Anda di halaman 1dari 10

RESPONSI ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN

I.

IDENTITAS PENDERITA Nama Usia Jenis kelamin Agama Pekerjaan Alamat : Tn. M. : 19 tahun : Laki-laki : Islam : Mahasiswa : Sidoarjo

Tanggal pemeriksaan : 16 Februari 2011

II.

ANAMNESA (Autoanamnesa) 1. Keluhan Utama : bercak putih pada punggung, dada, dan wajah

2. Riwayat Penyakit Sekarang Penderita datang ke poli kulit kelamin RSAL dengan keluhan ada bercak putih pada punggung, dada, dan wajah. Terasa gatal jika berkeringat. Keluhan gatal dirasakan tidak begitu berat sehingga tidak sampai mengganggu aktivitas.

Bercak putih ini timbul sejak 1 tahun yang lalu, tetapi tidak gatal. Saat itu penderita berobat ke poli kulit RSAL, diberi obat minum dan shampoo selsun. Tetapi bercak putih tersebut tidak hilang. Penderita mengaku obat sudah lama habis, tetapi penderita tidak kontrol ke poli kulit. Selama obatnya habis, penderita tidak memberi pengobatan lain. Keluarga dan teman-teman penderita tidak ada yang sakit seperti penderita. 3. Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat alergi disangkal 4. Riwayat Penyakit Keluarga Keluhan yang sama pada keluarga disangkal Keluhan yang sama pada teman disangkal 5. Anamnesa Sosial dan Lingkungan Penderita mandi 2x sehari memakai sabun mandi dan air PDAM. Penderita sering berkeringat saat setelah melakukan aktifitas. Lingkungan tempat tinggal penderita cukup bersih dan padat penduduk. III. Pemeriksaan Fisik Keadaan Umum Keasadaran Status Gizi GCS A. Status Generalis Kepala/Leher : Lihat status dermatologi Thorax Abdomen Extremitas : Lihat status dermatologi : Dalam batas normal : Dalam batas normal : Baik : Compos Mentis : Cukup : 4-5-6

B. Status Dermatologis Status Lokalis Efloresensi : regio facialis : didapatkan makula berwarna putih berbentuk bulat, oval, berbatas tegas, jumlah multiple, dengan berbagai ukuran yang diliputi oleh adanya skuama halus, kulit sekitarnya normal

Status Lokalis Efloresensi

: regio thoracalis anterior dan posterior : didapatkan makula-makula berwarna coklat berbentuk bulat, oval, bahkan ada yang saling menyatu, berbatas tegas, dengan berbagai ukuran yang diliputi oleh adanya skuama halus, kulit sekitarnya normal

IV.

PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan Wood Lamp Tampak pendaran berwarna kuning keemasan pada daerah lesi. Pemeriksaan KOH Didapatkan hifa pendek pendek dan spora bulat bulat yang berkelompok membentuk gambaran spaghetti meat-balls

V.

RESUME

Penderita datang ke poli kulit kelamin RSAL dengan keluhan ada bercak putih pada punggung, dada, dan wajah. Terasa gatal jika berkeringat. Keluhan gatal dirasakan tidak begitu berat sehingga tidak sampai mengganggu aktivitas. Pada status dermatologi regio facialis tampak makula berwarna putih berbentuk bulat, oval, berbatas tegas, jumlah multiple, dengan berbagai ukuran yang diliputi oleh adanya skuama halus, kulit sekitarnya normal. Pada regio thoracalis anterior dan posterior tampak makula-makula berwarna coklat berbentuk bulat, oval, bahkan ada yang saling menyatu, berbatas tegas, dengan berbagai ukuran yang diliputi oleh adanya skuama halus, kulit sekitarnya normal. Pemeriksaan wood lamp tampak pendaran berwarna kuning keemasan pada daerah lesi. Pada pemeriksaan KOH didapatkan hifa pendek-pendek dan spora bulat-bulat berkelompok membentuk gambaran spaghetti meat-balls. VI. DIAGNOSA KERJA Pitiriasis Versikolor VII. DIAGNOSA BANDING Pitiriasis Alba Vitiligo Morbus Hansen Tipe Tuberkuloid

VIII.

