berbicara. Disonansi ini juga tampak ketika Yudas mencium Yesus untuk menyerahkan gurunya agar disalib. Penyaliban merupakan upaya pembunuhan yang hanya bisa dilakukan oleh Iblis (Yoh. 10:10). Untuk memahami disonansi di atas kita harus membedakan antara struktur luar dan struktur dalam. Struktur luar ini dapat dilihat dalam diri ular dan Yudas. Saat peristiwa tersebut, kedua makhluk ciptaan itu yang sangat menonjol. Kemudian, untuk menemukan struktur dalamnya, kita dapat menggunakan Alusi. Alusi digunakan untuk memahami sesuatu melalui rujukan tidak langsung baik seseorang, tempat, atau benda maupun nyata atau khayalan. Biasanya acuan yang dirujuk sudah diketahui secara umum. Dengan demikian, kalau diperhatikan, Hawa yang diperdaya dan Yesus yang diserahkan, semua itu tidak lepas dari pengaruh dan pekerjaan Iblis. Iblis telah menyusupi keduanya sehingga terjadi kejatuhan manusia dan kematian Yesus. Jadi struktur dalamnya dapat kita lihat dalam diri Iblis. Demikianlah dua pendekatan tersebut untuk melihat peristiwa yang menyengsarakan itu. (ray) Februari Belajar dari Semut Raja Salomo adalah raja yang paling bijaksana di seluruh dunia. Ia sangat pandai dan suka memperhatikan kehidupan binatang dan tumbuh-tumbuhan. Dari semua ciptaan Tuhan yang ia perhatikan, ia menasihati kita agar kita belajar dari semut. Ada dua ayat Alkitab tentang hal ini. Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak (Ams. 6:6). Semut, bangsa yang tidak kuat, tetapi yang menyediakan makanannya di musim panas (Ams.30:25) Sekarang coba perhatikan binatang ini. Saat berpapasan, mereka selalu saling mendekati. Mungkin saling menyapa. Entah apa yang mereka ucapkan.Selain kecil, semut adalah binatang yang rajin dan suka bekerja keras.Tidak pernah duduk-duduk, melamun, tidur-tiduran dan bermalas-malasan. Ia selalu berjalan mencari makanan. Setelah menemui, ia akan menggotong dan membawa makanan ke sarang. Kita tidak pernah tahu jarak antara tempat makanan itu dan sarang mereka. Namun, tampaknya mereka tidak pernah capai. Andaikan makanan yang hendak dibawanya terlalu besar dari tubuhnya. Mereka saling bekerja sama untuk membawanya. Barangkali, saat mereka berpapasan, salah satu semut yang menjumpai makanan besar memberitahu teman-temannya

agar menolongnya. Luar biasa sekali binatang ini, makanan yang diperoleh tidak dimakan sendiri tetapi dimakan bersama. Dengan memperhatikan semut, ada hikmat yang dapat dipetik. Hendaknya kita saling menyapa saat berpapasan dengan teman. Seharusnya, kita menyadari bahwa kemampuan kita terbatas sehingga kita membutuhkan teman kita untuk meringankan pekerjaan berat. Kita harus tetap semangat bekerja meskipun berat. Kita dapat menyisihkan upah dari jerih lelah kita untuk kita bagikan kepada teman kita. Jangan kita makan sendiri. Kita harus suka kerja keras. Bagi pemalas, seharusnya mereka harus lebih belajar dari semut karena pemalas adalah penidur yang tidak tahu kapan bangunnya (Ams. 6:9). Ia selalu menjengkelkan kalau disuruh (Ams. 10:26). Banyak keinginan tetapi tak satu pun yang dicapainya (Ams.13:4). Orang malas akan selalu mengalami kesukaran (Ams.15:19). Sebaliknya, orang yang bekerja keras mendapat segala yang diinginkannya (Ams.13:4). Orang jujur tidak menemui kesulitan (Ams.15:19). Hidup si pemalas tidak ada yang baik (bray) Maret Anjing Manusia mengkonsumsi makanan hewani pada zaman Nuh setelah Air bah (Kej 9:4). Konsumsi makanan hewani baru secara eksplisit dijelaskan pada zaman Musa. Tuhan membedakan binatang haram dan binatang tidak haram (Im. 11:1-47). Ul.14:4). Dalam pemahaman ilmu pengetahuan modern, akhirnya kita tahu bahwa daftar binatang-binatang haram yang disebutkan membuat kita mengalami, misal, kolesterol atau asam urat. Selain