Anda di halaman 1dari 17

Disusun Oleh : Bhimo Priambodo Bifirda Ulima Bima Valentino

(G2A008037) (G2A008038) (G2A008039)

Porphyromonas gingivalis (Pg) Hubungan antara Gangguan Kesehatan Mulut dengan Infark Miokard Akut

Abstrak
Tujuan: Untuk mengetahui apakah gangguan kesehatan mulut memiliki hubungan pada pasien dengan infark miokard akut (MI) dan adakah hubungannya dengan tingkat antibodi serum terhadap patogen periodontal Porphyromonas gingivalis (Pg) dan Aggregatibacter actinomycetemcomitans (Aa). Metode: Studi kasus-kontrol yang terdiri dari 100 pasien dengan MI dengan 100 kontrol yang usia dan jenis kelaminnya disesuaikan dari daerah geografis yang sama yang diteliti mengenai kesehatan mulut.

Hasil: Kelompok MI mengalami periodontal bone loss (PBL) secara signifikan, number of deepened pockets (NDP), dan bleeding on probing (BOP), dan lower number of teeth (NT) daripada kelompok kontrol. Setelah penyesuaian untuk diketahui faktor risiko kardiovaskular, NT, BOP, dan NDP masih tetap signifikan berhubungan dengan MI (p = 0,014, p = 0,02, dan p = 0,0069,). Kadar antibodi IgG Pg lebih tinggi pada subyek dengan MI (p = 0,043), serta mereka yang > 4 pada NDP (p = 0,05), BOP> 20% (p = 0,001) dan PBL (p = 0,0003). Namun, menunjukkan sebuah hubungan kausal bahwa hubungan antara MI dan Pg IgG menghilang ketika parameter oral dimasukkan dalam model regresi logistik (p = 0,69). Tidak ada korelasi terlihat antara MI dan Aa dalam penelitian ini. Kesimpulan: Pasien dengan MI memiliki gangguan kesehatan mulut dibandingkan dengan kontrol. Selain itu, tingkat IgG terhadap Pg yang terkait dengan MI dan kesehatan mulut, menunjukkan patogen ini sebagai hubungan yang mungkin antara kesehatan mulut dan CVD.

1. Pengantar
Pada tahun 1989, Mattila et al. mempresentasikan sebuah studi kasus-kontrol yang menyatakan bahwa kesehatan mulut dikaitkan dengan prevalensi infark miokard (MI). Sejak itu, sejumlah besar studi kasuskontrol, cross sectional dan studi longitudinal telah dipublikasikan di mana sebagian besar mereka telah menyajikan sebuah hubungan yang lemah antara kesehatan mulut dan CVD, baru-baru ini ditinjau oleh Meurman et al. Namun, tidak dapat diabaikan pula jila sejumlah studi tidak menemukan hubungan tersebut.

Bakteri sangat penting untuk mendorong dan mempertahankan terjadinya infeksi periodontal kronis. Baru-baru ini, juga virus telah diperkirakan sebagai faktor resiko untuk penyakit periodontal. Mikroorganisme yang sebenarnya menyebabkan penyakit periodontal masih belum diketahui namun beberapa spesies bakteri lebih sering dikaitkan dengan penyakit periodontal dan di antara mereka adalah, Porphyromonas gingivalis (Pg) dan Aggregatibacter actinomycetemcomitans (Aa), yang keduanya telah diakui sebagai faktor risiko untuk penyakit periodontal.

Bakteri yang berada di daerah periodontal menyebabkan respon inflamasi pada jaringan ginggiva dekatnya, yang mengarah ke pengumpulan leukosit ke daerah inflamasi tersebut sehingga terjadi peningkatkan produksi mediator inflamasi. Kemungkinan bahwa mediator inflamasi bisa masuk sirkulasi dan mempengaruhi peradangan sistemik ringan, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi perkembangan aterosklerosis. Individu dengan peningkatan kadar mediator inflamasi sistemik, seperti protein C-reaktif (CRP), interleukin-6 (IL-6) dan jumlah sel darah putih (WBC) memiliki peningkatan risiko CVD. Peningkatan konsentrasi CRP dan WBC telah diamati pada orang dengan penyakit periodontal, menunjukkan bahwa tingkat rendah peradangan sistemik bisa disebabkan oleh penyakit periodontal.