PENATALAKSANAAN Non Medikamentosa Menyarankan agar penderita untuk segera membersihkan wajah bila berkeringat Mandi rutin Medikamentosa Oral : Ketoconazole 200mg 1 x sehari Topikal : Miconazole 2% cream (dioleskan pada lesi sehari 2 kali sehabis mandi selama 2 minggu)

Planing Monitoring Kontrol 2 minggu. Planing Edukasi Penderita diberi edukasi bahwa penyakit ini membutuhkan waktu yang cukup lama untuk penyembuhannya Penderita disarankan untuk menggunakan obat yang diberikan dan kontrol lagi sesuai dengan aturan. PROGNOSA Baik

PITIRIASIS VERSIKOLOR
Definisi Pitiriasis versikolor yang disebabkan Malassezia furfur Robin adalah penyakit jamur superficial yang kronik, biasanya tidak memberikan keluhan subyektif, berupa bercak berskuama halus yang berwarna putih sampai coklat hitam, terutama meliputi badan dan kadang-kadang dapat menyerang ketiak, lipat paha, lengan, tungkai atas, leher, muka dan kulit kepala yang berambut.

Sinonim Tinea versikolor, kromofitosis, dermatomikosis, liver spots, tinea flava, pitiriasis versikolor flava dan panau. Epidemiologi Pitiriasis versikolor adalah penyakit universal dan terutama ditemukan di daerah tropis. Patogenesis Pada kulit terdapat flora normal yang berhubungan dengan timbulnya pitiriasis versikolor ialah Pityrosporum orbiculare yang berbentuk bulat atau Pityrosporum ovale yang berbentuk oval. Keduanya merupakan organisme yang sama, dapat berubah sesuai dengan lingkungannya, misalnya suhu, media dan kelembaban. Malassezia furfur merupakan fase spora dan miselium. Fosfor predisposisi menjadi patogen dapat endogen atau eksogen. Endogen dapat disebabkan diantaranya oleh defisiensi imun. Eksogen dapat karena faktor suhu, kelembaban udara, dan keringat. Gejala Klinis Kelainan kulit pitiriasis versikolor sangat superficial dan ditemukan terutama di badan. Kelainan ini terlihat sebagai bercak-bercak berwarna warni, bentuk tidak teratur sampai teratur, batas jelas sampai difus. Bercak-bercak tersebut berfluoresensi bila dilihat dengan lampu wood. Bentuk papulo-vesikular dapat terlihat walaupun jarang. Kelainan biasanya asimtomatik sehingga adakalanya penderita tidak mengetahui bahwa ia berpenyakit tersebut. Kadang-kadang penderita dapat merasakan gatal ringan, yang merupakan alasan berobat. Pseudiakromia, akibat tidak terkena sinar matahari atau kemungkinan pengaruh toksis jamur terhadap pembentukan pigmen, sering dikeluhkan penderita. Penyakit ini sering dilihat pada remaja, walaupun anak-anak dan orang dewasa tua tidak luput dari infeksi. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi infeksi yaitu faktor herediter, penderita yang sakit kronik atau yang mendapatkan pengobatan steroid dan malnutrisi. Diagnosis

Diagnosis ditegakkan atas dasar gambaran klinis, pemeriksaan fluoresensi, lesi kulit dengan lampu wood, dan sediaan langsung. 1. 2. Pemeriksaan lampu Woods, memberikan gambaran effloresensi yang khas tampak Pemeriksaan dengan KOH 20% tampak gambaran hifa filamentosa dan bentuk globose fluoresensi kuning keemasan atau blue-green fluorescence of scales. yeast, yang sering disebut: spaghetti dan meat balls, yaitu kelompok hifa pendek yang tebalnya 3-8 mikron, dikelilingi spora berkelompok yang berukuran 1-2 mikron. Diagnosis Banding Diagnosa banding Pitiriasis versikolor yaitu: a. Pitiriasis Alba Merupakan bentuk dermatitis yang tidak spesifik dan belum diketahui penyebabnya. Ditandai dengan adanya bercak kemerahan dan skuama halus yang akan menghilang serta meninggalkan area yang depigmentasi. b. Vitiligo Merupakan hipomelanosis idiopatik dapat ditandai dengan adanya macula putih yang dapat meluas. Dapat mengenai seluruh bagian tubuh yang mengandung sel melanosit, misalnya rambut dan mata. c. Morbus Hansen tipe tuberkuloid Merupakan penyakit infeksi yangkronik, disebabkan oleh Mycobacterium leprae. Yang ditandai dengan macula yang dibatasi infiltrate yang berjumlah satu, asimetris, dengan batas jelas Pengobatan Non Medikamentosa dengan memberikan edukasi kepada pasien, antara lain:

Penyakit ini disebabkan oleh jamur yang secara normal sudah ada di permukaan kulit dan

oleh karenanya tidak menular. Kondisi ini tidak meninggalkan bekas luka ( scar) permanen apapun atau perubahan pigmen, dan perubahan warna kulit akan berakhir dalam waktu 1-2 bulan setelah perawatan dimulai. Kambuh (recurrence) biasa terjadi, dan terapi profilaksis dapat membantu mengurangi tingginya angka kekambuhan.

Keringkan handuk setelah pakai dan ganti sesering mungkin Mandi rutin dan bersih Simpan atau gantung pakaian di tempat kering Pola hidup sehat, maka kemungkinan untuk menderita penyakit ini sangat kecil. Hal-hal yang mempengaruhi tumbuhnya jamur adanya udara yang panas, lembab, kebersihan diri yang kurang, kegemukan, sosial ekonomi rendah, pemakaian obat-obatan yang lama, adanya penyakit kronis seperti TBC atau keganasan, dan penyakit endokrin (diabetes mellitus).

Pada kehidupan sehari-hari, sebaiknya bila udara terasa panas, maka kita harus rajin menyeka keringat yang menempel di badan. Baju yang dikenakan juga sebaiknya yang menyerap keringat. Bila terpaksa harus mengenakan baju yang tidak menyerap keringat, kita harus sesering mungkin mengganti baju tersebut.

Selain itu, setelah terkena air, maka sebaiknya segera mengeringkannya, karena jamur senang dengan tempat yang lembab. Dianjurkan pula untuk menggunakan pakaian, ataupun handuk secara terpisah antar keluarga. Sebab bila salah satu keluarga sudah terkena panu atau penyakit jamur lainnya, maka bila memakai handuk atau baju secara bergantian, jamur akan menular dari satu anggota keluarga ke anggota lainnya. Akibatnya nanti seluruh keluarga akan menderita panu.

Sebaiknya pula menjaga keseimbangan berat badan. Sebab, pada orang yang mengalami kegemukan (obesitas), umumnya lebih banyak mengeluarkan keringat. Bila tidak rajin menyeka keringat ataupun menggunakan baju yang menyerap keringat, maka kemungkinan sangat besar ia akan menderita panu.

Bila berenang di kolam renang umum, kebersihan air kolam belum tentu terjaga. Untuk mencegah terkena penyakit panu yang dapat ditularkan, maka sebaiknya sesudah berenang, segera mandi dengan sabun antiseptik seperti yang banyak dijual di pasaran dan segera mengeringkan seluruh tubuh bila sudah selesai mandi.

Medikamentosa Pengobatan harus dilakukan menyeluruh, tekun, dan konsisten. Obat-obatan yang dapat dipakai, misalnya : suspensi selenium sulfide (selsun) dapat dipakai sebagai shampoo 2-3 kali seminggu. Obat digosokkan pada lesi dan didiamkan 15-30 menit, sebelum mandi. Obat-obatan lain yang

berkhasiat terhadap penyakit ini adalah salisil spiritus 10%, derivate-derivat azol (mikonazol, klotrimazol, isokonazol dan ekonazol), sulfur presipitatum dalam bedak kocok 4-20%, tolsiklat, tolnaftat, dan haloprogin. Larutan tiosulfat natrikus 25% dapat pula digunakan, dioleskan sehari 2 kali sehabis mandi selama 2 minggu. Jika sulit disembuhkan ketolonazol dapat dipertimbangkan dengan dosis 1 x 200 mg sehari selama 10 hari. Prognosis Prognosis baik bila pengobatan dilakukan menyeluruh, tekun, dan konsisten. Pengobatan harus diteruskan 2 minggu setelah fluoresensi negatif dengan pemeriksaan lampu wood dan sediaan langsung negatif.

Anda mungkin juga menyukai