itu, meskipun binatang tidak haram diperbolehkan untuk dimakan, lemaknya tidak boleh dimakan. Mengapa? Lemak adalah milik TUHAN sehingga harus dijadikan kurban api-apian (Im. 3:117). Akhirnya, kita tahu alasannya. Kalau kelebihan lemak mengakibatkan penyakit jantung, kanker, diabetes, jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah ke paru-paru. Semua ini tidak baik bagi kesehatan. Demikianlah cara Allah memelihara umat-Nya supaya kesehatan mereka terjaga. Sekarang, firman kesehatan ini membias dalam kehidupan manusia. Misal. anjing, yang terhitung binatang. Pembiasan ini terlihat dari perilaku anjing itu sendiri. Di Timur Tengah, anjing adalah binatang pemakan bangkai dan menghabiskan hidangan yang terbuang. Dengan demikian anjing adalah binatang kotor. Karena itu, orang Yahudi sering menerapkan perilaku ini untuk orang non-Yahudi. Orang Yahudi adalah bangsa pilihan Allah, yang mendapat kebenaran dari Taurat dan kitab para nabi Allah. Karena itu, ada jarak personal dan kultural antara orang Yahudi dan orang non-Yahudi. Sejak PB semua jarak itu dihilangkan Yesus. Dalam Injil, ketika Yesus menjawab Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing. Perkataan itu justru diucapkan Yesus di daerah orang non-Yahudi (Mat. 15:21-28). Untuk apa Dia ke sana, kalau hanya mengatakan hal seperti itu. Mesti di sana, Dia hendak menyampaikan kebenaran. Selain itu, dalam suatu penglihatan Petrus melihat banyak binatang haram. Mulanya, ia menolak. Namun, akhirnya ia berjumpa dengan Kornelius, orang non Yahudi. Makna penglihatan bukanlah supaya makan binatang haram melainkan ia memberitakan keselamatan kepada orang non-Yahudi (Kis. 10:148). Karena itu, keselamatan dari Tuhan adalah milik umat manusia. (bray)

April Domba atau Kambing Ada beberapa perbedaan antara kambing dan domba, yang perlu diketahui. Perbedaan itu adalah bulu kambing lurus, tanduk kambing lurus atau agak melengkung ke belakang, Bulu domba keriting, tanduk domba melengkung ke belakang dan berpilin. Kambing merumput sepanjang hari. Ekor kambing mencuat ke atas, kecuali saat sakit, takut atau menderita. Ekor domba menggantung ke bawah. Domba biasanya merumput pada pagi dan sore hari. Cara mencari makan dan pilihan makanannya keduanya juga berbeda. Kambing dikategorikan menjengut dan memanjat dengan memakan ujungujung tanaman. seperti daun-daunan, ranting pohon, tumbuhan merambat dan perdu. Saat makan, kambing suka berpindah-pindah dan cendrung sibuk tidak menentu. Domba merumput dengan teratur dan kalau makan senang dekat dengan permukaan tanah. Domba lebih suka bergerombol dan sangat gelisah jika terpisah dari kawanannya. Kambing lebih mandiri, suka menyendiri, dan ingin tahu. Dengan gambaran semacam itu, sekarang kita hendak merefleksikan hidup kita sebagai murid Kristus. Menurut Alkitab, domba dianggap penurut, jinak dan peka terhadap kasih sayang (2 Sam 12:3). Selain itu, domba tidak merusak atau merugikan tetapi agak dungu. Inilah salah satu kelemahannya. Seperti manusia, domba mudah hilang atau sesat (Yer 1:6 dan Mat 10:6; Yes 53:6 dan 1 Ptr 2:25). Tanpa gembala, domba merupakan makhluk yang mudah binasa (Bil 27:17; Mat 9:36, bnd Yes 13:14, Za 13:7). Hal ini tepat sekali melambangkan kefanaan manusia (Mzm 49:15). Karena itu, janganlah kita menjauh dari persekutuan orang benar dan kasih Yesus, Gembala agung kita. Kambing merupakan metafora dari orang jahat dan bebal yang akan dihukum dan binasa selama-lamanya karena dosa-dosa mereka. (Za 10:3; Mat 25:32, 33). Karena itu, dalam perumpamaan tentang domba dan kambing, mereka yang berbuat jahat tidak akan diizinkan masuk Kerajaan Kristus tetapi akan langsung dicampakkan ke tempat penghukuman yang kekal. Menilik sifat-sifat kambing di atas orang berdosa