2. Bahan dan Metoda


2.1 Subjek Kelompok kasus terdiri dari 100 pasien dirawat di Gavle County Hospital, Swedia, karena sindrom koroner akut (MI). Kelompok kontrol terdiri dari 100 orang yang usia dan jenis kelaminnya disesuaikan, individu dipilih secara acak dari populasi umum yang sama daerah geografisnya.

2.2 Dasar Investigasi MI diverifikasi oleh perubahan yang khas dalam elektrokardiogram (ECG) dan kombinasi dengan ketinggian penanda biokimia dalam serum, seperti isoenzyme kreatinin kinase dan troponin T. Pasien dengan MI ditawarkan untuk berpartisipasi dalam penelitian selama mengikuti kunjungan, dan 6-12 minggu setelah infark mereka menerima pemeriksaan mulut dan sampel darah diambil setelah puasa semalam. Subyek dengan MI juga diwawancarai untuk kebiasaan merokok, tingkat pendidikan dan kondisi kesehatan sebelum infark sehubungan dengan pemeriksaan mulut secara klinis. Tingkat pendidikan adalah dibagi menjadi tiga kategori yang berbeda; enam tahun atau kurang di sekolah, antara 7 dan 12 tahun di sekolah, dan / atau universitas. Merokok didefinisikan sebagai saat ini atau bukan perokok. Juga subyek yang berhenti merokok segera setelah infark adalah dianggap sebagai perokok. Informasi mengenai tekanan darah, tinggi, berat dan obat dikumpulkan dari catatan medis. Hipertensi pada kelompok MI didefinisikan sebagai penggunaan obat antihipertensi sebelumnya untuk MI tersebut. Diabetes didefinisikan sebagai konsentrasi glukosa plasma puasa diatas 6.9 mmol / l atau penggunaan obat antidiabetes.

Individu dalam kelompok kontrol sehat (HC) tidak memiliki gangguan jantung atau diabetes. Mereka menerima penyelidikan klinis yang sama dan kuesioner seperti kelompok MI, dan juga diwawancarai tentang tinggi badan mereka dan berat. Pada kelompok kontrol tekanan darah diukur setelah istirahat 15 menit dengan subjek dalam posisi duduk dan dikalibrasi dengan sphygmomanometer. Nilai rata-rata dua rekaman dicatat. Hipertensi di sini didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik> 139 dan / atau tekanan darah diastolik > 89 mmHg.

2.3 Pemeriksaan Mulut Pemeriksaan mulut meliputi penilaian terhadap semua gigi tentang ada atau tidak adanya dental plaque-plak gigi (PLI), bleeding on probingperdarahan (BOP), mobilitas gigi, dan menyelidiki kedalaman kantung gigi (mesiobuccal, midbuccal, distobuccal, mesiolingual, midlingual, dan distolingual dan empat lokasi terdalam untuk gigi) menggunakan UNC 12 manual probe (Hu-Friedy). Kedalaman kantung > 4 mm dianggap sebagai diperdalam.

Pemeriksaan mulut secara menyeluruh dilakukan dengan menggunakan foto X-rays. Seorang spesialis radiologi memimpin analisis dari hilangnya massa tulang pada kelompok tersebut. Untuk menilai hilangnya masa tulang, digunakan penggaris dengan skala yang dinilai pada lembar transparan yang diaplikasikan di atas akar pada apikal sinar-X yang membaginya menjadi tiga bagian dari enamel junction-cemental (ECJ) ke Apeks. Kehilangan massa tulang 2 mm tidak dianggap sebagai kehilangan.