adalah mereka yang egois atau mementingkan diri (individualis), cenderung arogan karena tidak membutuhkan uluran tangan orang lain atau Tuhan. Dengan demikian, mereka tergolong orang terkutuk karena mengandalkan kemampuan diri-sendiri (Yer. 17:5). (bry) Mei Belalang Menurut Agur Bin Yake, belalang adalah a) binatang terkecil di bumi, b) sangat cekatan [bekerja cepat, tidak berlambat-lambat] c) walaupun tidak mempunyai raja, semuanya berbaris dengan teratur [tidak diperintah atasan, diawasi atasan, di bawah ancaman dari atasan, tetap bekerja dengan inisiatif dan disertai etos kerja yang tinggi] (Ams. 30:27). Allah mempergunakan belalalng untuk menghukum manusia. Misal, belalang menjadi salah satu tulah dari sepuluh tulah di Mesir. (Kel. 10:4-15). Belalang menjadi salah satu kutuk atas bangsa Israel jika mereka tidak menaati firman TUHAN (Ul. 28:38-42) atau tidak bertobat (Yl. 2:1-11). Namun mengapa bisa demikian? Sebaiknya, kita harus melihat kekuatan dari binatang yang disebut Alkitab sebagai binatang terkecil. Seperti sudah disebutkan di atas, belalang adalah binatang yang berbaris. Dengan kata lain belalang senantiada hidup berkelompok dan kompak sebagai satu tim (Am.7: 1, Yes. 33:4, Hak. 6:5 ). Dalam kesatuan tersebut ternyata, ada empat jenis belalang, yang me-

nentukan pembagian tugas di antara mereka, yaitu belalang pengerip (GAZAM dari akar kata yang berarti memotong), belalang pindahan (ARBEH berarti mendengung), belalang pelompat (YELEQ barangkali dari akar kata yg artinya menjilat), belalang pelahap (KHASIL akar katanya berarti memakan). Selain itu, kekuatan mereka lainnya adalah gigi mereka bagaikan gigi singa dan taring mereka bagaikan taring singa betina. Dengan demikian perpaduan antara kesatuan kelompok dan kekuatan gigi mempunyai kekuatan destruktif (Yl. 1:46). Akibatnya, wabah belalang akan menyebabkan seluruh pedusunan dan tumbuh-tumbuhan rusak sehingga menghadapi kelaparan besar. Hal itu terjadi karena kawanan besar belalang dapat menggunduli ladang, pohon, padang rumput, dan semua tumbuhan yang ditemukan. Dengan belajar dari belalang ini, kita dapat belajar bahwa kesatuan kelompok dan spesialisasi kemampuan dari anggota kelompok menjadi kekuatan dahsyat untuk mencapai suatu tujuan. Masalahnya, tujuannya itu negatif atau positf. Inilah yang harus kita renungkan lebih lanjut. (bray)

Juni Melawan Dewi Heqt Tulah kedua kepada bangsa Mesir adalah katak-katak yang memenuhi Mesir karena Firaun menolak melepaskan orang Israel untuk keluar. Tulah ini muncul saat Harun mengulurkan tangannya. Kemudian, bermunculanlah katak-katak dalam jumlah yang sangat besar dari dalam sungai Nil sehingga memenuhi negeri Mesir. Namun, tulah ini berhenti setelah Musa meminta kepada Tuhan untuk melenyapkan katak-katak itu. Permintaan ini atas permintaan Firaun dengan janji bahwa ia akan melepaskan orang Israel. Tuhan mengabulkan. Namun, kendati mati, bangkai katak-katak itu tidak lenyap di Mesir. Ketika dikumpulkan, bangkai-bangkai itu bertumpuk-tumpuk, sehingga bau busuk menyebar di Mesir. Mengapa tulah katak ini menimpa mereka? Menurut orang Mesir, katak adalah binatang suci. Jika seseorang membunuh katak, meskipun tidak sengaja, ia dihukum karena mereka percaya kepada Heqt (dewi katak). Heqt digambarkan setengah katak, setengah wanita. Ia disembah sebagai dewi kesuburan Ketika menghadapi tulah itu, dengan mantera, para ahli sihir Firaun juga membuatnya. Katak-katak buatan mereka juga meliputi seluruh Mesir. Entah apa tujuan mereka. Mungkin, mereka sedang mendemonstrasikan kekuatan sihir mereka seperti ketika mereka mendemonstrasikan bahwa tongkat mereka pun juga dapat menjadi ular tetapi ditelan ular dari tongkat Musa (Kel. 7:12). Mungkin juga, melalui demontrasi itu, mereka meminta perlindungan Heqt. Tujuannya, barangkali, katak-katak buatan mereka dapat dipakai untuk menghalau tulah katak yang sedang menimpa Mesir atau katak-katak itu akan menyeberang ke tempat tinggal orang Israel untuk menyerang mereka. Memang, banyak kemungkinan. Kalau Firaun meminta supaya Musa menghentikan tulah itu, artinya jumlah katak dari tulah tersebut dan katak buatan ahli sihir Mesir akan melimpah, upaya yang dilakukan mereka untuk menghalau tulah tersebut gagal, dan serangan kepada orang Israel juga tidak berhasil. Dengan tulah itu, Allah ingin menegaskan bahwa hanya Dia sajalah

sesembahan yang pantas dan layak untuk disembah karena Heqt yang mereka sembah tidak mampu melindungi orang Mesir. Namun, orang Israel diluputkan Allah dari tulah tersebut. (bray) katak itu Dia yang menciptakan dan ternyata katak tidak bisa membantu mereka mengatasi tulah itu. (bray) Melawan Dewa Geb (Keluaran 8:16-28) Tulah ketiga adalah debu menjadi nyamuk. Karena debu ada di seluruh Mesir, nyamuk-nyamuk itu pun ada di seluruh Mesir. Tulah ini terjadi tanpa peringatan lebih dulu karena Firaun melanggar janjinya ketika tulah kedua menimpa Mesir. Karena itu, Allah menyuruh Harun memukulkan tongkatnya ke debu tanah sehingga terjadi tulah ketiga. Ketika menghadapi tulah itu, para ahli sihir Firaun membuat hal yang sama dengan mantera tetapi tidak bisa. Kekuatan mantera mereka tidak tidak sebanding dengan tongkat Musa. Tulah ini dimaksudkan oleh Tuhan untuk meingatkan Firaun bahwa tidak ada yang dapat menyamai kekuasaan Tuhan, sekalipun dengan sihir dan mantera. Bahkan ahli-ahli sihir itu sendiri yang menyatakan kepada Firaun bahwa inilah tangan Allah. Meski demikian, Firaun tetap bersikeras hati. Namun, lebih daripada hukuman kepada Firaun, sebenarnya Allah sedang menantang dan mendemonstrasikan kuasa-Nya di hadapan Geb (dewa bumi atau debu). Pada kenyataan Geb bisa dikuasai, bahkan dipermainkan. Geb tidak hidup, hanya debu belaka, tetapi Dia hidup sehingga bisa secara aktif berkarya dalam sejarah umatnya. Tentang Dewa Geb, orang Mesir mempunyai pandangan mereka sendiri. Menurut orang Mesir, Geb Dewa digambarkan sebagai pria dengan satu angsa di kepalanya, yang tergeletak di kaki dewi Nut. Menurut mitos orang Mesir, Nut, istri Ra, telah berselingkuh dengan Geb. Karena ketahuan, Ra menceraikan Nut dan mengutukinya supaya tidak bisa mempunyai anak selama 360 hari. Selain itu, orang Mesir percaya bahwa gempa bumi yang terjadi di dunia disebabkan oleh ketawanya Geb itu. Seperti yang sudah diuraikan di atas kemunculan tulah ketiga, yang tidak diawali dengan peringatan lebih dulu, Alkitab tidak menceritakan tulah ini berhenti atau berakhir. Dengan kata lain tulah ini akan terus berlangsung hingga tulah terakhir. Namun, kalau mengikuti pola yang terjadi dari semua tulah, besar kemungkinan tulah ini berhenti setelah tulah keempat muncul. Polanya selalu diawali dengan Berfirmanlah TUHAN kepada Musa. Jadi tulah ketiga ini berakhir setelah ada firman yang disampaikan kepada Musa. (bray) Melawan Dewa Kheper (Keluaran 8:20-28) Tulah keempat kepada bangsa Mesir adalah lalat pikat. Tulah ini muncul seperti yang pernah difirmankan-Nya. Tidak dijelaskan aksi yang Harun lakukan. Tidak seperti yang dilakukan Harun saat Allah hendak menulahi Mesir dengan katak. Saat itu, Harun mengulurkan tangannya. Secara eksplisit, Allah membedakan antara orang Israel, yang tinggal di Gosyen dan semua penduduk Mesir. Orang Israel tidak menerima tulah itu. Namun, banyak pikat mendatangi istana Firaun, rumah para pegawainya dan seluruh tanah Mesir. Akibatnya, negeri itu menderita karena pikat. Allah membuat pengecualian kepada Israel yang tertindas karena perbudakan di Mesir. Mengapa tulah ini menimpa mereka? Menurut orang Mesir, lalat pikat adalah gambaran Dewa Kheper, dewa serangga. Kheper juga biasa disebut Khepri, Kheper, Khepra atau Chepri. Kheper mendapat peran yang lebih penting dalam kepercayaan Mesir karena menjadi perwujudan dari matahari. Hilangnya