Jumlah gigi dibagi menjadi dua kelompok: (1) subyek dengan> 20 gigi (N = 167) dan (2) mereka yang <21 gigi (n = 33). Jumlah kantung diperdalam (> 4 mm dalamnya) juga dibagi menjadi 2 kelompok tergantung pada berapa banyak kantung yang diperdalam tersebut, subyek dengan : (1) <5 jumlah kantung yang diperdalam (n = 131) dan (2)> 4 jumlah kantung yang diperdalam (n = 69). Persentase perdarahan mulut (% BOP) dikelompokkan sebagai berikut: (1) BOP <21% (n = 134) dan; (2) BOP> 20% (n = 66).

2.4 Analisa Laboratorium Darah sampel serum / plasma segera dibekukan -70 C dan disimpan sampai dianalisis. Plasma glukosa, trigliserida puasa, kolesterol total, lipoprotein densitas tinggi (HDL), dan protein C-reaktif sensitif (hsCRP) dianalisis di laboratorium terakreditasi untuk analisis kimia, Gavle County Hospital. MI dan subyek kontrol dianalisis dengan alat tes yang sama.

2.5 Pengukuran Serum Interleukin 6 (IL-6) Konsentrasi plasma IL-6 diuji menggunakan kit ELISA sensitivitas tinggi dari R & D Systems (Abingdon, Inggris) mengikuti petunjuk yang diberikan oleh pemasok. Variasi pengukuran tes adalah 7,8%.

2.6 Pengukuran Serum IgG and IgA Antibody Titer terhadap A. actinomycetemcomitans (Aa) dan P. gingivalis (Pg) IgA serum dan antibodi IgG terhadap kelas A. actinomycetemcomitans A. dan P. gingivalis ditentukan oleh suatu multiserotype tes ELISA, dimana campuran enam jenis mewakili lima serotipe dan non-serotip dari A. actinomycetemcomitans, dan tiga serotipe dari gingivalis P. digunakan sebagai antigen dalam bentuk formalin yang membunuh seluruh sel. Dua pengenceran (1:1500 dan 1:3000 untuk A. actinomycetemcomitans, 1:100 dan 1:200 untuk P. gingivalis ) dari masing-masing serum (disimpan pada -70 C) dalam rangkap digunakan untuk pengukuran, dan hasil (ELISA unit, UE) telah dinyatakan sebagai variabel. Semua peserta menyetujui inform consent dan penelitian telah disetujui oleh Komite Etika Universitas Uppsala.

2.7 Uji Statistik Tabel kontingensi dan analisis chi-square digunakan untuk membandingkan proporsi antara variabel nominal. Distribusi data yang tidak normal pada variabel kontinu, CRP, IL-6, tingkat antibodi terhadap PG dan Aa diubah untuk mencapai data yang normal. Perbedaan tentang variabel kontinu antara kelompokkelompok dievaluasi dengan ANOVA dan ANCOVA. Analisis regresi logistik, digunakan untuk menganalisa hubungan antara akut miokard infark dan parameter kesehatan mulut [jumlah gigi <21; hilangnya masa tulang (tidak / kecil, sedang dan berat);> 4 kantong> 4 mm kedalaman; dan perdarahan > 20%]. Variabel perancu 'umur, jenis kelamin, merokok, diabetes, hipertensi, CRP, IL-6, kolesterol total, trigliserida, tinggi lipoprotein dan indeks massa tubuh termasuk dalam model ini. Selanjutnya, model regresi logistik digunakan untuk menganalisis bagaimana MI (sebagai variabel dependen) yang berhubungan dengan tingkat IGg terhadap Pg dan di atas parameter oral setelah disesuaikan untuk usia, jenis kelamin dan merokok. Paket program statistik StatView (SAS Inc, NC, USA) digunakan untuk semua analisis.

Anda mungkin juga menyukai