matahari pada malam hari dikaitkan dengan neraka. Dengan tulah ini, Allah sedang melawan Dewa Kheper yang berkepala lalat. Dewa ini merupakan dewa pencipta, reinkarnasi, dan dewa pergerakan matahari. Jika ditelaah lebih jauh lagi, sebenarnya Allah sedang mengubah paradigma yang selama ini berada dalam pemikiran orang Mesir. Allah ingin menunjukkan bahwa pencipta isi alam semesta adalah Dia bukan dewa Kheper. Demikian juga, pergerakan beberapa planet yang mengitari matahari bukan dewa Kheper yang melakukan melainkan Allah. Di dalam Dia tidak mengenal reinkarnasi tetapi pertobatan, yang membuat manusia meninggalkan dosa. Di sini Allah dapat membuat Dewa Kheper kewalahan karena tidak sanggup melindungi orang Mesir, yang menyembah dewa itu. Bahkan dengan banyaknya lalat pikat justru telah merepotkan orang Mesir ketimbang memberkati. Andaikan, saat itu mereka sempat menengok Gosyen, tempat orang Israel bermukim, tentu mereka terkejut karena orang Israel tidak mengalami nasib yang sama dengan orang Mesir. Mereka aman dan nyaman serta tidak terganggu dengan kehadiran lalat pikat meskipun Gosyen masih merupakan bagian Mesir. Dengan perbandingan ini, Allah benar-benar mengjungkirbalikkan paradigma orang Mesir, yang selama ini bernaung dalam naungan Dewa Kheper. (bray) Melawan para Dewa Mesir Tulah-tulah, dari tulah kedua hingga tulah keempat, yang berujud binatang, yang diberikan Tuhan kepada bangsa Mesir adalah katak (tulah kedua), nyamuk (tulah ketiga), lalat pikat (tulah keempat). Tulah itu diturunkan kepada mereka karena Firaun menolak melepaskan orang Israel untuk keluar. Namun, pilihan yang dipilihnya justru membuat rakyatnya menderita. Meskipun demikian, Firaun tetap mengeraskan hati. Namun, tulah-tulah itu tidak hanya ditujukan kepadanya. Semua tulah itu juga ditujukan kepada dewa-dewa Mesir. Mengapa tulah katak ini menimpa mereka? Menurut orang Mesir, katak adalah binatang suci. Jika seseorang membunuh katak, meskipun tidak sengaja, ia dihukum karena mereka percaya kepada Heqt (dewi katak). Heqt digambarkan setengah katak, setengah wanita. Ia disembah sebagai dewi kesuburan. Mengapa tulah nyamuk menimpa mereka? Menurut orang Mesir, nyamuk digambarkan sebagai Dewa Geb. Geb digambarkan sebagai pria dengan satu angsa di kepalanya, yang tergeletak di kaki dewi Nut. Menurut mitos orang Mesir, Nut, istri Ra, telah berselingkuh dengan Geb. Karena ketahuan, Ra menceraikan Nut dan mengutukinya supaya tidak bisa mempunyai anak selama 360 hari. Selain itu, orang Mesir percaya bahwa gempa bumi yang terjadi di dunia disebabkan oleh ketawanya Geb itu.Mengapa tulah lalat pikat menimpa mereka? Menurut orang Mesir, lalat pikat adalah gambaran Dewa Kheper, dewa serangga. Kheper juga biasa disebut Khepri, Kheper, Khepra atau Chepri. Kheper mendapat peran yang lebih penting dalam kepercayaan Mesir karena menjadi perwujudan dari matahari. Hilangnya matahari pada malam hari dikaitkan dengan neraka. Dengan tulah ini, Allah sedang melawan Dewa Kheper yang berkepala lalat. Dewa ini merupakan dewa pencipta, reinkarnasi, dan dewa pergerakan matahari. Dengan tiga tulah itu, para dewa itu kewalahan untuk melindungi orang Mesir yang tertimpa tulah. Dengan kata lain, campur tangan mereka tidak tampak sekali. Sementara, Allah begitu peduli kepada orang Israel yang telah lama diperbudak 430 tahun (Kel.12:40-41). Jadi Allah orang Israel adalah sesembahan yang peduli, yang pantas dan layak untuk disembah. (abr)

Anda mungkin juga menyukai